Melihat sikap ayahnya yang kini sedang terdiam Deon kembali bertanya.
“Ayah? kenapa ayah terdiam?”
“Oh tidak apa-apa. Aku cuman Sedang berpikir apa yang dipunya oleh suami Rachel. Kenapa dia sampai bersikap Arogan itu terhadap kita.” Jawab ayah Deon dengan sedikit terkejut ketika dia mendapatkan pertanyaan dari anaknya Di saat dia sedang melamun tadi.
“Sudahlah Ayah kita tidak perlu membahasnya lagi yang jelas seperti aku sudah punya cara sekarang untuk membuat Rachel mengerti siapa kita.”Papar Deon dengan begitu yakin.
“Apa itu?” Tanya ayah Deon penasaran.
“Itu mudah.”
“Dengan kita menghadiri acara ini kita akan bertemu dengannya di sana, dan secara otomatis dia akan mengerti bahwa kita berada di level yang sama dengannya.”“Tentu saja dengan itu dia tidak akan menganggap remeh kita lagi.”
Ayah dengan berpikir sejenak, namun kemudian dia berkata.
“Benar, bisa jadi seMendapati bibirnya yang dicium oleh suaminya, Rachel hanya bisa terdiam menikmati dengan mata yang sedikit sayu terpejam. Cukup lama mereka melakukan itu, dan disini Rachel seolah kembali merasakan harsat yang telah dia rasakan beberapa waktu lalu.Namun, disaat Rachel hendak meraba pangkal paha suaminya, ponsel Radhis berbunyi tiba-tiba. Tentu saja itu membuat keduanya gelagapan dan salah tingkah."Maaf, Aku akan menjawabnya terlebih dulu!" Menggeser icon jawab pada layar ponselnya.Rachel: "Iya ...."Disini Rachel sebenarnya ingin memberi ijin pada sang suami, tapi belum selesai Dirinya berkata, ternyata Radish sudah menjawabnya panggilan telepon di ponselnya terlebih dahulu.
“Masuk-masuk!” teriak Radhis kepada seseorang yang dia itu adalah Ed Ackerley.“Selamat sore Tuan-Nona!” Ed berkata dengan badan yang sedikit menunduk, begitu juga dengan orang yang ikut dengan dirinya,begitu juga dengan Rocky yang sedari tadi berjaga di depan kini ikut masuk bersama Ed beserta orang yang bersamanya.Melihat ada Ed dan Rocky disana. Rachel langsung mencoba untuk bersikap ramah tama dengan mempersilahkannya untuk duduk.“Silahkan duduk Tuan Ed, Tuan Rocky, dan ….” ucap Rachel dengan senyum manis terpampang jelas bibirnya.“Boaz Nona!” sahut orang yang datang bersama dengan Ed tadi.“Oh! silahkan Tuan Boaz” ucap Rachel kemudian.“Tolong Boaz saja Nona!” Sahut orang yang datang bersama dengan Ed tadi dan ternyata bernama Boaz.“Tapi tuan,” Rachel mencoba untuk menyangga ucapan orang tersebut, Kar
"Aku rasa cukup bercandanya." Radhis berhenti sejenak untuk sekedar menatap ke arah Ed dan Boaz."Istriku sudah pulang. Kini saatnya kita bicara serius.""Iya tuan siap!" Jawab Ed dan Boaz bersamaan."Untuk Boaz!" Panggil Radhis dengan nada pelan namun begitu tegas."Apa kamu sudah mengerti kenapa Ed memanggilmu untuk datang kesini?""Siap Tuan! Untuk menjaga Nona Rachel istri Tuan!" jawab Boaz dengan begitu tegas."Menjaganya dari apa?"Disini Radhis seolah sedang melakukan wawancara tes kepada Boaz. Dia bertanya seperti itu dengan tujuan untuk mengetahui seberapa siap Boaz untuk menjadi pengawal istrinya.
kini Radhis sudah sangat yakin dengan pilihannya untuk menjaga sang istri, bagaimanapun juga Boaz adalah orang yang tepat, dia merasa cara dia menculik Ester dulu adalah suatu tindakan yang rapi, meskipun akhirnya dia tertangkap oleh RAdhis namun tetap dia adalah orang yang berani.Radhis yakin Boaz juga tidak akan bertindak yang tidak-tidak, apalagi berani untuk macam macam dengan Rachel karena sedari tadi Radhis sudah melihat tidak ada satupun kebohongan di mata Boaz.“Satu lagi ingin bertanya.” ucap Radhis kepada Boaz.“Silahkan Tuan!” jawab Boaz dengan sangat tegas.“Apa kamu yakin akan mengabdikan dirimu untuk menjaga istriku?” tanya Radhis yang sorot matanya kini berubah menjadi sangat tajam dan menakutkan.“saya berjanji Tuan!, saya tidak akan berani untuk mengabaikan tugas yang Tuan berikan kepada saya!” jawab Boaz mencoba untuk meyakinkan Radhis.merasa Boaz serius dengan p
perubahan sikap dari Radhis seketika terlihat, dia menatap ke arah depan seolah Ester kini sedang berada di hadapannya.“Masalah apa?” tanya Radhis.seketika Ester menjelaskan semuanya kepada Radhis. perihal semua undangan sudah dia berikan kepada semua orang yang rencananya akan diundang dalam acara pertemuan di Geneve sabtu malam.jadi penyelenggara acara sudah mengkonfirmasi jika semua undangan memang sudah disebar oleh mereka, namun sebagai tambahan penyelenggara acara juga berkata jika pemimpin Geneve dimohon untuk datang menghadiri acara tersebut.“Apa maksudmu? bukankah aku sudah bilang kamu yang akan menggantikanku untuk datang ke acara tersebut sabtu malam
“Saya mau melapor Tuan,ini terkait tempat yang akan dijadikan tempat tinggal oleh Boaz Tuan.” ucap Ed dari seberang telepon.“Apa kau sudah mendapatkannya?” tanya Radhis kepada Ed.“Siap! sudah Tuan! saya mendapatkan tempat untuk tempat tinggal Boaz, hanya beberapa Blok dari kediaman Tuan Muda. ini untuk memudahkan kerja Boaz Tuan. Jika dia berada dekat dari kediaman tuan dia akan selalu menjaga Tuan dengan baik.” Ed berdeduksi dengan baik perihal kemungkinan yang akan terjadi dan apa yang harus dilakukan."Baik Ed. Jika memang begitu itu akan lebih baik. Dan satu lagi datangkan beberapa lagi yang terbaik dari mereka. Aku ingin bukan hanya istriku. Tapi rumah, mertuaku keduanya juga dilindungi." Terang Radhis yang sudah mulai merasa semua ini semakin berbahaya.
“Iya Bu, emang tadi Radhis pergi kekantor.” ulang RAchel menjelaskan kepada Tania.“tapi jika memang suamimu pergi kekantor mu kenapa kamu pulang lebih dulu?” Tania bertanya kepada Rachel yang kini sudah berjalan mendekat sampai berada di samping suaminya."Iya tadi ketika dia ke kantor ada orang yang ingin bertemu dengannya,jadi saat kami ingin pulang dia masih harus tinggal di kantor menemui orang itu.” jelas Rachel kepada ibunya, yang tentu saja semuanya hanyalah karangan fiktif belaka karena dia tidak ingin membuat orang tua nya semakin bertanya-tanya kepada Radhis dan dirinya."Oh, pantas saja…" belum sempat selesai Tania berucap Rachel sudah memotong pembicaraannya."Aku tidur dulu" sahut Rachel yang kemudian menarik tanga
“Sayang …” Rachel hanya bisa mendesah ketika Suami yang dia cintai kini sedang meraba dan meremas dengan lembut di bagian dadanya. sementara tubuhnya kini sudah tidak ada pakaian yang melekat selain dalaman penutup dada dan penutup bagian bawahnya.“Sayang—” panggilan Rachel kepada sang suami menjadi sedikit lebih panjang dan berupa desahan yang sangat menggoda dan penuh akan kenikmatan.Sementara itu sang suami tanpa memperdulikan desahan Rachel kini semakin gencar meremas dada istrinya yang terbaring pasrah di tempat tidur.“Sa … Hu Bmt” untuk yang kesekian kalinya Rachel akan memanggil suaminya, namun dengan cepat Radhis melumat bibir istrinya.Dengan bibir yang tetap dilumat oleh Radhis kini jemari R