“Tentu saja tuan Cu, aku akan menuruti semuanya, mengingat kamu adalah orang yang sudah menolongku dari laki-laki tidak bertanggung jawab dan kasar itu,” ucap Misa dengan begitu lembut dan juga satu tangannya diletakkan di paha Cuwan.
“Kenapa kau masih memanggilku Tuan?”tanya Cuwan kepada Misa.
“Aku merasa akan lebih menghargaimu, jika aku bisa memanggilmu dengan panggilan tuan Cu,” jelas Misa, yang tak lupa sedikit menarik tangannya yang semula berada di paha Cuwan kini semakin naik sampai ke pangkal paha.
Setelah puas berbincang, kini giliran Gienis yang mengajak Anthony yang tepat di hadapan mereka untuk berbincang, Dimulai dari pertanyaan-pertanyaan sederhana, tentang siapa dia, dan apa hubungannya dengan Wilson, karen kalau memang Anthony temannya kenapa sedari tadi terkesan
“Kalau begitu semoga malam kalian menyenangkan,” ucap Ed yang kemudian melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat Gienis dan juga Cuwan.Dalam setiap langkahnya Ed selalu menyempatkan berbalas pesan dengan seseorang, entah siapa yang dikirimi pesan olehnya, yang jelas itu adalah orang penting.Sementara di tempat Radhis, kini sebagai seorang suami, dia sedang menikmati kecantikan istri nya yang berada di hadapannya, dengan berbalut gaunnya yang tampak begitu mewah, meskipun ini adalah gaun yang sama yang dia gunakan untuk menghadiri pernikahan Sea, yang tentu saja gagal karena semua kebusukan keluarga Sea dan nenek Xion terbongkar kala itu.Jhon Adney yang kala itu selaku mempelai pria membatalkan pernikahannya karena disaat itu mempelai wanita terbukti berselingkuh dengan teman dari mempelai p
“Bagus jika memang begitu, tinggal mencari wanita yang pas untuk dijadikan Istri.” Radhis berceletuk dan dan seolah tanpa ada rasa bersalah, seperti disaat Lisa bertanya perihal momongan kepada Rachel. Radhis terkesan membalas perkataan Lisa.“Kau?” ucap Jhon dengan sedikit mengerutkan giginya.“Sudah-sudah mari minum dulu sembari menunggu acara inti dimulai,” Ester berkata kepada beberapa orang yang ada disana agar mereka tidak terlalu membuat keributan, seperti yang diketahui bahwa fokus mereka kali ini bukan hanya kepada Jhon, namun juga kepada orang-orang yang dibawa oleh Gienis."Bukankah kamu harus ikut mempersiapkan acara ini?" Tanya Rachel.“Iya, tapi semua sudah dipersiapkan oleh orang-orang kami,” ucap Ester
“Apa yang kamu tahu?” tanya Ester khawatir.Rachel tersenyum sembari menghadap kepada Suaminya, sementara Ester semakin bingung dan ketakutan, Ester takut jika Rachel tahu jika Radhis adalah direkturnya, dan tentu saja Ester takut jika itu akan membuat Radhis marah, karena seperti yang diketahui olehnya bahwa Radhis sengaja menutupi jati dirinya dari semua orang.“Sudah tenang saja, aku tahu kamu hanya takut jika suamiku akan cemburu dan marah bukan?” tanya Rachel kepada Ester. Tentu saja itu membuat Ester menarik nafas panjang, Ester merasa lega , karena dia sebelumnya berpikir bahwa Rachel akan mengetahui siapa Radhis sebenarnya, ternyata semuanya salah, yang dikira oleh Rachel adalah Ester takut Radhis akan marah karena Rachel begitu ingin bertemu dengan Direktur Geneve.“oh,. emm. I
Rachel yang tampak ragu bertanya kepada Radhis, “Kenapa kita harus kesana?”“Aku sendiri tidak tahu, tapi setidaknya kita akan mengenal mereka saat kita kesana,” jawab Radhis tanpa ragu-ragu.“Kalau begitu kalian disini saja dulu, biar aku dan Jhon yang kesana,” ucap Radhis yang kemudian melemparkan pandangan kepada Jhon.“Bagaimana Jhon?” tanya Radhis kepada Jhon yang tampak ragu-ragu sambil menatap kepada Ester.“Baiklah, mari aku kenalkan kepada tuan Gienis.” Jhon menjawab dengan dengan bangga, seolah dia ingin memamerkan koneksinya kepada Ester.***Dengan melepaskan pandanga
Kini Cuwan dan empat orang temannya. Beserta satu perempuan, berdiri di samping mobil Van di depan Geneve melihat ke arah gedung.Kesemua dari orang-orang itu yang tentu saja terkecuali Misa, kini menyeringai dengan jahat, seolah mereka akan mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.“Akhirnya!” ucap Cuwan dengan keras.Di dalam, Radhis dan John kini mulai sampai di meja Gienis. Radhis berdiri dengan berada John di depannya, menyapa Gienis, “Selamat malam paman Gienis,” ucap Jhon dengan sedikit membungkuk.“Jhon? Apa kabarmu?” tanya Gienis kepada Jhon yang dia tahu adalah teman anak semata wayangnya, Jolly Gienis.“Baik paman, bagaimana dengan Jolly? kenapa aku kini sudah tidak melihat
“Cuwan?” Tanya Jhon.Terang saja Jhon bingung, karena memang sedari awal Jolly sama sekali tidak pernah membahas tentang siapa itu Cuwan kepada Jhon."Iya, kenapa?" Tanya Gienis.“Tidak paman, Aku hanya merasa selama ini Jolly tidak pernah membahas tentang sepupunya yang berada di Moland ini.” Jelas Jhon dengan sedikit tergagap.“Memang benar. Sejujurnya aku selalu meminta untuk Jolly tidak membahas tentang Cuwan kepada siapapun. Karena memang, aku adalah orang yang tidak ingin menyombongkan hal seperti ini.”Gienis berkata sesuatu yang sama sekali tidak mencerminkan dirinya, bahkan semua orang tahu, termasuk Jhon. Bahwa, Gienis adalah salah satu orang paling arogan yang pernah
Satu suara “Ehem!” mengagetkan semua orang yang ada disana.Semua orang saling menatap satu sama lain, mereka melakukan itu karena mereka memang tidak pernah diberitahu tentang ini, dan tentu saja mereka bingung.Tidak ubahnya juga Gineis dan Cuwan. Kini kedua orang itu seolah saling berbicara satu sama lain melalui tatapan mata mereka.Meskipun di antara mereka berdua sepertinya memiliki beberapa perbedaan pemahaman, perbedaan itu adalah dimana Gienis menganggap itu adalah benar-benar Direktur Geneve. Sedangkan Cuwan merasa sedikit bingung, karena menurut informasi yang didapat olehnya adalah Direktur dari GEneve sendiri adalah Radhis, yang kini sedang berada di hadapannya.“Bagaimana mungkin bisa seperti ini?” tanya Cuwan dengan menggigit kuku j
"Selamat malam para hadirin sekalian!" ucap B- dengan begitu keras.Semua orang menatap padanya yang kini baru saja memasuki aula gedung Geneve, tempat seluruh orang berkumpul."Siapa? Dia siapa? Siapa orang ini?"Semua orang mulai bertanya-tanya satu sama lain. Dan, tentu saja mereka semua hanya kebingungan melihat orang yang datang tersebut."Siapa anda?" Tanya Jhon yang tidak ingin tampak cupu di hadapan semua orang."Tidak perlu tahu siapa saya." Ucap B- yang selanjutnya masih dia lanjutkan."Menyingkir dari jalanku," tambah B- dengan mendorong Jhon untuk minggir.B- kini berada tepat di hadapan Radhis