Ternyata kelima pria yang menyerang dengan tiba-tiba bukanlah orang baik. Mereka sepertinya adalah perampok yang memiliki keahlian beladiri dengan kelas master.Saat itulah Randy terlihat bingung. Bagaimana mungkin ia bisa melawan lima orang master secara bersamaan.Di saat Randy kebingungan, kelima orang itu pun maju secara bersamaan. Mereka mengarahkan telapak tangan ke arah depan dan memukul Randy dari lima arah.Saat itu Randy tersentak dan tiba-tiba ia mual dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Tak puas sampai di situ, tubuh Randy yang masih lemas pun kembali mendapatkan beberapa pukulan dari kelima orang itu.Saat itulah Randy terjatuh dalam posisi telungkup. Wajahnya membentur tanah dan hidungnya bengkok.Seketika semua yang menggantungkan nasib pada Randy pun terlihat pucat. Kejadian itu benar-benar membuat mereka terpukul. Kelima orang yang menyerang mereka memang bukan sembarang perampok. Mereka semua seorang master yang dengan mudah melumatkan kelompok Erick.Sekarang ini
Namun sesuatu yang tak terduga muncul dari Anne. Dia bahkan menoleh ke arah Zack dengan mata yang berbinar dan penuh harap. Anne menjadi satu-satunya yang yakin akan kemampuan Zack. "Aku berharap padamu, Zack!" serunya dengan penuh keyakinan.Saat itu pula pimpinan kawanan perompak itu menoleh ke arah Zack dengan tatapan yang dingin. Kemudian dengan suaranya yang berat ia pun mulai berkata, "Hei bocah ingusan! Apa kau mau mati? Baiklah kalau kau memang mau mati, aku dengan senang hati akan mengantarmu menuju lembah Kematian. Aku pun akan menjadikan mayatmu sebagai hal yang sangat berguna. Saat kau mati, aku akan membuang mayatmu di tengah hutan dan menjadi santapan bagi binatang buas yang ada di sini!"Setelah mengatakan hal itu, pimpinan perampok pun mengangkat kepalan tangannya dan bermaksud meninju wajah Zack. Kejadian ini hanya membuat kawanan Erick geleng-geleng kepala sambil mencibir betapa bodohnya Zack untuk mengambil resiko ini. Mereka semua tidak bisa membayangkan bagaiman
Pria paruh baya itu pun tertawa lantang kemudian berkata pada kawanan di depannya. "Aku adalah pimpinan di desa ini. Aku tahu kedatangan kalian adalah untuk menjelajah dan melihat-lihat. Maka dari itu aku memberi penawaran pada kalian untuk akomodasi berupa rumah penduduk."Setelah memperkenalkan diri, pria itu Roger Weisz menyebutkan kalau harga termurah untuk sewa adalah 600 hingga 2000 dolar semalam. Harga yang cukup tinggi untuk tinggal di desa dengan bangunan yang kurang terawat seperti itu."Oh hanya seorang pimpinan di desa," gumam Erick kemudian melihat ke sekeliling kembali. Saat ini ia ingin tahu kenapa desa tapak begitu sepi."Kenapa sepi sekali? Dimana penduduk desa?""Beberapa diantaranya pindah dan menetap di desa lain, dan ada juga yang menghilang dan tidak ada kadarnya," jawab Roger Weisz.Erick mengerutkan alis tak mengerti, "Hilang? Apa maksudmu dengan hilang?"Pria paruh baya itu pun tersenyum, "Begitu banyak bahaya di tempat ini. Sebagian besar warga memang memilih
Setelah memberikan penjelasan, pria paruh baya itu pun berjalan meninggalkan mereka. Saat itulah Max langsung mengikutinya dari belakang.Zack pun langsung tahu apa yang ia lakukan, tentu saja ia harus mengikuti orang yang pernah menjadi penyelamat dalam hidupnya. Namun baru beberapa langkah saja ia sudah dipanggil oleh Erick dan kawanannya."Hei, kau kenapa harus mengikutinya? Di sini saja bergabung dengan kami!" seru Erick yang kali ini bicara dengan lebih sopan pada Zack.Meski sudah bersikap baik pada Zack dan menaruh hormat padanya, tetap saja masih berpandangan buruk terhadap Max. Saat kejadian semalam, Max tidak melakukan apa-apa. Mereka justru menganggap Max hanya anak murid atau mungkin pelayan dari Zack yang mereka anggap guru saat ini.Namun Zack mengacuhkan mereka dan memilih untuk mengikuti Max. Hal itu justru membuat Erick terkejut, tapi dia tidak berani untuk mengatakan apa-apa.Namun lain dengan Anne, dia justru diam-diam memperhatikan mereka berdua. Dia berpikir kalau
Saat ini Max diam memikirkan apa yang ia lihat di balik jendela. Kenapa bisa orang sehebat Tuan Law menyembunyikan ini semua.Dia harus mencari cara bagaimana agar bisa membuat pria itu mau merubah penampilan Zack. Bagaimanapun juga ia harus bisa membawa Zack kembali ke Southbay dan menuntaskan misinya."Tuan apa Anda yakin dengan ucapan anda? Jika dilihat dari garis wajah anda aku sangat yakin kalau anda memiliki kemampuan medis yang sangat hebat." Max mencoba untuk membuka percakapan kembali. Namun yang ia dapatkan justru sesuatu yang berbeda. Tuan Law semakin menunjukkan wajah yang muram di hadapan Max. "Kau ini bicara apa? Aku sudah katakan kalau kalian salah orang. Aku hanya sosok pria tak berguna yang tinggal di tempat ini untuk menunggu kematian!" Max pun tersenyum kemudian dagunya sedikit terangkat dan berkata, "Tuan, kenapa Anda harus menyembunyikan sesuatu? Kami sudah melihat dengan jelas kalau Anda memiliki tempat tidur untuk pasien dan juga peralatan medis kuno. Semua t
Max masih saja memotong kayu dan membuat runcing pada bagian ujungnya. Kemudian ia pun berjalan mendekat ke arah danau. Namun di tengah perjalanan ia sempat menoleh ke arah Zack dan memerintahkannya untuk membuat perapian.Max pun berdiri di tepi danau dan memperhatikan dengan jelas. Danau tuitu begitu biru dan tenang, sudah pasti airnya sangat dalam.Ia pun menempelkan satu ujung tongkatnya lalu memejamkan mata kemudian menggeleng. Max memperhatikan sekeliling dan mendapati sebuah pohon tumbang yang berada di salah satu sudut danau. Entah dorongan apa yang membuat Max dengan percaya diri melangkah ke sana. Max pun memperhatikan dengan jelas, tampak ada beberapa riak air di sana, sudah pasti ada ikan di sini. Tanpa ragu ia pun langsung menancapkan tongkat yang ia runcingi dan mulai mengambil ikan.Saat itu hari masih terang dan Max memperhatikan sekitarnya terutama gubuk milik Tuan Law. Saat itu ia memikirkan ada sesuatu yang jelas disembunyikan oleh pria itu."Zack, hari masih sanga
Max pun terus melangkah melanjutkan perjalanannya. Kekuatan yang ia miliki membuatnya mampu menempuh jarak yang cukup jauh dari danau hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit saja. Berbeda dengan saat berangkat tadi, ia harus mengikuti kemampuan Tuan Weisz yang merupakan orang biasa. Saat berangkat tadi, ia membutuhkan waktu lebih dari satu jam menuju danau. Perjalanan yang cukup jauh itu tanpa sadar membawa Max kembali menuju penginapan kelompok Erick Jefferson. Saat itu mereka tengah mengitari area sekitar penginapan."Max, dimana Zack, kenapa kau kembali kemari seorang diri?" tanya Erick dengan nada tinggi.Meski kelompok pemuda itu sudah bisa menerima Zack dan mengelu-elukannya, tapi mereka tetap saja menganggap Max adalah sampah. Mereka sama sekali tidak memiliki rasa hormat padanya. Padahal Max sendiri adalah seorang panutan bagi Zack.Max hanya melirik mereka sekilas dan tak peduli. Kemudian ia pun langsung menuju ke sudut."Hei! Aku bicara padamu, Bodoh!" seru pemuda itu
Saat itu Zack mengusap kedua matanya tidak percaya dengan apa yang dilihat olehnya. Asap apa itu dan bagaimana mungkin Tuan Law bisa menghilang seiring dengan kemunculan kepulan asap itu."Brengsek!" runtuk Zack dalam hati.Saat ini ia benar-benar kesal dan merasa dipermainkan oleh Tuan Law. Gigi Zack mulai gemetar karena marah, kemudian ia pun mengepalkan tangannya sambil terus mengomel.Ia memutuskan untuk terus mengikuti Tuan Law. Dia mendekati ke arah kepulan asap tadi berasal dan terus masuk ke dalam hutang tapi sayang semakin ia masuk semakin ia kehilangan sosoknya.Saat itu ia pun semakin yakin kalau sedang dipermainkan oleh Tuan Law.Di saat yang sama Tuan Law tengah berlutut di depan sebuah bebatuan besar yang berbentuk seperti gerbang. Bebatuan itu menghubungkan pada sebuah gua kuno yang sangat gelap dan jalannya menurun."Boss," panggil Tuan Law sambil berlutut dan kedua tangan menangkup di depan dada."Untuk apa kau datang kemari?" tanya sebuah suara yang terdengar serak d
Sementara itu di pegunungan Aiken Mountain, tempat yang sangat dingin dan selalu dipenuhi kabut sepanjang tahun. Di sebuah area tanah yang lapang penuh tampak sebuah bangunan yang berdiri dengan kokoh. Di situ tempat berdirinya kelompok persaudaraan legenda bintang enam. Tak jauh dari bangunan itu tampak ratusan orang dengan pakaian serba hitam berdiri berjajar. Mereka semua menggenggam pedang dengan erat yang terbuat dari baja.Kesemuanya menunjukkan aura kematian yang sangat kuat, sekuat pedang mereka. Saat mereka memotong besi, sudah seperti memotong ranting, sangat mudah. Hanya dalam hitungan detik saja akan mampu terbelah menjadi dua bagian.Kedua mata mereka memandang begitu tajam seperti iblis dari neraka yang siap untuk menghancurkan.Mereka adalah pasukan kedua yang memang dibentuk oleh Max. Mereka semua gabungan dari pengawal terlatih yang bekerja pada Tuan Ramford.Karir Max sebagai pengawal memang melaju pesat. Dia yang awalnya tidak memiliki kemampuan dan hanya diremehka
Seketika pria berpakaian kelabu itu pun ketakutan. Wajahnya semakin lama semakin pucat pasi, “Lepaskan aku! Lepaskan!” Pria itu terus saja berteriak.Sekarang ini dia sedang merasakan aura yang mengerikan dan siap membunuh dari orang-orang yang bersamanya ini. Pria ini sangat yakin kalau orang-orang yang membawanya sekarang sudah sering membunuh orang.Dia pun yakin kalau bukan satu dua atau tiga orang yang pernah dibunuh. Mungkin saja jumlahnya ratusan. Jika tidak, tak mungkin ia bisa merasakan keganasan orang-orang itu.Sikap mereka memang terlihat biasa saja, tapi saat mengeluarkan senjata dan menyeret tubuhnya, semua tampak begitu ringan dan tidak ada kendala sama sekali. Seolah tidak ada beban apa-apa yang dialaminya.Pria bergaya kuno ini sampai tidak berani untu membayangkan apa yang akan ia terima kalau sampai jatuh ke dalam genggaman mereka.Selang beberapa menit kemudian …Bill pun tiba di hadapan Mx, dan ia langsung berkata dengan sedikit tergesa, tapi tidak meninggalkan ke
Setelah mendapatkan pukulan maut dari Max, pria berpakaian kelabu itu pun tampak begitu ketakutan. Dia sendiri adalah seorang salah satu master beladiri yang dulu pernah menolong dan mengobati Rex.Kemampuannya tidak bisa disebut sebagai sang ahli amatir atau pemula. Namun juga tidak bisa dikatakan sebagai tingkat utama, karena masih banyak ilmu yang harus dikuasai olehnya.Meskipun begitu, di hadapan Max ia bahkan tidak sanggup untuk menahan pukulan dan langsung terhempas begitu saja hanya oleh sebuah pukulan saja.Sekarang ini, pria berpakaian abu-abu itu sudah terluka sangat parah. Dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk bertarung lagi.Saat ia melihat Max berjalan menghampiri selangkah demi selangkah, wajah pria itu pun semakin terlihat pucat seperti sudah tidak ada aliran darah di sana.Max dengan angkuh datang menghampirinya, dan Ia pun bertanya dengan nada yang dingin, “Siapa yang telah menyuruhmu ke sini dan membunuh putri Nyonya Vanessa?”Begitu mendengar pertanyaan Max,
Cahaya yang terpancar itu mengarah pada leher Olive. Dia pasti mati kalau sampai belati itu memotong urat leher Olive. Gerakannya begitu cepat, sampai tidak ada orang yang sempat melakukan sesuatu.“Aaa tidaak!” Saat itu Daniel berteriak lantang, ia takut jika sesuatu terjadi pada kakaknya. Berbeda sekali dengan Vanessa yang entah dimana keberadaannya sekarang. Mungkinkah wanita itu melarikan diri.Max hanya memaki dalam hati, “Dasar perempuan tidak berguna. Ibu macam apa dia membiarkan darah dagingnya berada dalam bahaya.”Max pun dengan cepat menggeser tubuh kedua anaknya pada Jade yang sekarang berdiri di belakangnya. Jade langsung mendekap anak itu dengan erat. Sekelebat bayangan pun melintas dan berdiri di samping Max.Itu adalah Zack yang bersiap untuk mendampingi Max. Bersama dengan Max ia melayangkan tinju dan Bruk! Sebuah dentuman terdengar sanagt nyaring, seolah-olah seluruh ruangan meledak terkena pukulan Max dan Zack.Max tidak akan pernah memberi ampun pada siapapun yang
Hari ini adalah hari ulang tahun Olive. Vanessa telah menyiapkan sebuah pesta besar. Ia menyewa taman hotel Prime Bayview hanya untuk menyenangkan anak perempuannya.Tak heran jika Olive sempat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ibunya. Sejah ayahnya sakit, ia sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya, hanya tekanan dan bahkan hukuman untuknya. Namun bagaimanapun juga Olive adalah seorang anak yang juga membutuhkan kasih sayang orang tua.Meski hari ini Olive merasakan kebahagiaan, tapi sesungguhnya kebahagiaan itu tidak untuknya. Pesta ini dibuat oleh Vanessa demi memperlancar bisnisnya.“Olive, selamat ulang tahun. Jadilah anak yang pintar dan panutan untuk adikmu. Bahagialah selalu Olive,” batin Max yang sedari tadi memperhatikan putri sulungnya dari kejauhan.Saat ini ia sama sekali tidak berani untuk menunjukkan wajahnya di dekat anak itu. Meski sesungguhnya ia ingin memeluk Olive seperti yang biasa dilakukan setiap anak sulungnya berulang tahun. Namun se
Cepat-cepat Max merubah ekspresinya. Ia kembali memasang wajah dingin, jangan sampai Vanessa melihat perubahan pada wajahnya.“Oh, benarkah Nyonya? Saya tidak tahu mengenai kapan ulang tahun mereka, istriku juga tidak bercerita apa-apa,” jawab Max.Vanessa tertawa dingin, “Ha ha sudahlah kau tidak mengetahui ulang tahun mereka itu tidak masalah. Bukankah itu bukan kewajibanmu, lagipula belakangan ini kau lebih sering mengawalku dibanding mengurus kedua anak itu. Sekarang mereka berdua sudah menjadi tanggung jawab istrimu.”“Saya mengerti Nyonya. Hanya saja saya sedikit kaget saat anda menanyakan tentang mereka berdua.”Vanessa mendesah napas panjang, “Yah aku tahu. Meski aku jauh dari mereka dan sudah lama tidak saling menyapa, bahkan aku sempat berpikir untuk membawa mereka ke sekolah asrama saja. Kau tahu kan anak-anak itu sangat berisik!”Max tidak berkata apa-apa. Kalau boleh dikata, dia yang lebih peduli dengan anak-anak dibanding Vanessa. Jade sendiri sudah lama menginginkan keh
Sementara itu di luar hotel …Bill menoleh ke arah Max. Ia penasaran dengan satu keputusan yang dibuat oleh rekannya itu.“Max, kenapa kau membiarkan Selena pergi begitu saja? Apa kau tidak ingin menghabisinya juga?”Saat ini Bill tampak begitu mengkhawatirkan keadaan. Ia teringat akan anggapan kalau kita ingin membasmi sesuatu harus dimilai dari akarnya, jika tidak maka akan tumbuh lagi.Bill menganggap otak dari semua kekacauan ini adalah Selena. Apalagi terlihat jelas bagaimana Tuan Randall begitu menghormati Selena.Saat ini tatapan Selena dipenuhi dengan kebencian terhadap Max dan Bill. Menandakan kalau ia tidak terima dengan perlakuan seperti ini dan dia tidak akan tinggal diam.Max tertawa lirih, kemudian ia pun berkata, “Dia hanya seorang Selena Harris yang tidak penting. Tidak ada gunanya untukku membunuh dia, tujuanku sekarang ini adalah untuk menyuruhnya kembali ke kota Zylan karena aku tahu kalau ia akan membalas dendam kepada Tuan Ramford dan aku, dengan begitu maka aku a
Pengawal pribadi Selena Harris menghela napas perlahan dan berkata, “Nona, tidak ada gunanya untuk membicarakan hal ini sekarang. Kita harus segera pergi dari tempat ini!”Selena Harris pun mengangguk, “Hmm, ayo kita pergi!”Selena sadar kalau saat ini Tuan Randall sudah mati dan tidak ada gunanya lagi untuk terus berlama-lama di kota Northbay. Dia harus segera kembali ke kota Zylan dan menceritakan semua masalah yang telah terjadi di sini pada keluarga besarnya.Jika keluarga besarnya tahu tentang hal ini, maka ia bisa segera membuat keputusan langkah apa yang harus mereka ambil selanjutanya. Bagaimanapun juga grup Mulder masih mereka inginkan untuk saat ini.Kematian Tuan Randall menjadi sebuah kerugian yang besar bagi keluarga Harris.Brak!Saat itu tiba-tiba pintu pun terbuka dengan cara ditendang oleh seseorang.“Ha ha ha, sepertinya sudah terlambat untuk kalian pergi sekarang,” sindir seseorang yang datang dengan tertawa sinis.“Max, kau!” seru Selena tak percaya dengan apa yang
Siapa dia sebenarnya? Sejak kapan ada seorang master yang menguasai ilmu mengerikan dari kota kecil seperti Northbay.“Jangan membuang waktuku. Kalau kau tidak punya kemampuan untuk menyelesaikan dalam waktu sepuluh menit saja, maka kembalilah!” seru Max dengan tidak sabar setelah ia menghabiskan satu kaleng beernya, yang entah kaleng ke berapa saat itu.Begitu mendengar kata-kata Max, wajah Bill pun memerah dan makin lama semakin garag. Di dalam hatinya muncul kemarahan yang berapi-api.Bill tampak tersenyum muram kemudian berkata, “Awalnya aku hanya ingin bersenang-senang, sedikit bermain denganmu bukannya tidak masalah. Sayang sekali aku hanya punya sedikit waktu.”Sebenarnya Bill masih belum ingin meninggalkan Northbay, tapi akan menjadi sangat membosankan. Lagipula ia adalah anak buah Max yang tentunya harus menuruti pria itu. Ketika dia mengikuti Max kembali ke kota Southbay ada sesuatu yang menunggu dirinya di sana, tentunya bukan sesuatu hal yang menyenangkan.Semenjak hubunga