Penuturan Lintang terhadap ramuan yang dirinya ciptakan telah membuat perpecahan di tubuh Divisi Bayangan.Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena Linguy ternyata mampu bertindak bijak dalam menanganinya.Setelah situasi kembali reda, Linguy mulai bertanya serius kepada Lintang.“Sebetulnya untuk apa ramuan itu Kusha? Kau telah menghamburkan banyak uang serta mengerahkan semua anggota Divisi, tidak mungkin ramuan itu hanya untuk dirimu berendam bukan?” tutur Linguy tidak percaya.Tapi Lintang masih terdiam, seperti sedang berpikir ulang tentang keputusannya.“Tidak kak Linguy, ramuan ini memang untukku berendam. Setelah menyembuhkan Yunla, tubuhku akan terbakar, jadi aku membutuhkan ramuan ini sebagai gantinya,” ungkap Lintang membuat semua orang tercengang.“Terbakar? Jadi apa sebenarnya yang akan kau lakukan?” tanya Linguy.“Aku akan melakukan teknik perubahan energi, tapi tubuhku saat ini terlalu lemah. Aku bukan pendekar seperti kalian sehingga tekanan energi akan membakar tubu
Keberhasilan Lintang dalam menyembuhkan Yunla dengan menggunakan teknik perubahan energi tentu menjadi tanda tanya baru, baik bagi Badala mau pun bagi semua anggota Divisi Bayangan.Saat Balada keluar dari ruangan peristirahatan Yunla, Linguy langsung mengajak pemuda itu berbincang di taman belakang Penginapan.“Kau memiliki adik yang luar biasa Balada, aku tidak tahu entah dia titisan dewa atau memang dewa itu sendiri yang sedang menyamar menjadi adikmu. Tapi yang jelas, Kusha seperti bukan manusia,” ungkap Linguy mengemukakan pendapatnya.“Kau jangan asal bicara Linguy. Kusha adalah adikku, adik yang jelas-jelas lahir dari ibuku. Hanya saja warna kulitnya memang berbeda dengan kita, itu karena penomena purnama biru 7 tahun lalu,” sergah Balada tegas.Dia tidak terima Lintang dikatakan titisan dewa atau dewa yang menyamar di mana Balada sangat percaya bahwa Kusha benar-benar adiknya.“Bukan maksudku ke arah sana, Balada. tapi kecerdasan, pengetahuan, serta kedewasaannya jauh melebihi
Baik tumenggung Bayangkara maupun saudagar Kumbala. Keduanya sudah tahu terhadap pergerakan Divisi Bayangan.Itulah alasan mengapa mereka datang keacara pentas karena ingin menilai langsung sejauh mana kekuatan kelompok tersebut.Tumenggung bahkan sudah menyiapkan berniat melenyapkan Linguy beserta teman-temannya setelah pentas selesai.Tapi dia tidak menduga bahwa pengunjungnya akan sebanyak ini. Sehingga sang tumenggung terpaksa harus menunda niatnya.Dia tidak mungkin menunjukan sosok aslinya di depan semua orang. Karena hal tersebut bisa berdampak buruk pada pencitraannya di hadapan raja.“Kurang ajar! Mangapa acaranya bisa semeriah ini,” umpat sang tumenggung kesal.“Ha-hamba juga tidak tahu tuan, sepertinya mereka memang bekerja sama dengan para bangsawan dan saudagar lain,” tutur Kumbala terbata.“Ini gawat, sepertinya aku harus mempercepat rencana pemberontakan kita, Kumbala,” Tumenggung Bayangkara mengepalkan tangan.“Hamba setuju tuan,” angguk Kumbala patuh.Pentas tarian be
Selepas pentas di tutup, sorak-sorai dan tepuk tangan menggema memenuhi seluruh wilayah pasar kota.Para pengunjung begitu takjub dan kagum terhadap gerakan Lintang, tarian itu sungguh mengandung aura kepedihan yang mendalam membuat siapa pun yang menyaksikannya akan ikut tenggelam pada perasaan terpendam mereka.Ada ingatan kepada kedua orang tuanya, saudara yang ditelantarkan, anak-anak miskin dipinggiran kota, kekasih yang tiada, atau orang-orang terdekat yang telah meninggal dunia.Sehingga tidak ada satu pun pengunjung yang sanggup menahan air mata. Yang jelas mereka kini seperti mendapatkan jiwa baru yang lebih baik.Kesedihan memang membawa sakit, tapi setelah itu ada rasa damai yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.Bahkan beban hidup yang selama ini dianggap berat pun menjadi seakan terasa ringan setelah menyaksikan tarian Lintang.Banyak bangsawan atau saudagar yang ingin bertemu langsung dengan Lintang untuk mengucapkan terimakasih.Tapi Lintang menolaknya dengan alasan
Saat semua sedang bingung terhadap ke hadiran seorang kakek misterius dan gadis kecil aneh berpedang besar. Mesti dan Anjeli tiba-tiba bermunculan dari balik gerbang penginapan. Mereka menyeringai lebar seakan mengatakan bahwa misinya telah berhasil.“Kalian?” Linguy menyipitkan mata.“Benar ketua. Kami berhasil meminta bantuan. Dan sekarang kakek ahlis ilusi itu sedang berada di hadapanmu,” tutur Mesti.“Ja-jadi anda?” Linguy membelalakan mata.Begitu juga dengan Igu, Giga, Libo, dan Pandu. Sementara Lintang dan Yunla masih bersikap tenang walau sama-sama merasa penasaran.Lintang sudah mengenal siapa kakek tua dan gadis kecil di sana, tapi dia sempat terkejut karena mereka datang ke penginapan divisi bayangan.“Ma-maafkan kami sebelumnya tidak mengenal anda, tuan,” ucap Linguy.Dia bersama Giga, Pandu dan yang lain serentak membungkuk memberi hormat membuat sang kakek tua kembali tertawa terbahak bahak.“Tidak perlu sungkan kau anak muda, panggil saja aku Ki Keling. Sedangkan gadis
Setelah mendengar penjelasan Lintang, semua anggota divisi pun segera bersiap melakukan perang.Mereka berlesatan mengambil senjata rahasia masing-masing yang selama ini disimpan rapat di dalam kamar.Senjata utama mereka memang pedang, tapi pasukan divisi memiliki senjata rahasia berupa pisau beracun yang mampu membunuh musuh dalam waktu singkat.Selesai mempersiapkan diri, para pendekar muda itu kembali berkumpul di ruangan tengah penginapan.Balada juga segera memanggil Ki Jara, Bakung, dan 20 pendekarnya untuk ikut bergabung bersama mereka.“Menurut perkiraanmu, berapa banyak musuh yang mengepung kita, Kusha?” tanya Linguy.“Sekitar 10.000 pasukan kak. Mereka pasti terdiri dari para pendekar bayaran, golongan hitam, prajurit katumenggungan,” jawab Lintang membuat siatusi di dalam ruangan menjadi tegang.Bahkan beberapa anggota divisi terlihat panik ketakukan di mana pasukan mereka tidak mungkin bisa bertahan.“Celaka, jadi bagaimana sekarang?” tanya Linguy bingung.Ki Keling dan C
Lintang menghilang dari pandangan, dan kembali muncul tepat dibelakang sang tumenggung.Hal itu tentu membuat semua prajurit katumenggungan serta para pendekar Bandit Racun Api terkejut.“Si-siapa anak kecil biru itu? Gerakannya terlalu cepat bahkan bagi mata kita,” banyak pendekar yang bertanya-tanya akan sosok Lintang.Mereka tidak habis pikir mengapa bisa ada anak kecil yan bisa melakukan hal tersebut.Tumenggung Bayangkara adalah pendekar sakti tingkat Jiwa. Tidak ada yang pernah berani berhadapan dengannya karena tingkat kependekaran seperti itu dianggap sebagai jago tanpa tanding di dunia persilatan.Bahkan pemimpin cabang bandit Racun Api sendiri sangat patuh terhadapnya. Begitu pula dengan beberapa tokoh golongan hitam.Jika dibandingkan, mungkin tingkat kanuragannya setara dengan guru Linguy yang ada di divisi Bayangan.Sehingga Ki Jara dan Bakung di hadapannya bagaikan lalat kecil yang bisa tewas ditepuk kapan saja.Tapi Lintang, anak kecil itu tidak gentar. Bahkan tak ada s
Pertarungan Lintang dan Tumenggung Bayangkara tadi berjalan begitu alot sehingga tidak terasa mentari kini pagi mulai terlihat di ufuk timur sebagai tanda bahwa kekuasaan malam telah berakhir. Burung-burung di pinggiran hutan mulai terdengar saling bersahutan, ayam-ayam berkokok mengakhiri mimpi para penduduk.Sebetulnya para penduduk sudah sedari tadi bangun sesaat setelah mendengar gema ledakan. Namun mereka tidak berani keluar karena sadar bahwa tidak jauh dari sana sedang ada pertarungan pendekar.Para kepala wilayah kota yang juga mendengar gema ledakan segera mengumpulkan pasukannya.Mereka memanggil para saudagar dan bangsawan agar segera bertindak ikut membantu mengevakuasi para penduduk.Sehingga dalam waktu singkat, kota katumenggungan menjadi kosong tanpa penghuni.Semua penduduk pergi meninggalkan rumah-rumah mereka menuju perbukitan di belakang gerbang selatan.Sementara di wilayah penginapan sederhana di tempat divisi Bayangan bernaung, pertarungan masih berjalan di be