Max mengangkat tangan kanannya dan menutupi mata. Sinar matahari yang memancar dari celah tirai yang masih tertutup membuatnya sedikit terganggu.“Sudah pagi, dan aku seharusnya mengantar Olive dan Daniel!” serunya kemudian mengucek kedua mata dan harus segera bangun.Saat itulah ia menyadari ada hal yang tak biasa. Jade tampak melingkarkan lengan pada pinggangnya dan ia sendiri hanya mengenakan celana boxer. Saat itulah Max menepuk kepalanya dan memaki, “Sialan! Apa yang kulakukan semalam?” tanyanya kemudian memijat-mijat pelipis.Ia pun menggelengkan kepala mengingat-ingat apa yang telah dilakukannya sebelum tidur. Samar-samar ia pun teringat kalau melakukan hubungan suami istri bersama Jade.Max pun memaki dalam hati dan mengatakan betapa bodohnya dia melakukan hal itu. “Huft!” ia pun menghembuskan napas panjang sambil memaki dirinya.Saat itulah Jade tiba-tiba terbangun dan memeluk Max dengan erat. “Sayang, akhirnya kau sudah sembuh,” ucapnya.“Ah kenapa?” tanya Max yang berpura-p
Mobil melaju dengan tenang di tengah jalan yang lengang. Max, seorang pengawal yang setia mengemudi dengan penuh kewaspadaan. Di kursi belakang, tampak Olive dan Daniel duduk.Namun satu hal yang tak biasa, Olive, si putri tertua keluarga McCall, tampak duduk dengan posisi tegak dan menegang. Ia sama sekali tidak menunkkan ekspresi apa-apa. Tatapannya penuh dengan curiga dan penasaran terpancar dari matanya yang indah saat dia memperhatikan Max dengan seksama.Tak biasanya Olive bersikap demikian pada Max. Semenjak Max menjadi pengawal mereka berdua, Olive bisa lebih rileks dan lepas dari ketakutan.Pengawal yang dulu selalu bersikap tidak ramah dan sering menekan dia dan adiknya. Berapa banyak hinaan dan gertakan yang diterima oleh Olive dari pengawal terdahulu. Namun tidak dengan Maxim Williams, sosok pengawal ini benar-benar membuat mereka semua merasa nyaman, dan membuat mereka bebas dari rasa takut.Selama ini, Olive merasa ada sesuatu yang aneh dalam keberadaan Max di rumah mer
Olive dan Daniel terlihat begitu antusias setelah mereka pulang dari sekolah. Saat itu mereka berdua melihat Jade tampak bermain bersama seekor kucing putih yang berbulu lebat dan gemuk, itu adalah kucing yang ditemukan oleh Max saat berada di hutan.“Bibi Jade, itu kucing siapa?” tanya Daniel sambil berlari menuju Jade. Sementara Olive berjalan pelan-pelan dan membuat jarak yang begitu dekat dengan Max.Jade langsung menggendong kucing itu dan memberikannya pada Daniel. Bocah kecil itu pun langsung memeluk hewan berbulu itu dengan erat. “Apa ini peliharaan kita?”Jade hanya menunjuk ke arah Max dan berkata, “Ya, Paman Max membawanya untuk kalian semalam. Namun kalian sudah tidur!”“Paman! Benarkah kita akan memiliki kucing ini?” tanya Daniel. Wajahnya yang merah bulat terlihat begitu menggemaskan saat memohon.Sudah lama Daniel ingin memiliki hewan peliharaan, tapi keinginannya selalu ditentang oleh Vanessa dengan alasan binatang hanya membuat rumah jadi kotor dan bau. Berulang kali
“Aku pergi dulu, kau jaga anak-anak di sini, tuan Ramford sudah memanggilku,” ucap Max sambil menepuk pundak Jade istrinya. Jade menoleh ke arahnya dan berkata, “Oh, baiklah,” jawab Jade. Perempuan berwajah bulat ini pun langsung mengantar Max menuju motor sportnya. Kemudian memegang telapak tangan Max sebelum laki-laki itu mengenakan helm. “Ada masalah apa?” tanya Max. Jade menggeleng, “Oh mengenai hal tadi pagi … aku … aku minta maaf. Aku terlalu merindukanmu, sampai aku lupa kalau penyakitmu belum benar-benar pulih.” Max hanya tersenyum, “Tak apa. Aku yang seharusnya meminta maaf padamu. Sebagai suami aku tidak tahu bagaimana cara menyenangkanmu.” Max mengusap rambut Jade dengan lembut sampai akhirnya ia pun mengenakan helm dan menyalakan mesin motor sportsnya. Jade tampak tersenyum dan berbunga-bunga dan terus memperhatikan suaminya hingga bayangan Max hilang dari pandangannya. Tanpa disadari, Olive memperhatikan mereka berdua dari lantai atas. Gadis kecil itu memperhatikan
“Hmm menurutku jika hanya menggunakan cara seperti itu tidak akan berhasil,” papar Ben.“Apa maksudmu?” protes Ronnie yang tidak senang karena idenya disabotase oleh Ben.Ben tersenyum sinis kemudian berkata, “Apa kau sudah lupa dengan Tuan Ethan Knight?”Semuanya terdiam begitu mendengar nama Ethan Knight. Bagaimana mungkin mereka semua melupakan sosoknya. Ethan Knight adalah guru mereka semua. Orang yang mengajarkan mereka bela diri dan bagaimana cara bertahan terhadap serangan.Selama ini belum pernah ada berita tentang kekalahan Ethan Knight. Pria ini walaupun usianya sudah tidak bisa dibilang muda lagi, tapi kemammpuan bertarungnya sungguh luar biasa. Bahkan seorang master beladiri yang menguasai tenaga dalam dari timur saja tidak berani untuk melawannya.Bahkan Ethan Knight memegang rekor bertarung tercepat dan tidak ada yang mampu menandinginya. Pria ini mampu mengalahkan lima orang sekaligus hanya dalam waktu empat setengah menit saja. Bukankah ini sungguh luar biasa.Rekor se
Sebenarnya Ethan Knight merasa tidak senang dengan kedatangan mereka. Namun meskipun begitu, ia tetap saja bertanya apa yang terjadi, dan kenapa mereka semua mencarinya.Ben pun langsung berkata pada pria tangguh ini, “Mmm begini Tuan, kami ingin anda menghadapi seorang pengawal jagoan yang bekerja pada Tuan Ramford.”“Seorang pengawal jagoan?” Tuan Knight pun mneyipitkan mata. Kata-kata pria jagoan ini sangat mengganggu di telinganya. Bagi Tuan Knight tak ada satu ahli bela diri pun yang mampu untuk menandinginya.Hal ini benar-benar membuat situasi hatinya sangat panas. Ia mengepalkan tangan dan menatap tajam ke arah Ben, “Seorang pengawal jagoan? Apa kau bermaksud mengatakan kalau dia adalah pimpinan pengawal, Rex? Huh aku tidak bermaksud mengungkit-ungkit, tapi akulah yang pernah mengirimnya ke rumah sakit saat ia melawanku dan mendapatkan cedera pada pinggulnya.”Ben menggeleng dengan cepat, “Tidak Tuan .. tidak bukan dia, tapi ini pengawal lama, dulu dia adalah seorang pecundang
Desakan-desakan yang diperuntukkan Tuan Knight benar-benar membuat master para pengawal ini marah. Ia benar-benar tidak bisa diam saja menghadapi ini semua.Tuan Knight pun mengepalkan tangan lalu mengambil secarik kertas dan mulai menulis. “Aku mendengar ada seorang pengawal yang dulu adalah seorang pecundang. Namun saat ini pengawal itu justru berubah kurang ajar dan tidak tahu diri. Aku ingin tahu seperti apa kehebatan pengawal itu, apakah benar seperti yang dikatakan orang-orang? Ataukah itu hanya sebuah isapan jempol belaka? Temui aku dan aku akan menantangmu untuk menemukan siapa sebenarnya yang terhebat diantara semua!”Setelah menuliskan surat itu, Tuan Knight pun meminta anak buahnya untuk menyalin dalam bentuk surat elektronik dan membuat pengumuman itu melalui media secara terbuka. Saat ini Tuan Knight menginginkan agar seluruh kota mengetahui tentang kehebatannya.Dalam hitungan beberapa jam saja tantangan itu pun sudah tersebar di media. Surat tantangan itu pun seketika
Seketika seisi kota menjadi heboh dengan berita yang tersebar. Mereka semua tampak tidak sabar dengan pertarungan kali ini, terutama bagi mereka yang sudah memasang taruhan.Saat itu di perguruan Tuan Knight, salah seorang pengikutnya mendatangi Tuan Knight yang sekarang sedang berdiri memandang ke arah jendela.“Tuan Knight, sepertinya kita salah menduga tentang pengawal itu. Kukira pengawal itu tidak berani untuk melawan Anda, nyatanya ia menerima tantangan yang anda berikan.”“Hmm,” jawab Tuan Knight.“Ternyata dia nekad juga untuk melawan Anda. Dia sama sekali tidak memikirkan bagaimana akibatnya jika berani untuk membuat masalah dengan Anda,” kata murid Tuan Knight, Jake.“Menurutmu, apa yang harus kita lakukan, Jake. Pengawal itu menerima tantangan kita, sepertinya dia benar-benar menganggap dirinya adalah jagoan tanpa tanding.”Sesungguhnya saat ini Tuan Knight terlihat bimbang. Sudah lama ia tidak bertarung dengan siapapun. Lebih tepatnya ia tengah menenangkan diri dari segala