“Nanti aku jelaskan dirumah, sudah dulu, nanti kita lanjutkan dirumah”
“Bye” kata Radhis dengan menutup teleponnya,Kini entah rachel benar benar cemburu, dia sedikit melamun membayangkan akan ketakutan jika sampai Radhis berselingkuh dengan wanita lain,
“Bagaimana?”, tanya nenek Xion yang engagetkan Rachel dari lamunannya,
“Oh Radhi berkata untu menunggu kabar dari geneve satu minggu lagi, seperti yang nenek bilang, bahwa Huang juga masih harus menunggu persutuan geneve terkait pembukaan lahan”
“Baiklah kalau begitu” ucap nenek Xion dan kembali bekerja,
Kini rachel juga kembali bekerja karena bagaimanapun kini dia kebanjiran proyek jadi dia akan benar benar sibuk.
Kini di Geneve Radhis dan Ester sedang membicaraan hasil dari perusahaan itu, dan Radhis juga bilang pada Ester untuk mengutamakan kesejahteraan pegawainya, termasuk gajinya, dan jika masih ada sisahnya dia meminta
Kini waktu sudah hampir gelap,Rachel yang selesai beraktifitas kini sudah sampai dirumahnya,dia benar benar lelah setelah banyak banget pelamar yang ingin menjalin kontrak dengan Wish Corp,Dia kini setelah dirumah dia melihat mobil suaminya belum ada,“Haloo , kamu diamana?”, Sengut Rachel yang mengetahui Suaminya belum pulang dan lagi tadi dia mendengar ada suara wanita terang saja Rachel menjadi kawatir.“Aku sedang dalam perjalanan sayang”, terang Radhis yang memang sedang menyetir mobilnya ,“Mau kemana? Sama siapa?”, Tanya Rachel pada Suaminya,“Atagah, aku mau pulang sayang, ini juga sudah dekat, aku sendirian, memangnya mau sama siapa?” tanya Radhis balik ke Istrinya.“Iya siapa tau kamu sedang bersama wanita”, “Yasudah cepat pulang saja” ucap Rachel dengan sedikit jutek, dan kemudian dia menutup teleponnya.Radhis buru buru pulang, dan sampai
“Selamat pagi nyonya” ucap Ed,“Se se se selamat pagi” ucap Tania dengan terbata-bata karena dia gemeter mengingat dokter Boby yang tak berkutik dihadapan Ed.“Tuan Radhis nya ada?” Tanya Ed pada Tania,Disini Tania bingung bagaimana mungkin orang seberkuasa Ed memanggil menantunya dengan sebutan Tuan,“Ada Tuan, Mari silahkan kedalam” ucap Tania mempersilahkan Ed memasuki rumahnya,“Oh Tuan Ed Anda sudah datang?” tanya Rachel yang berusaja melihat Ed ada disana,“Kamu tau dia akan kerumah kita?” Tanya Tania pada Rachel,“Iya, Radhis semalam bilang padaku dia akan pergi bersama dengan Tuan Ed untuk beberapa hari?”,“Apa?”Dia benar benar tak menyangka bahwa Ed akan sampai menjemput menantunya untuk pergi dengannya,“Iya memang, jadi kedatangan saya sepagi ini adalah untuk menjemput Tuan Radhis sesuai janji saya kemarin&rd
Kini pesawat yang di naiki oleh Radhis dan Ed sudah mendarat di Motherland Airport,Begitu pesawat mendarat seketika sebuah mobil Roll Royce menghampiri pesawat, dan satu orang berpakaian safari keluar untuk membukakan pintu untuk Ed,“Beliau adalah tamu saya, jadi bilang pada semua untuk memperlakukan beliau dengan baik”, ucap Ed pada orang itu tentang Radhis, karena memang orang orang disana tidak tau bahwa Radhis adalah Tuan Muda mereka.“Baik Tuan Ed”, ucap orang tadi.Jadi disini semua dipersiapkan oleh Ed dan juga untuk akomodasi dan juga lain lainnya atas nama Ed karena tak mungkin memakai nama Radhis, dengan demikian semua ini seolah keperluan Ed.Dan sekarang mereka langsung di antarkan ke Hotel tempat mereka menginap, setelah cek in Radhis istirahat dan Ed menemui nyonya Jiang untuk membuat janjidengannya.Sedangkan di kantor Wish Corp, kini sudah hampir waktunya jam makan siang, Tiba tiba saja Ester datang da
Kini Ester dan Rachel sedang dalam perjalanan menuju restoran, “Makan dimana kita?”, Tanya Ester pada Rachel,“Terserah Nona saja” ucap Rache kelepasan memanggil Nona,“Tuh kan manggilnya” ucap Ester sedikit ngambek,“Iya iya maaf”, kini Rachel dengan tersenyum manis,“Iya sudah awas masih manggil nona” kata Ester tersenyum balik ke arah Rachel,“Terus makan dimana kita?” Tanya Ester lagi,“Kalau tempat aku makan biasanya hanya restoran biasa”, ucap Rachel berhenti sejenak,“Tapi aku gk tau kamu mau atau nggak”, imbuh Rachel.“Yang penting kan makan”, kata Ester mencoba mengikuti keseharian Rachel.“Baiklah kalau begitu”,Akhirnya ini mereka makan di tempat biasa Rachel makan,Sementara itu kini sekarang nenek Xion dan Marot sudah ada di hotel tempat Huang menginap, setelah mengetu
Kini saat Rachel dan Ester sama sama kembal kekantor masing masing untuk bekerja, Ed juga kembali dari bertemu dengan Mey Jiang untuk membuat janji bertemu beso hari,“Bagaimana?” tanya Radhis pada Ed,“Saya sudah membuat janji Tuan Muda, kita akan bertemu denganya besok”,“Bagus, tolong urus semuanya”, ucap Radhis lagi.“Kalau begitu saya akan permisi kembali ke kamar saya Tuan Muda” ucap Ed berpamitan kembali ke kamar Hotelnya.“Iya silahkan”, ucap Radhis singkat,Dan saat semua dirasa sudah cukup, Radhis segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi istrinya, “Halo sayang?”,“Bagaimana keadaanmu?” tanya Rachel begitu mendengar suara suaminya,“Oh baik, dan maaf baru mengabarimu, karena tadi aku masih sibuk”,“Iya gakpapa yang penting kamu baik baiksaja”, jawab Rachel dengan penuh pengertian,
Sekarang Rachel hanya mencoba untuk tetap diam memahami semuanya, disini neneknya masih bersikuuh memaksanya untuk menanda tangani surat iru,sementara itu diluar kantor ada tiga orang yang datang dengan postur tinggi besar sepertinya mereka adalah algojo-algojo yang dipilihkan oleh Adney untuk membantu Huang,Disana orang suruhan Rocky yang selama ini selalu mengawasi keamanan Rachel menelepon pada Rocky karena dia merasa ada yang aneh untuk apa orang-orang seperti mereka mendatangi tempat seperti ini? , inikan kantor sedangkan mereka lebih mirip tukang pukul,“Halo bos?”,“Iya ada apa?”,“Begini bos, barusaja saya melihat ada tiga orang bertubuh seperti algojo memasuki kantor Istri Tuan Muda”“Apa?” teriak Rocky yang kawatir,“Tunggu aku akan kesana!!”Kini setelah mendapat informasih seperti tadi Rocky langsung mengajak beberapa orang nya untuk kekantor Wish Cor
Sementara di Moland tadi Radhis sedang menemui Mey Jiang,begitu sampai di Tempat yang ditentukan oleh Ed dan Mey Radhis langsung menemui Mey yang sedang duduk sendiri.“Permisi Nyonya, maaf atas keterlambatan kami” Ed yang membuka percakapan,“Tuan Ed, silahkan duduk Tuan,” ucap Mey dengan menunduk menatap ponselnya,Setelah Mey mengangkat kepalanya dan melihat kearah Ed , seolah tekejut Mey dengan berkata,“Raymond!” Seru Mey saat melihat Radhis,“Maaf Nyonya Mey, anda salah orang”, ucap Ed yang paham siapa yang dimaksut oleh Mey,“kau benar jika memang dia Raymond tak mungkin dia semuda ini”, Ucap Mey sedih,“Selanjutnya Perkenalkan ini adalah Tuan Muda saya, Radhis Zond, seperti yang nyonya Mey bilang tadi, Beliau adalah anak dari Tuan Ray”, ucap Ed sedikit membuat Mey terkejut,“Apa??!”, “jadi ini Adalah anak Ray!!” d
“Huang, Pak Tua Huang sudah membuat saya naik darah”,“Apa maksutmu?” tanya Alin merasa Papa nya disalahkan oleh orang yang tak dikenal olehnya,“Iya Papamu beberapa hari yang lalu berbuat tak senono pada Istriku”, “dan akhirnya aku membuatnya dirawat dirumah sakit dengan tusukan sumpit di tangannya”.“Kau!!???” ucap Alin yang mudah terbakar emosi.“Tolong Nona sabar dulu” ucap Ed pada Alin yang sudah kelihatan emosi,“Aku sudah tak kaget lagi dengan tingkah laki laki brengsek itu” ucap Mey tiba tiba mengagetkan mereka yang ada disana,“Apa maksut Mama?” tanya Alin pada Mamanya,“Aku sudah mengetahui perilaku busuk Papamu dari lama, Cuma aku belum ada bukti, bahkan Sekretaris yang lama saat dia cuti hamil pun itu adalah anak dari Papamu”.“Apa??!!!” teria Alin sambil berdiri,“Aku punya sesu
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia