Ye Jin adalah salah satu pendekar yang berusia lima puluh tahun ke atas. Ia telah banyak mengarungi dunia persilatan dan melewati berbagai macam pertarungan hidup dan mati.
Lelaki tua itu berasal dari aliran hitam, sepak terjangnya cukup terkenal di dunia persilatan dan membuatnya banyak diincar pendekar-pendekar aliran putih sebab ia sering membunuh pendekar ataupun manusia biasa yang tidak bersalah.
Satu kejadian membuatnya dipertemukan dengan salah satu pendekar tingkat tinggi dari aliran putih dan menyebabkannya hampir terbunuh. Tapi, pendekar aliran putih itu memberinya satu kesempatan untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik.
Ye Jin berjanji akan berubah, namun itu hanyalah omong kosong belaka. Sebab pada kenyataannya ia kembali berulah dan menjadi pemimpin dari kelompok yang dikenal luas dengan peramp
Prajurit desa yang menemani Fang dan Li Jianchen menjadi penasaran saat mendengar suara jeritan laki-laki dan perempuan dari markas perampok gunung.Hal itu membuatnya ingin mencari tahu lebih jauh, tapi saat ia hendak keluar dari lingkaran energi yang dibuat Fang sebelumnya. Prajurit itu melihat satu sosok mendekatinya. Ia menyipitkan matanya, mencoba melihat dengan jelas sosok tersebut. Saat jarak mereka tinggal beberapa puluh meter, tubuh prajurit itu bergetar hebat dan hampir pingsan sebab ia mengetahui identitas sosok yang mendekatinya."Ke-ketua Ye Jin," ujarnya terbata-bata. Sosok pria berusia lima puluh tahunan itu sangat membekas di hatinya sebab orang yang sama menyebabkan banyak warga desa Lereng Gunung Awan kehilangan harta bahkan nyawanya.Di sisi lain, Ye Jin tersenyum tipis saat melihat sang prajurit.
Li Jianchen telah menghabisi anggota perampok gunung tanpa tersisa seorang pun. Ia kemudian menatap ke arah para wanita yang tengah bersembunyi ketakutan.Li Jianchen berjalan perlahan sambil menutup matanya dengan kedua tangan, tidak ingin melihat pemandangan yang menakjubkan di hadapannya itu."Cepat cari pakaian kalian dan berkumpul diluar." Wanita penghibur itu mengangguk, meskipun ketakutan masih menghantui pikiran mereka. Semuanya masih berjaga-jaga, takut Li Jianchen berubah pikiran dan membunuh mereka.Beberapa saat kemudian, Li Jianchen melepaskan tangan dari matanya, namun ia melihat beberapa gadis yang masih belum keluar dari ruangan itu dan tanpa menggunakan sehelai benang pun. Hal itu membuat Li Jianchen kembali menutup matanya, namun beberapa saat kemudian ia membuka sedikit dari sela-sela jarinya. Seb
Sebuah petir seukuran tombak melesat keluar dari pedang penggetar langit yang dipegang Fang, menuju ke arah Ye Jin yang sedang tertawa di kejauhan. Ye Jin menyadarinya, namun terlambat membuatnya hanya bisa menahan petir tersebut dengan kedua tangannya sambil dialiri tenaga dalam.Boom!Ledakan besar tercipta setelah petir itu berbenturan dengan tangan Ye Jin. Meskipun ia sudah mengalirkan tenaga dalam berjumlah besar namun tetap saja petir yang sama mampu menembus pertahanannya.Hal itu membuat Ye Jin terpental ke udara kemudian beberapa saat setelahnya menabrak bangunan yang merupakan markas mereka.Fang tersenyum tipis, itu adalah jurus kedua dari 'Jurus Pedang : Tujuh Pedang Penggetar Langit' yang ia pelajari. Pemuda itu tidak tinggal diam, ia menyusul tubuh Ye Jin d
Fang membuka matanya setelah mendengar suara yang tidak asing. Kondisinya juga sudah hampir prima, cukup meminum beberapa pil saja maka kekuatannya akan kembali seperti semula. Pemuda itu kemudian mengalihkan pandangannya pada Li Jianchen yang datang bersama para gadis penghibur yang mereka temukan sebelumnya."Saudara Li, kenapa kau lama sekali?" Fang mengernyitkan keningnya."Itu- Saudara Fang," Li Jianchen mendekati Fang lalu membisikkan saat dirinya mengumpulkan harta yang ditinggalkan perampok gunung serta pertemuannya dengan para wanita penghibur ini sekaligus derita yang menimpa mereka.Fang yang mendengarnya terdiam sejenak, kemudian memandangi para gadis yang tengah menundukkan kepala itu. Hati Fang terasa disayat saaat mendengar perlakuan yang dialami mereka.P
Kepulangan rombongan Fang disambut dengan baik oleh kepala desa. Dalam waktu singkat, para warga juga berbondong-bondong mendatangi rumah orang nomor satu di desa itu."Pendekar, apakah kalian berhasil mengusir para perampok gunung?" Salah satu warga bertanya dengan hati-hati, tidak ingin menyinggung Fang maupun Li Jianchen."Kami sudah memastikan tidak ada lagi yang tersisa dari kelompok itu." Li Jianchen berkata dengan semangat membuat warga desa bersorak gembira."Tuan pendekar, kami tidak tau bagaimana harus membalas kebaikan kalian berdua. Andaikan ada yang bisa kami berikan, kami dengan senang hati akan melakukannya." Kepala desa mewakili warganya berterima kasih kepada Fang dan Li Jianchen. Andai saja ia tidak memikirkan harga dirinya, maka kepala desa sudah pasti bersujud malam itu.
Fang dan Li Jianchen menyewa satu buah ruangan yang paling besar di penginapan yang mereka datangi. Setelah membayar uang muka, kedua pemuda itu langsung menuju kamar dan istirahat.Fang juga memesan beberapa menu makanan dan arak, sebab penginapan itu juga menyediakan santapan untuk penyewa penginapan mereka."Saudara Li, apa yang sebaiknya kita lakukan setelah tiba di kota Bukit Barisan?" Fang mengajak Li Jianchen untuk berdiskusi karena pemuda itu kurang paham dengan strategi politik sementara Li Jianchen dari kecil sudah hidup di lingkungan istana yang politiknya sangat kuat.Li Jianchen mendekati Fang dan memberikan sarannya. Pemuda itu menjelaskan berdasarkan dari pengalaman dan pengetahuannya.Fang mengangguk, ia setuju dengan saran dari Li Jianchen.
Ternyata jarak antara kota Gunung Awan Putih dan kota Bukit Barisan memang sedekat yang diceritakan. Dengan menggunakan teknik Sihir Ruang dan Waktu, Fang dan Li Jianchen tidak memakan waktu berhari-hari untuk sampai ke tempat itu. Keduanya sudah tiba sebelum fajar menjelang.Suasana kota sudah cukup ramai, meskipun pagi belum tiba sepenuhnya. Hal ini membuat Fang dan Li Jianchen heran bercampur kagum karena ini kali pertama mereka melihat suasana seperti ini.Keduanya tampil seperti anak muda kebanyakan, agar tidak terlalu mencolok. Mereka bahkan sudah menyembunyikan semua aura yang dimiliki sebelum memasuki kota, sebab tempat ini sedikit berbeda dengan kota lainnya."Mari, saudara Fang." Li Jianchen mengajak Fang untuk mendatangi rumah kolega ayahnya secara langsung. Ia mengetahui kediaman orang tersebut karena Li
Li Jianchen tidak tertarik lagi untuk membahas prajurit yang kurang ajar padanya, ia lebih memilih untuk membahas prioritas mereka sekarang ini. Li Jianchen pun meminta Hong Xiuquan untuk menceritakan yang terjadi padanya dan kota Bukit Barisan."Jadi begini, tuan muda." Pria paruh baya yang memiliki perawakan pendek dan gempal itupun menghela napas panjang kemudian bercerita.Hong Xiuquan adalah salah satu teman baik dari kaisar Li saat mereka masih muda. Saat itu Li Ning masih menyandang gelar pangeran kekaisaran Yang.Hong Xiuquan kemudian menyinggung masalah pengangkatan Li Ning menjadi kaisar menggantikan Li Guan, kakaknya.Lalu, seminggu setelah Li Ning menjadi kaisar, ia memanggil Hong Xiuquan untuk menemuinya di istana dan mereka membicarakan tentang kota Bukit Barisan. Saat itu juga Li Ning meminta Hong Xiuquan untuk menjadi mata-matanya dan mengikuti perintahnya.Semuanya berjalan lancar, Hong Xiuquan terus memberikan informasi kepada kai
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung