Beranda / Romansa / Sang Penakluk / Peganglah Tanganku ....

Share

Peganglah Tanganku ....

Penulis: Theresia Rini S
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-03 13:06:41

Tanah merah itu bertabur bunga yang masih terlihat segar. Ini hari keempat Indira mendatangi makam Jan tanpa henti.

Kacamata hitam memang menyembunyikan matanya yang bengkak dan memerah, tapi semua tahu, Indira masih terpuruk dalam duka.

Ketika duduk di ruang tamu menerima bela sungkawa dan ucapan simpati dari rekan, sahabat, teman juga keluarga, Indira hanya bisa mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

Itu pun bertahan satu jam saja. Selebihnya, wanita itu akan meminta diri dan menyembunyikan diri dalam kamar. Kedua orang tua Jan tidak mampu meringankan duka yang mengelayuti menantunya yang seperti belum bisa menerima kematian putra mereka dengan ikhlas.

Renzo menghindar untuk bicara dengan ibunya serta memilih untuk terus merapat pada Keenan.

Sore itu, doa yang dihadiri oleh anggota lingkungan mereka baru saja selesai dan Narti sedang membereskan semua bangku beserta bekas kotak makanan yang tersebar dengan beberapa karyawan lainnya. Mereka teru

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Penakluk   Menyingkirkan Dukanya

    “Ini buat kamu.” Alden mengulurkan sebuah flash disk pada Indira.Dengan ragu, Indira menerimanya. Matanya menyimpan tanya.“Ada kumpulan lagu-lagu klasik yang aku susun sendiri. Semoga kamu suka.” Alden kemudian menjauh dan meninggalkan Indira yang termenung sementara menimang flask disk di tangannya.Hari-hari sepeninggal Jan tidaklah menyenangkan. Setiap sudut rumahnya mengingatkan akan sosok tersebut. Belum lagi kebiasaan rutinnnya yang kadang ia lupa jika Jan sudah tidak ada lagi.Contohnya malam tadi, Indira tanpa sadar menyiapkan handuk kecil di dekat meja. Jan selalu menginginkan handuk kering dan bersih untuk mengeringkan wajahnya yang ia basuh sebelum tidur.Saat menyadari bahwa Jan tidak lagi memerlukan handuk tersebut, Indira akhirnya menangis.Kenapa sulit sekali mengubah beberapa kebiasaan yang justru membuat seseorang semakin sulit melupakan yang telah pergi?Kehadiran Alden yang memang tidak mem

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Sang Penakluk   Surat Wasiat Penuh Cinta 1

    Genap empat puluh hari Jantayu meninggal, seorang notaris bertandang ke rumah Indira dan membacakan beberapa wasiat peninggalan mendiang suaminya.Dengan perasaan bercampur aduk Indira mencoba menegarkan diri untuk mendengar hingga usai. Beberapa properti yang tadinya menjadi milik Jantayu jatuh ke tangan Indira dan Renzo.Putranya bahkan mendapatkan pembagian saham perusahaan penerbangan milik mertuanya. Indira tidak menyangka jika mertuanya begitu pemurah dan sudah menganggap Renzo sebagai cucunya sendiri. Bagian dari Jan dilimpahkan pada Renzo tanpa ada surat keberatan sedikit pun!“Ini terlalu berlebihan,” ungkap Indira begitu notaris suaminya selesai.“Tapi ini pesan dari beliau, Bu Indira. Kami wajib memberitahu semuanya,” sahut wanita yang masih terlihat cantik dan ayu di usianya yang hampir setengah abad tersebut.“Orang tua Pak Jantayu sendiri adalah teman dekat saya. Jadi saya paham dengan baik, bagaimana mer

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • Sang Penakluk   Surat Wasiat Penuh Cinta 2

    ‘Hai Alden, salam kenal dan terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca surat ini. Sayangnya, saat surat ini ada di tanganmu kita nggak mungkin lagi punya kesempatan buat saling bertemu apalagi mengenal lebih dekat.Tapi percayalah, aku sudah mengetahui sedikit tentangmu dari cerita Indira dan juga orang-orang yang sangat menyayangimu selama ini. Alden, dulu waktu aku dengar mengenai kamu yang tercipta untuk Indira dan sebaliknya, ada cemburu yang nggak sanggup aku hindari. Namun, lambat laun aku menyadari. Pernyataan mereka benar.Indira akan selalu memilihmu jika waktu dan situasi lebih baik dalam kisah cinta kalian.Aku hanyalah pria yang sekedar melewati garis takdir kalian berdua. Maafkan karena aku sempat menyelinap menjadi pria dalam hidup Indira. Kini, setelah aku pergi, Indira adalah milikmu seutuhnya.Semoga saja, kalian menemukan kembali jalan untuk saling bersatu. Tulus dan ikhlas aku jauh lebih lega dan rela jika Indira mendapatkan ci

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • Sang Penakluk   Terperosok Dalam Kesepian

    Semua ada masa dan waktunya. Bagi Indira, ini masa terkelam dalam hidupnya.Melewati detik, menit, jam, bahkan hari adalah berat.Berharap dirinya akan tertidur dan melupakan semua memori buruknya walau sekejap. Namun untuk terlelap hanya satu jam saja sulit.Tubuhnya kian menyusut dan wajahnya tampak tirus.Makanan tidak mampu melewati tenggorokannya lebih dari dua suap. Indira akan memuntahkan kembali. Dirinya dilanda anoreksia akut dan Alden melihat itu untuk pertama kali.Ketika menelepon Siwi dan Shana, mereka mengatakan akan menghubungi psikolog Indira yang dulu pernah menanganinya, Mina.“Indira pernah menemui psikolog?” tanya Alden begitu bertemu dengan Siwi.Kakak sepupunya memutar mata dengan ekspresi kesal.“Ya pernahlah! Waktu kamu pergi dulu, kamu pikir Indira nggak separah sekarang?” sahut Siwi dengan sinis.Jawaban Siwi seperti tamparan telak yang mengetarkan jiwa Alden. Dia tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • Sang Penakluk   Memperbaiki Jiwa yang Rusak

    Alden terlihat paling menderita dalam situasi sekarang ini. Ketika dokter itu membantu Indira untuk duduk sebelum diperiksa, Alden melihat bagaimana ringkihnya tubuh wanita yang kini sedang berjuang melawan kondisi tubuhnya.Bukan hanya secara fisik, tapi mental juga. Dengan seksama, dokter Fatur memeriksa setiap bagian vital Indira.“Tarik napas, tahan, embuskan,” perintah Fatur berkali-kali. Indira melakukan tanpa kesulitan.Setelah usai, Alden membantu Indira mengancingkan kembali blusnya dan memberikan senyum untuk menguatkan.“Bu Indira harus berusaha makan banyak lho! Kalo nggak nanti lambungnya kena makin parah,” cetus Fatur tidak menutupi kemungkinan terburuknya. Indira mengiyakan dengan lemah.Setelah menjelaskan hal-hal yang boleh dan tidak dilakukan, Fatur meninggalkan keduanya.“Aku hancur,” gumam Indira setengah menahan tangis. Bibirnya tampak gemetar dan Alden mengusap pipi dengan jemarinya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • Sang Penakluk   Mengubah Haluan Hidup

    Jantayu telah pergi meninggalkan dirinya selama enam bulan. Indira perlahan mulai pulih dan bisa kembali menggapai kewarasan juga kesehatannya.Meskipun tubuhnya masih kurus dan belum sepenuhnya kembali seperti dulu, akan tetapi semua hal yang bisa dikerjakan sendiri, mulai Indira lakukan.Renzo juga semakin dekat dengan Alden. Setiap saat bocah kecil yang mulai menginjak usia hampir sembilan tahun tersebut menerima Alden dengan sepenuhnya. Kehidupan yang berputar di sekitar kita memang tidak pernah berhenti. Akan tetapi, setiap hal yang melewati kita tidak selamanya menyenangkan.Alden mencoba menahan diri untuk tidak memprotes hal yang kadang tidak menyenangkan. Seperti Contohnya sikap Indira yang lebih cenderung berdiam dan berubah total dari yang sempat percaya diri dan memiliki humor yang cerdas, mendadak kembali seperti gadis dulu.Entah apa yang memicu sikap Indira menjadi demikian. Setahu Alden, wanita itu sudah banyak berubah.Sementara it

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Sang Penakluk   Masa Depan Penuh Spekulasi

    Shana masih belum mengerti arti ucapan Siwi dan Indira. Dengan mulut maju dan memberengut, Shana menuntut penjelasan.“Indira ternyata mulai merasakan hal yang istimewa untuk Alden,” ucap Siwi dengan singkat.Shana terbeliak dan menatap Indira yang menutup kedua wajah dengan kedua tangannya.“Beneran?” tanya Shana dengan ekspresi tidak percaya, tapi gembira.“A-aku be-belum tahu pasti. Hanya satu hal yang aku tahu pasti, rasa ketergantungan pada kehadirannya makin besar. Aku malu dan merasa nggak pantas,” sahut Indira akhirnya. Wanita itu mengucapkan dengan terbata-bata dan sungkan.“Kok gitu, Ndi? kenapa harus malu dna nggak pantas? Itu perasaan yang wajar kok!” tukas Shana mendukung penuh.“Ka-karena semua yang ada saat ini tidak memungkinkan aku buat jadi janda yang memiliki hubungan baru. Suamiku baru aja mati!” jawab Indira dengan lemah.Shana mulai paham dan menghela na

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Sang Penakluk   Kehadiran yang Kedua

    Bandara Soekarno-Hatta penuh dengan lalu lalang orang. Niara melangkahkan kaki dengan ragu. Ini adalah kepulangannya pertama setelah tiga tahun tidak pernah menginjakkan kaki di Indonesia.Tidak ada yang menjemput dirinya. Niara bahkan tidak memberitahu Rudi, sepupunya, mengenai kepulangannya yang mendadak.Hatinya terasa berdebar dan tidak nyaman. Indonesia tampak makin semrawut dan Niara tidak menyukai kondisi ini. Mantan suaminya memang telah dipenjara dan tidak mungkin keluar dalam waktu singkat. Vonisnya adalah dua puluh tahun.Niara memesan taksi dan menunggu dengan sabar. Masih ada enam orang lagi di depannya. Sambil menghabiskan waktu, Niara meraih ponsel. Tangannya menggulirkan gambar dan postingan di beranda sosial medianya.Tanpa terasa, dua orang lagi dan Niara mulai bosan. Tercetus ingin menelepon Alden untuk mengusir rasa jenuh.‘Halo.’ Niara mendengar suara dalam juga berat milik Alden.Wanita itu menggigit bibirny

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19

Bab terbaru

  • Sang Penakluk   Lagu Cinta Untuk Dia

    You know I want youIt's not a secret I try to hideI know you want meSo don't keep sayin' our hands are tiedYou claim it's not in the cardsAnd fate is pullin' you miles awayAnd out of reach from meBut you're here in my heartSo who can stop me if I decideThat you're my destiny?What if we rewrite the stars?Say you were made to be mineNothing could keep us apartYou'd be the one I was meant to findIt's up to you, and it's up to meNo one can say what we get to beSo why don't we rewrite the stars?Maybe the world could be oursTonightYou think it's easyYou think I don't wanna run to youBut there are mountainsAnd there are doors that we can't walk throughI know

  • Sang Penakluk   Sang Penakluk

    Inilah kisah dari beberapa manusia yang mampu menaklukkan tantangan hidup dan cobaannya.Indira Sartika, seorang wanita yang begitu tegar menjalani berbagai krisis dalam hidupnya selama ini, akhirnya merengkuh dan layak mendapatkan buah dari keprihatinannya.Bukan karena dia wanita hebat dan memiliki kualitas bertahan yang mumpuni, tapi karena dia mencoba mengikuti nuraninya yang tidak mungkin berbohong. Setiap jalan yang ia ambil selalu menempuh cara benar dan bukan yang mudah.Berani berkata tidak dan menolak segala nikmat dunia, demi mempertahankan martabat sebagai wanita yang juga pantas dihormati.Pria melihat dia sebagai pribadi yang begitu berharga untuk dimiliki, karena prinsipnya tidak sekedar menjadi perempuan yang pasrah.Indira tahu dengan baik, tujuan hidup dan keinginannya. Tahu bagaimana memperjuangkan haknya sebagai wanita dan juga berani mengambil tanggung jawab meskipun pahit.Siwi dan Shana adalah saksi bagaimana Indira me

  • Sang Penakluk   Hari Bahagia Untuk Semuanya

    Alunan musik yang memenuhi ruang keluarga membuat hati siapa pun menjadi damai. Pilihan mereka adalah menikah di Bali dan setelah persiapan matang di Salatiga, akhirnya bersama-sama terbang ke Bali dua hari lalu.Besok adalah hari yang mereka nantikan. Persiapan gedung dan catering memang menggunakan event organizer, tapi Indira dan Menik tampak tidak bisa diam.Keduanya sibuk memeriksa bunga, pilihan makanan, tamu undangan, tempat duduk dan bahkan persiapan bulan madu. Keduanya memastikan jika ini akan berjalan baik dan tidak ada kendala.Kini malam sebelum pernikahan, Gya harus tinggal di hotel dan menjauh dari Renzo sementara waktu. Alden menggoda putranya yang tampak mulai gugup dengan seloroh yang cukup vulgar. Keenan menimpali dengan tawa yang tergelak. Genta dengan tenangnya mengatakan semua akan berakhir indah.“Seindah lenguhan panjang dan senyum cemerlang di pagi hari!” imbuh Alden tanpa menahan diri.Indira muncul dan bertola

  • Sang Penakluk   Senja yang Memberi Harapan

    Silka dan Ignar bergilir merawat dan menjaga Gya hingga sembuh. Renzo masih harus menyelesaikan keperluan surat menyurat untuk persyaratan pernikahan.Setiap sore dia datang menggantikan kedua adik sepupunya dan tidur di rumah sakit.Gya memang tidak memiliki luka dalam, tapi sepertinya dia masih menyimpan ketakutan tersendiri. Wajahnya sesekali mengernyit dan cemas.“Kamu masih inget kejadian itu, Kak?” tanya Silka tampak prihatin.Gya memejamkan mata dan membenarkan.“Kebencian sama Bayu nggak sebanding dengan penyesalanku karena udah ngebiarin dia masuk dalam hidup ini.”“Nyalahin diri adalah target Bayu yang sebenarnya. Jangan terpengaruh oleh hal itu, Kak. Kayaknya nggak berharga banget,” bantah Silka dengan cepat-cepat.“Ya. Dia memang mau ngancurin aku pelan-pelan, lewat pikiranku.”Gya sadar sekali akan hal itu.“Kita nggak akan ngebiarin itu, kan?” Silk

  • Sang Penakluk   Pelajaran Berharga

    Renzo merasakah tubuhnya gemetar oleh amarah yang mengelegak. Melihat kekasihnya dihajar sedemikian rupa oleh pria biadab, membuat Renzo diliputi dendam.Alden dan Indira terus menenangkan dengan kata-kata lembut.“En, tenang. Pakai ini dan bukan ini,” ucap Alden sembari menunjuk kepala kemudian lengan.Putranya duduk terkulai dan meremas rambut gusar.Ibu dan kakak Gya sudah dikabari dan mereka sedang menuju ke rumah sakit dari hotel. Pernikahan tinggal dua minggu lagi dan suasana gembira menjadi duka dalam sekejap.Saat bertemu dengan Leo dan Dion, kedua pria yang akan menjadi kakak iparnya tersebut menepuk pundaknya dengan pelan.“Kita nggak akan bertindak apa pun, kecuali lapor polisi! Semua bakal ditindak melalu proses hukum yang benar dan tahan emosi kalian. Kalo ada yang nekad, Bayu menang dan kita kalah telak!” ingat Alden dengan lantang dan tegas.Ibu Gya terlihat gemetar dan tidak sanggup berdiri. Ind

  • Sang Penakluk   Parasit Hidup

    Persiapan pernikahan memang selalu merepotkan. Namun Gya tidak melihat sedikit pun kesulitan yang membuatnya kelelahan dan stress. Ibu mertuanya, Indira, selalu membantu dan mengarahkan dengan sabar.Pemilihan pernak pernik yang berbeda pendapat dengan keluarga besarnya, akhirnya berhasil ditengahi dengan elegan dan bijak oleh Indira.Ibu Gya memuji berkali-kali tentang calon ibu mertuanya yang ternyata masih muda dan sangat cantik tersebut. Terlebih lagi ayah mertuanya, Alden, yang mirip dengan pria muda dengan penampilan masih tidak kalah menarik dan modis dengan Renzo.Dengan hati-hati, Gya menjelaskan mengenai siapa Renzo dan ibunya semakin kagum dengan keluarga mereka. Gya melihat dengan jelas, bagaimana ibunya sedikit syok dan tersentuh oleh kebesaran hati Indira yang membesarkan Renzo tanpa menimbang dia bukan putra yang terlahir dari rahimnya.Keputusan buat Indira tidak memiliki anak kandung adalah karena dirinya merasa lebih dari cukup mendapatk

  • Sang Penakluk   Meneruskan Tradisi

    Alden berdiri di depan bingkai foto di ruang tengah rumah Salatiga. Matanya menatap gambar dirinya bersama Indira dan Renzo dalam baju adat Jawa.Di sebelah bingkai foto besar tersebut, terdapat foto Indira bersama Jantayu dan Renzo dengan baju pernikahan modern. Hatinya berdesir sakit.Bukan karena cemburu, melainkan merasa prihatin akan nasib Jantayu yang malang.Pria baik itu tidak sempat menjalani kehidupan bahagia yang lama dengan wanita luar biasa, Indira. Alden bahkan sempat mengalah demi memberi kesempatan pada Jantayu untuk menjadi pria yang bisa meneruskan harapannya.“Kayaknya baru kemarin dia ada di sini,” gumam Indira tiba-tiba ada di sebelahnya.Alden mengingat dengan jelas saat datang ke rumah ini beberapa belas tahun yang lalu setelah Jan meninggal. Foto itu menjadi satu-satunya kehangatan yang terpancar dan bisa memberi sinar juga kekuatan bagi Indira untuk bertahan dalam kesedihan.Dunia istrinya mungkin dalam k

  • Sang Penakluk   Selangkah Lebih Dekat

    Kembali ke Jakarta dengan status baru, cukup membuat Silka risih. Antara dia dan Alka adalah hubungan kecelakaan yang tidak disengaja.Sementara kembali pada aktivitas kuliah yang super sibuk mendekati akhir semester, Silka memilih tidak lagi memusingkan tentang Alka.Pria itu cukup memberinya ruang dan gerak yang tidak mengikat. Mungkin inilah enaknya pacaran dengan orang dewasa. Banyak pengertian yang dia dapatkan dari Alka.“Sil! Kamu beneran pacaran sama dosen baru anak fakultas kedokteran?” tanya teman kuliahnya dengan wajah penasaran.Silka mengangguk ragu.“Gila! Keren banget sih! Pak Alka itu ganteng dan baik banget!”Silka terus mendengarkan puluhan pujian untuk kekasihnya yang hingga detik ini belum pernah dia cium atau pegangan tangan.Setelah mendekati jam masuk kelas, Silka mengakhiri obrolan satu arah itu dan melenggang masuk. Selama kuliah berjalan, dia tidak habis-habisnya memikirkan tentang Alk

  • Sang Penakluk   Jodoh Untuk Silka

    Mungkin bertemu jodoh itu terjadi tanpa bisa terduga.Bagi Silka yang masih berusia awal dua puluhan, ini bukan menjadi pertimbangan seriusnya. Terlebih lagi Ignar juga masih bimbang akan jati dirinya, semua keluarga tidak akan berpusat pada hal pernikahan dalam waktu dekat.Mengunjungi orang tua dan kerabatnya di Salatiga memang menyenangkan. Dia kadang malas meninggalkan kota kecil tempat ia tumbuh dan besar. Teman masa kecilnya ada di sini. Tapi Silka untuk saat ini tidak memiliki pilihan.Semua keluarga berkumpul di rumahnya. Ayahnya, Keenan, tampak masih tampan meskipun menjelang usia setengah baya. Mati-matian ayahnya menolak dengan mengatakan masih lima tahun lagi, tapi Silka suka mengangguk dengan gencar.Malam itu Renzo datang sendiri dan Silka senang karena memiliki waktu untuk berbagi lebih banyak. Perhatian kakak sepupunya memang tertuju pada dua hal akhir-akhir ini.Untuk Ignar dan Gya, kekasihnya.Silka merindukan masa-masa di

DMCA.com Protection Status