Beranda / Pendekar / Sang Penguasa / Pertolongan dari Sosok Misterius

Share

Pertolongan dari Sosok Misterius

Penulis: SWEET_OWL
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-13 01:45:06

Tidak ada tanggapan dari sosok misterius itu, yang terjadi selanjutnya adalah rekan pria itu tiba-tiba terbang dan hal yang selanjutnya terjadi adalah, kepalanya membentur dinding gua dan tewas seketika. Darah mulai menetes dari tubuh pria tersebut bagai air hujan yang mengalir dengan deras.

Kini yang tersisa hanyalah anggota kelompok Gagak Pembunuh yang meminta maaf tadi.

"Ku mohon maafkan kelancanganku, Senior. Aku-Aku tidak berniat lagi menangkap wanita dan bayi laki-laki itu. Aku hanya ingin keluar dari tempat ini hidup-hidup."

Sikap gagah, wajah seram dan nafsu pembunuh yang ditunjukkannya di awal kini tidak terlihat lagi. Berganti dengan wajah ketakutan, tubuh bergetar hebat, dan tidak ketinggalan celananya yang sudah basah. Bukan karena hujan, sebab mereka bisa mengeringkan pakaiannya dengan kekuatannya, melainkan disebabkan oleh air kencing yang tanpa terasa tiba-tiba keluar dari kemaluannya.

Tidak ada jawaban dari sosok misterius itu dan beberapa saat kemudian ia menampakkan dirinya. Ternyata sosok misterius tersebut adalah seorang pria sepuh yang terlihat berusia lima puluh tahunan. Padahal usia sebenarnya adalah seratus lima puluh tahunan. Ia bisa terlihat awet muda karena ilmu yang dipelajarinya dan kekuatannya yang bisa menekan penuaan di wajahnya.

Tubuh pendek dan gempal, itu yang akan orang-orang lihat darinya. Sangat bertolak belakang dengan apa yang dilakukannya sebelumnya, bergerak dengan cepat membunuh para anggota kelompok Gagak Pembunuh bahkan tanpa jejak dan suara sekalipun.

Selain itu, alis panjang, kumis tebal dan janggut yang lebat berwarna putih, menjadi ciri khasnya sendiri.

Tanpa banyak bicara, pria sepuh itu bergerak dengan cepat menjadi sebuah bayangan dan mendarat tepat di hadapan anggota kelompok Gagak Pembunuh yang tersisa.

Sebelum pria bertopeng itu bisa membuka mulutnya, pria sepuh tersebut sudah mencekik lehernya dan sesaat kemudian ia mematahkannya. Tidak hanya sampai di sana, pria sepuh itu juga memisahkan leher yang telah patah tersebut dengan tubuhnya. Seketika itu juga, darah segar berceceran dimana-mana.

"Arghhhh,"

Wanita yang dari tadi menyaksikan pembunuhan itu tidak bisa lagi menahan dirinya untuk berteriak. Meskipun sebenarnya, tubuhnya sangat lemah bahkan untuk bergerak sedikit saja sudah susah.

Sementara itu, bayi laki-laki yang tadinya diam tanpa suara, kini tertawa. Bahkan ia menjulurkan tangan mungilnya kepada pria sepuh tersebut.

Di sisi lain, setelah membunuh semua anggota kelompok Gagak Pembunuh, pria sepuh tersebut membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah wanita yang ditolongnya. Ia bisa melihat wanita itu lebih takut kepadanya dibandingkan kelima orang anggota kelompok Gagak Pembunuh.

Pria sepuh itu hanya tersenyum tipis dan kemudian berjalan mendekati wanita yang sedang menggendong bayi laki-laki tersebut.

"Siapa namamu?" tanya pria sepuh itu dengan lembut sambil tersenyum tipis. Tidak ada kemarahan atau pun emosi yang terlihat di wajahnya. Walaupun demikian, wanita itu masih ketakutan. Pria sepuh itu harus bertanya beberapa kali lagi, barulah wanita itu menjawab pertanyaannya dengan suara terbata-bata.

"Yin-Yin Rong," jawabnya sambil memeluk putranya dengan erat.

"Ku mohon padamu senior, ambil saja nyawaku tapi tolong lepaskan anakku!" Yin Rong bersujud di sela-sela napasnya yang sudah terengah-engah. Ia mengira pria tua itu ingin mendapatkan sesuatu darinya atau lebih parah lagi berniat membunuhnya serta anaknya juga.

Pria sepuh itu hanya tersenyum, ia tetap mendekati Yin Rong yang membuat wanita itu mendekap anaknya lebih erat.

Yin Rong memejamkan matanya ketika melihat pria sepuh itu mengangkat tangannya.

Ia mengira bahwa pria sepuh tersebut akan mematahkan lehernya, tapi pemikirannya itu salah. Pria sepuh itu malah menyentuh kepalanya dan sesaat kemudian Yin Rong merasakan kehangatan yang mengalir di tubuhnya.

Tapi hal itu tidak berlangsung lama, sebab pria sepuh itu menghentikannya.

"Maafkan aku, Nak! Tampaknya dengan kekuatanku sekalipun kau tidak akan tertolong," senyum yang terpancar di wajah pria sepuh itu berubah menjadi kesedihan.

"Aku… aku juga mengetahuinya senior," setelah merasakan bahwa pria sepuh itu orang yang baik, Yin Rong tidak takut lagi padanya.

"Terima kasih senior sudah mencoba membantuku, tapi aku sudah mengetahui batasanku. Bagaimana jika senior membantuku hal lain, aku akan sangat berterima kasih. Dan jika kita bertemu di kehidupan selanjutnya, aku akan berusaha membalas utang ini dengan segenap kemampuanku," ucap Yin Rong dengan penuh harapan.

"Tanpa kau beritahu, aku sudah mengetahui pertolongan apa yang kau minta. Kau bisa mempercayakannya padaku, aku akan merawatnya dengan baik," pria sepuh itu mengambil bayi laki-laki itu dari pelukan Yin Rong.

"Jika demikian, aku bisa pergi dengan tenang. Ku percayakan putraku padamu senior. Namanya Li Tian, tapi ku mohon pada senior untuk mengganti namanya setidaknya sampai ia sudah bisa menjaga dirinya sendiri," napas Yin Rong mulai tidak stabil, pandangannya pun mulai mengabur.

"Saat Li Tian sudah bisa menjaga dirinya sendiri, tolong berikan ini padanya!" Yin Rong memberikan beberapa barang kepada pria sepuh itu.

Setelah pria sepuh tersebut menerimanya, Yin Rong memhembuskan napas terakhirnya.

"Wanita yang malang! Aku berjanji akan melakukan yang terbaik untuk anakmu. Aku juga akan menganggapnya sebagai cucu kandungku!" Gumam pelan pria sepuh tersebut.

Merasa tidak aman lagi jika ia berlama-lama di tempat itu, pria sepuh tersebut membawa mayat Yin Rong dan bayi laki-laki itu bersamanya.

Benar saja, beberapa saat setelah kepergian mereka, terlihat seseorang mendatangi gua tersebut.

Dilihat dari pakaian dan topeng yang ia kenakan, sosok itu adalah anggota kelompok Gagak Pembunuh.

Yang membedakannya hanya pakaiannya berwarna putih tetapi tetap ada corak burung gagak di beberapa bagian pakaiannya. Serta topengnya yang juga berwarna putih dengan corak burung gagak yang sama.

"Kurang ajar, aku terlambat!" Dengusnya dengan kesal sambil menendang dua mayat yang ada di hadapannya.

Belakangan diketahui sosok itu adalah salah satu petinggi kelompok Gagak Pembunuh. Namanya sendiri adalah Ye Jianfeng.

Sebelumnya Ye Jianfeng bertarung dengan pengawal khusus Yin Rong, karena kekuatan keduanya tidak berjauhan, Ye Jianfeng tidak bisa mengalahkannya dengan mudah. Oleh sebab itu, ia memerintahkan anak buahnya untuk mengejar Yin Rong dan putranya.

Ia tidak menyangka kelima anak buah yang diutusnya akan gagal menangkap Yin Rong dan putranya bahkan mereka terbunuh di tempat itu.

"Siapa yang membantu wanita sialan itu? Aku tidak yakin ia bisa membunuh kelima anggotaku," gumamnya di dalam hati dan bertanya-tanya penuh kebingungan.

"Aku tidak bisa kembali seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu," Ye Jianfeng kembali bergumam pelan sambil memikirkan hal yang harus ia lakukan.

Akhirnya setelah berpikir cukup keras, ia mendapatkan sebuah ide. Yang harus dilakukannya adalah mendatangi desa yang tidak jauh dari tempat itu dan menculik wanita yang sedang memiliki bayi. Rencananya mereka yang akan dijadikan pengganti Ratu Yin Rong dan putranya untuk dilaporkan ke atasannya dan penyewa mereka.

Setelah merasa itu adalah ide yang paling bagus, Ye Jianfeng pun segera pergi dari tempat itu.

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Muhammad Abdul
lumayan aseeek
goodnovel comment avatar
M Arkanudin
ngeri bingit
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
wahhhh.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Penguasa   Kabar Buruk

    Keesokan harinya, di sebuah ruangan pertemuan berkumpul lah beberapa orang yang mengenakan pakaian mewah. Mereka adalah para petinggi kekaisaran Yang. Yang paling menarik perhatian adalah seorang pria yang terlihat berusia tiga puluh tahunan yang sedang duduk di kursi istimewa. Wajahnya tampan, sikapnya penuh kewibawaan serta berkarisma walaupun sebenarnya hal itu berbanding terbalik dengan suasana hatinya sekarang.Dia tidak lain adalah Li Guan, belakangan diketahui ia merupakan seorang kaisar dari daerah yang bernama kekaisaran Yang.Tujuan ia mengumpulkan bawahannya di ruangan itu adalah untuk membahas tentang istri dan anaknya yang sampai saat itu belum sampai ke istana. Padahal di konfirmasi dari kediaman mertuanya, istri dan anaknya sudah pulang tiga hari sebelumnya dikawal beberapa prajurit dari istana dan satu orang pengawal khusus yang berkemampuan tinggi.Walaupun ada hambatan di jalan, seperti sebelum-sebelumnya, mereka akan tiba pagi hari ini. Tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Sang Penguasa   Kaisar Baru

    Tiga hari telah berlalu semenjak kejadian di ruang pertemuan. Kabar pemberontakan yang dilakukan perdana menteri pun tidak bisa disembunyikan dan dengan cepat menyebar ke permukaan.Banyak yang tidak percaya bahwa perdana menteri Ji akan melakukan pemberontakan untuk mengambil alih kekuasaan Kekaisaran, tetapi banyak juga yang berpikiran itu adalah hal yang bukan mustahil. Perebutan kekuasaan untuk jabatan, harta dan wanita, memang sering membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Setidaknya itu adalah hal yang paling mendasar untuk pemicuh sebuah perkelahian.Walaupun demikian, pejabat Kekaisaran yang ikut terlibat dalam pertemuan itu sebisa mungkin untuk menekan penyebaran itu agar tidak terlalu membesar.Di sisi lain, sesuai yang telah disampaikan tabib terbaik istana. Kaisar Yang saat ini, Li Guan memang tidak bisa disembuhkan dan ia lumpuh total. Tubuhnya pun perlahan-lahan mulai berubah warna menjadi kehijauan. Beruntung Racun Kelabang Hijau hanya melumpu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Sang Penguasa   Kakek dan Cucu

    Matahari hampir terbenam saat bocah bernama Fang dan sang kakek selesai memancing. Keduanya lalu meninggalkan tempat itu untuk kembali ke rumah mereka."Fang'er, apakah kau masih merasakan kedinginan?" Tanya Kakek dengan khawatir."Tidak kek, setelah kau mengalirkan tenaga dalam ke tubuhku, aku langsung merasakan kehangatan." Balas sang bocah sambil tersenyum lebar, senyuman yang mampu membuat orang melihatnya akan merasakan kenyamanan dan kedamaian.Fang, itu adalah nama bocah tersebut. Tidak memiliki marga atau tambahan nama seperti kebanyakan orang. Pernah Fang menanyakan hal tersebut kepada sang Kakek, tetapi pria sepuh itu hanya mengatakan ia akan mengetahuinya setelah waktunya tepat. Fang hanya bisa memanyunkan bibirnya, sebab itu tidak tahu kapan waktu yang tepat itu akan datang.Sesuai perawakannya yang mungil, Fang berusia enam tahun. Meskipun demikian, Fang tidak lemah seperti yang terlihat, dengan tubuh kecilnya ia bisa memikul benda atau hewan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • Sang Penguasa   Pengenalan dan Pemahaman

    Karena terlalu mabuk, sang Kakek pun akhirnya pingsan tidak sadarkan diri. Fang yang melihat hal tersebut hanya bisa memanyunkan bibirnya sebab ia tahu apa yang harus dilakukannya setelah itu.Fang langsung menaikkan tubuh sang Kakek ke punggungnya, lalu menggendongnya kembali ke dalam rumah. Lagi-lagi, bocah itu menunjukkan tubuhnya yang kuat berbeda dengan anak-anak seusianya. Sebab ia tanpa kesulitan menggendong tubuh pria tua tersebut."Hanya dengan arak murah seperti ini sudah membuat Kakek tidak sadarkan diri." Fang menggelengkan kepalanya dan mulai menggerutu. Sementara itu, sang Kakek yang berada di punggungnya tertawa kecil, ternyata ia masih sadarkan diri.Fang sebenarnya mendengar hal tersebut, tapi ia pura-pura tidak mengetahuinya dan tetap menggendong sang Kakek sampai ke dalam rumah. Sebab itu adalah masa-masa terbaik yang bisa mereka lalui.Keesokan paginya, ketika Fang bangun dari tidurnya. Dengan menggosok kedua matanya yang masih menahan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Sang Penguasa   Latihan

    Beberapa saat kemudian, Kakek kembali lagi dengan membawa sebuah keranjang yang cukup besar. Keranjang itu biasa Kakek bawa untuk menangkap ikan."Mancing lagi kek?" Tanya Fang, "Katanya hari ini mau ngajarin aku ilmu beladiri?" Sambungnya sedikit cemberut."Keranjang ini adalah alat untuk latihan pertamamu," balas Kakek tanpa menjelaskan lebih lanjut."Ayo ikuti Kakek," Sambung pria tua itu sambil berjalan meninggalkan rumah. Fang sendiri mengikutinya dari belakang.Keduanya berhenti setelah berada di lokasi yang banyak bebatuan. Sang Kakek menurunkan keranjang di punggungnya dan mulai memasukkan bebatuan yang ukurannya cukup besar ke dalamnya tanpa banyak bicara.Di sisi lain, Fang penasaran dengan yang dilakukan Kakeknya itu. Akan tetapi, sebelum ia menanyakannya, sang Kakek sudah selesai mewadahi bebatuan tersebut."Kemari," panggil Kakek kepada Fang. Fang menurutinya, walaupun banyak pertanyaan yang ada di benaknya."Sekarang, co

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • Sang Penguasa   Hewan Liar

    Fang menghentikan lajunya setelah hampir menabrak tubuh babi hutan itu. Ia ingin meninggalkannya, akan tetapi babi hutan tersebut tidak membiarkannya."Ngok-Ngok," babi hutan tersebut seakan bertanya kenapa Fang mengganggunya. Hewan liar itu mendengus kesal dan bersiap menyerang si bocah kecil.Tanpa menunggu penjelasan Fang dan meskipun bocah itu menjelaskan sekalipun sang babi hutan tersebut tidak akan mengerti, hewan liar itu menyerangnya dengan ganasnya."Tunggu dulu, kenapa kau menyerang ku?" Ucap Fang sambil menghindari serangan babi hutan. Ia tidak berminat menanggapi serangan hewan liar tersebut."Ngok-Ngok," sang babi hutan tidak mengerti ucapan Fang. Malah hewan liar itu menganggap Fang menghinanya. Oleh sebab itu, sang babi hutan menambah keganasannya dalam menyerang Fang.Awalnya Fang bisa menghindari semua serangan babi hutan itu, akan tetapi pada serangan-serangan selanjutnya, ia tidak bisa menghindarinya dan membuat sang babi hutan b

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22
  • Sang Penguasa   Harimau Cambuk Api

    Empat tahun telah berlalu, kini Fang menginjak usia sepuluh tahun. Perubahan besar terjadi padanya, terutama untuk tubuhnya yang kini sudah lebih besar dan tinggi daripada sebelumnya.Saat ini Fang sedang duduk di bebatuan besar di bawah air terjun, ia sedang bermeditasi untuk berlatih pernapasan dan menambah tenaga dalamnya. Fang sendirian, Sang Kakek tidak terlihat di sana sebab ia mulai membiarkan Fang berlatih sendiri sejak setahun yang lalu.Fang membuka matanya saat ia mendengar sebuah raungan keras yang mengganggu telinganya. Ia menoleh ke sekitarnya, tetapi tidak menemukan keberadaan sosok yang meraung itu. Anehnya lagi, raungan tersebut tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi."Suara apa itu tadi?" Fang tidak berdiam diri, dia begitu penasaran dengan suara tersebut. Ia memutuskan untuk menghentikan latihannya dan memeriksa beberapa lokasi di dekat tempat itu.Setelah beberapa waktu, ia tidak menemukan apapun yang mencurigakan atau pun sosok yang me

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • Sang Penguasa   Pertarungan Antara Hewan Gaib

    Harimau Cambuk Api memulai pertarungan, ia melompat ke dalam kerumunan Serigala Haus Darah. Hewan Gaib itu mengibaskan ekornya ke arah salah satu Serigala Haus Darah dan mengincar bagian kepalanya. Namun tidak mengenai target, sebab serigala-serigala itu bergerak dengan cepat. "Auuummm," raung Harimau Cambuk Api. Tampaknya sebuah raungan dapat meningkatkan gairah dan kepercayaan diri Harimau Cambuk Api. Sementara kawanan Serigala Haus Darah tidak membiarkan Harimau Cambuk Api menyerang mereka dengan leluasa. Memanfaatkan jumlah mereka yang banyak, sepuluh ekor Serigala Haus Darah itu menyerang Harimau Cambuk Api secara bersamaan yang membuatnya harus melompat mundur dari kepungan itu. "Pertarungan yang luar biasa," ucap Fang pelan sambil terus mengamati pertarungan antara Hewan Gaib itu. Fang kemudian menyaksikan Harimau Cambuk Api sedang membuka mulutnya lebar-lebar dan sesaat kemudian melepaskan sebuah gumpalan api berwarna merah kebiruan yang meles

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24

Bab terbaru

  • Sang Penguasa   Pengumuman!

    Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.

  • Sang Penguasa   Sepatah Dua Kata dari Author

    Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se

  • Sang Penguasa   Akhir Kebahagiaan

    Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me

  • Sang Penguasa   Akhir Pertempuran Berdarah

    Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIV

    Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIII

    "Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XII

    Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XI

    Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah X

    Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung

DMCA.com Protection Status