Home / Fantasi / Sang Penakluk Dewa / Tarian Pedang Salju

Share

Tarian Pedang Salju

last update Last Updated: 2023-06-15 14:29:41

Baik tumenggung Bayangkara maupun saudagar Kumbala. Keduanya sudah tahu terhadap pergerakan Divisi Bayangan.

Itulah alasan mengapa mereka datang keacara pentas karena ingin menilai langsung sejauh mana kekuatan kelompok tersebut.

Tumenggung bahkan sudah menyiapkan berniat melenyapkan Linguy beserta teman-temannya setelah pentas selesai.

Tapi dia tidak menduga bahwa pengunjungnya akan sebanyak ini. Sehingga sang tumenggung terpaksa harus menunda niatnya.

Dia tidak mungkin menunjukan sosok aslinya di depan semua orang. Karena hal tersebut bisa berdampak buruk pada pencitraannya di hadapan raja.

“Kurang ajar! Mangapa acaranya bisa semeriah ini,” umpat sang tumenggung kesal.

“Ha-hamba juga tidak tahu tuan, sepertinya mereka memang bekerja sama dengan para bangsawan dan saudagar lain,” tutur Kumbala terbata.

“Ini gawat, sepertinya aku harus mempercepat rencana pemberontakan kita, Kumbala,” Tumenggung Bayangkara mengepalkan tangan.

“Hamba setuju tuan,” angguk Kumbala patuh.

Pentas tarian be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Norma Yunita
mantap , semoga makin ramai pembacanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Penakluk Dewa   Penjelasan Lintang

    Selepas pentas di tutup, sorak-sorai dan tepuk tangan menggema memenuhi seluruh wilayah pasar kota.Para pengunjung begitu takjub dan kagum terhadap gerakan Lintang, tarian itu sungguh mengandung aura kepedihan yang mendalam membuat siapa pun yang menyaksikannya akan ikut tenggelam pada perasaan terpendam mereka.Ada ingatan kepada kedua orang tuanya, saudara yang ditelantarkan, anak-anak miskin dipinggiran kota, kekasih yang tiada, atau orang-orang terdekat yang telah meninggal dunia.Sehingga tidak ada satu pun pengunjung yang sanggup menahan air mata. Yang jelas mereka kini seperti mendapatkan jiwa baru yang lebih baik.Kesedihan memang membawa sakit, tapi setelah itu ada rasa damai yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.Bahkan beban hidup yang selama ini dianggap berat pun menjadi seakan terasa ringan setelah menyaksikan tarian Lintang.Banyak bangsawan atau saudagar yang ingin bertemu langsung dengan Lintang untuk mengucapkan terimakasih.Tapi Lintang menolaknya dengan alasan

    Last Updated : 2023-06-15
  • Sang Penakluk Dewa   Ki Keling Pancarasa dan Cantika Ayu

    Saat semua sedang bingung terhadap ke hadiran seorang kakek misterius dan gadis kecil aneh berpedang besar. Mesti dan Anjeli tiba-tiba bermunculan dari balik gerbang penginapan. Mereka menyeringai lebar seakan mengatakan bahwa misinya telah berhasil.“Kalian?” Linguy menyipitkan mata.“Benar ketua. Kami berhasil meminta bantuan. Dan sekarang kakek ahlis ilusi itu sedang berada di hadapanmu,” tutur Mesti.“Ja-jadi anda?” Linguy membelalakan mata.Begitu juga dengan Igu, Giga, Libo, dan Pandu. Sementara Lintang dan Yunla masih bersikap tenang walau sama-sama merasa penasaran.Lintang sudah mengenal siapa kakek tua dan gadis kecil di sana, tapi dia sempat terkejut karena mereka datang ke penginapan divisi bayangan.“Ma-maafkan kami sebelumnya tidak mengenal anda, tuan,” ucap Linguy.Dia bersama Giga, Pandu dan yang lain serentak membungkuk memberi hormat membuat sang kakek tua kembali tertawa terbahak bahak.“Tidak perlu sungkan kau anak muda, panggil saja aku Ki Keling. Sedangkan gadis

    Last Updated : 2023-06-15
  • Sang Penakluk Dewa   Tantangan tumenggung Bayangkara

    Setelah mendengar penjelasan Lintang, semua anggota divisi pun segera bersiap melakukan perang.Mereka berlesatan mengambil senjata rahasia masing-masing yang selama ini disimpan rapat di dalam kamar.Senjata utama mereka memang pedang, tapi pasukan divisi memiliki senjata rahasia berupa pisau beracun yang mampu membunuh musuh dalam waktu singkat.Selesai mempersiapkan diri, para pendekar muda itu kembali berkumpul di ruangan tengah penginapan.Balada juga segera memanggil Ki Jara, Bakung, dan 20 pendekarnya untuk ikut bergabung bersama mereka.“Menurut perkiraanmu, berapa banyak musuh yang mengepung kita, Kusha?” tanya Linguy.“Sekitar 10.000 pasukan kak. Mereka pasti terdiri dari para pendekar bayaran, golongan hitam, prajurit katumenggungan,” jawab Lintang membuat siatusi di dalam ruangan menjadi tegang.Bahkan beberapa anggota divisi terlihat panik ketakukan di mana pasukan mereka tidak mungkin bisa bertahan.“Celaka, jadi bagaimana sekarang?” tanya Linguy bingung.Ki Keling dan C

    Last Updated : 2023-06-15
  • Sang Penakluk Dewa   Kusha vs Tumenggung Bayangkara

    Lintang menghilang dari pandangan, dan kembali muncul tepat dibelakang sang tumenggung.Hal itu tentu membuat semua prajurit katumenggungan serta para pendekar Bandit Racun Api terkejut.“Si-siapa anak kecil biru itu? Gerakannya terlalu cepat bahkan bagi mata kita,” banyak pendekar yang bertanya-tanya akan sosok Lintang.Mereka tidak habis pikir mengapa bisa ada anak kecil yan bisa melakukan hal tersebut.Tumenggung Bayangkara adalah pendekar sakti tingkat Jiwa. Tidak ada yang pernah berani berhadapan dengannya karena tingkat kependekaran seperti itu dianggap sebagai jago tanpa tanding di dunia persilatan.Bahkan pemimpin cabang bandit Racun Api sendiri sangat patuh terhadapnya. Begitu pula dengan beberapa tokoh golongan hitam.Jika dibandingkan, mungkin tingkat kanuragannya setara dengan guru Linguy yang ada di divisi Bayangan.Sehingga Ki Jara dan Bakung di hadapannya bagaikan lalat kecil yang bisa tewas ditepuk kapan saja.Tapi Lintang, anak kecil itu tidak gentar. Bahkan tak ada s

    Last Updated : 2023-06-17
  • Sang Penakluk Dewa   Siasat Kusha

    Pertarungan Lintang dan Tumenggung Bayangkara tadi berjalan begitu alot sehingga tidak terasa mentari kini pagi mulai terlihat di ufuk timur sebagai tanda bahwa kekuasaan malam telah berakhir. Burung-burung di pinggiran hutan mulai terdengar saling bersahutan, ayam-ayam berkokok mengakhiri mimpi para penduduk.Sebetulnya para penduduk sudah sedari tadi bangun sesaat setelah mendengar gema ledakan. Namun mereka tidak berani keluar karena sadar bahwa tidak jauh dari sana sedang ada pertarungan pendekar.Para kepala wilayah kota yang juga mendengar gema ledakan segera mengumpulkan pasukannya.Mereka memanggil para saudagar dan bangsawan agar segera bertindak ikut membantu mengevakuasi para penduduk.Sehingga dalam waktu singkat, kota katumenggungan menjadi kosong tanpa penghuni.Semua penduduk pergi meninggalkan rumah-rumah mereka menuju perbukitan di belakang gerbang selatan.Sementara di wilayah penginapan sederhana di tempat divisi Bayangan bernaung, pertarungan masih berjalan di be

    Last Updated : 2023-06-17
  • Sang Penakluk Dewa   Pertempuran

    Sebelum menjadi Kusha, Lintang dahulu adalah ahli ilusi. Dia mengerti seperti apa teknik ilusi berjalan.Maka dengan pengalamannya, Lintang memanfaatkan energi sihir milik Ki Keling dan Cantika untuk mengecoh lawan.Awalnya Ki Keling dan Cantika tidak percaya terhadap Lintang. Tapi ketika Lintang menjelaskan secara rinci dasar-dasar ilusi, keduanya langsung menganga terkejut bukan buatan.Dari sana Ki Keling dan Cantika mulai mempercayai Lintang sebagai ahli ilusi.Atas arahan Lintang dan penjelasannya terhadap teknik tubuh bayangan, Ki Keling dan Cantika akhirnya mampu menciptakan wujud nyata dari sebatang kayu bakar di dalam penginapan.Keduanya sangat senang karena berhasil memiliki teknik baru dibidang ilusi sihir.Sementara Linguy, Balada, Ki Jara dan semua anggota divisi harus kembali terpana dengan apa yang Lintang lakukan. Mereka tidak lagi memiliki kata-kata entah harus memuji apa kepada bocah kecil itu. Lintang sungguh bagai misteri, dia memiliki banyak keahlian yang tidak

    Last Updated : 2023-06-17
  • Sang Penakluk Dewa   Jurus Langkah Pemabuk Gila

    Ageng Wicaksono dan Nyi Saraswati tanpa sadar menelan ludah secara bersamaan. awalnya mereka tidak merasa takut meski perguruan Lembah Ular bakal didatangi sosok yang telah membuat heboh dunia persilatan, tapi kemunculan Dharmawangsa yang besar kemungkinan telah diselamatkan pendekar muda tersebut pastinya bakal membuat peta situasi berubah. Keduanya merasa tidak lagi dalam posisi diuntungkan saat ini. Dharmawangsa sendiri tahu kemana arah pandangan kedua lawannya itu. Cibirannya pun diarahkan kepada keduanya, "Kenapa kalian terlihat ketakutan seperti itu?" ujarnya, lalu melihat ke arah Jalu yang lawannya kini hanya tersisa tidak lebih dari lima puluh orang saja. Lelaki tua itu tampak terkejut juga dengan sepak terjang Jalu. Namun begitu melihat pendekar muda itu sudah mengeluarkan pedang pusakanya, keterkejutan yang dia rasakan pun menghilang. Dharmawangsa tahu betul bagaimana besarnya kekuatan pedang berbilah hitam yang bisa memutuskan rantai energi Ageng Wicaksono."Badra, cepat

    Last Updated : 2023-06-18
  • Sang Penakluk Dewa   Padepokan Cempaka Raga

    Mohon maaf untuk bab kemarin yang salah publish. Saya revisi tidak bisa. ***Dengan tewasnya Tumenggung Bayangkara, maka kemelut rumit kerajaan Suralaksa pun berakhir.Dengan begitu, penduduk katumenggungan Surajaya bisa kembali hidup dalam damai.Kerajaan terbebas dari bencana kudeta, para gadis yang diculik kembali dipulangkan, sementara keluarga Tumenggung Bayangkara dan Saudagar Kumbala ditangkap dibawa ke kota raja untuk diadili.Namun Santini putri dari Kumbala berhasil melarikan diri, gadis itu lari entah ke mana, yang jelas dia kini menjadi buronan satu kerajaan.Setelah lama menutup mata terhadap Kelaliman Bayangkara, raja Laksa Sharma pun akhirnya tersadar.Dia sangat marah ketika tahu Bayangkara ternyata merencakan kudeta. Sang raja menyesal karena sempat tidak mempercayai permaisuri membuatnya segera meminta maaf secara terbuka.Linguy dan semua anggota Divisi dianggap pahlawan besar oleh kerajaan, mereka diberikan penghargaan tinggi serta mendapat hadiah harta yang sang

    Last Updated : 2023-06-19

Latest chapter

  • Sang Penakluk Dewa   Pemberitahuan

    Namun Lintang lupa belum membayar makanan sehingga terpaksa harus kembali lagi.Dan ketika semua itu selesai, Lintang segera melesat lagi mengejar aura yang tadi sempat terasa. Tapi naas, Lintang kehilangan jejaknya, membuat dia mengumpat panjang pendek memaki rombongan Raden Dahlan, menyalahkan mereka karena telah membuang waktunya.“Sial!” umpatnya.“Garuda merajai langit!” seru Lintang melesat jauh ke cakrawala.“Ke mana dia? Aku sangat yakin dia tadi berada di kota ini,” Lintang mengedarkan pandangan berusaha kembali mencari.Waktu saat itu memang sudah mulai gelap membuat pandangan Lintang menjadi semakin terbatas.Tapi beberapa saat kemudian, telinganya mendengar suara dentingan senjata. “Pertarungan?” Lintang mengerutkan kening.Dia segera berbalik menyipitkan mata memandang ke arah batas kota.“Benar! Ini suara pertarungan, suaranya berasal dari hutan pinggiran kota,” gumam Lintang berbicara sendiri.“Hahaha, aku yakin itu pasti dia,” Lintang tertawa sebelum kemudian melesat

  • Sang Penakluk Dewa   Gadis Asing

    Lintang bersama teman-temannya tidak peduli akan kedatangan kelompok putra sang Adipati.Mereka tetap menyantap hidangan dengan sangat lahap sembari sesekali tertawa menertawakan Lintang.Padahal para pelayan dan pemilik rumah makan sudah sedari tadi gemetaran. Wajah mereka pucat ketakutan tapi tidak mampu melakukan apa-apa.“Hey, Jumu. Cepat bawakan kami makanan enak atau rumah makan ini akan kuratakan dengan tanah!” seru seorang pria muda berpakaian mewah.Dia memiliki tubuh tinggi tegap dengan wajah cukup tampan berusia sekitar 28 tahun.Pada bahunya terdapat sebuah kelat gelang dari emas menandakan bahwa dirinya seorang bangsawan.Namun perangai pemuda itu sungguh buruk, dia memperlakukan orang lain layaknya budak belian yang dapat dirinya perintah sesuka hati.“Ba-baik den,” Ki Jumu sang pemilik rumah makan terbata. Dia segera meminta 4 pelayannya untuk membawakan apa yang diminta putra sang adipati agar tidak menimbulkan masalah.“Duduk, di mana kita ketua?” tanya salah satu be

  • Sang Penakluk Dewa   Kesombongan Anak Sang Adipati

    Ratusan nyawa pendekar berpakaian hitam melayang di tangan kelompok Balada. Hal itu tentu mengejutkan pemimpin mereka. Dia tidak mengira misi perburuannya akan berakhir dengan pembantaian.Begitu pula dengan 30 pendekar kuat yang dibawa sang pemimpin. Mereka sangat geram terhadap pemuda bertubuh biru di pihak musuh.“Ini pasti perbuatan pemuda itu, sial! Tubuhku sangat gatal sekali,” umpat salah satu dari ke 30 pendekar kuat.Tangannya terus menggaruk kesana-kemari membuat hampir seluruh tubuh pendekar itu menjadi lecet memerah.Bahkan sebagian wajah pendekar lain sampai ada yang telah mengucurkan darah akibat cakaran tangannya sendiri.Beruntung ke 30 pendekar itu memiliki tenaga dalam yang mempuni membuat mereka bisa sedikit menahan rasa gatal menggunakan energi.Kesempatan tersebut mereka manfaatkan untuk menghindar menjauhi tempat pembantaian agar dapat memulihkan diri.Tapi rasa gatal dari racun ulat bulu milik Lintang tetap saja menyiksa.Meski sudah ditahan menggunakan banyak

  • Sang Penakluk Dewa   Pertempuran di Pagi Buta

    Malam semakin larut mengurung alam dengan kegelapan.Hewan-hewan siang terlelap tidur dipersembunyiannya masing-masing, sementara para nokturnal sedang berpesta dengan mangsa-mangsa mereka.Lintang, Balada, Balangbang, Wirusa, Jaka, Bagas, Ki Larang, Nindhi dan tiga pendekar gadis lain masih bersiaga menunggu buruan mereka datang.Sementara putri Widuri terlelap di dalam kereta yang Balada sembunyikan dibalik semak-semak.Sedangkan para kuda sengaja ditotok oleh Lintang agar tidak menimbulkan suara.Persiapan mereka sudah sangat matang, jebakan, siasat, formasi bertarung, bahkan sampai cara pelarian pun telah Lintang perhitungkan.Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, sebagian dari mereka akan langsung dapat melarikan diri bersama kereta.Lintang sangat yakin bahwa pihak musuh pasti masih memiliki para pendekar kuat. Membuat dia tidak bisa memastikan apa akan mampu menghabisi mereka atau tidak.Lintang belum tahu entah apa motif utama para pembunuh itu. Tapi yang jelas mer

  • Sang Penakluk Dewa   Perdebatan

    Hampir 2 jam para pendekar perpakaian hitam menunggu Lintang di atas daratan.Mereka belum berani beranjak karena tahu bahwa Lintang dan putri Widuri masih ada di sana.Namun menunggu membuat para pendekar itu bosan sehingga pada akhirnya sang pemimpin memutuskan untuk memeriksanya ke atas langit.“Kalian siaga di sini, nanti jika pendekar itu turun, baru serang secara bersamaan,” sang pemimpin memberi perintah.“Kami mengerti,” angguk semua pendekar.Tanpa berbicara lagi, sang pemimpin segera naik ke atas langit. Dia melesat sangat cepat menuju gumpalan awan tempat terakhir Lintang bersembunyi.Namun alangkah terkejutnya pria itu ketika mendapati Lintang tidak ada di sana. Dia mengumpat panjang pendek memaki dirinya sendiri karena tidak melakukan ini sedari tadi.“Bangsat! Ke mana dia?” sang pemimpin mengepalkan tangan.Dia heran karena tidak pernah melihat pergerakan dari Lintang sedari awal. Padahal dari sejak tadi, sang pemimpin terus memantau ke atas langit.Karena mengira diriny

  • Sang Penakluk Dewa   Siksaan Seorang Pria

    Aaaaaaa!Putri Widuri berteriak panik, meronta berusaha melepaskan diri, tapi cengkraman bayangan hitam yang membawanya begitu sangat kuat. Membuat gadis itu menangis histeris di ketinggian.Sementara para pendekar di bawah terkejut bukan buatan, terlebih 2 pendekar yang sedang berada di tengah sungai.“A-a—apa yang terjadi? Di-di mana gadis itu?” salah satu pendekar di tengah sungai terbata.“A-a—aku juga tidak tahu, bu-bukankan tadi dia tepat di depan kita?” ujar pendekar lain ikut terbata.“Bangsat! Ada yang ingin ikut campur pada urusan kita,” maki sang pemimpin mengepalkan tangan. Dia menengadah jauh ke atas langit memastikan siapa yang berani lancang mencampuri urusannya.Bagi orang lain mungkin akan sulit melihat pergerakan sosok bayangan hitam. Tapi bagi sang pemimpin, dia bisa melihat dengan jelas bagaimana rupa yang membawa putri Widuri.Sang pemimpin sangat yakin bahwa pendekar tersebut pasti merupakan pendekar tingkat ruh atau pendekar tingkat awan tahap awal.Tidak banya

  • Sang Penakluk Dewa   Serangan Tidak Terduga

    Mentari pagi begitu tenang di cakrawala. Sementara di atas daratan, keadaan sedikit agak kacau akibat adanya Lintang.Bagaimana tidak, selepas melanjutkan perjalanan. Lintang kembali berbuat ulah dengan mendekati Kitri, Yamuna, dan Gendis.Bocah biru itu menghasut ketiganya agar tidak menyerah dalam merayu Balada, dia mengatakan bahwa Balada sejatinya adalah pemuda kesepian yang sangat membutuhkan teman.Namun karena terlalu kaku, Balada kerap menyembunyikan keinginannya tersebut dengan cara bersikap dingin.“Kakakku adalah orang yang lembut dan penyayang,” tutur Lintang membuat ketiga gadis yang bersamanya berbinar.“Benarkah? Benarkah?” tanya Gendis bersemangat.“Hmmm,” angguk Lintang sembari menyembunyikan senyum jahilnya.Setelah mendengar itu, Kitri, Yamuna dan Gendis pun sangat bahagia seakan menemukan harapan baru.Sehingga tanpa bertanya lagi, kegitanya langsung berlesatan menghampiri Balada membuat pemuda itu seketika menjadi kikuk.Waktu itu Balada sedang menjadi kusir keret

  • Sang Penakluk Dewa   Kematian Zull

    Selepas mendapatkan apa yang dirinya inginkan, Lintang pun seketika menghentikan serulingnya, membuat semua siluman anjing tiba-tiba menjerit kesakitan sebelum kemudian terkulai meregang nyawa.Mereka tidak sadar entah siapa yang membunuhnya, yang jelas para siluman tersebut tahu bahwa inti energi mereka telah ada yang mencurinya.Zull dan para penyamun lain hanya dapat mematung tanpa mampu berbuata apa-apa. Mereka tidak sanggup menghentikan Lintang karena terlalu ketakutan akan kesaktian seruling-nya.Bagaimana tidak, 300 siluman kuat yang seharusnya mampu membunuh prajurit satu kadipaten saja tidak berkutik oleh seruling itu. Lantas apalagi dengan mereka yang jumlahnya hanya tinggal beberapa puluh orang lagi.Lutut Zull bergetar hebat seakan tidak mampu lagi menopang berat tubuhnya, sementara para penyamun sudah berlutut sedari tadi.Zull memegang gada dengan tangan gemetaran, sedangkan wajahnya pucat dipenuhi keringat dingin.“Hari ini aku sedang tidak enak hati, jadi kalianlah pel

  • Sang Penakluk Dewa   Kekuatan Seruling

    Uhuk! Lintang kembali memuntahkan darah, tapi kali ini darahnya berwarna hitam pertanda serangan lawan mengandung racun yang amat kuat.“Hahahaha, bocah ingusan! Kau telah membunuh ribuan anak buahku, maka tidak ada lagi kesempatan hidup buatmu,” Zull tertawa terbahak-bahak.Dia sangat geram karena mendapati banyak dari anak buahnya telah binasa. Tapi Zull juga senang di mana musuh yang menyerang markasnya akan segera mati.“Sial! Aku terlalu terbawa perasaan,” umpat Lintang memegangi dadanya.Beruntung tadi masih ada seruling Surga yang melindunginya. Andai tidak, maka tubuh Lintang pasti telah hancur menjadi serpihan daging.Lintang berlutut di atas permukaan tanah, dia ingin bangkit tapi tubuhnya terlalu lemas akibat serangan racun dan benturan energi.“Siapa kau sialan? Apa masalahmu hingga berani mengusik markasku?” Zull berteriak menanyakan identitas Lintang.Dia bisa saja membunuh Lintang waktu itu, namun Zull tidak melakukannya.Pemuda berbadan biru tersebut telah membunuh ri

DMCA.com Protection Status