Ayolah gaes... Coba dulu baca RAHASIA CINTA SANG MAFIA dari bab 45 -48 Seru loh serius.. cobain dulu.. Author mencoba untuk menyemangati diri sendiri ini hehehe Untuk Rachel sama Radhis kalau ada yang mau kasih masukan ide cerita silahkan juga DM IG Inoz eL. ini karya bebas jadi nanti kalau menurut aku idenya bagus. aku akan masukin ide kalian dan aku tulis IG nya di note. Seru seruan yuk! salam inoz eL
Vivian masuk kedalam ruangan rawat Rachel. dengan mata yang masih saja menatap penuh arti kepada Radhis.“Tuan Radhis—”“Tolong Radhis saja. Ini bukan jam kerja, kurang nyaman bagi saya dipanggil tuan oleh orang yang seumuran.” Potong Radhis atas sapaan Vivian kepadanya.“Iya, Radhis.” Jawab Vivian.“Kamu sudah kembali?” tambah Vivian bertanya kepada Radhis.“Iya.” Jawab Radhis singkat.“Kalau begitu aku akan pulang dulu. Ini hampir malam, aku juga belum bilang kepada om dan tante. Aku sengaja karena aku takut akan membuat mereka khawatir. Jadi aku akan bilang secara langsung kepada mereka setelah ini.” jelas Vivian lagi.“Iya. Tolong, dan maaf sudah merepotkan.” ucap Radhis dengan tatapannya masih mengarah ke Rachel yang masih belum juga siuman.Setelah itu, Vivian benar-benar pergi dari rumah sakit untuk kembali ke Villa A1 untuk sekedar beristirahat dan memberitahukan kepada Dere dan Tania atas apa yang dialami oleh Rachel.Ditempat lain, diwaktu yang sama. Marot baru saja selesai
Di rumah sakit.Radhis masih dengan penuh perasaan sayang, saat ini menggenggam tangan istrinya, yang sedang terbaring tidak sadarkan diri. Sesekali Radhis mengelus kepala Rachel.Dia berharap jika Rachel bisa segera sadar. ~suara ponsel berbunyi~Itu adalah ponsel Radhis yang menerima panggilan dari Ed. Radhis mengangkat panggilan telepon dari Ed dengan satu tangannya, dimana tangan yang lain masih dengan erat menggenggam tangan Rachel. “Ada apa?!” Tanya Radhis. “Saya mau melapor, Tuan Muda.” ucap Ed yang kemudian berhenti sejenak, sebelum dia lanjut berbicara. “Pihak olah TKP menemukan jika tali tambang yang dipakai untuk mengikat besi itu menunjukkan jejak jika sengaja dipotong menggunakan benda tajam.” Tutur Ed. “Suda aku duga.” ucap Radhis. “Lantas apa yang harus kita lakukan Tuan?” Tanya Ed lagi. Radhis memberikan beberapa instruksi kepada Ed. Yang pertama biarkan pihak kepolisian melakukan tugasnya. Tapi, selama pelaku belum tertangkap Radhis meminta kepada Ed agar su
Cukup lama Radhis dan Ester saling menatap. Untuk Radhis semua itu sebatas rasa bersalahnya Karen Ester mengalami celaka karena berniat melindungi istrinya. Akan tetapi, untuk Ester itu adalah sebuah kesempatan dia untuk menikmati "rasa"nya. Rasa kagum dan rasa nyaman yang dipicu perasaan suka dirinya kepada tunangan "perjodohan"nya, Radhis.Vivian yang melihat itu seketika mengerti jika bukan hanya Rachel saingan cintanya untuk mendapatkan Radhis. Tapi juga Ester. "Maaf … apa aku mengganggu kalian?" Tanya Vivian yang merasa Radhis dan Ester saling menatap terlalu lama.Dengan cepat Radhis menarik badannya sedikit lebih jauh lagi dari Ester."Vivian… itu- bagaimana kondisi Rachel?" Ester terlihat sedikit salah tingkah."Kenapa kamu tidak bertanya kepada suaminya? Dia ada di depanmu saat ini." Vivian seolah sengaja menggoda Ester.Dia sangatlah menyadari jika, Ester memiliki perasaan kepada Radhis.Ester, sesama wanita tahu niatan Vivian yang menggoda dirinya. Sebelum semua terlalu
***Keesokan harinya.Hari ini, hari sabtu.kondisi tubuh yang masih sakit membuat Rachel sering terbangun dari tidurnya. Sama seperti saat ini. Matahari baru saja menampakkan wujudnya, waktu di jam dinding ruangan rawatnya masih menunjukkan jam enam kurang sepuluh menit.Rachel terbangun dan melihat sang suami yang tertidur di sampingnya dengan kondisi tidur dan kepala diletakkan di tangannya yang ada di tempat tidur Rachel, badannya membungkuk melingkar seperti seekor udang.Rachel memandangi wajah suaminya yang menghadap ke arahnya.Dia memandangi wajah polos tertidur laki-laki yang sangat disayanginya itu.Dia terkadang merasa bingung, bagaimana mungkin mereka bisa seperti ini? Jika Diingat, Rachel mau, dinikahi oleh Radhis hanya karena perintah dari sang kakek. Tapi dia sama sekali tidak menyangka jika dia akan menjadi jatuh cinta sebegitu dalamnya kepada Radhis.“Radhis, tolong jangan buat aku sedih dan cemburu lagi…” ucap Rachel lirih yang tidak berharap ucapannya akan diden
“Aku harap kamu menyukai makanan itu.” Ucap Vivian.Saat itu tiba juga Nora dan Nanny.Untuk Nanny dia hanya datang dengan membawa bubur untuk Rachel karena dia tahu, untuk orang yang sedang dirawat tidak boleh makan yang aneh-aneh terlebi dahulu. Sedangkan, Nora datang dengan membawa makanan untuk tuannya. dan tentunya itu adalah makanan yang dimasak sendiri olehnya.“Maaf Tuan saya terlambat.” ucap Nora dengan meletakkan makanan di atas meja di depan sofa tempat Radhis duduk.“Iya… tidak masalah.” jawab Radhis.Sekarang giliran Nanny yang berbicara dengan Rachel. “Nona, maaf. Saya baru bisa datang karena, setelah saya mengantar nona kerumah sakit saya harus dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.”“Iya, tidak apa-apa. Aku mengerti.” Jawab Rachel.“Kalau begitu saya akan menyuapi nona. Mari nona.”“Biar aku saja.” ucap Radhis yang berdiri.“Jangan! Tidak perlu… Kamu lanjutkan saja dulu makan mu.” jawab Rachel dengan tampak begitu tulus. Karena Rachel tahu, Suaminya sudah menjaga
“Deon. Ayo kita pulang.” Daka mengajak anaknya untuk pulang sebelum semuanya semakin berbahaya.“Kenapa kau—” Sandra yang tidak paham, mencoba untuk memprotes Daka tapi, Daka memotongnya dengan sedikit meremas pergelangan tangannya.“Semuanya. Kami permisi dulu ya.” Ucap Daka."Ayah?" Deon juga merasa jika dirinya tidak ingin pergi dari sana.Akan tetapi, Daka memelototi nya dan kembali mengajak dirinya untuk pergi dari sana.Merasa dirinya tidak bisa untuk tetap berada di sana, Deon berpamitan kepada Rachel."Rachel, Aku pulang dulu. Jika Kamu butuh sesuatu, Kamu hubungi saja aku."Rachel yang tidak ingin semakin lama, menjawab pernyataan Deon dengan apa yang ingin didengar oleh nya."Iya. Terimakasih." Jawab Rachel dengan senyum yang tampak dipaksakan.Kini Deon beserta keluarganya pergi dari sana. Mereka meninggalkan Rachel bersama dengan orang-orang itu. Di Ruang rawat Rachel saat ini ada Nanny dan Nora. Ada juga Vivian dan Ester. Selain itu ada juga yang baru datang tadi saat ke
Di Luar rumah sakit, saat ini Radhis sedang sendirian. Dia tiba-tiba pergi ke sebuah minimarket untuk membeli sebungkus rokok. Itu dia lakukan karena saat ini pikirannya berkecamuk tentang apa yang sudah terjadi kepada istrinya.Dia mengingat apa yang sudah disampaikan oleh Ed kepada dirinya.Itu tentang tali pengikat besi yang menunjukkan jika ada yang memang sudah sengaja memotongnya.Pikirannya benar-benar tidak stabil kala itu. Bahkan saat di kasir minimarket dia juga tampak seperti sedang melamun. Kasir minimarket itu sampai harus beberapa kali memanggilnya."Tuan!" Panggilan dari kasir minimarket untuk yang kesekian kalinya."Oh iya, maaf." Ucap Radhis dengan mengulurkan uang yang ada di tangannya.Setelah itu pikirannya masih kembali melayang saat dia berbalik untuk keluar dari minimarket itu. Sampai-sampai dia tidak menyadari jika dibelakangnya ada seorang laki-laki dengan setelan jas yang sepertinya cukup mahal."Hey! Apa-apaan ini?" Tanya sang lelaki saat Radhis tanpa seng
"Tuan Muda tenang saja, karena saya sudah berusaha untuk mencari ditempat lain, dan akhirnya kami menemukan beberapa bukti dari video rekaman taxi yang terparkir tidak jauh dari lokasi yang menunjukkan ada orang orang luar yang sepertinya menyamar menjadi pekerja pada saat kejadian. Saya dan team, dapat menyimpulkan seperti itu karena, saat saya mencoba untuk menunjukkan kepada para pekerja lain, mereka berkata jika tidak mengenal orang yang ada di video itu. Untuk saat ini saya sudah mengerahkan orang-orang terbaik yang saya punya untuk mendapatkan orang itu.” papar Ed yang menjelaskan."Baik. Terus laporkan informasi yang kalian dapatkan.""Baiklah Tuan. Saya mengerti." Ucap Ed."Dan lagi Tuan Muda." Tambah Ed karena masih ada yang ingin disampaikan kepada Radhis."Ada apa?" Tanya Radhis."Seharusnya di Geneve akan ada pertemuan penting untuk hari ini." Ucap Ed."Apa Tuan Muda bisa menghadirinya?" Tanya Ed kemudian."Batalkan." Jawab Radhis singkat."Tapi Tuan Muda." Ed mencoba untu