Setelah memberikan penjelasan, pria paruh baya itu pun berjalan meninggalkan mereka. Saat itulah Max langsung mengikutinya dari belakang.Zack pun langsung tahu apa yang ia lakukan, tentu saja ia harus mengikuti orang yang pernah menjadi penyelamat dalam hidupnya. Namun baru beberapa langkah saja ia sudah dipanggil oleh Erick dan kawanannya."Hei, kau kenapa harus mengikutinya? Di sini saja bergabung dengan kami!" seru Erick yang kali ini bicara dengan lebih sopan pada Zack.Meski sudah bersikap baik pada Zack dan menaruh hormat padanya, tetap saja masih berpandangan buruk terhadap Max. Saat kejadian semalam, Max tidak melakukan apa-apa. Mereka justru menganggap Max hanya anak murid atau mungkin pelayan dari Zack yang mereka anggap guru saat ini.Namun Zack mengacuhkan mereka dan memilih untuk mengikuti Max. Hal itu justru membuat Erick terkejut, tapi dia tidak berani untuk mengatakan apa-apa.Namun lain dengan Anne, dia justru diam-diam memperhatikan mereka berdua. Dia berpikir kalau
Saat ini Max diam memikirkan apa yang ia lihat di balik jendela. Kenapa bisa orang sehebat Tuan Law menyembunyikan ini semua.Dia harus mencari cara bagaimana agar bisa membuat pria itu mau merubah penampilan Zack. Bagaimanapun juga ia harus bisa membawa Zack kembali ke Southbay dan menuntaskan misinya."Tuan apa Anda yakin dengan ucapan anda? Jika dilihat dari garis wajah anda aku sangat yakin kalau anda memiliki kemampuan medis yang sangat hebat." Max mencoba untuk membuka percakapan kembali. Namun yang ia dapatkan justru sesuatu yang berbeda. Tuan Law semakin menunjukkan wajah yang muram di hadapan Max. "Kau ini bicara apa? Aku sudah katakan kalau kalian salah orang. Aku hanya sosok pria tak berguna yang tinggal di tempat ini untuk menunggu kematian!" Max pun tersenyum kemudian dagunya sedikit terangkat dan berkata, "Tuan, kenapa Anda harus menyembunyikan sesuatu? Kami sudah melihat dengan jelas kalau Anda memiliki tempat tidur untuk pasien dan juga peralatan medis kuno. Semua t
Max masih saja memotong kayu dan membuat runcing pada bagian ujungnya. Kemudian ia pun berjalan mendekat ke arah danau. Namun di tengah perjalanan ia sempat menoleh ke arah Zack dan memerintahkannya untuk membuat perapian.Max pun berdiri di tepi danau dan memperhatikan dengan jelas. Danau tuitu begitu biru dan tenang, sudah pasti airnya sangat dalam.Ia pun menempelkan satu ujung tongkatnya lalu memejamkan mata kemudian menggeleng. Max memperhatikan sekeliling dan mendapati sebuah pohon tumbang yang berada di salah satu sudut danau. Entah dorongan apa yang membuat Max dengan percaya diri melangkah ke sana. Max pun memperhatikan dengan jelas, tampak ada beberapa riak air di sana, sudah pasti ada ikan di sini. Tanpa ragu ia pun langsung menancapkan tongkat yang ia runcingi dan mulai mengambil ikan.Saat itu hari masih terang dan Max memperhatikan sekitarnya terutama gubuk milik Tuan Law. Saat itu ia memikirkan ada sesuatu yang jelas disembunyikan oleh pria itu."Zack, hari masih sanga
Max pun terus melangkah melanjutkan perjalanannya. Kekuatan yang ia miliki membuatnya mampu menempuh jarak yang cukup jauh dari danau hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit saja. Berbeda dengan saat berangkat tadi, ia harus mengikuti kemampuan Tuan Weisz yang merupakan orang biasa. Saat berangkat tadi, ia membutuhkan waktu lebih dari satu jam menuju danau. Perjalanan yang cukup jauh itu tanpa sadar membawa Max kembali menuju penginapan kelompok Erick Jefferson. Saat itu mereka tengah mengitari area sekitar penginapan."Max, dimana Zack, kenapa kau kembali kemari seorang diri?" tanya Erick dengan nada tinggi.Meski kelompok pemuda itu sudah bisa menerima Zack dan mengelu-elukannya, tapi mereka tetap saja menganggap Max adalah sampah. Mereka sama sekali tidak memiliki rasa hormat padanya. Padahal Max sendiri adalah seorang panutan bagi Zack.Max hanya melirik mereka sekilas dan tak peduli. Kemudian ia pun langsung menuju ke sudut."Hei! Aku bicara padamu, Bodoh!" seru pemuda itu
Saat itu Zack mengusap kedua matanya tidak percaya dengan apa yang dilihat olehnya. Asap apa itu dan bagaimana mungkin Tuan Law bisa menghilang seiring dengan kemunculan kepulan asap itu."Brengsek!" runtuk Zack dalam hati.Saat ini ia benar-benar kesal dan merasa dipermainkan oleh Tuan Law. Gigi Zack mulai gemetar karena marah, kemudian ia pun mengepalkan tangannya sambil terus mengomel.Ia memutuskan untuk terus mengikuti Tuan Law. Dia mendekati ke arah kepulan asap tadi berasal dan terus masuk ke dalam hutang tapi sayang semakin ia masuk semakin ia kehilangan sosoknya.Saat itu ia pun semakin yakin kalau sedang dipermainkan oleh Tuan Law.Di saat yang sama Tuan Law tengah berlutut di depan sebuah bebatuan besar yang berbentuk seperti gerbang. Bebatuan itu menghubungkan pada sebuah gua kuno yang sangat gelap dan jalannya menurun."Boss," panggil Tuan Law sambil berlutut dan kedua tangan menangkup di depan dada."Untuk apa kau datang kemari?" tanya sebuah suara yang terdengar serak d
“Kau menemukan sesuatu yang menarik?” Boss mengulang pernyataan yang baru saja diucapkan oleh Tuan Law.“Benar sekali Tuan, dan menurutku orang itu akan berguna untukmu. Dia akan membantumu untuk mendapatkan energi yang kau butuhkan.”“Hebat .. hebat. Kau memang hebat dan bisa diandalkan. Aku tak salah dalam membut keputusan dan menjadikanmu sebafai pendamping. Kau sangat pantas untuk menerima hadiah dariku.”Walaupun Boss berada dalam gua dan menyendiri, ia bukanlah orang yang tidak melakukan apa-apa. Ia melakukan praktik tersembunyi yang bertujuan untuk menambah kekuatan dan kemampuannya. Bahkan ia juga suka memberikan sesuatu untuk Tuan Law.Tak lama kemudian, dari arah mulut gua tampak sebuah botol bambu yang tertutup rapat. Botol itu pun tiba di depan kaki Tuan Law.Tuan Law mengambil botol itu dengan sangat bersemangat kemudian menyimpan botol itu ke dalam sakunya. Bagi seorang Tuan Law botol itu adalah sebuah harta yang paling berharga.“Aku sudah memberikan hadiah untukmu. Sek
Sampai saat ini Zack masih tidak mengerti tentang hubungan antara Max dengan Tuan Law yang sebenarnya. Ia terus saja mempertanyakan mengenai misteri ini. Jika memang Tuan Law dan Max saling mengenal bukankah saat mereka datang seharusnya tidak perlu merasa asing saat mereka bertemu kemarin.Namun jika mereka tidak saling kenal, kenapa saat ini Tuan Law terlihat begitu membutuhkan Max? Situasi ini benar-benar membingungkan bagi Zack. Sementara itu Tuan Law terus saja meneriaki Max dan memintanya untuk segera keluar.Karena penasaran dengan apa yang akan terjadi, Zack pun memutuskan untuk masuk melalui pintu belakang dan mencari tahu. Ia pun membatin kalau benar-benar ada sesuatu yang mencurigakan dengan Tuan Law.Tiba-tiba saja ia melihat Max baru keluar kamar sambil menyisir rambutnya ke belakang. Ia pun segera mencegat pemuda itu dan memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi di luar sana. Tak hanya itu, ia pun juga melaporkan apa yang sebenarnya terjadi semalam.Saat itu Max menyipitk
Zack benar-benar kesal melihat polah para pemuda itu yang tiba-tiba mengejutkan mereka. Wajahnya bahkan menggembung dan tampak enggan untuk bertatapan dengan mereka.Saat ketahuan, Erick benar-benar tidak tahu bagaimana bisa menjawab pertanyaannya.“Kami hanya hendak bertualang.” Saat itu Anne menemukan sebuah alasan untuk menutupi kesalahan temannya.Sebenarnya ia tidak ingin ikut dengan teman-temannya, hanya saja rasa penasarannya cukup besar. Sehingga Anne tergoda untuk mengikuti semua temannya. Lagipula tidak ada gunanya jika ia berada di pondokan seorang diri.Berbeda dengan Erick yangt memang berambisi untuk ikut mendapatkan harta karun itu.“Ya benar, kami hanya ingin bertualang dan melohat-lihat saja,” jawab Erick cepat dan melengkapi pernyataan Anne.“Hmm kalian bebas bertualang tapi jangan mengikuti kami!” seru Zack dengan dingin.Sebenarnya Zack berharap agar Anne ikut dengan dia, tapi Max tidak memberikan ijin. Dia tidak ingin tahu alasannya. Di mata Zack, Max adalah orang