Home / Pendekar / Sang Penguasa / Kabar Buruk

Share

Kabar Buruk

Author: SWEET_OWL
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Keesokan harinya, di sebuah ruangan pertemuan berkumpul lah beberapa orang yang mengenakan pakaian mewah. Mereka adalah para petinggi kekaisaran Yang. Yang paling menarik perhatian adalah seorang pria yang terlihat berusia tiga puluh tahunan yang sedang duduk di kursi istimewa. Wajahnya tampan, sikapnya penuh kewibawaan serta berkarisma walaupun sebenarnya hal itu berbanding terbalik dengan suasana hatinya sekarang.

Dia tidak lain adalah Li Guan, belakangan diketahui ia merupakan seorang kaisar dari daerah yang bernama kekaisaran Yang.

Tujuan ia mengumpulkan bawahannya di ruangan itu adalah untuk membahas tentang istri dan anaknya yang sampai saat itu belum sampai ke istana. Padahal di konfirmasi dari kediaman mertuanya, istri dan anaknya sudah pulang tiga hari sebelumnya dikawal beberapa prajurit dari istana dan satu orang pengawal khusus yang berkemampuan tinggi.

Walaupun ada hambatan di jalan, seperti sebelum-sebelumnya, mereka akan tiba pagi hari ini. Tetapi sampai siang hari pun mereka juga belum tiba, hal itu membuat kaisar Li Guan khawatir.

"Kepala prajurit Wang, siapkan pasukan khusus Kekaisaran untuk menelusuri jalan yang ditempuh Ratu Yin Rong dan putra mahkota. Pastikan kau menemukan mereka atau paling tidak jejaknya." Kaisar Li Guan memberi titah.

"Hamba mengerti Yang Mulia!"

Di sela-sela diskusi mereka, tiba-tiba seorang kasim masuk ke ruang pertemuan itu dengan tergesa-gesa. Ia ingin menyampaikan sesuatu dan dari raut wajah yang ditunjukkan, itu bukanlah sebuah kabar yang baik.

"Ampun Yang Mulia, ada seorang prajurit yang ingin bertemu dengan Anda dan ingin menyampaikan sesuatu. Hal ini berhubungan dengan rombongan yang mulia ratu." Ucap Kasim terbata-bata.

Sebelumnya, saat sang Kasim sedang sibuk mengerjakan tugasnya, seorang prajurit menemuinya. Tanpa basa-basi prajurit itu langsung menceritakan apa yang terjadi pada rombongan Ratu Yin Rong.

Kasim yang mendengar hal itu sangat terkejut, tubuhnya juga bergetar hebat. Melihat itu adalah kabar yang sangat buruk, sang Kasim tidak berani untuk menyampaikannya secara langsung, sebab itulah ia meminta prajurit tersebut yang menyampaikannya. Sebab itulah saat ini Kasim itu mengajak prajurit itu dan meminta menunggu di luar ruangan sementara ia menemui Kaisar untuk meminta izinnya.

"Suruh ia masuk!" Jawab kaisar Li Guan tidak sabar, wajahnya juga menunjukkan ketegangan. Sikap tenang dan berwibawa yang ditunjukkannya di awal pertemuan kini sudah hilang sepenuhnya digantikan dengan rasa cemas.

Mendengar itu sang Kasim langsung memanggil prajurit tersebut dan memintanya menghadap sang Kaisar.

"Apa yang ingin kau sampaikan terkait rombongan Ratu Yin Rong?" Tanya Kaisar Li Guan langsung. Ia sudah tidak sabar mengetahui informasi apa yang ingin disampaikan, apalagi melihat prajurit itu menunjukkan raut wajah yang pucat. Kaisar Li Guan menyadari bahwa apa yang akan disampaikan oleh prajurit tersebut adalah kabar yang buruk.

Sebuah pemikiran tiba-tiba terlintas dibenaknya, tapi ia langsung menepisnya dan berharap itu tidak akan pernah terjadi.

Di sisi lain, prajurit itu langsung menjelaskan apa yang ingin ia sampaikan.

"Apa katamu!" Kaisar Li Guan langsung bereaksi keras setelah sang prajurit menyelesaikan perkataannya, ia sampai-sampai bangkit dari singgasananya dan melemparkan gelas yang ada di tangannya.

Tubuhnya gemetar, wajahnya pucat, dan amarahnya memuncak. Tapi ia tidak bisa melanjutkan perkataannya sebab tubuhnya tiba-tiba menjadi lemas dan sesaat kemudian ia mengeluarkan darah segar.

Bukan hanya kaisar Li Guan, tetapi seseorang yang ada di samping kanannya juga merasakan hal yang sama.

Belakangan diketahui sosok itu bernama Li Ning yang tidak lain adalah adik kandung dari Li Guan.

Hal ini membuat para pejabat Kekaisaran panik, mereka berdiri dari tempat duduknya masing-masing dan berniat membantu Kaisar Li Guan.

"Kau benar-benar ingin memberontak dan mengambil alih kekuasaan dariku, perdana menteri Ji?" Kaisar Li Guan menunjuk ke arah sosok yang ada di samping kirinya dengan murka.

Ternyata prajurit yang tadi, menyampaikan bahwa Ratu Yin Rong dan putra mahkota Li Tian sudah terbunuh di dalam perjalanan kembali ke istana oleh sekelompok pembunuh bayaran.

Prajurit itu juga mengatakan bahwa sebelum meninggalkan lokasi penyergapan, pemimpin kelompok itu mengatakan kepada anggotanya bahwa mereka melakukan itu karena dibayar oleh perdana menteri Ji Xiang. Karena ia ingin merebut kekuasaan dari tangan kaisar Li Guan. Prajurit itu mendengarnya ketika ia pura-pura mati.

"Cepat tangkap perdana menteri Ji, jangan biarkan dia lolos!" Kaisar Li Guan memerintahkan para prajurit yang berada di luar ruangan untuk menangkap pendana menteri Ji Xiang dan tidak membiarkannya lolos.

Di sisi lain para petinggi Kekaisaran yang mendengar hal itu, langsung berdiri dan terpecah menjadi dua. Sebagian berdiri di dekat perdana menteri Ji Xiang dan berniat melindunginya sementara sisanya ikut mengepung perdana menteri Ji dengan menghunuskan pedang ke arahnya.

"Apa-apaan ini? Kalian sudah bekerja sama dengan perdana menteri Ji?" Tanya Kaisar Li Guan kepada petinggi Kekaisaran yang melindungi perdana menteri.

"Ini hanyalah kesalahpahaman Yang Mulia. Pasti ada orang yang merencanakan ini dan mengambinghitamkan aku!" Perdana menteri Ji mengelak bahwa ia yang merencanakan hal tersebut.

"Benar Yang Mulia, aku yakin ini adalah sebuah kesalahpahaman!" Salah satu petinggi ikut berpendapat.

Menurutnya kejadian ini sedikit janggal, sebab perdana menteri Ji adalah orang kepercayaan Kaisar Li Guan dan sudah seperti ayah kandungnya sendiri. Sebaliknya, perdana menteri juga sudah menganggap Kaisar Li Guan seperti anak kandungnya sendiri.

Sebab, perdana menteri Ji adalah salah satu orang yang mengurus Kaisar Li Guan semasa kecilnya bahkan sampai sekarang.

Jadi, rasanya mustahil perdana menteri Ji Xiang akan melakukan hal tersebut. Apalagi dia sudah menjadi perdana menteri Kekaisaran Yang sejak mendiang Kaisar sebelumnya, ayah Kaisar Li Guan yang memegang tampuk kekuasaan.

Selain itu, para bangsawan yang bermarga Ji sudah secara turun-temurun menjadi perdana menteri Kekaisaran Yang dan telah bersumpah untuk menjaga keluarga Kekaisaran.

Kaisar Li Guan masih tidak percaya, ia langsung memerintahkan prajurit dan pejabat Kekaisaran yang memihak kepadanya untuk membawa dan menahan perdana menteri Ji di penjara bawah tanah.

Hal itu juga membuat pertarungan hampir pecah antara petinggi Kekaisaran yang memihak kepada perdana menteri dan yang memihak kepada Kaisar Li. Semuanya telah mengangkat senjatanya masing-masing. Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi sebab perdana menteri Ji melarang petinggi Kekaisaran yang berpihak kepadanya untuk melawan.

"Tidak saudara-saudaraku, biarkan saja. Bagiku, perintah Yang Mulia adalah hal yang paling utama. Jika ia menginginkan aku ditahan, maka itu yang akan aku lakukan." Perdana menteri Ji mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Ia bersiap untuk diborgol dan dimasukkan ke dalam penjara.

"Yang Mulia, ini adalah murni kesalahanku pribadi, mereka tidak ada yang ikut campur atau bekerja sama denganku. Ku mohon lepaskan mereka." Sebelum ia dibawa, perdana menteri Ji meminta Kaisar Li untuk membebaskan petinggi yang membelanya.

Walaupun Kaisar Li Guan sangat emosi dan murka kepada perdana menteri Ji, tapi di lubuk hatinya yang paling dalam masih ada kepercayaan kepada perdana menteri itu, karena ia sudah merasakan sendiri kasih sayang yang diberikan oleh pria sepuh tersebut.

Akan tetapi untuk sekarang Kaisar Li Guan tidak bisa memikirkan jalan yang terbaik, sebab itulah ia menahan perdana menteri dan akan menyelidiki kasus ini saat ia pulih.

Perdana menteri Ji langsung dibawa pergi oleh para prajurit ke penjara bawah tanah, sementara petinggi Kekaisaran yang membelanya diberikan hukuman yaitu dicopot dari jabatannya saat itu juga dan diusir dari istana. Di sisi lain, Kaisar Li Guan dan adiknya Li Ning pergi ke ruang pengobatan untuk mengobati racun ditubuh mereka.

Sesampainya di ruang pengobatan, tabib terbaik istana langsung memeriksa keadaan Kaisar Li Guan dan Li Ning. Setelah mengecek beberapa bagian tubuh, ia mendapati bahwa racun yang digunakan itu adalah Racun Kelabang Hijau yang sangat mematikan.

Tabib Yao Farau menyampaikan hasil analisanya, "Racun yang ada di dalam tubuh Yang Mulia Kaisar sudah cukup parah karena sudah menyerang ke bagian jantung. Kemungkinan untuk sembuh adalah satu persen."

Mendengar itu, Kaisar Li Guan menjadi sedih karena ia tahu bahwa dampak dari Racun Kelabang Hijau adalah membuat orang yang terkena akan lumpuh total dan tubuhnya pun perlahan-lahan akan berubah warna menjadi hijau.

Kesedihan Kaisar Li Guan sedikit terobati setelah mendengar hasil analisa tabib Yao Farau setelah memeriksa tubuh adiknya, Li Ning.

Racun yang berada di tubuh Li Ning tidak begitu parah dan belum menyebar ke jantung. Sebab itulah persentase kesembuhannya cukup besar.

"Ning, jika aku tidak sembuh dan lumpuh total. Ku serahkan kekuasaan Kekaisaran Yang ini kepadamu. Jaga dan pertahankan serta buat rakyat menjadi makmur, adil dan sejahtera." Kaisar Li Guan tersenyum tipis.

Li Ning yang mendengar hal itu terkejut, "Tapi Kak, aku tidak bisa melakukannya. Aku masih terlalu muda untuk hal itu," Li Ning menolak halus permintaan kakaknya tersebut.

"Ning, selain kau tidak ada lagi yang berhak menduduki posisi ini. Terima saja, anggap itu permintaan terakhir kakak!" Kaisar Li Guan terus memaksa dan mendesak Li Ning.

Karena terus dipaksa, akhirnya Li Ning menyetujuinya.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
M Arkanudin
kereeeeeeennn
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
naksksosos
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
Bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Penguasa   Kaisar Baru

    Tiga hari telah berlalu semenjak kejadian di ruang pertemuan. Kabar pemberontakan yang dilakukan perdana menteri pun tidak bisa disembunyikan dan dengan cepat menyebar ke permukaan.Banyak yang tidak percaya bahwa perdana menteri Ji akan melakukan pemberontakan untuk mengambil alih kekuasaan Kekaisaran, tetapi banyak juga yang berpikiran itu adalah hal yang bukan mustahil. Perebutan kekuasaan untuk jabatan, harta dan wanita, memang sering membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Setidaknya itu adalah hal yang paling mendasar untuk pemicuh sebuah perkelahian.Walaupun demikian, pejabat Kekaisaran yang ikut terlibat dalam pertemuan itu sebisa mungkin untuk menekan penyebaran itu agar tidak terlalu membesar.Di sisi lain, sesuai yang telah disampaikan tabib terbaik istana. Kaisar Yang saat ini, Li Guan memang tidak bisa disembuhkan dan ia lumpuh total. Tubuhnya pun perlahan-lahan mulai berubah warna menjadi kehijauan. Beruntung Racun Kelabang Hijau hanya melumpu

  • Sang Penguasa   Kakek dan Cucu

    Matahari hampir terbenam saat bocah bernama Fang dan sang kakek selesai memancing. Keduanya lalu meninggalkan tempat itu untuk kembali ke rumah mereka."Fang'er, apakah kau masih merasakan kedinginan?" Tanya Kakek dengan khawatir."Tidak kek, setelah kau mengalirkan tenaga dalam ke tubuhku, aku langsung merasakan kehangatan." Balas sang bocah sambil tersenyum lebar, senyuman yang mampu membuat orang melihatnya akan merasakan kenyamanan dan kedamaian.Fang, itu adalah nama bocah tersebut. Tidak memiliki marga atau tambahan nama seperti kebanyakan orang. Pernah Fang menanyakan hal tersebut kepada sang Kakek, tetapi pria sepuh itu hanya mengatakan ia akan mengetahuinya setelah waktunya tepat. Fang hanya bisa memanyunkan bibirnya, sebab itu tidak tahu kapan waktu yang tepat itu akan datang.Sesuai perawakannya yang mungil, Fang berusia enam tahun. Meskipun demikian, Fang tidak lemah seperti yang terlihat, dengan tubuh kecilnya ia bisa memikul benda atau hewan

  • Sang Penguasa   Pengenalan dan Pemahaman

    Karena terlalu mabuk, sang Kakek pun akhirnya pingsan tidak sadarkan diri. Fang yang melihat hal tersebut hanya bisa memanyunkan bibirnya sebab ia tahu apa yang harus dilakukannya setelah itu.Fang langsung menaikkan tubuh sang Kakek ke punggungnya, lalu menggendongnya kembali ke dalam rumah. Lagi-lagi, bocah itu menunjukkan tubuhnya yang kuat berbeda dengan anak-anak seusianya. Sebab ia tanpa kesulitan menggendong tubuh pria tua tersebut."Hanya dengan arak murah seperti ini sudah membuat Kakek tidak sadarkan diri." Fang menggelengkan kepalanya dan mulai menggerutu. Sementara itu, sang Kakek yang berada di punggungnya tertawa kecil, ternyata ia masih sadarkan diri.Fang sebenarnya mendengar hal tersebut, tapi ia pura-pura tidak mengetahuinya dan tetap menggendong sang Kakek sampai ke dalam rumah. Sebab itu adalah masa-masa terbaik yang bisa mereka lalui.Keesokan paginya, ketika Fang bangun dari tidurnya. Dengan menggosok kedua matanya yang masih menahan

  • Sang Penguasa   Latihan

    Beberapa saat kemudian, Kakek kembali lagi dengan membawa sebuah keranjang yang cukup besar. Keranjang itu biasa Kakek bawa untuk menangkap ikan."Mancing lagi kek?" Tanya Fang, "Katanya hari ini mau ngajarin aku ilmu beladiri?" Sambungnya sedikit cemberut."Keranjang ini adalah alat untuk latihan pertamamu," balas Kakek tanpa menjelaskan lebih lanjut."Ayo ikuti Kakek," Sambung pria tua itu sambil berjalan meninggalkan rumah. Fang sendiri mengikutinya dari belakang.Keduanya berhenti setelah berada di lokasi yang banyak bebatuan. Sang Kakek menurunkan keranjang di punggungnya dan mulai memasukkan bebatuan yang ukurannya cukup besar ke dalamnya tanpa banyak bicara.Di sisi lain, Fang penasaran dengan yang dilakukan Kakeknya itu. Akan tetapi, sebelum ia menanyakannya, sang Kakek sudah selesai mewadahi bebatuan tersebut."Kemari," panggil Kakek kepada Fang. Fang menurutinya, walaupun banyak pertanyaan yang ada di benaknya."Sekarang, co

  • Sang Penguasa   Hewan Liar

    Fang menghentikan lajunya setelah hampir menabrak tubuh babi hutan itu. Ia ingin meninggalkannya, akan tetapi babi hutan tersebut tidak membiarkannya."Ngok-Ngok," babi hutan tersebut seakan bertanya kenapa Fang mengganggunya. Hewan liar itu mendengus kesal dan bersiap menyerang si bocah kecil.Tanpa menunggu penjelasan Fang dan meskipun bocah itu menjelaskan sekalipun sang babi hutan tersebut tidak akan mengerti, hewan liar itu menyerangnya dengan ganasnya."Tunggu dulu, kenapa kau menyerang ku?" Ucap Fang sambil menghindari serangan babi hutan. Ia tidak berminat menanggapi serangan hewan liar tersebut."Ngok-Ngok," sang babi hutan tidak mengerti ucapan Fang. Malah hewan liar itu menganggap Fang menghinanya. Oleh sebab itu, sang babi hutan menambah keganasannya dalam menyerang Fang.Awalnya Fang bisa menghindari semua serangan babi hutan itu, akan tetapi pada serangan-serangan selanjutnya, ia tidak bisa menghindarinya dan membuat sang babi hutan b

  • Sang Penguasa   Harimau Cambuk Api

    Empat tahun telah berlalu, kini Fang menginjak usia sepuluh tahun. Perubahan besar terjadi padanya, terutama untuk tubuhnya yang kini sudah lebih besar dan tinggi daripada sebelumnya.Saat ini Fang sedang duduk di bebatuan besar di bawah air terjun, ia sedang bermeditasi untuk berlatih pernapasan dan menambah tenaga dalamnya. Fang sendirian, Sang Kakek tidak terlihat di sana sebab ia mulai membiarkan Fang berlatih sendiri sejak setahun yang lalu.Fang membuka matanya saat ia mendengar sebuah raungan keras yang mengganggu telinganya. Ia menoleh ke sekitarnya, tetapi tidak menemukan keberadaan sosok yang meraung itu. Anehnya lagi, raungan tersebut tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi."Suara apa itu tadi?" Fang tidak berdiam diri, dia begitu penasaran dengan suara tersebut. Ia memutuskan untuk menghentikan latihannya dan memeriksa beberapa lokasi di dekat tempat itu.Setelah beberapa waktu, ia tidak menemukan apapun yang mencurigakan atau pun sosok yang me

  • Sang Penguasa   Pertarungan Antara Hewan Gaib

    Harimau Cambuk Api memulai pertarungan, ia melompat ke dalam kerumunan Serigala Haus Darah. Hewan Gaib itu mengibaskan ekornya ke arah salah satu Serigala Haus Darah dan mengincar bagian kepalanya. Namun tidak mengenai target, sebab serigala-serigala itu bergerak dengan cepat. "Auuummm," raung Harimau Cambuk Api. Tampaknya sebuah raungan dapat meningkatkan gairah dan kepercayaan diri Harimau Cambuk Api. Sementara kawanan Serigala Haus Darah tidak membiarkan Harimau Cambuk Api menyerang mereka dengan leluasa. Memanfaatkan jumlah mereka yang banyak, sepuluh ekor Serigala Haus Darah itu menyerang Harimau Cambuk Api secara bersamaan yang membuatnya harus melompat mundur dari kepungan itu. "Pertarungan yang luar biasa," ucap Fang pelan sambil terus mengamati pertarungan antara Hewan Gaib itu. Fang kemudian menyaksikan Harimau Cambuk Api sedang membuka mulutnya lebar-lebar dan sesaat kemudian melepaskan sebuah gumpalan api berwarna merah kebiruan yang meles

  • Sang Penguasa   Teman Baru

    "Kakek, aku pulang," Fang mencari keberadaan Kakeknya dan menemukannya sedang memasak saat ia kembali bersama dengan Xiao Laohu.Kakek membalikkan badannya dan tersenyum kepada Fang, tapi senyumannya terhenti setelah ia menemukan seekor harimau di belakang bocah itu. Yang paling membuatnya terkejut adalah karena ia mengetahui identitas sang harimau."Harimau Cambuk Api?" Tanya Kakek dengan penasaran, meskipun demikian tidak ada ketakutan di wajahnya. Hal itu cukup membuat Fang mengerti bahwa sang Kakek tidak khawatir akan diserang oleh sang harimau."Tampaknya kekuatan Kakek jauh lebih tinggi di atas Xiao Laohu," gumam Fang di dalam hatinya. Ia bertambah penasaran dengan kekuatan pria tua di hadapannya itu.Kekuatan Xiao Laohu sendiri berada di tingkat setara dengan Pend

Latest chapter

  • Sang Penguasa   Pengumuman!

    Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.

  • Sang Penguasa   Sepatah Dua Kata dari Author

    Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se

  • Sang Penguasa   Akhir Kebahagiaan

    Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me

  • Sang Penguasa   Akhir Pertempuran Berdarah

    Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIV

    Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIII

    "Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XII

    Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XI

    Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah X

    Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung

DMCA.com Protection Status