“Kenapa kau bisa melakukan ini pada calon Suamiku demi seorang istri yang bahkan belum pernah kau tiduri?”,
“Tutup mulutmu” ucap Radhis menghentikan ucapan Sea,
“Aku tak peduli, karena bagaimanapun kakek Wish dulu mempercayakan cucunya padaku, dan itu sudah cukup untukku melakukan hal seperti ini pada orang yang berusaha menyakiti istriku” tambah Radhis dan seolah belum puas akan amarahnya Radhis berkata kembali,
“Kalian tak hanya berusaha menyakiti Istriku bahkan kalian mencoba menjadikan Istriku pemuas laki-laki bejat seperti Huang itu demi memuluskan Kontrak proyek kalian”.
Disini Sea yang melihat Rachel sangat di bela dan disayangi oleh suaminya merasa cemburu, karena Sea merasa dirinya tak ada yang menyayanginya seperti Radhis menyayang Rachel, bahkan nenek nya yang selalu bilang bahwa Sea adalah cucu kesayanganya, namun nenek nya justru meminta Sea menjalin hubungan dengan Huang demi kelancaran p
“Bagaimana?” teriak Tania yang melihat suaminya dan anak nya pulang.“Rachel di pecat oleh Ibu” ucap Dere dengan Lesu.“Apa??? Dipecat?” sontak Tania terkaget mendengar ucapan Dere.“Lihat!!!! Kau Hanya membawa kesialan pada keluargaku!! Dasar menantu tak berguna!!” Seru Tania pada Radhis sembari menujuk tepat ke arah muka Radhis.“Maaf bu, tapi aku melakukan itu karena aku sayang dan ingin menjaga Rachel” Ucap Radhis yang tak ingin berdebat dengan Ibu mertuanya,“Kalau sudah begini apa yang bisa kau lakukan?” ucap Tania berhenti sejenak sebelum dia memulai perkataannya lagi, “Mau makan apa kita nanti?!!!”“Ibu tenang saja, aku akan membuat Rachel menjadi pemilik Perusahaan Wish besok” ucap Radhis,Mendengar itu Tania bukan semakin tenang justru marah pada Radhis, “Kau!! Selain kau tak berguna ternyata kau itu seorang pembual!!”
Kini saat di dalam kamar dan sudah siap tidur setelah membasuh dri dan berganti pakaian Rachel berkata pada Radhis.“Lebih baik kau tak usah bertaruh sampai sebegitunya dengan Ibu”,“kenapa?” tanya Radhis.“Iya bukan apa apa”ucap Rachel tak melanjutkan omongan nya.“Apa kau takut jika harus kehilangan aku?” tanya Radhis yang menggoda Istrinya yang kini berbaring disampingnya.“Apa an sih!!?’ celetuk Rachel dengan sikap jail Radhis.“Kalau memang kau tak mau berpisah aku punya cara yang bagus” ucap Radhis dengan ekspresi serius.“Apa itu?” tanya Rachel yang penasaran.“Kamu ingin tau?” tanya Radhis tetap dengan ekspresi serius yang membuat Rachel percaya dan penasaran.“Apa apa?” tanya Rachel yang sudah sangat penasaran.“Bikin aja cucu untuk mereka” ucap Radhis kemudian dengan tersenyum.
Setelah itu Radhis menutup teleponnya dan dia masuk kembali kedalam rumah untuk sarapan dengan istrinya,“Sudah siap Istriku?” tanya Radhis yang melihat Istrinya meletakkan piring makanan terakhir di meja makan,“Oh suamiku baru saja aku akan memanggilmu kedepan”, ucap Istrinya yang masih menggunakan celemek dibadanya.“Ayah sama Ibu belum bangun?” TanyaRadhis pada Istrinya,“Sepertinya belum, sudah kita sarapan dahulu saja, aku tak mau kamu bertemu Ibu dulu, akusudah cukup pusing mendengar perdebatan kalian.“Iya sudah ayo, dan lagi setelah sarapan sepertinya kau segera bersiap siap,untuk segera datang ke Wish Corp”,“Kenapa aku harus kesana? Apa kau lupa jika aku sudah dipecat dari sana?”, ucap Rachel sembari menyodorkan piring berisi nasi pada Radhis.“Sudah tenang saja, ikuti saja aku” uap Radhis dengan menyantap sarapan paginya.Semenatara itu ki
Kini Sea sudah bersama dikamar hotel tempat Huang menginap kini mereka sedang memasuk kamar Huang.Begitu Huang menutup pintu, dan Sea berada didekatnya seketika Sea disampar oleh Huang yang bagaikan hewan buas, sementara itu nenek Xion juga baru saja sampai di kantornya.Nenek Xion terkaget saat dia datang langsung dimminta oleh karyawan yang lain untuk menuju ruang rapat, dan begitu dia memasuki ruang rapat seluruh dewan direksi dan beberapa pemegang saham turut hadir disana.“Ada apa ini?”tanya nenek Xion pada samua yang hadir disana.“Biar saya yang jelaskan” ucap Ed yang tiba tiba menyahuti ucapan nenek Xion.“Oh bukankah anda Tuan Ed Ackerley” ucap nenek Xion.“Iya saya adalah Ed Ackerley”,“Ada keperluan apa Tuan Ed berada disini? Ini suatu kebanggaan untuk kami sehingga Tuan mau datang ke Perusahaan kami” ucap Nenek Xion yang tak tau dengan maksut kedatangan Ed kesana.
“Bagaimana ini Bu?”, tanya Ed yang kebingungan.“Mau bagaimana lagi kita tak bisa berbuat banyak” ucap nenek Xion sedikit keras pada anak kesayangannya itu sehingga semua orang disana mendengarnya.“Baiklah kalau begitu urus semua berkasnya sekarang”.“Baiklah” ucap nenek Xion dengan lesu, “Marot urus semua berkas berkasnya sekarang”.Beberpa saat kemudian Marot datang dengan membawa berkas dan disaksikan oleh semua orang disana nenek Xion menandatangi berkas itu,“Karena semua selesai, kini saya akan mentranfer sisa uang saham semua orang yang ada disini dan juga profit kalian selama beberapa bulan ini”,“Terimakasih Tuan Ed” seketika semua orang berdiri dan membungkuk ke arah Ed untuk sekedar menyampaikan terimakasih padanya,“Bagaimana dengan hutang kami pada Bank Tuan Ed??, tanya nenek Xion.“Itu urusan kalian” jawab Ed kem
Kemudian Radhis mengahadap kembali kesemua orang yang ada disana dan berkata pada mereka, “Karena disini saya telah membeli tujuh puluh persen saham dari Wish Corp saya telah mengakuisisi perusahaan ini, benar?” tanya Radhis pada semua orang disana termasuk para dewan dan juga para pemegang saham,“Benar tuan silahkan lanjutkan” ucap seseseorang pemegang saham disana.“Dengan begitu otoritas penuh ada di saya, benar?” tanya Radhis lagi,Disini Rachel hanya dengan kagum melihat suaminya yang selama ini hanya mengerjakan urusan rumah tangga itu berubah tampak begitu tampan, gagah, bagai seorang penguasa.“Benar Tuan” ucap semua orang disana dengan yakin pada Radhis.“Karena semua sudah setuju baiklah”, ucap Radhis namun berhenti sejenak, sementara nenek Xion dan Marot sudah sangat kawatir disini.“Istriku tolong kesini” ucap Radhis yang menyuruh Rachel untuk mendekat
“Telelpon anakmu suruh dia pulang sekarang dan suruh dia mengajak Tuan Huang bersamanya”.“Baik Bu” ucap marot dengan segera mengeluarkan ponselnya,Semenatara itu Sea dan si tua Huang yang sedang melakukan hal yang tak sepantasnya itu terpaksa berhenti karena ponsel Sea yang berbunyi.“Bentar ya sayang” ucap Sea yang beranjak dari tempat tidur untuk mengambil ponselnya, dan kemudian Huang mengikuti di belakangnya.“Iya hallo” ucap Yang menjawab telepon dari Marot,“Nenek menyuruhmu pulang sekarang, dan ajak Tuan Huang bersamamau”,“Emm Iya ayah aku akan kesana sebentar lagi” ucap Sea dengan sedikit menahan suara nya aneh, karena sepertinya Huang masih melakukan kegiatannya saat Sea mengangkat telepon.Setelah itu Marot menutup teleponnya dan Sea berkata pada Huang apa yang di perintahkan nenekny Tadi melalui ayahnya.“Sepertinya kita harus
“Apa maksutmu?” tanya Tania pada anaknya, “Pecundang ini gagal menepati omongannya kan? Benar kan?” tana Tania yanag mulai kawatir dengan pertaruhannya dengan Radhis.“Maafkan Aku bu”ucap Radhis pada ibunya dan seketika menghadap ke Rachel, dan berkat, “Tolong tunjukan pada Ibu”,“Apa ini?” Ucap Tania begitu dia menerimah lampiran berkas yang diberikan oleh Rachel,“Silahkan ibu buka sendiri” ucap Radhis dengan senyum sengit ke arah Tania.“Apa?!!” pekik Tania yang begitu membuka lampiran itu.“Ada apa?” tanya Dere yang ada disampingnya,“Coba lihat ini”, “Perusahaan Wish Corp sudah benar benar di akuisisi oleh Radhis”,“Apa?? Benar ini Rachel?” tanya Dere yang membuka isi berkas dan mendengarkan omongann istrinya.“Iya ayah, Radhis sudah benar benar membeli tujuh puluh persen saham di Wish C
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia