Kini saat di dalam kamar dan sudah siap tidur setelah membasuh dri dan berganti pakaian Rachel berkata pada Radhis.
“Lebih baik kau tak usah bertaruh sampai sebegitunya dengan Ibu”,
“kenapa?” tanya Radhis.
“Iya bukan apa apa”ucap Rachel tak melanjutkan omongan nya.
“Apa kau takut jika harus kehilangan aku?” tanya Radhis yang menggoda Istrinya yang kini berbaring disampingnya.
“Apa an sih!!?’ celetuk Rachel dengan sikap jail Radhis.
“Kalau memang kau tak mau berpisah aku punya cara yang bagus” ucap Radhis dengan ekspresi serius.
“Apa itu?” tanya Rachel yang penasaran.
“Kamu ingin tau?” tanya Radhis tetap dengan ekspresi serius yang membuat Rachel percaya dan penasaran.
“Apa apa?” tanya Rachel yang sudah sangat penasaran.
“Bikin aja cucu untuk mereka” ucap Radhis kemudian dengan tersenyum.
Setelah itu Radhis menutup teleponnya dan dia masuk kembali kedalam rumah untuk sarapan dengan istrinya,“Sudah siap Istriku?” tanya Radhis yang melihat Istrinya meletakkan piring makanan terakhir di meja makan,“Oh suamiku baru saja aku akan memanggilmu kedepan”, ucap Istrinya yang masih menggunakan celemek dibadanya.“Ayah sama Ibu belum bangun?” TanyaRadhis pada Istrinya,“Sepertinya belum, sudah kita sarapan dahulu saja, aku tak mau kamu bertemu Ibu dulu, akusudah cukup pusing mendengar perdebatan kalian.“Iya sudah ayo, dan lagi setelah sarapan sepertinya kau segera bersiap siap,untuk segera datang ke Wish Corp”,“Kenapa aku harus kesana? Apa kau lupa jika aku sudah dipecat dari sana?”, ucap Rachel sembari menyodorkan piring berisi nasi pada Radhis.“Sudah tenang saja, ikuti saja aku” uap Radhis dengan menyantap sarapan paginya.Semenatara itu ki
Kini Sea sudah bersama dikamar hotel tempat Huang menginap kini mereka sedang memasuk kamar Huang.Begitu Huang menutup pintu, dan Sea berada didekatnya seketika Sea disampar oleh Huang yang bagaikan hewan buas, sementara itu nenek Xion juga baru saja sampai di kantornya.Nenek Xion terkaget saat dia datang langsung dimminta oleh karyawan yang lain untuk menuju ruang rapat, dan begitu dia memasuki ruang rapat seluruh dewan direksi dan beberapa pemegang saham turut hadir disana.“Ada apa ini?”tanya nenek Xion pada samua yang hadir disana.“Biar saya yang jelaskan” ucap Ed yang tiba tiba menyahuti ucapan nenek Xion.“Oh bukankah anda Tuan Ed Ackerley” ucap nenek Xion.“Iya saya adalah Ed Ackerley”,“Ada keperluan apa Tuan Ed berada disini? Ini suatu kebanggaan untuk kami sehingga Tuan mau datang ke Perusahaan kami” ucap Nenek Xion yang tak tau dengan maksut kedatangan Ed kesana.
“Bagaimana ini Bu?”, tanya Ed yang kebingungan.“Mau bagaimana lagi kita tak bisa berbuat banyak” ucap nenek Xion sedikit keras pada anak kesayangannya itu sehingga semua orang disana mendengarnya.“Baiklah kalau begitu urus semua berkasnya sekarang”.“Baiklah” ucap nenek Xion dengan lesu, “Marot urus semua berkas berkasnya sekarang”.Beberpa saat kemudian Marot datang dengan membawa berkas dan disaksikan oleh semua orang disana nenek Xion menandatangi berkas itu,“Karena semua selesai, kini saya akan mentranfer sisa uang saham semua orang yang ada disini dan juga profit kalian selama beberapa bulan ini”,“Terimakasih Tuan Ed” seketika semua orang berdiri dan membungkuk ke arah Ed untuk sekedar menyampaikan terimakasih padanya,“Bagaimana dengan hutang kami pada Bank Tuan Ed??, tanya nenek Xion.“Itu urusan kalian” jawab Ed kem
Kemudian Radhis mengahadap kembali kesemua orang yang ada disana dan berkata pada mereka, “Karena disini saya telah membeli tujuh puluh persen saham dari Wish Corp saya telah mengakuisisi perusahaan ini, benar?” tanya Radhis pada semua orang disana termasuk para dewan dan juga para pemegang saham,“Benar tuan silahkan lanjutkan” ucap seseseorang pemegang saham disana.“Dengan begitu otoritas penuh ada di saya, benar?” tanya Radhis lagi,Disini Rachel hanya dengan kagum melihat suaminya yang selama ini hanya mengerjakan urusan rumah tangga itu berubah tampak begitu tampan, gagah, bagai seorang penguasa.“Benar Tuan” ucap semua orang disana dengan yakin pada Radhis.“Karena semua sudah setuju baiklah”, ucap Radhis namun berhenti sejenak, sementara nenek Xion dan Marot sudah sangat kawatir disini.“Istriku tolong kesini” ucap Radhis yang menyuruh Rachel untuk mendekat
“Telelpon anakmu suruh dia pulang sekarang dan suruh dia mengajak Tuan Huang bersamanya”.“Baik Bu” ucap marot dengan segera mengeluarkan ponselnya,Semenatara itu Sea dan si tua Huang yang sedang melakukan hal yang tak sepantasnya itu terpaksa berhenti karena ponsel Sea yang berbunyi.“Bentar ya sayang” ucap Sea yang beranjak dari tempat tidur untuk mengambil ponselnya, dan kemudian Huang mengikuti di belakangnya.“Iya hallo” ucap Yang menjawab telepon dari Marot,“Nenek menyuruhmu pulang sekarang, dan ajak Tuan Huang bersamamau”,“Emm Iya ayah aku akan kesana sebentar lagi” ucap Sea dengan sedikit menahan suara nya aneh, karena sepertinya Huang masih melakukan kegiatannya saat Sea mengangkat telepon.Setelah itu Marot menutup teleponnya dan Sea berkata pada Huang apa yang di perintahkan nenekny Tadi melalui ayahnya.“Sepertinya kita harus
“Apa maksutmu?” tanya Tania pada anaknya, “Pecundang ini gagal menepati omongannya kan? Benar kan?” tana Tania yanag mulai kawatir dengan pertaruhannya dengan Radhis.“Maafkan Aku bu”ucap Radhis pada ibunya dan seketika menghadap ke Rachel, dan berkat, “Tolong tunjukan pada Ibu”,“Apa ini?” Ucap Tania begitu dia menerimah lampiran berkas yang diberikan oleh Rachel,“Silahkan ibu buka sendiri” ucap Radhis dengan senyum sengit ke arah Tania.“Apa?!!” pekik Tania yang begitu membuka lampiran itu.“Ada apa?” tanya Dere yang ada disampingnya,“Coba lihat ini”, “Perusahaan Wish Corp sudah benar benar di akuisisi oleh Radhis”,“Apa?? Benar ini Rachel?” tanya Dere yang membuka isi berkas dan mendengarkan omongann istrinya.“Iya ayah, Radhis sudah benar benar membeli tujuh puluh persen saham di Wish C
Sementara itu kembali ke kediaman Dere disini Tania sudah berkeringat dingin,“Bagaimana Bu?”, Tanya Radhis pada Tania,“Apanya?” Tania mencoba menghindar, “Tapi kau hebat juga ya ternyata bisa melakukan semua ini?”, Tania mencoba memuji Radhis untuk menghindari taruhan yang sudah dia lakukan.“Iya, tapi bagaimana ini?” tanya Radhis tetap cuek, “Ayah, bagaimana?” kini Radhis bertanya pada Dere,“Kalau aku tak bisa berkomentar banyak karena semua ini Ibumu sendiri yang sebelumnya berjanji bahkan dia sudah menyebut-nyebut nama Tuhan juga”.“Suamiku, tolong”, ucap Tania pada Dere, karena dia kini sudah gak bisa membayangan jika harus menjilat seluruh lantai yang ada disana.“Aku tak bisa berbuat banyak kau sendiri yang meminta bertaruh seperti itu”, ucap Dere pada Tania.“Tpapi bagaimana mungkin aku bisa ,emjilat seluruh lantai dirumah i
“Apa kamu akan tetap membantu Huang jika aku bilang dia sudah hampir saja melecehkan Istriku” ucap Radhis dingin.“Maafkan saya Tuan Muda saya benar benar sudah kurang ajar”, Ester menyadari kalau dia sedang dalam kodisi salah berucap.“Sudah buka masalah, aku ingin tau kenapa dia bisa mencoba untuk membangun pabrik motor di Auckland?”,“Yang saya Tau Huang adalah orang Moland tuan, dia adalah kepala keluarga Jiang, jadi mungkin dia melihat ada prospek kedepan di Auckland”,“Tapi bukankah sekarang kau coba berpikir, untuk Gene sendiri kita juga punya anak cabangyang bekerja di eksport import, dan sebagian motor motor dan moped disini adalah produk dari luaran” ucap Radhis sebentar,“Benar Tuan, itu akan berpengaruh pada salah satu anak cabang kita di bagian Eksport Import”, Ucap Ester yang tak menyangka bahwa Radhis dapat berpikir sejauh itu, dan kini Ester sudah mulai ka