Yang tadinya begitu semringah, kini Brandon menganga tak percaya. Ia berulang kali menggeleng-gelengkan kepalanya. “Mustahil.”
“Lebih sempurna dari bidikanmu, Tuan. Itu artinya aku yang menang.” Levon memanas-manasi Brandon.
Brandon menoleh ke arah Levon. Ia masih belum percaya bahwa lawannya itu lebih hebat darinya, “Kebetulan ... Itu hanya kebetulan. Kita ulang sekali lagi.”
“Hah?” Levon berpura-pura terkejut. “Sekali lagi? Mana bisa, perjanjiannya hanya sekali.”
Brandon menatap tajam sambil menodongkan senjata laras panjang pada Levon, “Aku bilang sekali lagi atau aku terpaksa mengeluarkan isi otak dari kepalamu!”
Levon berpura-pura ketakutan, meski hatinya tengah tertawa iblis. Saat ini ia memilih menuruti kemauan Brandon dengan isyarat mengangguk.
“Bagus!” Brandon berputar arah dan bersiap membidik sasaran.
Levon juga fokus menat
Brandon tidak melihat sedikitpun sikap konyol yang biasa Levon tunjukkan. Justru aura mantan suami Rose itu terlihat sangat istimewa, wibawa, dan menakutkan.Bahkan bulu kulit Brandon ikut bereaksi. Tubuhnya juga bergetar hebat dengan keringat dingin mengalir deras di sekujur tubuh.“Si-siapa, kau?” tanya Brandon dengan napas tak beraturan, apalagi rasa sakit di perutnya semakin terasa.“Sudah aku bilang padamu, Brandon. Aku orang yang kau cari. Aku Leo, Tuan Leonardo dari Turki.” Levon mengeluarkan suara khas sebagai seorang penguasa.Dengan suara khas itu, Brandon kebingungan. Bukankah Levon adalah mantan suami Rose? Hatinya bertanya-tanya. Tidak mungkin pria tampan itu adalah Tuan Leo, tetapi disisi lain dilihat dari sikap dan suaranya sudah mencerminkan sang penguasa.“Kau mantan suami Rose. Kau hanya bekerja pada Tuan Leo. Kau hanya berpura-pura menjadi Tuan Leo untuk menakut-nakuti. Aku tau itu hanyal akal-akalan
Hari ini Levon bekerja sebagai supervisor cleaning service kembali setelah dua hari absen. Menggunakan mobil Chevrolet, Levon berangkat sendirian ke perusahaan.Sementara itu Amelia dan Angelina berangkat bersama menggunakan mobil bugatti.“Angel, aku meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah aku lakukan padamu.” Amelia berpura-pura menyesal, tetapi sebenarnya ini adalah bagian rencana. Ia sudah mempersiapkan sesuatu untuk menjauhkan sang pengacara dari Levon.“Ya, Nona. Tidak apa-apa. Aku juga meminta maaf pada Nona atas semua sikap yang mungkin menyakiti hati Nona.” Angelina senang.Setiba di perusahaan, Angelina dan Amelia langsung menuju ke ruangan CEO sesuai janji dengan Levon.Levon senang melihat keakraban antara Angelina dan Amelia.“Aku harap kalian bisa saling bekerjasama, membagi tugas satu sama lain. Mulai hari ini kalian satu team,” terang Levon pada mereka berdua yang saling berpegangan t
Levon hanya mengalami luka ringan. Ia cepat tanggap menghubungi orang-orang kepercayaannya untuk membantu musibah itu.Levon turun dari mobil, mengecek keadaan sekitar. Banyak sekali darah berceceran, bahkan sebagian orang ditemukan meninggal di tempat.Orang-orang bekerumun. Mereka menjerit histeris, tak menduga kecelakaan beruntun itu terjadi dalam sekejap dan menewaskan beberapa orang dan juga anggota keluarganya.Levon menghampiri anak kecil usia sepuluh tahunan yang selamat atas insiden itu, “Tenanglah, nak.” Levon menggendong anak kecil itu yang menangis melihat kedua orang tuanya yang kejang-kejang bersimpuh darah, kemungkinan besar nyawanya tak akan tertolong.“Papa .... Mama ....” Anak itu berteriak berulang kali.“Papa dan Mamamu selamat. Sebentar lagi mereka akan dibawa ke rumah sakit.” Levon menenggelamkan kepala anak kecil itu ke dadanya agar tidak melihat kondisi orang tuanya yang sangat menge
Beberapa orang kepercayaannya segera membawa Levon ke mobil dan bergegas menuju rumah sakit. Mereka terlihat sedih bercampur panik melihat darah segar mengucur dari punggung sang Tuan. Sebagian orang kepercayaan Levon yang lain mengabari keluarganya. Tentu saja Azmir, Emma, Amelia, dan Angelina sangat syock mendengar kabar penusukan pada Levon. Mereka panik menyusul ke rumah sakit. Jack, Pulisic, dan orang-orang terdekat lainnya juga tak kalah syock mendengar kabar itu. Mereka bergegas menuju rumah sakit. Di rumah sakit, Levon langsung di tangani oleh dokter khusus. Beberapa orang kepercayaannya menjaga ketat tempat itu. “Levon? Levon dimana?” Setiba di rumah sakit, Amelia langsung berteriak mencari keberadaan Levon. “Tuan sedang ditangani oleh dokter.” Beberapa orang kepercayaan Levon mendekat dan berusaha menenangkan Amelia. Di saat bersamaan Angelina tiba di rumah sakit dengan tangisan. Hanya berjarak beberapa menit, Emma dan Azmir
Orang itu tertawa keras, wajahnya tampak diselimuti rasa dendam yang amat begitu dalam.“Sudah lama aku menyimpan rasa dendam ini padamu, Tuan Leo. Bertahun-tahun aku sabar mencari identitasmu ... Akhirnya aku tahu wajahmu. Gadis itu mudah sekali dibodohi. Darinya aku bisa tahu wajah Tuan Leo.”Namun, perlahan wajah orang itu berubah kesal. Bahkan ia menendang meja yang ada di depannya, “Kau sepertinya mempunyai seribu nyawa, Tuan Leo ... Seharusnya kau sudah mati.”Di detik berikutnya, wajahnya kembali semringah dan perlahan tertawa keras penuh kemenangan, “Tapi aku pastikan kau tidak akan selamat. Pisau itu sudah dilumuri racun yang sangat mematikan.”Emosi orang itu berubah-ubah. Di detik berikutnya, wajahnya tampak kesal kembali. Ia seolah-olah tidak percaya Tuan Leo masih hidup. Mustahil orang bisa selamat dari penusukan dua pisau sekaligus yang dilumuri racun mematikan.Di titik ini, orang itu mengambil pon
“Baiklah. Jika kau tidak mau mengaku, aku terpaksa akan menggunakan cara lain,” ancam Jack tersenyum miring dengan sorot mata tajam.“Silahkan, aku tidak takut. Lebih baik aku disiksa daripada aku mengakui perbuatan yang tak pernah aku lakukan.” Seseorang itu tampak masih terlihat santai. Senyuman masih terukir meski rasa sakit di seluruh tubuhnya semakin terasa.Jack tersenyum licik. Ia mengangkat tangan untuk memberi isyarat pada teman-temannya untuk menjalankan rencana cadangan.Dua orang melangkah mendekat dengan tatapan yang begitu menyeramkan. Mereka memegang tangan seseorang itu.“Sebentar lagi kau pasti tidak akan bisa berbohong lagi, biadap,” ancam Jack, tetapi seaeorang itu masih menerbitkan senyuman tanpa rasa takut.Namun, tanpa disadari seseorang itu, ada satu orang kepercayaan Levon yang melangkah mendekat dengan membawa sebuah suntikan di sebelah tangan.“Kalian mau apakan aku?&r
“Namanya Rhea Ogechi ... wanita jepang,” bisik Gerald. “Sekarang tepati janjimu. Dimana kamarnya? Aku ingin tidur.”“Disana kamarmu,” ucap Jack sambil menunjuk pintu luar, Gerald pun berjalan sempoyongan.Jack menghela napas, “Sekarang kita harus mencari wanita itu. Kita harus mencari tahu siapa yang membongkar identitas Tuan Leo,” kata Jack pada teman-temannya.Malam penuh kesedihan, Levon masih belum sadar dari koma. Pihak keluarga sudah diperbolehkan masuk ke ke dalam dengan syarat maksimal dua orang yang masuk.“Anne tau banyak orang yang tidak menyukaimu. Banyak yang iri dan dendam padamu ... Cepat sadar, Leoku kuat. Bangun dan hukum semua penjahat itu. Jangan biarkan kejahatan menang dari kebaikan ... Kebaikan tidak pernah kalah.” Emma berusaha menahan kesedihan. Ia memegang tangan Levon yang terbaring koma. “Anne tau Leo mendengar Anne ... Azmir Levon Leonardo tak pernah kalah. Bangu
“Kau memang lelaki tampan yang nakal, Anderson.”Anderson hanya tersenyum penuh arti menatap Rhea Ogechi yang mulai sempoyongan.“Dasar wanita murahan.” Anderson berkata pelan tanpa di dengar Rhea Ogechi. “Kau juga wanita bodoh. Setelah kau menceritakan kejahatanmu, bersiap-siaplah mendapat amukan dari orang-orang Tuan Leo!”“Aku tidak mendengarmu. Apa yang kau katakan, Anderson?” tanya Rhea Ogechi yang semakin sempoyongan. Ia menarik tangan Anderson. “Ayo kita bercinta sekarang juga. Gairah seksualku sudah memuncak. Hangatkan aku.”Anderson menurut, kemudian mereka duduk di tepi ranjang.“Sebelum kita bercinta, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Anderson mulai beraksi.“Ya, ya tanyakan saja,” ucap Rhea Ogechi sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher Anderson. “Kau sangat manis sekali, aku tergila-gila padamu. Cepat buka bajumu, Anderson.&