Pernikahan Siwi tidak lagi diragukan menjadi puncak kebahagiaannya. Genta memperlakukan Siwi dengan limpahan kasih sayang sekaligus berbagai kejutan atas sifat aslinya.
“Geeen …,” teriak Siwi dari kamar mandi. Genta yang baru saja mandi melonggokkan kepala kembali.
“Apa, Sayangku?” jawab Genta sambil mengeringkan kepalanya dengan handuk.
Siwi berdiri merapat di ujung kamar mandi dengan gemetar sementara tangannya menunjuk pada bawah wastafel.
“A-ada ku-kura-kura di bawah s-sana,” ucap Siwi dengan gugup dan wajah pucat. Genta tergelak dan meraih kura-kura kecil dengan hati-hati.
“Ini Ulil, Wi. Kura-kura ninjaku yang paling perkasa! Ayo kita bertempur melawan penjahat!” Genta meliukkan badan kura-kura dengan gerakan seperti sedang menyerang musuh.
“Bawa keluar! Aku takut!” pekik Siwi dengan ekspresi ngeri.
Genta tidak memahami ketakutan istrinya. Baginya Ulil adalah bina
Berulang kali perempuan itu melihat gambar yang ada di ponselnya. Setelah yakin akan kesamaan yang ada, perempuan itu turun dan menemui satpam untuk menanyakan tentang Alden. Setelah dipersilahkan untuk menunggu di ruang depan, satpam itu segera menemui atasannya.Tidak lama kemudian, Alden keluar. Ketika melihat wanita itu keningnya berkerut dan tampak kesal.“Apa maumu, Emma?!” tanya Alden terlihat tidak menyukai kunjungan tamunya tersebut.“Kamu mau bicara di sini atau di ruangan tertutup supaya nggak denger semua cerita masa lalumu?” tantang wanita bernama Emma tersebut.Alden mengumpat dan akhirnya memberi isyarat pada Emma untuk mengikutinya.Dengan sikap yang tidak bersahabat, Alden mempersilahkan Emma masuk ke kantor dan meminta untuk bicara langsung dan tidak bertele-tele.“Cewek yang pernah ngaku hamil dulu, sekarang anaknya mau sekolah dan minta biaya. Kamu tidak pernah menafkahi anakmu, Al!” tu
Deretan kalimat yang tertulis di layar ponselnya membuat Indira gemetar. Putri menceritakan tentang semua usahanya untuk membuat Alden bertanggung jawab, namun pria itu menolak dan tidak mengindahkan semua tuntutannya.Alden terkesan tidak peduli dan hanya mengirimkan sejumlah uang untuk kompensasi Putri supaya tutup mulut dan tetap bungkam. Ada kecewa yang begitu besar mulai merayap dan membuat Indira mengubah pandangannya selama ini pada Alden.Tidak semua yang ia lihat saat ini menjadi karakter Alden yang sesungguhnya!Indira memberanikan diri untuk membaca pesan berikutnya.‘Saya tidak ingin mengganggu rumah tanggamu, Ndi. Tapi saat ini kondisiku sangat sulit karena kehilangan pekerjaan dan anakku butuh biaya hidup. Aku tidak bermaksud menuntut Alden menjadi ayah anakku, hanya tanggung jawab nafkah yang layak dan pantas supaya anakku bisa terus sekolah dan mendapatkan hidup yang lebih baik dari sebelumnya.’Indira meletakkan ponsel
Tanpa memberitahu dengan jelas, Indira mengabarkan pada keluarga Alden jika suaminya pergi tanpa kabar berita. Raka terhenyak dan sangat terpukul. Tidak ada yang mengerti apa yang sebenarnya Alden inginkan dan tuju.Indira memilih untuk menjauh dan menghindar ketika Siwi dan Shana mencoba menghubungi dirinya. Mentalnya yang tidak siap menerima pukulan kedua dalam hidupnya, membuat Indira akhirnya harus merelakan diri untuk menemui psikiater demi meluahkan emosi yang terpendam.Wanita itu dengan sabar menuntun Indira yang Awalnya sulit membuka diri. Dalam penilaian psikiater tersebut, Indira adalah pribadi yang terbiasa menjadi single fighter dan sulit mempercayai orang dalam sekejap.“Menurutmu, ini adalah kesalahan kalian berdua? Karena tidak terbuka?” Mina, psikiater itu melontarkan kalimat pada Indira.Remasan gugup jari Indira yang terus memintir ujung bajunya menunjukkan wanita tersebut tidak sepenuhnya percaya diri melontarkan pendapatny
Seperti biasa, minggu ini di hari sabtu sore, Menik mengantar Indira menemui Mina. Ketika melihat Indira yang semakin terlihat bingung, Mina meminta waktu untuk berbicara pada Menik.“Ada kabar di mana Alden, Bu?” tanya Mina. Menik menggelengkan kepalanya dengan lemah.“Ada saudara terdekat yang bisa mendampingi Indira setelah ini?”Menik kembali menggelengkan kepala.“Dia yatim piatu,” jawab Menik. Mina menghela napas berat.“Terima kasih, saya akan teruskan sesi hari ini. Untuk pertemuan minggu depan, tolong bawa Indira tiga kali seminggu. Kondisinya sudah tidak terlalu baik. Ditilik dari fisiknya, Indira menderita depresi yang cukup parah dan akut.”Menik mengangguk dengan cepat sementara menahan diri untuk tidak tersedu. Mina menepuk pundak Menik dengan lembut.Indira duduk di sofa panjang dengan tegang. Mina memintanya untuk tenang dan bersantai.“Kamu kehilangan berat
Mina menarik meja kecil di sebelahnya dan meletakkan laptop di atas. Tangannya mengetik dengan cepat kemudian melakukan satu klik dan tampil sebuah video yang cukup menguncang batin Indira.Awal mulanya hanya tampak sesi pertemuan antara seorang wanita dengan rambut panjang kusut bersama dokter yang mirip seperti seorang psikiater.Sesi diskusi tersebut hampir serupa dengan yang Indira lalui beberapa kali ini. Wanita itu terlihat resah dan cemas. Sikapnya menunjukkan jika ada tekanan batin yang begitu besar.Kemudian video yang kedua menampilkan kondisi wanita yang makin terlihat sangat buruk dan memprihatinkan. Tubuhnya kian kurus dan penampilan kusut juga kumal. Pada sesi tersebut wanita itu menunjukkan sikap agresif dengan berteriak dan mulai merusak beberapa benda di sekitarnya seperti luapan emosi yang tersimpan.Indira memegang ujung bajunya dengan gemetar. Ia mengenal siapa wanita yang ada dalam video tersebut. Video terakhir menampilkan situasi wa
Kejenuhan yang dirasakan ketika sedang dalam situasi mengalami ujian hidup memang sangat menyesakkan. Itu yang dialami Indira. Hari-harinya serasa menghimpit dan tinggal di rumah yang pernah ia habiskan bersama dengan Alden cukup memberinya tekanan yang menambah daftar siksaan jiwanya. Ingin rasanya mengutarakan pada Menik, mertuanya, untuk sejenak pergi dan mencari kelegaan yang mampu memberinya ruang gerak.Masalah yang dihadapi dalam hidup memang sangat kompleks. Jika ekonomi bukan sumbernya, maka lingkunganlah yang akan berperan. Kebimbangan dalam menentukan sikap membelenggu Indira dalam kungkungan yang tidak bisa ia uraikan.“Indi, ini pertemuan kita yang keempat,” cetus Mina membuka percakapan pertemuan mereka hari itu.“Ada perubahan yang kamu rasakan?” tanya Mina kemudian.Indira mengeluarkan buku diari dari tasnya dan mengangsurkan pada Mina.Mina tersenyum.“Kamu memilih menulis? Itu bagus. Aku juga l
11 September Semua menjadi semakin membaik. Sejak aku memutuskan untuk meninggalkan semuanya di Bali, aku merasa lega. Semoga aku bisa memulai dari bawah tanpa penyesalan. Ini akan kujalani dan tekuni sebagai titik balik yang menuntunku menjadi seorang manusia yang mandiri. Urusan hati akan kututp rapat-rapat. Mungkin keberuntungan mengarungi kebahagiaan pernikahan bukan rejekiku. 01 Oktober Aku harus segera memutuskan tentang hak asuh Renzo. Rasanya tidak adil jika aku terlarut dalam kesendirian sementara Renzo harus kehilangan Alden dan kini juga diriku. Walaupun tidak yakin, tapi aku harus mengambil solusi yang terbaik. Renzo tidak pantas menerima akibat dari prahara kedua orang tuanya. Dia harus memiliki masa depan yang cerah dan aku akan berjuang untuk itu! 16 Oktober Aku tidak bisa! Aku bukan ibu yang baik! Setiap melihat Renzo, aku kembali teringat akan Alden. Apa yang harus aku lakukan? Ini seperti kembali ke titik awal depresiku. Maaf
Dalam perjalanan hidup seseorang, segala bentuk pengalaman mampu mengubah mereka menjadi pribadi yang sangat berbeda dari yang sebelumnya kita kenal. Ketika kita mengenal sahabat sekolah dulu yang begitu menyenangkan mendadak berubah menjadi sosok yang getir dan menarik diri, mungkin perjalanan hidupnya telah membentuk sahabat kita menjadi manusia yang berada pada ujung keputus asaan.Sebaliknya, jika seseorang yang kita kenal sebagai orang pemalu tiba-tiba tampil menarik dan juga mengesankan, mungkin hidupnya telah melewati proses metamorphose yang lebih baik. Namun, kita semua tahu, bahwa tidak selamanya kita berada dalam titik terendah. Roda selalu berputar dan kita akan terbawa dengan sendirinya menuju puncak.Hanya saja, ada persyaratan untuk mencapai level tersebut.Indira Sartika, mengalami sendiri pahit dan getirnya hidup dan menjadi pribadi yang rapuh dan juga tidak bisa menentukan sikap dengan tegas. Ketika tersadar bahwa itu akan selalu membayangi dir
You know I want youIt's not a secret I try to hideI know you want meSo don't keep sayin' our hands are tiedYou claim it's not in the cardsAnd fate is pullin' you miles awayAnd out of reach from meBut you're here in my heartSo who can stop me if I decideThat you're my destiny?What if we rewrite the stars?Say you were made to be mineNothing could keep us apartYou'd be the one I was meant to findIt's up to you, and it's up to meNo one can say what we get to beSo why don't we rewrite the stars?Maybe the world could be oursTonightYou think it's easyYou think I don't wanna run to youBut there are mountainsAnd there are doors that we can't walk throughI know
Inilah kisah dari beberapa manusia yang mampu menaklukkan tantangan hidup dan cobaannya.Indira Sartika, seorang wanita yang begitu tegar menjalani berbagai krisis dalam hidupnya selama ini, akhirnya merengkuh dan layak mendapatkan buah dari keprihatinannya.Bukan karena dia wanita hebat dan memiliki kualitas bertahan yang mumpuni, tapi karena dia mencoba mengikuti nuraninya yang tidak mungkin berbohong. Setiap jalan yang ia ambil selalu menempuh cara benar dan bukan yang mudah.Berani berkata tidak dan menolak segala nikmat dunia, demi mempertahankan martabat sebagai wanita yang juga pantas dihormati.Pria melihat dia sebagai pribadi yang begitu berharga untuk dimiliki, karena prinsipnya tidak sekedar menjadi perempuan yang pasrah.Indira tahu dengan baik, tujuan hidup dan keinginannya. Tahu bagaimana memperjuangkan haknya sebagai wanita dan juga berani mengambil tanggung jawab meskipun pahit.Siwi dan Shana adalah saksi bagaimana Indira me
Alunan musik yang memenuhi ruang keluarga membuat hati siapa pun menjadi damai. Pilihan mereka adalah menikah di Bali dan setelah persiapan matang di Salatiga, akhirnya bersama-sama terbang ke Bali dua hari lalu.Besok adalah hari yang mereka nantikan. Persiapan gedung dan catering memang menggunakan event organizer, tapi Indira dan Menik tampak tidak bisa diam.Keduanya sibuk memeriksa bunga, pilihan makanan, tamu undangan, tempat duduk dan bahkan persiapan bulan madu. Keduanya memastikan jika ini akan berjalan baik dan tidak ada kendala.Kini malam sebelum pernikahan, Gya harus tinggal di hotel dan menjauh dari Renzo sementara waktu. Alden menggoda putranya yang tampak mulai gugup dengan seloroh yang cukup vulgar. Keenan menimpali dengan tawa yang tergelak. Genta dengan tenangnya mengatakan semua akan berakhir indah.“Seindah lenguhan panjang dan senyum cemerlang di pagi hari!” imbuh Alden tanpa menahan diri.Indira muncul dan bertola
Silka dan Ignar bergilir merawat dan menjaga Gya hingga sembuh. Renzo masih harus menyelesaikan keperluan surat menyurat untuk persyaratan pernikahan.Setiap sore dia datang menggantikan kedua adik sepupunya dan tidur di rumah sakit.Gya memang tidak memiliki luka dalam, tapi sepertinya dia masih menyimpan ketakutan tersendiri. Wajahnya sesekali mengernyit dan cemas.“Kamu masih inget kejadian itu, Kak?” tanya Silka tampak prihatin.Gya memejamkan mata dan membenarkan.“Kebencian sama Bayu nggak sebanding dengan penyesalanku karena udah ngebiarin dia masuk dalam hidup ini.”“Nyalahin diri adalah target Bayu yang sebenarnya. Jangan terpengaruh oleh hal itu, Kak. Kayaknya nggak berharga banget,” bantah Silka dengan cepat-cepat.“Ya. Dia memang mau ngancurin aku pelan-pelan, lewat pikiranku.”Gya sadar sekali akan hal itu.“Kita nggak akan ngebiarin itu, kan?” Silk
Renzo merasakah tubuhnya gemetar oleh amarah yang mengelegak. Melihat kekasihnya dihajar sedemikian rupa oleh pria biadab, membuat Renzo diliputi dendam.Alden dan Indira terus menenangkan dengan kata-kata lembut.“En, tenang. Pakai ini dan bukan ini,” ucap Alden sembari menunjuk kepala kemudian lengan.Putranya duduk terkulai dan meremas rambut gusar.Ibu dan kakak Gya sudah dikabari dan mereka sedang menuju ke rumah sakit dari hotel. Pernikahan tinggal dua minggu lagi dan suasana gembira menjadi duka dalam sekejap.Saat bertemu dengan Leo dan Dion, kedua pria yang akan menjadi kakak iparnya tersebut menepuk pundaknya dengan pelan.“Kita nggak akan bertindak apa pun, kecuali lapor polisi! Semua bakal ditindak melalu proses hukum yang benar dan tahan emosi kalian. Kalo ada yang nekad, Bayu menang dan kita kalah telak!” ingat Alden dengan lantang dan tegas.Ibu Gya terlihat gemetar dan tidak sanggup berdiri. Ind
Persiapan pernikahan memang selalu merepotkan. Namun Gya tidak melihat sedikit pun kesulitan yang membuatnya kelelahan dan stress. Ibu mertuanya, Indira, selalu membantu dan mengarahkan dengan sabar.Pemilihan pernak pernik yang berbeda pendapat dengan keluarga besarnya, akhirnya berhasil ditengahi dengan elegan dan bijak oleh Indira.Ibu Gya memuji berkali-kali tentang calon ibu mertuanya yang ternyata masih muda dan sangat cantik tersebut. Terlebih lagi ayah mertuanya, Alden, yang mirip dengan pria muda dengan penampilan masih tidak kalah menarik dan modis dengan Renzo.Dengan hati-hati, Gya menjelaskan mengenai siapa Renzo dan ibunya semakin kagum dengan keluarga mereka. Gya melihat dengan jelas, bagaimana ibunya sedikit syok dan tersentuh oleh kebesaran hati Indira yang membesarkan Renzo tanpa menimbang dia bukan putra yang terlahir dari rahimnya.Keputusan buat Indira tidak memiliki anak kandung adalah karena dirinya merasa lebih dari cukup mendapatk
Alden berdiri di depan bingkai foto di ruang tengah rumah Salatiga. Matanya menatap gambar dirinya bersama Indira dan Renzo dalam baju adat Jawa.Di sebelah bingkai foto besar tersebut, terdapat foto Indira bersama Jantayu dan Renzo dengan baju pernikahan modern. Hatinya berdesir sakit.Bukan karena cemburu, melainkan merasa prihatin akan nasib Jantayu yang malang.Pria baik itu tidak sempat menjalani kehidupan bahagia yang lama dengan wanita luar biasa, Indira. Alden bahkan sempat mengalah demi memberi kesempatan pada Jantayu untuk menjadi pria yang bisa meneruskan harapannya.“Kayaknya baru kemarin dia ada di sini,” gumam Indira tiba-tiba ada di sebelahnya.Alden mengingat dengan jelas saat datang ke rumah ini beberapa belas tahun yang lalu setelah Jan meninggal. Foto itu menjadi satu-satunya kehangatan yang terpancar dan bisa memberi sinar juga kekuatan bagi Indira untuk bertahan dalam kesedihan.Dunia istrinya mungkin dalam k
Kembali ke Jakarta dengan status baru, cukup membuat Silka risih. Antara dia dan Alka adalah hubungan kecelakaan yang tidak disengaja.Sementara kembali pada aktivitas kuliah yang super sibuk mendekati akhir semester, Silka memilih tidak lagi memusingkan tentang Alka.Pria itu cukup memberinya ruang dan gerak yang tidak mengikat. Mungkin inilah enaknya pacaran dengan orang dewasa. Banyak pengertian yang dia dapatkan dari Alka.“Sil! Kamu beneran pacaran sama dosen baru anak fakultas kedokteran?” tanya teman kuliahnya dengan wajah penasaran.Silka mengangguk ragu.“Gila! Keren banget sih! Pak Alka itu ganteng dan baik banget!”Silka terus mendengarkan puluhan pujian untuk kekasihnya yang hingga detik ini belum pernah dia cium atau pegangan tangan.Setelah mendekati jam masuk kelas, Silka mengakhiri obrolan satu arah itu dan melenggang masuk. Selama kuliah berjalan, dia tidak habis-habisnya memikirkan tentang Alk
Mungkin bertemu jodoh itu terjadi tanpa bisa terduga.Bagi Silka yang masih berusia awal dua puluhan, ini bukan menjadi pertimbangan seriusnya. Terlebih lagi Ignar juga masih bimbang akan jati dirinya, semua keluarga tidak akan berpusat pada hal pernikahan dalam waktu dekat.Mengunjungi orang tua dan kerabatnya di Salatiga memang menyenangkan. Dia kadang malas meninggalkan kota kecil tempat ia tumbuh dan besar. Teman masa kecilnya ada di sini. Tapi Silka untuk saat ini tidak memiliki pilihan.Semua keluarga berkumpul di rumahnya. Ayahnya, Keenan, tampak masih tampan meskipun menjelang usia setengah baya. Mati-matian ayahnya menolak dengan mengatakan masih lima tahun lagi, tapi Silka suka mengangguk dengan gencar.Malam itu Renzo datang sendiri dan Silka senang karena memiliki waktu untuk berbagi lebih banyak. Perhatian kakak sepupunya memang tertuju pada dua hal akhir-akhir ini.Untuk Ignar dan Gya, kekasihnya.Silka merindukan masa-masa di