Sebenarnya, kenapa Vivian sekarang bisa berada di kediaman Rachel adalah berawal dari beberapa jam yang lalu. Lebih tepatnya adalah saat mereka berada di cafe dan baru saja selesai proses penandatanganan kontrak baru antara Wish Corp dan Mighty Mall.Mereka baru saja menandatangani kontrak.Vivian saat itu mencoba untuk mencari bahan pembicaraan dengan Rachel dan Radhis.Untuk Rachel merasa bahwa itu hal biasa, karena mereka sendiri lepas dari kontrak yang mereka tanda tangani ini sebelumnya adalah teman sekolah.Namun, untuk Radhis, Dia sadar betul jika Vivian ini tampak sedang mencari-cari bahan pembicaraan karena sepertinya berniat untuk menahan Rachel dan Radhis untuk tetap berada disana.“Eh Rachel-”Vivian menutup mulutnya sendiri menggunakan tangannya.“Maaf, karena kita sudah selesai urusan kontrak, bolehkan aku memanggilmu seperti biasanya?” lanjut Vivian bertanya kepada Rachel dengan mengarahkan pandangannya ke arah Radhis.Rachel pun ikut menatap ke arah Radhis.Hal itu mem
Mau tidak mau, akhirnya Rachel menurut saja saat tangannya ditarik oleh Vivian.Tetap seperti itu sampai mereka berada di depan mobil milik Radhis.“Nona, Tuan,” sapa Boas kepada Rachel yang tangannya sedang di genggam oleh Vivian, dan Radhis yang ada di belakangnya berjalan mengikuti.Radhis berjalan beberapa langkah ke depan, melewati Rachel dan Vivian.“Kita pulang.” Ucap Radhis kepada Boas yang berdiri di dekat pintu mobil.Boas segera membuka pintu bagian belakang dari mobil Radhis.Radhis segera mengambil posisi untuk memasuki mobil, Satu kakinya baru saja masuk kedalam mobil, Vivian bertanya kepada Rachel, “Apa aku bisa ikut kalian?”“Hah?” Sontak Rachel terheran mendengar ucapan Vivian.“Kamu mau ikut di mobil kami?” tanya Rachel memastikan.“Iya. Boleh bukan?” Tanya Vivian lagi.Rachel diam, dia hanya melihat dan seolah menghitung jumlah orang yang ada disana, Radhis dirinya dan Boas. Kemungkinan tidak akan nyaman untuk Vivian berkendara dengan mereka, karena jika itu terj
***Suasana makan siang.Di meja makan, kini sudah duduk Radhis di kursi tuan rumah, dengan hidangan makan siang yang berbeda dengan yang lainnya.Mereka kini menikmati hidangan masing-masing, suap demi suap.Namun, meskipun makanan sudah terhidang di meja makan, sekali waktu Vivian masih mencuri-curi pandang ke arah Radhis.“Kenapa dia begitu menggoda? Seolah ada sesuatu yang membuat aku penasaran tentangnya.” Ucap Vivian dalam hati.”“Vivian. Kamu jangan merasa sungkan.” Tania sangat ramah kepada Vivian.“Terima kasih tante, aku sangat senang bisa makan siang bersama kalian.” ucap Vivian yang tak lupa masih melirik ke arah Radhis.“Oh iya, tadi kamu belum menjawab pertanyaan tante,” Tania mencoba untuk mengingatkan Vivian terkait pertanyaan sebelumnya.Vivian tampak seolah mencoba untuk mengingat apa yang sudah ditanyakan oleh Tania kepadanya, karena sejujurnya konsentrasinya pecah karena dari tadi dia melihat terus ke arah RAdhis.Tania paham jika Vivian sepertinya lupa dengan apa
“Radhis. Apa memang kamu harus tinggal disana?”Dere bertanya untuk mewakili anaknya.Dia menyadari jika Rachel merasa sedih. Dere begitu pengertian dengann apa yang dirasakan oleh anaknya, jadi dia mencoba untuk membantunya.“Benar Ayah. Sebenarnya bisa saja aku tetap tinggal disini. Tapi akan lebih memudahkanku jika aku tinggal di tempat yang disediakan oleh tuan Ed.”“Bagaimana dengan proyek baru Wish Corp?” Gantian Vivian yang kini bertanya kepada Radhis.“Mengenai itu nona Vivian tenang saja, jika memang ada yang diperlukan biar istriku menghubungiku.” Ucap Radhis dengan menatap kea rah Rachel di penghujung katanya.Dengan berat hati Rachel hanya bisa mengangguk kearah Radhis.Setelah merasa cukup berbicara, Radhis segera berdiri untuk pergi dari meja makan.Sebelum melangkahkan kakinya, Radhis sempat berbiacara beberapa kata kepada mereka semua yang ada disana, “kalau begitu aku permisi ke atas dulu.”Disaat Radhis pergi dari sana, dia merasa sangat sedih dan hatinya teriris.Ba
Tania mulai berbicara kepada Vivian yang kini sedang mendengarkannya dengan seksama.Keseriusan tergambar di wajah Vivian.“Alasan kenapa semua tidak setuju adalah karena Radhis itu adalah seorang pria dengan asal usul yang tidak jelas.” “Tidak jelas bagaimana Tante?” Vivian berpura-pura merasa bingung dengan apa yang dia dengar dari Tania. Dia seperti itu karena berharap Tania akan semakin membongkar rahasia keluarga mereka.“Radhis itu dulu di bawah pulang oleh kakeknya Rachel yaitu ayah mertuaku, untuk menjadi pesuruhnya. Dan saat itu Ayah mertuaku, sama sekali tidak menjelaskan siapa Radhis. Yang dia bilang hanya Radhis adalah seorang yatim piatu yang ingin dia asuh seperti keluarga sendiri.” Terang Tania dengan ekspresi wajah yang sangat serius.“Jadi begitu?” refleks Vivian menjawab penjelasan Tania.“Benar.” jawab Tania lagi. Dasar Tania adalah seorang wanita yang tidak tahu diri, tentu saja dia tidak berhenti menjelaskan. Tania masih menambahkan kalimatnya.“Itulah kenapa a
Setelah beberapa saat Nora turun untuk mengemasi barang serta pakaiannya, kini Boas sudah berada di balkon kamar yang ditempati Radhis dalam Villa A1.“Tuan Muda memanggil saya?” Tanya Boas kepada Radhis yang sedang duduk terdiam bersandar pada sebuah kursi.Setelah itu, Boas diminta untuk duduk di kursi satunya yang juga ada disana.Dengan penuh sikap hormat kepada Radhis, Boas kini mulai duduk di samping Radhis.Boas terdiam untuk beberapa saat, sampai akhirnya Radhis yang memulai pembicaraan di antara mereka.“Kamu tentunya sudah diberitahukan oleh Nora jika kita akan kembali ke Mansion.”“Siap! Sudah Tuan Muda.”Setelah menjawab itu Boas tampak menunduk dan menunjukkan ekspresi bingung.“Kenapa?” Tanya Radhis yang penasaran dengan tanggapan yang diberikan oleh Boas kepadanya.“Maaf Tuan–” “Permisi Tuan!” Saat Boas hendak berbicara, saat itu juga ternyata Nora ada disana untuk memberitahukan jika dirinya sudah selesai berkemas. Bahkan saat itu Nora datang dengan nafas yang tereng
“Sudah. Ayo aku antarkan kamu ke depan.”Rachel menarik tangan Suaminya. Dia benar-benar merasa sedih, tapi dia juga tidak bisa terus-menerus menahan sang suami untuk terus berada di rumah, atau di villa. Itu karena yang dia tahu adalah Radhis harus pergi dari sana untuk kepentingan pekerjaan, meskipun dia sendiri tidak mengetahui pekerjaan apa yang dilakukan oleh suaminya untuk Ed ackerley.Kini sepasang suami istri itu dengan begitu mesrah berjalan keluar dari villa dengan dilihat oleh Tania dan juga Dere.Mereka berdua sama-sama melihat punggung Rachel dn Radhis yang sedang berjalan keluar.Yang berbeda hanyalah ekspresi yang mereka tunjukkan, dimana ekspresi Dere tampak begitu senang, sedangkan Tania menunjukkan ekspresi yang begitu kesal.Itu karena sampai sekarang Tania masih tidak bisa menerima kebersamaan antara Radhis dan Rachel. Entah karena masih merasa kurang dengan apa yang sudah diberikan oleh Radhis. Atau memang Tania membenci Radhis karena alasannya sendiri. Satu h
***“Tuan Muda, apa benar Tuan ingin seperti ini?” Tanya Boas yang perhatian kepada Radhis.Nora yang kini juga duduk di kursi depan, disamping Boas. Juga menoleh ke arah Radhis. Nora menyadari jika Tuan Mudanya itu sekarang sedang merasakan sedih yang teramat.Akan tetapi meskipun begitu, Nora lebih memilih untuk diam.Dia sama sekali tidak berani untuk ikut berbicara. “Aku merasa untuk sementara ini adalah yang terbaik.” ucap Radhis singkat padat dan jelas.Berhenti sejenak, Radhis kembali berbicara.“Nora.”“Iya Tuan Muda?” Jawab Nora dengan cepat.“Bagaimana sikap ibu mertuaku kepadamu saat aku tidak ada di rumah?” Tanya Radhis.Nora diam, dia tampak merasa enggan untuk menjawab.“Sudah kamu bilang saja, aku tidak akan mempermasalahkannya. Kamu bisa jujur.” “Maaf jika terdengar kurang sopan Tuan Muda,” ucap Nora, berhenti sejenak sebelum dia lanjut menjelaskan kepada Radhis.“Saat Tuan Muda Tidak ada …”Nora menjelaskan semuanya. Sikap Tania kepadanya saat Radhir tidak ada d