Ternyata jarak antara kota Gunung Awan Putih dan kota Bukit Barisan memang sedekat yang diceritakan. Dengan menggunakan teknik Sihir Ruang dan Waktu, Fang dan Li Jianchen tidak memakan waktu berhari-hari untuk sampai ke tempat itu. Keduanya sudah tiba sebelum fajar menjelang.
Suasana kota sudah cukup ramai, meskipun pagi belum tiba sepenuhnya. Hal ini membuat Fang dan Li Jianchen heran bercampur kagum karena ini kali pertama mereka melihat suasana seperti ini.
Keduanya tampil seperti anak muda kebanyakan, agar tidak terlalu mencolok. Mereka bahkan sudah menyembunyikan semua aura yang dimiliki sebelum memasuki kota, sebab tempat ini sedikit berbeda dengan kota lainnya.
"Mari, saudara Fang." Li Jianchen mengajak Fang untuk mendatangi rumah kolega ayahnya secara langsung. Ia mengetahui kediaman orang tersebut karena Li
Li Jianchen tidak tertarik lagi untuk membahas prajurit yang kurang ajar padanya, ia lebih memilih untuk membahas prioritas mereka sekarang ini. Li Jianchen pun meminta Hong Xiuquan untuk menceritakan yang terjadi padanya dan kota Bukit Barisan."Jadi begini, tuan muda." Pria paruh baya yang memiliki perawakan pendek dan gempal itupun menghela napas panjang kemudian bercerita.Hong Xiuquan adalah salah satu teman baik dari kaisar Li saat mereka masih muda. Saat itu Li Ning masih menyandang gelar pangeran kekaisaran Yang.Hong Xiuquan kemudian menyinggung masalah pengangkatan Li Ning menjadi kaisar menggantikan Li Guan, kakaknya.Lalu, seminggu setelah Li Ning menjadi kaisar, ia memanggil Hong Xiuquan untuk menemuinya di istana dan mereka membicarakan tentang kota Bukit Barisan. Saat itu juga Li Ning meminta Hong Xiuquan untuk menjadi mata-matanya dan mengikuti perintahnya.Semuanya berjalan lancar, Hong Xiuquan terus memberikan informasi kepada kai
Fang maupun Li Jianchen setidaknya merasakan ada sepuluh aura bertarung dan aura pembunuh yang diarahkan pada mereka. Namun, keduanya masih bisa bersikap tenang karena diantara kesepuluhnya tidak ada yang melampaui kekuatan mereka. Tapi, tetap saja kedua pemuda itu meningkatkan kewaspadaannya mereka dan tidak meremehkan lawannya.Beberapa saat kemudian sepuluh orang keluar dari persembunyiannya. Lima menghadang jalan di depan Fang dan Li Jianchen sementara separuhnya lagi berada di belakang kedua pemuda itu. Mereka mencoba mengepung Fang dan Li Jianchen agar tidak bisa melarikan diri."Ku pikir siapa, ternyata anggota sekte Lembah Kematian. Ternyata kalian juga dibawah kendali walikota Chu Di." Li Jianchen langsung mengenali pakaian yang dikenakan sepuluh orang itu. Kecintaan dan keinginannya menjadi seorang pendekar memang sangat besar, Li Jianchen sampai-samp
Dua orang yang menggunakan senjata pedang menghela napas berat, keduanya cukup lega karena berhasil menjaga jarak tepat waktu. Setelah melihat rekan mereka yang terluka para akibat satu serangan Fang, membuat kelompok itu lebih berhati-hati.Dua pendekar pedang itu kemudian mengeluarkan sebuah guci kecil dari balik bajunya dan menaburkan bubuk yang ada di dalamnya. Fang menyadari bahwa itu adalah racun, membuatnya lebih meningkatkan kewaspadaannya.Di sisi lain, Li Jianchen bertarung dengan lima anggota sekte Lembah Kematian lainnya. Tiga di antara mereka memiliki kekuatan di tingkat Pendekar Emas Kelas Satu sementara dua lainnya sudah menembus Pendekar Ahli Kelas Tiga."Tapak Rantai Dua Belas!"Li Jianchen menggunakan salah satu jurus tangan kosong yang diajarkan Jiang
Serangan yang terus dilancarkan tetua She membuat Fang sedikit kesulitan. Ia harus sebisa mungkin menghindari kuku-kuku tajam beracun itu membuat gerakan Fang sedikit kaku dan mengakibatkan dirinya menciptakan sebuah celah."Sekarang!" Tetua She Yanyun berteriak dengan keras.Empat anggota sekte Lembah Kematian lainnya langsung menyerang Fang secara bersamaan membuat pemuda itu tidak bisa menghindar dengan cepat. Akibatnya, satu goresan dari pedang beracun lawan berhasil mendarat di dadanya.Fang dengan cepat mengkonsumsi pil Empat Kehidupan untuk memulihkan kondisinya."Sepertinya mereka tidak bisa diremehkan." Fang tersenyum kecut. Ia kemudian mengeluarkan pedang penggetar langit dari gelang semesta. Keterkejutan terlihat di masing-masing wajah anggota sekte Lembah Kem
Empat anggota sekte Lembah Kematian melompat menjauh dari tubuh satu rekan mereka yang kepalanya kini sudah terpisah dari badannya. Kepala pendekar itu menggelinding di jalanan dengan darah yang berceceran dimana-mana. Mereka tidak menyangka itu adalah perbuatan Li Jianchen yang sekarang sudah menjaga jarak dari mereka.Li Jianchen tidak tinggal diam, ia kembali menghilang dari pandangan, membuat anggota sekte Lembah Kematian yang tersisa meningkatkan kewaspadaan mereka. Seseorang merasakan sesuatu mendekati tubuhnya. Dengan cepat ia menebaskan goloknya tetapi hanya menembus udara yang kosong.Dan beberapa saat kemudian, salah satu rekan disampingnya menjerit keras diikuti dengan pedang yang menancap di perutnya. Li Jianchen muncul sambil memegangi pedang tersebut. Dengan cepat ia menarik pedang itu dan kembali menjaga jarak dari lawannya.
Tubuh anggota sekte Lembah Kematian bergetar hebat setelah melihat tubuh tetua She yang mati dengan mengenaskan. Apalagi pria paruh baya itu terbunuh dalam waktu singkat."Pendekar, tolong lepaskan kami. Kami berjanji akan berubah." Anggota sekte Lembah Kematian tidak punya keberanian lagi untuk menyerang Fang dan Li Jianchen. Mengetahui musuh mereka mampu mengalahkan tetua She dengan mudah, tentu bukanlah orang sembarangan dan pasti bisa membunuh mereka dalam waktu singkat.Fang menatap ke arah ketiga anggota sekte Lembah Kematian itu kemudian mendekati Li Jianchen dan mengalirkan qi kepada pemuda itu. Fang lalu kembali memandangi musuh di hadapannya yang sudah menyerah. Mereka bahkan sudah meletakkan senjatanya di tanah."Aku bisa melepaskan kalian, namun hanya satu orang. Jadi, kalian bertiga harus bertarung untu
Sebuah bangunan besar nan megah, memiliki dua lantai terlihat berdiri di pusat kota Bukit Barisan. Tepat di atas pintu bangunan tersebut terlihat sebuah kalimat yang cukup besar."KEDIAMAN WALIKOTA, CHU DI!"Bangunan itu dijaga setidaknya empat orang prajurit di bagian pagar depan dengan dilengkapi tombak juga perisai.Tepat di bagian dalam rumah, dia sebuah ruangan yang cukup besar terlihat seorang pria berusia lima puluh tahunan tengah mengerutkan keningnya. Ia kemudian memandangi ke arah seorang pria lainnya yang mengenakan pakaian berwarna hitam-hitam dan memegangi sebuah tongkat kayu berkepala ular.Sosok itu seakan mengerti maksud dari tatapan tersebut yang membuatnya mengalihkan pandangannya pada seseorang yang tengah bersujud di tengah ruangan dan menggunakan pak
Pandangan Fang tertuju pada para pengemis yang tidak jauh darinya. Lagi-lagi ia menemukan para pengemis tersebut berasal dari dunia persilatan. Hal ini kembali membuat rasa penasarannya memuncak, Fang yakin ada rahasia dibalik kemunculan mereka. "Tampaknya aku benar-benar harus serius menyelediki mereka. Jangan sampai mereka menimbulkan kekacauan yang tidak bisa ku selesaikan nantinya." Fang memegangi rambutnya. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya, mencari Rumah Anggrek Ungu di kota itu. Beberapa saat kemudian Fang menemukan bangunan tersebut. Sama seperti di kota besar lainnya, tempat itu berdiri dengan kokoh dan megah. Fang mendekati bangunan tersebut, namun langkahnya dihentikan para penjaganya. "Manusia biasa tidak boleh memasuki tempat ini," Fang menepuk jidat
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung