Saat semua sedang bingung terhadap ke hadiran seorang kakek misterius dan gadis kecil aneh berpedang besar. Mesti dan Anjeli tiba-tiba bermunculan dari balik gerbang penginapan. Mereka menyeringai lebar seakan mengatakan bahwa misinya telah berhasil.“Kalian?” Linguy menyipitkan mata.“Benar ketua. Kami berhasil meminta bantuan. Dan sekarang kakek ahlis ilusi itu sedang berada di hadapanmu,” tutur Mesti.“Ja-jadi anda?” Linguy membelalakan mata.Begitu juga dengan Igu, Giga, Libo, dan Pandu. Sementara Lintang dan Yunla masih bersikap tenang walau sama-sama merasa penasaran.Lintang sudah mengenal siapa kakek tua dan gadis kecil di sana, tapi dia sempat terkejut karena mereka datang ke penginapan divisi bayangan.“Ma-maafkan kami sebelumnya tidak mengenal anda, tuan,” ucap Linguy.Dia bersama Giga, Pandu dan yang lain serentak membungkuk memberi hormat membuat sang kakek tua kembali tertawa terbahak bahak.“Tidak perlu sungkan kau anak muda, panggil saja aku Ki Keling. Sedangkan gadis
Setelah mendengar penjelasan Lintang, semua anggota divisi pun segera bersiap melakukan perang.Mereka berlesatan mengambil senjata rahasia masing-masing yang selama ini disimpan rapat di dalam kamar.Senjata utama mereka memang pedang, tapi pasukan divisi memiliki senjata rahasia berupa pisau beracun yang mampu membunuh musuh dalam waktu singkat.Selesai mempersiapkan diri, para pendekar muda itu kembali berkumpul di ruangan tengah penginapan.Balada juga segera memanggil Ki Jara, Bakung, dan 20 pendekarnya untuk ikut bergabung bersama mereka.“Menurut perkiraanmu, berapa banyak musuh yang mengepung kita, Kusha?” tanya Linguy.“Sekitar 10.000 pasukan kak. Mereka pasti terdiri dari para pendekar bayaran, golongan hitam, prajurit katumenggungan,” jawab Lintang membuat siatusi di dalam ruangan menjadi tegang.Bahkan beberapa anggota divisi terlihat panik ketakukan di mana pasukan mereka tidak mungkin bisa bertahan.“Celaka, jadi bagaimana sekarang?” tanya Linguy bingung.Ki Keling dan C
Lintang menghilang dari pandangan, dan kembali muncul tepat dibelakang sang tumenggung.Hal itu tentu membuat semua prajurit katumenggungan serta para pendekar Bandit Racun Api terkejut.“Si-siapa anak kecil biru itu? Gerakannya terlalu cepat bahkan bagi mata kita,” banyak pendekar yang bertanya-tanya akan sosok Lintang.Mereka tidak habis pikir mengapa bisa ada anak kecil yan bisa melakukan hal tersebut.Tumenggung Bayangkara adalah pendekar sakti tingkat Jiwa. Tidak ada yang pernah berani berhadapan dengannya karena tingkat kependekaran seperti itu dianggap sebagai jago tanpa tanding di dunia persilatan.Bahkan pemimpin cabang bandit Racun Api sendiri sangat patuh terhadapnya. Begitu pula dengan beberapa tokoh golongan hitam.Jika dibandingkan, mungkin tingkat kanuragannya setara dengan guru Linguy yang ada di divisi Bayangan.Sehingga Ki Jara dan Bakung di hadapannya bagaikan lalat kecil yang bisa tewas ditepuk kapan saja.Tapi Lintang, anak kecil itu tidak gentar. Bahkan tak ada s
Pertarungan Lintang dan Tumenggung Bayangkara tadi berjalan begitu alot sehingga tidak terasa mentari kini pagi mulai terlihat di ufuk timur sebagai tanda bahwa kekuasaan malam telah berakhir. Burung-burung di pinggiran hutan mulai terdengar saling bersahutan, ayam-ayam berkokok mengakhiri mimpi para penduduk.Sebetulnya para penduduk sudah sedari tadi bangun sesaat setelah mendengar gema ledakan. Namun mereka tidak berani keluar karena sadar bahwa tidak jauh dari sana sedang ada pertarungan pendekar.Para kepala wilayah kota yang juga mendengar gema ledakan segera mengumpulkan pasukannya.Mereka memanggil para saudagar dan bangsawan agar segera bertindak ikut membantu mengevakuasi para penduduk.Sehingga dalam waktu singkat, kota katumenggungan menjadi kosong tanpa penghuni.Semua penduduk pergi meninggalkan rumah-rumah mereka menuju perbukitan di belakang gerbang selatan.Sementara di wilayah penginapan sederhana di tempat divisi Bayangan bernaung, pertarungan masih berjalan di be
Sebelum menjadi Kusha, Lintang dahulu adalah ahli ilusi. Dia mengerti seperti apa teknik ilusi berjalan.Maka dengan pengalamannya, Lintang memanfaatkan energi sihir milik Ki Keling dan Cantika untuk mengecoh lawan.Awalnya Ki Keling dan Cantika tidak percaya terhadap Lintang. Tapi ketika Lintang menjelaskan secara rinci dasar-dasar ilusi, keduanya langsung menganga terkejut bukan buatan.Dari sana Ki Keling dan Cantika mulai mempercayai Lintang sebagai ahli ilusi.Atas arahan Lintang dan penjelasannya terhadap teknik tubuh bayangan, Ki Keling dan Cantika akhirnya mampu menciptakan wujud nyata dari sebatang kayu bakar di dalam penginapan.Keduanya sangat senang karena berhasil memiliki teknik baru dibidang ilusi sihir.Sementara Linguy, Balada, Ki Jara dan semua anggota divisi harus kembali terpana dengan apa yang Lintang lakukan. Mereka tidak lagi memiliki kata-kata entah harus memuji apa kepada bocah kecil itu. Lintang sungguh bagai misteri, dia memiliki banyak keahlian yang tidak
Ageng Wicaksono dan Nyi Saraswati tanpa sadar menelan ludah secara bersamaan. awalnya mereka tidak merasa takut meski perguruan Lembah Ular bakal didatangi sosok yang telah membuat heboh dunia persilatan, tapi kemunculan Dharmawangsa yang besar kemungkinan telah diselamatkan pendekar muda tersebut pastinya bakal membuat peta situasi berubah. Keduanya merasa tidak lagi dalam posisi diuntungkan saat ini. Dharmawangsa sendiri tahu kemana arah pandangan kedua lawannya itu. Cibirannya pun diarahkan kepada keduanya, "Kenapa kalian terlihat ketakutan seperti itu?" ujarnya, lalu melihat ke arah Jalu yang lawannya kini hanya tersisa tidak lebih dari lima puluh orang saja. Lelaki tua itu tampak terkejut juga dengan sepak terjang Jalu. Namun begitu melihat pendekar muda itu sudah mengeluarkan pedang pusakanya, keterkejutan yang dia rasakan pun menghilang. Dharmawangsa tahu betul bagaimana besarnya kekuatan pedang berbilah hitam yang bisa memutuskan rantai energi Ageng Wicaksono."Badra, cepat
Mohon maaf untuk bab kemarin yang salah publish. Saya revisi tidak bisa. ***Dengan tewasnya Tumenggung Bayangkara, maka kemelut rumit kerajaan Suralaksa pun berakhir.Dengan begitu, penduduk katumenggungan Surajaya bisa kembali hidup dalam damai.Kerajaan terbebas dari bencana kudeta, para gadis yang diculik kembali dipulangkan, sementara keluarga Tumenggung Bayangkara dan Saudagar Kumbala ditangkap dibawa ke kota raja untuk diadili.Namun Santini putri dari Kumbala berhasil melarikan diri, gadis itu lari entah ke mana, yang jelas dia kini menjadi buronan satu kerajaan.Setelah lama menutup mata terhadap Kelaliman Bayangkara, raja Laksa Sharma pun akhirnya tersadar.Dia sangat marah ketika tahu Bayangkara ternyata merencakan kudeta. Sang raja menyesal karena sempat tidak mempercayai permaisuri membuatnya segera meminta maaf secara terbuka.Linguy dan semua anggota Divisi dianggap pahlawan besar oleh kerajaan, mereka diberikan penghargaan tinggi serta mendapat hadiah harta yang sang
Lintang menjerit seperti orang gila membuat Ki Jara dan semua pendekar sangat khawatir.Balada segera berlutut di depan sesepuh padepokan meminta pengampunan untuk adiknya, tapi pria keras kepala itu tidak peduli.Bahkan alih-alih memperhatikan Balada, sang sesepuh malah tertawa terbahak-bahak seakan menikmati penderitaan Lintang.“Hahaha, bocah tengik sepertimu memang pantas aku hukum. Kau akan jera setelah ini, dasar nakal,” maki sesepuh padepokan.Lintang terus berguling kesakitan sembari menitikan air mata, dia tidak menyangka ucapan asal-asalannya ternyata berbuah petaka.Padahal Lintang memanggil sesepuh dengan paman Nala agar mereka bisa lebih akrab.Namun sayang, Dia tidak tahu bahwa sesepuh tidak suka disebut nama. Lintang berhenti berguling setelah tubuhnya lemas tidak berdaya, dia mengumpat panjang pendek di dalam hati memaki sesepuh padepokan.“Dasar orang tua sialan, tunggu saja! Aku tidak akan melupakan ini,” gumam Lintang geram.Setelah itu, pandangan Lintang seketika