“Apa apaan ini” Sea nyolot sebelum di bentak oleh Rocky hingga dia pingsat karena ketakutan.
Kini Tinggal Jhon dan Jolly yang masih mencoba untuk berdiri dengan tegar karena mereka mengetahui siapa Ed dan Rocky,
mereka tau bahwa Ed adalah orang paling berpengaruh di Auckland, sedangkan Rocky adalah orang paling di takuti karena keganasan nya,“maaf Tuan Tuan sepertinya ini ada salah paham” ucap Jhon merasa tak bersalah karena tak mngerti,
“Apa yang salah paham?” Ed angkat bicara,
“apa kau tak tau bahwa nona Rachel adalah orang yang paling berharga bagi kami karena dia adalah satu satunya orang yang di jaga oleh tuan muda kami?”“Tuan muda? Siapa?” Jhon mencoba protes hingga akhirnya tinju Rocky mendarat di hidungnya hingga hidungnya patah dan dia pingsan,
“anu, maaf, maafkan aku” kini Jolly sudah mulai bergetar badanya,
“Salah?” Radhis tanya, &ldquo
“Saya berjanji tuan!” jolly masih saja terisak isak dengan bersujud menahan sakit di jarinya dan takut akan Radhis, kini dia sadar bahwa dia salah mengganggu orang,“Antar kan dia kerumah sakit terdekat, aku tak mau semua orang heboh” intruksi Radhis pada Ed,“Juga mereka berdua, antakan kerumah keluarga Wish, dan bawa mobilnya dan bangunkan mereka di jalan dan beri mereka peringatan seperlunya” “Paham?”“Siap Tuan Muda” setelah dirasa cukup Radhis meninggalkan ruangan itu dan setiap orang menjalankan intruksi masing masing yang di berikan oleh Radhis, saat Radhis melewati pintu rangan itu masih sempat Rocky dan Ed melihat dia dari belakang dengan kekaguman dengan sikap Radhis yang tegas akan suatu masalah.Kini Radhis sudah berjalan menuju mobilnya dan disana sudah ada istri dan mertua-mertuanya,tak lupa Radhis mengganti pakaiannya dulu karena dia sudah terl
“Jhon aku ikut”, ucap Sea sambil ngeloyong ke depan sampai saat tangan nya dipegang oleh nenek Xion untuk berhenti.“Sudah mau kemana kamu?”,celetuk nenek Xion pada Sea,“Tapi nek” ucap Sea yang sedikit kawatir karena melihat Dokter Junny yang lumayan cantik dan anggun.“Gak ada tapi-tapi an” pungkas nenek Xion.Sementara diluar Jhon sedang berbicara dengan dokter Junny,“Bisakah saya menupang di mobil Dokter?” hidungku sudah sangat sakit dokter”, ucap Jhon sedang mencari alasan biar bisa berbincang dengan dokter Junny.“Lantas mobil tuan bagaimana?”“Itu biar di bawah orang suruhan saya, biar nanti saya menghubungi orang saya untuk membawa mobil saya pulang”,“Bagaimana jika tuan ikut di ambulan? Sekalian biar mendapatkan infus?” dokter Junny merasa bahwa untk satu mobil dengan tunangan orang adalah hal yang salah,Namun
Dia tau betul betapa ganasnya Radhis, dia sunggu tak mengira bahwa lelaki yang terlihat lemah itu menyimpan kekuatan sebagai sang penguasa.“lebih baik kau tak mengusik Radhis lagi” Jolly memperingatkan Jhon untuk tak mencari gara-gara dengan Radhis.“Kenapa?” celetuk Jolly, “Kau takut pada bajungan kecil itu?”.“Jangan bilang aku tak memperingatkanmu jika terjadi apa-apa”, ancam Jolly pada Jhon yang masih ingin menjatuhka Radhis,Dendam Jhon disini sebenarnya bukanlah karena Jolly dipermalukan oleh Radhis, Jhon sangat merasa iri dengan Radhis karena dia punya istri secantik dan se-sexy Rachel,jika dibandingkan dengan Sea tunangannya itu, Sea tak ada seujung jari masalah kecantikan dari Rachel, badan Rachel juga sangat sexy dengan badan yang nampak begitu menggoda setiap mata laki-laki yang melihatnya, karena itu Jhon begitu ingin menjatuhkan bahkan menginjak-injak Radhis di depan Rachel.
Besoknya seperti sudah melupakan kejadian kemarin semua orang beraktifitas seperti biasa,disini Radhis mengerjakan pekerjaan rumahnyaseperti biasa, dan Rachel berangkat ke kantor,saat tiba di kantor Rachel terkaget oleh hadirnya Okto mantannya sewaktu kuliah.“Hai apa kabar?”, sapa Okto.“Kamu?” Rachel terkaget dengan mata mengerling mencoba menahan rasa entah dia harus senang atau sedih.“Iya, aku” ucap Okto dengan senyum yang nampak tulus.“Hmmm, aku.. aku.. kabarku, baik kok”, ucap Rachel dengan kikuk.“Kenapa kau bisa segrogi itu?”,kemudian Okto melanjutkan bualannya, “Bukan kah harusnya kau senang dengan hadirnya seseorang yang sangat kamu sayang dalam hidupmu?”“Maaf, tolong jangan berkata seperti itu, aku sudah memiliki suami”,Rachel mencoba memberikan pengertian pada Okto.“Oh tentu aku sudah Tahu, aku sudah di ceritakan semua
Setelah makan siang Rachel kembali ke kantornya, sedangkan mata Okto yang bagai serigala kehausan menatap pinggul Rachel yang bergoyang indah saat dia berjalan,“Kita tunggu saja sampai saatnya aku bisa menikmati keindahan tubuhmu”, ucap Okto lirih dengan tersenyum licik.Kini Rachel sedang bekerja di ruangannya,sampai Radhis mengirimnya sebuah pesan “kau tidak makan siang dirumah?”,Rachel dengan wajah yang seketika seperti bingung, menyadari setatus dia sebagai istri Radhis, tapi dia memberikankontak pribadinya ke laki-laki lain, itu membuatnya sedikit berpikir, benar apa tidak yang sudah dia perbuat.“Aku suah makan siang tadi dengan calon Klien”“Oh kalau begitu iya sudah setidaknyakau sudah makan siang” ucap Radhis dengan sepenuh hati percaya pada istrinya.Kini Rachel jadi sering melihat Ponselnya seolah sedang Chat dengan seseorang, dan ternyata benar itu adalah pesan dari Okto yan
Hari demi hari kini sudah berganti, Radhis masih menyimpan rasa kecewanya pada istrinya,dia tetap tersenyum didepan keluarga dan juga istrinya, setiap hari dia mendapat informasi dari Ed bahwa istrinya sedang makan siang, kadang juga pergi ke beberapa gedung perkantoran untuk menyiapkan tempat untuk pembangunan perusahaan Rique, dan setiap hari mereka Okto dan Rachel selalu di ikuti oleh orang orang Ed tanpa mereka ketahui, namun beruntungnya informasih yang di dapat oleh Radhis sebatas itu dan itu membuatnya legah karena jika sampai dia tau Istrinya pergi ke hotel dengan laki-laki lain dia akan sangat terpukul pikirnya.Informasi itu sangat mendetail karena setiap hari mata mata yang dikirim oleh Ed mengikuti kemanapun bahkan saat dalam restoran saat makan siang ataupun saat di dalam gedung perkantoran mereka selalu menyusupkan orang mereka ke dekat Okto dan Rachel.Sampai pada suatu saat, “Suamiku, aku ada makan malam dengan klien ku untuk membahas proyek yang
Rachel mencoba menjauh dari Okto yang sedang mendekati tubuh nya, kini Rachel meringkuk di bagian sandaran tempat tidur, sampai tiba tiba pintu kamar terbuka.“Siapa kamu?!” Teriak Okto pada Radhis,Sedangkan Radhis hanya mengabiakan saja laki-laki yang sedang menutupi bagian pentingnya itu dengan kedua tangannya, Radhis segera menggapai selimut dan menutupi tubuh istrinya, dan di saat tubuh istrinya sudah tertutupi Radhis berteriak.“Masuk!!!“Apa ?? kalian siapa?” Okto hanya terkget dan kebingungan saat Ed masuk dengan beberpa orang dengan badan besar dan tinggi, dan tentunya beberapa di antaranya langsung memegang tangan nya yang berusaha menggapai pakaian nya.“Apa-apa an ini?” teriak Okto yang kebingungan, “Kalian tidak kenal siapa saya?!!!” bentaknya lagi mencoba menakut nakuti orang-orang yang ada disana.Kini Rachel sedang menangis di pelukan Radhis, “Suamiku, maafkan
“Aku tunggu kamu pulang” ucap Rachel dengan menunduk saat dia turun dari mobil Radhis.Tanpa sepatah katapun Radhis memacu mobilnya saat pintu mobil sadah ditutup oleh Rachel,dengan menangis Rachel memasuki rumahnya.“Rachel ada apa?” Dere bertanya.“Aku tau pasti ini perbuatan pecundang itu!!” Tania yang tak tau apa-apa berkata sesuka hatinya.“Bukan!!!!” teriak Rachel pada ibunya sambil menangis lebih keras.“Ada apa anaku?” Dere mencoba menenangkan perasaan anak kesangan nya.“Tolong jangan berkata yang aneh aneh tentang suamiku!!!” “Justru dia yang sudah menolongku!! Dia yang menyelamatkanku!!”Rachel dengan menangis berbicara marah pada ibunya,“Ada apa sayang ceritakan semuanya” Dere mencoba membujuk anaknya agar bercerita sedangkan Tania yang tau bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk menghasut anaknya akhirnya han
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia