Rachel mencoba menjauh dari Okto yang sedang mendekati tubuh nya,
kini Rachel meringkuk di bagian sandaran tempat tidur, sampai tiba tiba pintu kamar terbuka.“Siapa kamu?!” Teriak Okto pada Radhis,
Sedangkan Radhis hanya mengabiakan saja laki-laki yang sedang menutupi bagian pentingnya itu dengan kedua tangannya, Radhis segera menggapai selimut dan menutupi tubuh istrinya, dan di saat tubuh istrinya sudah tertutupi Radhis berteriak.
“Masuk!!!
“Apa ?? kalian siapa?” Okto hanya terkget dan kebingungan saat Ed masuk dengan beberpa orang dengan badan besar dan tinggi, dan tentunya beberapa di antaranya langsung memegang tangan nya yang berusaha menggapai pakaian nya.
“Apa-apa an ini?” teriak Okto yang kebingungan, “Kalian tidak kenal siapa saya?!!!” bentaknya lagi mencoba menakut nakuti orang-orang yang ada disana.
Kini Rachel sedang menangis di pelukan Radhis, “Suamiku, maafkan
“Aku tunggu kamu pulang” ucap Rachel dengan menunduk saat dia turun dari mobil Radhis.Tanpa sepatah katapun Radhis memacu mobilnya saat pintu mobil sadah ditutup oleh Rachel,dengan menangis Rachel memasuki rumahnya.“Rachel ada apa?” Dere bertanya.“Aku tau pasti ini perbuatan pecundang itu!!” Tania yang tak tau apa-apa berkata sesuka hatinya.“Bukan!!!!” teriak Rachel pada ibunya sambil menangis lebih keras.“Ada apa anaku?” Dere mencoba menenangkan perasaan anak kesangan nya.“Tolong jangan berkata yang aneh aneh tentang suamiku!!!” “Justru dia yang sudah menolongku!! Dia yang menyelamatkanku!!”Rachel dengan menangis berbicara marah pada ibunya,“Ada apa sayang ceritakan semuanya” Dere mencoba membujuk anaknya agar bercerita sedangkan Tania yang tau bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk menghasut anaknya akhirnya han
Kini Radhis sedang beristirahat di kamarnya, dia hanya menatap langit-langit dengan masih memikirkan istrinya,“Dering Ponsel berbunyi” Radhis melihat ke arah ponselnya, Itu adalah panggilan masuk dari istrinya, namun diletakan nya lagi ponsel itu dimeja kamar hotel.“Dering Ponsel berbunyi” ini sudah kesekian kalinya Rachel menghubungi Radhis, namunmasih tetap di abaikannya suara dering ponsel itu.Sampai akhirnnya Radhis jenuh dengan suara ponselnya sendiri,“Kamu dimana? Tidak kah kamu pulang malam ini?” Suara Rachel di seberang telepon,“Maaf aku tak bisa pulang dulu”“Kamu dimana? Tidur dimana? Uang belanja ada dirumah berarti kamu tak pegang uang”, celetuk Rachel beruntun yang kawatir dengan kondisi suaminya.“Tenang saja, yang jelas aku bisa tidur dan tak di kolong jembatan”“Kalau memang kamu tak ada tempat bermalam pul
“Kau harusnya sadar diri anak muda, punya apa kau bisa sampai melakukan hal seperti ini pada cucuku? Apa kau tahu, muda bagiku untuk menghancurkan keluarga mertuamu!!”, ancam Kakek Okto pada Radhis.“Jika memang itu maumu lakukanlah”,ucap Radhis.“Tenang anak muda aku berikan kau penawaran, bagaimana kalau kau lepaskan kami dan kami juga akan melepaskan keluarga istrimu”“Aku tak ada urusan dengan mereka, disini urusanku adalah dengan kalian”“Kau!!!!?” Teriak kakek Okto.“Siapa kau berani menentangku!? Kau itu hanya laki laki pecundang. Harusnya kau biarkan cucuku meniduri istrimu, itu akan bisa membuat keluarga istrimu naik derajat, karena sudah berhubungan dengan keluarga dari Moland”“Patahkan hidungnya” Ucap Radhis yang sudah marah,“Baik tuan” ed medekat ke mereka dan menyuruh anak buahnya untuk mematahkan hidung kakek Okto.&l
“Tuan tolong maafkan saya. Saya salah. Tapi saya benar benar belum melakukan hal itu dengan Rachel” “Rachel?” mata Radhis benar benar dingin bagaikan sedang haus akan darah. “Maksut saya nona Rachel Tuan” “Saya benar benar menyesal tuan, tolong maafkan saya” “Hoiy Kakek tua?”“Kau mau melakukan apapun untuk menyelamatkan cucu dan keluargamu?” “Tentu tuan!!!” Kakek Okto bersujud “Kalau begitu” Radhis berhenti sejenak, “ttddiingg” suara kapak dijatuhkan oleh Radhis tepat di depan kakek Okto. “Apa ini Tuan?” kakek Okto bertanya kebingungan dengan maksut Radhis. “Potong itu” Ucap Radhis dengan menunjuk tepat kejantanan Okto ang sedang tanpa pakaian dari semalam. “Maaf tuan, mana mungkin saya bisa melakukan itu?” “Kalau begitu kau akan kehilangan semua” “Tolong jangan Tuan” “Maaf kan aku tuan Radhis,” rengek Okto pada Radhis yang sedang berdiri di hadapannya, “Bukankah katakal
****Kini waktu sudah hampir malam, Radhis yang sedari tadi masih sempat menenangkan dirinya sudah ada di depan rumahnya, dia seolah ragu untuk memasuki ruangan itu,“Radhis kamu sudah pulang?”“Iya, aku lelah mau tidur”Rachel berharap untuk bisa berbincang dengan suaminya, namun Radhis bukan menuju kamar mereka, melainkan kekamar lamanya.“Radhis, kenapa kamu tidur disana?” Rachel mengikuti Radhis bagaiakan anak kecil.“Lebih baik kamu kembali ke kamarmu”“Aku tak mau” dan kini Rachel berada dikamar Radhis, dengan menangis Rachel duduk di lantai bawah tempat Radhis.“Apa yang mau kamu jelaskan?” Radhis membuka omongan menandakan dia mau mendengarkan penjelasan Rachel.“Okto adalah mantan pacarku sewaktu kuliah”“Terus? Aku tak perduli dia siapa?”“Iya aku tau kesalahan ku adalah aku t
Kini matahari sudah terbit, sudah waktunya sebagian orang memulai hari,Radhis yang sudah terbangun dari tadi masih tetap dalam posisi berbaing karena dia ingin memberikan kesempatan pada Istrinya untuk tetap memeluknya.“Hmmm” Rachel bergumam karena dia baru benar benar terbangun dari tidurnya.Dia yang sadar sedang memeluk suaminya kini mencoba bangkt karena terkaget dengan rasa malu,“Kenapa kau tak membangunkanku”, ucap Rachel dengan muka memerah karena malu menyadari dia yang tidur dengan memeluk Radhis.“Bukan kah kamu sedniri yang memintaku untuk tetap diam tadi agar kau bisa tetap memeluk ku” mendengar perkataan Radhis Rachel benar benar malu mukanya merah merona menahan rasa malunya, dia sadar akan yang dia ucapkan tadi waktu belum bangun sepenuhnya.“Aku,. Aku,. Aku,.” “Ahh Radhis!” pekik Rachel pelan saat Radhis menarik tubuhnya untuk berbaring di dadanya yang sedang
Setelah menarik nafas sejenak Rachel melanjutkan kalimatnya, “Karena sepertinya kita belum memberikan dana pada mereka dari awal proyek, dan semua barang yang mereka kirimkan ternyata masih terhutang oleh perusahaan kita”“Lantas? Apa maksut perkatanmu itu?” tanya nenek Xion .“Aku mau tanya kenapa perusahaan kita belum mentranfer dana bahan proyek ke mitra sedangkan dari awal dana itu sudah aku tranfer seluruhnya ke nenek?” tanya Rachel dengan sedikit gemetar karena dia sedang dikeroyok dalam sebuah perdebatan oleh nenek Xion, Marot, dan Sea.“Kau, Menuduh ku menggunakan uang proyek ??! iya?? Begitukah maksutmu?!!” teriak nenek Xion pada Rachel meskipun benar adanya bahwa fakta sebenarnya dana proyek itu sudah di gunakan nenek Xion untuk keperluan pribadi dan memanjakan anak dan juga cucu kesayangannya.“Tidak Nek, Aku tak bermaksut seperti itu” ucap Rachel yang sedikit ketakutan,“
Kini hari sduah berganti lagi dan seperti yang dibilang Radhis ke Ester kini dia tak mau terlalu sering pergi ke kantor Geneve, dia hanya mengontrol semua melalui Ester, dan dia sedang merencanakan sesuatu untuk Istrinya, dan sementara kembali mengurus keperluan ruamh seperti sebelumnya yang sudah sudah.Sedangkan si Rachel kini yang sedang di kantor nya di panggil oleh nenek Xion untuk datang keruanganya.“Permisi Nek”“Masuklah” “Aku sudah menyelesaikan pembayaran kepada mitra kita terkait bahan proyek kita dengan Geneve”“Baik nek, aku akan segera mengurus sisanya”“Yasudah kalau begitu kembali kerjakan tugasmu”“Baik Nek”Dan kini proyek kembali berjalan perkiraan waktu yang akan berjalan sekitar tiga mingguan lagi, itu sudah membuat Rachel senang.Sea siang itu baru pulang dari kemarin ke tempat Jhon.“Kau baru pulang” ucap nen