Disaat Rachel merasa bingung dengan keadaan yang sedang terjadi, di waktu yang sama Ester yang tadi menelponnya sedang merasa kebingungan.
Ester masih saja merasa salah tingkah karena Radhis melihatnay yang berbalut piyama sexy.
Meskipun Radhis hanya berdiri tanpa berekspresi, tapi cukup membuat wajah Ester menjadi merah menahan malu.
Berbeda dengan Radhis, Boas yang berdiri di belakangnya dengan penuh pengertian tentang apa yang dilihat olehnya, segera dia memutar badannya untuk menghormati wanita yang dekat dengan Tuannya.“Saya akan ke dapur untuk meletakkan belanjaan ini dulu Tuan.” ucap Boas dengan yang segera berjalan tanpa menunggu jawaban dari Tuannya.
Selain merasa kur
Sesampainya di dalam kamar Ester menutup dan bersandar di pintu,Kini wajahnya tampak merah merona menandakan bahwa Sebenarnya dia sangat merasa malu dengan kejadian yang baru saja terjadi.“Aku tahu aku menyukainya, Tapi aku tidak menyangka jika reaksiku akan seperti ini,” Ucap Ester dengan mengatur nafasnya.Perlahan Ester mulai berjalan menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tidurnya, Sebelumnya pada saat dia berjalan masih sempat dia mengambil Pakaian yang kemarin dia tanggalkan.Baru satu langkah Ester akan memasuki kamar mandi suara ketukan pintu terdengar.“Iya, ada apa?” Tanya Ester saat dia membuka pintu dan mendapati Loren sudah berdiri di san
“Aku tidak tahu.” ucap Rachel yang berusaha melepaskan pegangan tangan ibunya.“Rachel!” Tekan Tania.“Iya-iya-iya! Tunggu!” ucap Rachel yang akhirnya kini tangannya dilepaskan oleh Tania.“Ini, Ibu bisa menghubungi Manajer properti itu sendiri dan bilang kepadanya agar mencarikan asisten rumah tangga di agen penyedia jasa.” Tutur Rachel dengan memberikan kartu nama dari manajer yang mengurus Villa A1 kemarin.Tania tampak begitu sangat bahagia, wajahnya berseri-seri, karena dia berpikir, jika dia menghubungi sendiri Manager property dia dengan leluasa bisa meminta berapapun asisten rumah tangga yang dia inginkan entah itu dua, tiga, atau bahkan empat.Seperti singa kelapa
Ester yang sedang berada di kamar mandi yang baru saja selesai mengganti bajunya sebenarnya bertujuan menelpon Rachel untuk membicarakan masalah terkait pekerjaan.“Kenapa tidak diangkat?”Ester dengan sedang merias wajahnya kembali mencoba untuk menghubungi Rachel.Beberapa kali Ester mencoba menelpon bahkan sampai dia selesai bersiap untuk berangkat ke kantor Rachel masih belum menjawab panggilan telepon nya.Sebelum keluar kamar Ester mengirimkan pesan singkat kepada Rachel yang berisi, “Aku ingin membicarakan masalah pembangunan di Austreet Market. ini perintah langsung dari Direktur Geneve.”Mendapati pesannya terkirim Ester segera keluar dari kamarnya dan bertujuan akan segera berangkat ke
Setelah sampai di kantor Rachel mencoba untuk menghubungi berbagai pihak yang terlibat.Meskipun dibilang semua pihak yang terlibat, tapi sebenarnya Rachel hanya menghubungi beberapa saja. Karena sebenarnya, pihak yang berkaitan dengan proyek ini hanya beberapa saja. Yaitu perusahaan Wish sebagai penanggung jawab pembangunan, Dodmedia sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dibidang periklanan dan promosi. Serta satu perusahaan lagi, perusahaan besar yang sepertinya dari luar negeri sebagai pihak yang berwenang atau perusahaan yang memiliki hak atas proyek yang akan diselenggarakan.Saat ini sudah sekitar jam sepuluh siang. Radhis berada di kantornya, dia masih merasa khawatir dengan Austreet Market.Dia menatap ke arah luar gedung Geneve de
Sayang sekali, sepertinya saat ini Ester belum mendapat informasi lanjutan yang dijanjikan oleh Rachel.Tapi kedatangan Ester kesana memang ada tujuan, yaitu Ester mendapatkan telepon dari manajer perusahaan properti yang dulu menyelenggarakan lelang hunian villa yang kini ditempati oleh keluarga Dere.“Apa yang mereka inginkan?” tanya Radhis.“Manajer itu bilang bahwa Ibu mertua Tuan Muda menghubungi mereka untuk bertanya tentang asisten rumah tangga.”Radhis seketika tercerahkan, Radhis meminta kepada Ester agar menghubungi sang manajer lagi, dan memerintahkan kepada untuk berbicara kepada manajer jika asisten rumah tangga yang diminta akan disediakan olehnya, dan meminta kepada manajer agar tidak berbicara sembarangan kepada Tania.
***Pukul setengah tujuh malam, Radhis sedang duduk di meja kerja dalam ruang baca di mansion miliknya.Dia duduk dengan membaca beberapa buku dengan sorot lampu yang menerangi tepat ke arah buku yang ada di meja. Meskipun tatapan matanya mengarah ke buku yang sedang dia baca, tapi satu yang jelas, pikirannya sekarang sedang melambung ke Rachel yang ada di tempat yang berbeda dengannya.Sesekali dia menatap ke arah ponselnya, Dia merasa jika dirinya harus menghubungi Rachel.Radhis memegangi ponselnya mencoba mempertimbangkan apa yang saat ini menjadi panggilan hatinya, terus menatap ke layar ponsel yang kini mulai di hidupkan lampu latarnya, membuka daftar kontak, dan “Kilk!” Dia mengu
Keesokan harinya.Kini pukul sepuluh kurang lima belas menit di ruang rapat Wish Corp, sudah hadir beberapa orang, termasuk Rachel selaku penyelenggara rapat sekaligus direktur perusahaan Wish Corp.Ada juga disana Deon Dodge dan ayahnya Daka Dodge, dari Dod Media.Mereka hanya diam menunggu yang lain untuk datang, sedangkan Daka dan Deon saling mengobrol antara ayah dan anak disela mereka menunggu.Tidak lain tidak buka yang mereka obrolkan adalah terkait masalah Rachel.Mereka membicarakan Rachel yang tentunya semua adalah kebaikannya dengan tujuan memuji, agar supaya mereka bisa semakin akrab.Namun, sepe
“Maaf saya terlambat.”Suara seorang wanita yang sangat dikenal oleh Rachel terdengar.Itu adalah suara Ester.Begitu Ester memasuki ruangan Rapat sepertinya dia tampak datang sendirian. Terang itu membuat Rachel dan yang lain bertanya-tanya.Berbeda dengan Vivian kedatangan Ester sangat terlihat anggun, meskipun dibalut pakaian kerja yang sangat rapi, tapi aura kecantikannya masih kentara.Ketika semua orang yang berada di sana berdiri untuk menyambut kedatangannya, Bagaimanapun juga meskipun Ester bukanlah direktur dari perusahaan Geneve akan tetapi Ester termasuk Orang yang patut untuk dihormati oleh mereka.Saling sa