“Kau memang lelaki tampan yang nakal, Anderson.”
Anderson hanya tersenyum penuh arti menatap Rhea Ogechi yang mulai sempoyongan.
“Dasar wanita murahan.” Anderson berkata pelan tanpa di dengar Rhea Ogechi. “Kau juga wanita bodoh. Setelah kau menceritakan kejahatanmu, bersiap-siaplah mendapat amukan dari orang-orang Tuan Leo!”
“Aku tidak mendengarmu. Apa yang kau katakan, Anderson?” tanya Rhea Ogechi yang semakin sempoyongan. Ia menarik tangan Anderson. “Ayo kita bercinta sekarang juga. Gairah seksualku sudah memuncak. Hangatkan aku.”
Anderson menurut, kemudian mereka duduk di tepi ranjang.
“Sebelum kita bercinta, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Anderson mulai beraksi.
“Ya, ya tanyakan saja,” ucap Rhea Ogechi sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher Anderson. “Kau sangat manis sekali, aku tergila-gila padamu. Cepat buka bajumu, Anderson.&
Di rumah sakit, tim dokter sangat bahagia. Mereka tidak menduga keadaan Tuan Leo membaik. Padahal beberapa jam lalu keadaan orang nomor satu itu masih kritis.“Lihatlah, Tuan Leo kita! Tuan Leo memang orang yang sangat hebat. Tidak akan ada yang bisa membunuhnya. Tuan Leo kita bukan orang biasa. Tuan Leo bagaikan dewa yang menyerupai orang di dunia kejam ini. Tuan Leo telah dikirim Tuhan untuk memberantas kejahatan.” Salah satu dokter berkata dengan tatapan penuh bangga dan kekaguman yang berlebihan pada Tuan Leo, seolah-olah tidak ada orang yang lebih hebat, kuat, dan cerdas dari Tuannya.“Tuhan selalu melindungi orang baik. Tuhan tidak akan membiarkan orang jahat membunuh orang baik,” sambung doktet lainnya yang sama-sama menatap kagum.Salah satu dokter ke luar ruangan, pihak keluarga pun menghampirinya dengan penuh harap.“Bagaimana keadaan Leo?” tanya Emma.“Tuan Leo baik-baik saja 'kan, dok?” ta
Perlahan salah satu sudut bibir Van De Boer terangkat, “Aku suka tatapanmu. Tatapanmu seperti seekor singa yang menatap mangsanya ... Ya, aku juga ingin membunuh Tuan Leo. Bertahun-tahun lamanya aku sabar menunggu. Dan kesabaranku membuahkan hasil. Aku tahu wajah Tuan Leo melalui bantuan Rhea Ogechi. Kecelakaan itu bagian rencana sempurnaku untuk melenyapkan Tuan Leo.” Namun, perlahan juga wajah Van De Boer berubah kesal, “Tapi anak buahku yang ada di rumah sakit mengatakan kalau kondisi Tuan Leo membaik. Berita itu membuat aku frustasi. Rasanya mustahil selamat dari dua pisau yang dilumuri racun mematikan. Tuan Leo memiliki banyak nyawa ... tapi aku tak akan menyerah sampai Tuan Leo benar-benar mati. Karena dia, aku gagal menjadi orang nomor satu di Amerika. Karena dia, Weston Mckennie menang dalam pemilihan.” Anderson menatap penuh amarah pada Van De Boer. Ia tak menyangka ada seseorang musuh yang berada di dalam rumah sakit tempat Tuan Leo dirawat. “Jika k
Beberapa hari kemudian.“Bagaimana, Apa masih terasa sakit?” tanya Emma sambil mengusap wajah Levon dengan penuh cinta dan kasih sayang.Levon tersenyum hangat menatap Emma yang duduk di samping tempat tidurnya. Ia juga mengedarkan senyumannya pada semua orang yang berdiri di sekitar ruangan itu.“Sudah lumayan. Bahkan sekarang aku bisa berlomba lari dengan Baba,” canda Levon, semua orang yang menjenguk pun tertawa lucu.“Kalau begitu, Baba terima tantanganmu,” respon Azmir bersemangat.Sementara itu Amelia meraih beberapa buah dan membawanya ke westafel untuk dicuci sebelum diserahkan kepada Levon.Setelah mencuci buah itu, Amelia meletakkan di atas nakas, “Mau makan buah, Leo?” tawar Amelia dengan menyunggingkan senyuman manis.“Terima kasih, Amel. Nanti saja,” jawab Levon.Levon tersenyum menoleh ke arah Angelina yang berdiri di samping Pulisic.“
Setelah mengumumkan identitasnya pada publik, Levon membaur dengan para karyawan. Benar-benar tidak ada penghalang, dia seperti bukan seorang bos, melainkan terlihat sebagai seorang teman.Hari ini pekerjaan diliburkan dan hanya diisi dengan tatakrama agar hubungan Levon dan karyawan perusahaan Leo Group semakin akrab.“Maafkan saya, Tuan. Selama saya menjadi karyawan, saya selalu memandang rendah Tuan Leo ... Sekarang saya sadar, apa artinya kekayaan jika hanya untuk menyombongkan diri ... Kesalahan saya pada Tuan sangat besar. Saya tidah tahu harus meminta maaf dengan cara apa,” kta Laura dengan tatapan penuh penyesalan.“Hem yang penting kau sudah menyadari kesalahanmu, itu sudah cukup bagiku ... ow ya selama bekerja disini, kinerjamu sangat bagus. Kau karyawan yang jujur dan juga bertanggung jawab,” puji Levon.Karyawan lainnnya pun juga begitu, mereka meminta maaf atas kesalahan di masa lalu.***Siang hari
Levon bersantai di kamar pribadinya dengan memakai atasan kaos dan celana training. Saat ia bermain ponsel, tiba-tiba Emma memanggil dari luar.“Leo, buka pintunya. Anne ingin bicara.”“Iya, Anne.” Levon memasukkan ponsel ke saku celana training miliknya. Lalu ia berjalan ke arah pintu dan membuka. “Ada apa, Anne?”“Hem kemarilah.” Emma menarik tangan Levon menuju sofa yang ada di dalam kamar itu.“Hemm ya, Anne? Pasti Anne menginginkan sesuatu dari Leo.” Levon sudah hafal betul tatapan dari orang tuanya itu memiliki makna yang harus ia kerjakan.“Maukah Leoku mengabulkan keinginan Anne?” tanya Emma dengan mata berkaca-kaca, membuat Levon mengangguk cepat.“Iya Anne, katakan apa keinginan Anne?”“Anne dan Baba sudah tua. Anne dan Baba ingin menggendong cucu,” ungkap Anne tersenyum sambil mengusap rambut Levon.“Anne ingin Leoku cepat-c
“Apa kau mau menjadi istriku?”Angelina semakin gugup mendengar pertanyaan itu. Jantungnya berdebar begitu kencang. Ia tak pernah menyangka, orang nomor satu itu menyukai dirinya, bahkan ingin menjadi dirinya sebagai istri.Angelina menepuk pelan pipinya dengan pandangan lurus ke wajah Levon, “Apa aku sedang bermimpi?” Angelina memang sangat mencintai lelaki di depannya itu. Ia juga berharap cintanya terbalaskan, tetapi bagaimana dengan Amelia?“A-pa Tuan serius? Tuan ber-canda 'kan?” tanya Angelina memastikan.Levon menghela napas. Ia sudah memprediksi sebelumnya, Angelina pasti kaget dengan permintaan darinya.“Aku tidak bercanda, Angelina!” tegas Levon. “Jadi apa kau mau menjadi istriku?”“Apa ada sesuatu? Apa Anne yang menyuruh, Tuan?” tanya Angelina. Ia yakin permintaan kilat itu pasti karena permintaan Emma.“Anne memang menyuruhku un
Mendengar itu, langit Amelia runtuh. Wajahnya merah padam. Matanya melotot seperti ingin keluar dari tempatnya.Sementara itu, tubuh Angelina bergetar hebat. Suara detakan jantungnya terdengar jelas. Ia tidak mengerti apa yang sedang dilakukan Levon. Baginya, lelaki yang berlutut di hadapannya itu sudah gila.“Apa kau mau menjadi istriku?” tanya Levon sekali lagi. Tentu sesekali ia melirik ke arah Amelia yang mematung tak jauh dari sana.Ini bagian rencana Levon. Ia sengaja membawa Angelina ke ruang tengah dan berharap Amelia menyaksikannya. Ia ingin tahu rekasi dari sepupunya itu.Rencana gila ini memang ekstrim, tetapi Levon ingin memgetahui kebenaran apakah Amelia sudah menjadi orang jahat atau hanya perasaannya saja. Dan dugaan Levon benar, dari eskspresi yang ditunjukkan sepupunya itu menandakan ciri-ciri orang jahat.'Tanpa sepengetahuanmu, beberapa hari terakhir aku memantaumu, Amel. Kau berusaha menyingkirkan Angel, bahkan kau i
“Nona, jangan lakukan itu.” Yang tadinya Angelina diam seribu bahasa, akhirnya bersuara. Tatapannya penuh rasa bersalah. “Aku tidak akan menerima perjodohan ini. Maafkan aku ... aku gadis yang tidak tahu diri. Seharusnya dari dulu aku tidak hadir dalam keluarga Tuan Leo.” “Jika kau menyadari semua kesalahanmu, pergilah sekarang juga!” bentak Amelia pada Angelina dengan sorot mata tajam. “Jika kau tidak ingin melihatku mati, pergilah sejauh mungkin dan jangan perlihatkan wajahmu lagi! Kalau perlu pindah Negara!” Angelina meneteskan air mata, “Baik, Nona. Aku akan pergi dari kehidupan Tuan Leo. Aku akan menjauh dari Tuan Leo ... Maafkan semua kesalahanku. Sejujurnya aku tidak pernah punya niat merebut Tuan Leo dari Nona.” Angelina pun berlari ke kamarnya dengan tangisan, sedangkan sedari tadi tatapan tajam Levon tetap menyorot pada Amelia. “Menikahlah denganku, Leo. Aku janji akan menjadi istri yang baik untukmu,” ucap Amelia dengan buliran tangisan, me