Share

Penyelamatan

Penulis: Alfonzo Perez
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-04 11:15:08

Pria itu sangat yakin bahwa tebasannya akan mampu membunuh Lintang dengan sangat cepat.

Namun tebakannya salah, karena saat pedang pria tadi akan mengenai sasaran, sosok bocah kecil di hadapannya telah lebih dulu menghilang entah ke mana, membuat serangan tersebut hanya mengenai tempat kosong.

Sring!

Suara pedang terdengar nyaring membelah angin, tapi sang pemilik serangan malah terpana melebarkan mata.

Begitu juga dengan 8 pria lain, mereka terkejut tidak percaya mendapati Lintang mampu menghindari serangan telak dari seorang pendekar tingkat 3.

Gerakan Lintang tidak cepat, tapi dia bisa bergerak tepat menghindari arah tebasan lawan.

“Ti-tidak mungkin! Ke-kemana bocah it .... Buk Aaaaaa!” belum sempat pria yang menyerang Lintang selesai berbicara, dia telah lebih dulu terkapar memuntahkan darah terkena pukulan mematikan dari lawannya.

Pria itu langsung mengerang meregang nyawa padahal hanya dipukul dengan sebilah batang jagung membuat semua temannya kembali mematung tidak percaya.

“H
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
dina
mana ini kelanjutannya Thor
goodnovel comment avatar
Norma Yunita
lanjut Thor aku kasih gem
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Penakluk Dewa   Langkah Petapa Naga

    Suara pedang terdengar nyaring membelah angin, tapi sang pemilik serangan malah terpana melebarkan mata.Begitu juga dengan 8 pria lain, mereka terkejut tidak percaya mendapati Lintang mampu menghindari serangan telak dari seorang pendekar tingkat 3.Gerakan Lintang tidak cepat, tapi dia bisa bergerak tepat menghindari arah tebasan lawan.“Ti-tidak mungkin! Ke-kemana bocah it .... Buk Aaaaaa!” belum sempat pria yang menyerang Lintang selesai berbicara, dia telah lebih dulu terkapar memuntahkan darah terkena pukulan mematikan dari lawannya.Pria itu langsung mengerang meregang nyawa padahal hanya dipukul dengan sebilah batang jagung membuat semua temannya kembali mematung tidak percaya.“Hihihi, mau membunuhku? Bodoh! Itu mustahil, sialan,” Lintang terkekeh puas.Melihat ke 8 pria tersisa sedang menganga melebarkan mata, Lintang lantas segera maju memanfaatkan situasi.Dia bergerak menggunakan langkah petapa naga, kemudian mengayunkan batang jagung menuju titik-titik vital saraf energi

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sang Penakluk Dewa   Inggit Widuri

    Seorang gadis muda berparas cantik berlari tergopoh-gopoh melewati gerbang kota.Rambutnya panjang terurai, berbadan tinggi semempai dengan kulit putih mulus bagaikan susu.Dia mengenakan pakaian berwarna hijau cerah dengan selendang putih melingkar dari sutra mewah.Berhidung mancung, wajah tirus, serta mata sedikit sipit membuat gadis itu tampak mempesona. Apalagi dengan bibir mungil bergelombang membuat para lelaki tidak tidak bisa memalingkan pandangan.Namun saat ini gadis itu sepertinya sedang dilanda kesedihan yang mendalam di mana dia berlari sembari bercucuran air mata.Wajahnya pucat dipenuhi ketakutan, dengan pakaian sedikit compang-camping belumuran debu tanah.Brak!Pintu gerbang sebuah paviliun besar terbuka, membuat semua orang yang ada di dalamnya terkaget melebarkan mata.Bruk!Gadis muda tadi menjatuhkan diri berlutut di atas permukaan tanah, napasnya memburu terengah-engah dengan air mata masih berjatuhan membasai pipinya yang memerah.“Inggit!” seorang pria tua seg

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sang Penakluk Dewa   Adipati Triatmojo

    Inggit adalah cucu dari seorang Adipati besar kerajaan Manggala. Dia melakukan perjalanan jauh untuk mencari keberadaan putra Mahkota yang sudah bertahun-tahun menghilang.Inggit melakukan itu karena dirinya telah dijodohkan sedari kecil. Dia mencari sang Putra Mahkota untuk menunjukan bahwa dirinya benar-benar layak menjadi permaisuri.Sudah menjadi adat kebiasaan kerajaan Manggala di mana calon mempelai perempuan harus menyambut kepulangan pangeran selepas dia mengasingkan diri.Dan ini adalah tahun terakhir putra mahkota mengasingkan diri sehingga Inggit bersama kakeknya melakukan perjalanan jauh hanya untuk menyambut dan mendampingi sang pangeran pulang.Sudah banyak kerajaan yang mereka sambangi dalam pencariannya. Namun sampai sekarang, kabar keberadaan Putra Mahkota tetap tidak pernah ditemukan.Merasa lelah dengan pencarian itu, Inggit bersama kakeknya memutuskan untuk menunggu saja di kerajaan Suralaksa di mana kerajaan itu adalah arah pulang sang Putra Mahkota.Sudah 4 bulan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sang Penakluk Dewa   Kakek Tua Misterius

    Rombongan Lintang berhasil melewati gerbang kota dengan sangat mudah.Mereka terus masuk menyusuri jalanan besar menuju pusat kota untuk mencari penginapan.Sepanjang jalan, Lintang tidak berhenti bertanya tentang siapa dan seperti apa pemimpin Katumenggungan kepada kakaknya.Namun Balada tidak bisa menjawab secara menyeluruh karena dia juga tidak terlalu kenal dengan pemimpin Katumenggungan tersebut.Begitu juga dengan Mbo Tarmi, mendapat banyak pertanyaan dari tuan mudanya, dia hanya mampu menggeleng sembari tersenyum bingung.Mbo Tarmi semakin merasa heran karena Kusha yang sekarang tiba-tiba saja menjadi cerewet. Anak kecil itu bahkan kerap menanyakan hal yang seharusnya menjadi urusan orang dewasa.Tapi bagaimana pun, Mbo Tarmi merasa senang karena Kusha terlihat lebih ceria dari pada saat di kediamannya.Tidak membutuhkan waktu lama untuk rombongan Lintang tiba di pusat kota.Mereka berhenti disebuah bangunan megah yang merupakan penginapan terkenal di Katumenggungan Surajaya.“

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sang Penakluk Dewa   Gadis Kecil Ahli Ilusi

    Malam begitu hening di kota Katumenggungan Surajaya membuat Lintang dan Balada tidur nyenyak tanpa terganggu.Sementara Ki Jara, Bakung, dan 20 pendekar lain berjaga di depan pintu. Sedangkan Mbo Tarmi tidur di ruangan lain bersebelahan dengan kamar Lintang dan Balada.Kokok ayam jantan membangunkan Lintang pertanda waktu telah memasuki pagi.Anak kecil tersebut mengucek mata memastikan bahwa dia benar-benar masih dalam keadaan hidup.Setiap tidur, Lintang terlihat begitu nyenyak terlelap. Padahal sejatinya dia selalu dihantui mimpi buruk akan kenangan masa lalunya.Lintang akan selalu menangis di dalam mimpi, meratapi dosa karena telah meninggalkan ke 4 istrinya.Dia tidak tahu entah apa yang terjadi dengan Kelenting Sari, Anantari, Atmarani, dan Putri Asmara. Yang pasti setiap waktu Lintang sangat merindukannya.Andai dia dapat berteriak, Lintang ingin sekali berteriak keras mengutuk langit karena telah memberikan takdir pahit seperti ini.Dia baru menyadari bahwa kematian ternyata

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sang Penakluk Dewa   Pertemuan Kembali

    Lintang terus berjalan menuruni tangga, dia berjalan sedikit tergesa-gesa karena khawatir sang kakek tua akan mengejarnya.Meski Lintang tidak memiliki energi untuk mengukur seberapa jauh kanuragan kakek tersebut, tapi Lintang sadar bahwa pak tua itu bukan pendekar biasa.Dia akan mati dengan mudah jika berani berurusan dengannya, membuat Lintang lebih memilih menghindar dari pada harus mati konyol sebelum bisa pulang ke Madyapada.“Sial! Ternyata di sini juga terdapat pendekar ilusi,” umpat Lintang.Terlebih dia terkejut dengan kemampuan gadis kecil tadi. Di usianya yang masih begitu sangat muda, gadis itu sudah memiliki energi sihir yang sangat pekat.Andai Lintang tidak memiliki mantera Naga, maka sudah pasti dia tadi akan tewas dalam hitungan detik.Beruntung pengetahuannya tidak hilang sehingga dia bisa mempertahankan nyawanya.“Ki Jara sekali pun pasti akan tewas jika berhadapan dengan gadis itu. Dasar monster, dia hampir saja merenggut nyawaku,” maki Lintang.Dia terus meracau

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sang Penakluk Dewa   Cara Kotor

    Pendekar muda yang memiliki paras tampan di atas rata-rata itu terus mendongak seraya membelalakkan mata dan membuka mulutnya lebar-lebar. Sungguh kejadian yang aneh menurutnya ada sebuah batu mengambang di udara tanpa ada penyangga sedikitpun. Pastilah sosok yang tadi bersuara kepadanya itu memiliki tenaga dalam yang tinggi, menurutnya. "Jangan bengong saja, Anak muda, apa kau bisa membantuku?" Jalu mengernyit seraya menelan ludah. Kenapa suara lelaki yang diduganya sudah tua itu meminta pertolongan kepadanya? Bukankah dengan kemampuan yang tinggi sosok tersebut tidak membutuhkan pertolongan siapapun?Untuk mengobati rasa penasarannya, Jalu pun memberi pertanyaan balik, "Pertolongan seperti apa yang Kisanak inginkan?" "Fokuskan pikiran dan penglihatanmu, lihatlah rantai energi yang mengikat batu sialan ini." "Rantai energi?"Jalu menggumam pelan. Dicobanya untuk memfokuskan panca inderanya pada batu yang sedang melayang di atasnya.Semakin Jalu memfokuskan pikiran dan penglihatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sang Penakluk Dewa   Rasa Penasaran Adipati Triatmojo

    Selepas Lintang pergi, Ki Jara, Bakung, dan 20 pendekar penjaga tiba-tiba berdatangan dari arah tangga belakang.Seperti kata pelayan, Ki Jara dan para pendekarnya ternyata sungguh pergi ke taman belakang penginapan.Mereka sedikit minum-minum untuk menghangatkan tubuh setelah semalaman bergadang.Dan selepas merasa cukup, Ki Jara kembali ke kamar Lintang berniat melanjutkan penjagaan.Namun kejadian seperti di padang rumput kembali terulang di mana Lintang lagi-lagi menghilang membuat Balada sangat panik hingga memarahi Ki Jara dan para pendekar lain.Terlebih setelah mendengar pengakuan Ki Jara bahwa mereka baru saja pulang dari warung tuak membuat

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08

Bab terbaru

  • Sang Penakluk Dewa   Pemberitahuan

    Namun Lintang lupa belum membayar makanan sehingga terpaksa harus kembali lagi.Dan ketika semua itu selesai, Lintang segera melesat lagi mengejar aura yang tadi sempat terasa. Tapi naas, Lintang kehilangan jejaknya, membuat dia mengumpat panjang pendek memaki rombongan Raden Dahlan, menyalahkan mereka karena telah membuang waktunya.“Sial!” umpatnya.“Garuda merajai langit!” seru Lintang melesat jauh ke cakrawala.“Ke mana dia? Aku sangat yakin dia tadi berada di kota ini,” Lintang mengedarkan pandangan berusaha kembali mencari.Waktu saat itu memang sudah mulai gelap membuat pandangan Lintang menjadi semakin terbatas.Tapi beberapa saat kemudian, telinganya mendengar suara dentingan senjata. “Pertarungan?” Lintang mengerutkan kening.Dia segera berbalik menyipitkan mata memandang ke arah batas kota.“Benar! Ini suara pertarungan, suaranya berasal dari hutan pinggiran kota,” gumam Lintang berbicara sendiri.“Hahaha, aku yakin itu pasti dia,” Lintang tertawa sebelum kemudian melesat

  • Sang Penakluk Dewa   Gadis Asing

    Lintang bersama teman-temannya tidak peduli akan kedatangan kelompok putra sang Adipati.Mereka tetap menyantap hidangan dengan sangat lahap sembari sesekali tertawa menertawakan Lintang.Padahal para pelayan dan pemilik rumah makan sudah sedari tadi gemetaran. Wajah mereka pucat ketakutan tapi tidak mampu melakukan apa-apa.“Hey, Jumu. Cepat bawakan kami makanan enak atau rumah makan ini akan kuratakan dengan tanah!” seru seorang pria muda berpakaian mewah.Dia memiliki tubuh tinggi tegap dengan wajah cukup tampan berusia sekitar 28 tahun.Pada bahunya terdapat sebuah kelat gelang dari emas menandakan bahwa dirinya seorang bangsawan.Namun perangai pemuda itu sungguh buruk, dia memperlakukan orang lain layaknya budak belian yang dapat dirinya perintah sesuka hati.“Ba-baik den,” Ki Jumu sang pemilik rumah makan terbata. Dia segera meminta 4 pelayannya untuk membawakan apa yang diminta putra sang adipati agar tidak menimbulkan masalah.“Duduk, di mana kita ketua?” tanya salah satu be

  • Sang Penakluk Dewa   Kesombongan Anak Sang Adipati

    Ratusan nyawa pendekar berpakaian hitam melayang di tangan kelompok Balada. Hal itu tentu mengejutkan pemimpin mereka. Dia tidak mengira misi perburuannya akan berakhir dengan pembantaian.Begitu pula dengan 30 pendekar kuat yang dibawa sang pemimpin. Mereka sangat geram terhadap pemuda bertubuh biru di pihak musuh.“Ini pasti perbuatan pemuda itu, sial! Tubuhku sangat gatal sekali,” umpat salah satu dari ke 30 pendekar kuat.Tangannya terus menggaruk kesana-kemari membuat hampir seluruh tubuh pendekar itu menjadi lecet memerah.Bahkan sebagian wajah pendekar lain sampai ada yang telah mengucurkan darah akibat cakaran tangannya sendiri.Beruntung ke 30 pendekar itu memiliki tenaga dalam yang mempuni membuat mereka bisa sedikit menahan rasa gatal menggunakan energi.Kesempatan tersebut mereka manfaatkan untuk menghindar menjauhi tempat pembantaian agar dapat memulihkan diri.Tapi rasa gatal dari racun ulat bulu milik Lintang tetap saja menyiksa.Meski sudah ditahan menggunakan banyak

  • Sang Penakluk Dewa   Pertempuran di Pagi Buta

    Malam semakin larut mengurung alam dengan kegelapan.Hewan-hewan siang terlelap tidur dipersembunyiannya masing-masing, sementara para nokturnal sedang berpesta dengan mangsa-mangsa mereka.Lintang, Balada, Balangbang, Wirusa, Jaka, Bagas, Ki Larang, Nindhi dan tiga pendekar gadis lain masih bersiaga menunggu buruan mereka datang.Sementara putri Widuri terlelap di dalam kereta yang Balada sembunyikan dibalik semak-semak.Sedangkan para kuda sengaja ditotok oleh Lintang agar tidak menimbulkan suara.Persiapan mereka sudah sangat matang, jebakan, siasat, formasi bertarung, bahkan sampai cara pelarian pun telah Lintang perhitungkan.Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, sebagian dari mereka akan langsung dapat melarikan diri bersama kereta.Lintang sangat yakin bahwa pihak musuh pasti masih memiliki para pendekar kuat. Membuat dia tidak bisa memastikan apa akan mampu menghabisi mereka atau tidak.Lintang belum tahu entah apa motif utama para pembunuh itu. Tapi yang jelas mer

  • Sang Penakluk Dewa   Perdebatan

    Hampir 2 jam para pendekar perpakaian hitam menunggu Lintang di atas daratan.Mereka belum berani beranjak karena tahu bahwa Lintang dan putri Widuri masih ada di sana.Namun menunggu membuat para pendekar itu bosan sehingga pada akhirnya sang pemimpin memutuskan untuk memeriksanya ke atas langit.“Kalian siaga di sini, nanti jika pendekar itu turun, baru serang secara bersamaan,” sang pemimpin memberi perintah.“Kami mengerti,” angguk semua pendekar.Tanpa berbicara lagi, sang pemimpin segera naik ke atas langit. Dia melesat sangat cepat menuju gumpalan awan tempat terakhir Lintang bersembunyi.Namun alangkah terkejutnya pria itu ketika mendapati Lintang tidak ada di sana. Dia mengumpat panjang pendek memaki dirinya sendiri karena tidak melakukan ini sedari tadi.“Bangsat! Ke mana dia?” sang pemimpin mengepalkan tangan.Dia heran karena tidak pernah melihat pergerakan dari Lintang sedari awal. Padahal dari sejak tadi, sang pemimpin terus memantau ke atas langit.Karena mengira diriny

  • Sang Penakluk Dewa   Siksaan Seorang Pria

    Aaaaaaa!Putri Widuri berteriak panik, meronta berusaha melepaskan diri, tapi cengkraman bayangan hitam yang membawanya begitu sangat kuat. Membuat gadis itu menangis histeris di ketinggian.Sementara para pendekar di bawah terkejut bukan buatan, terlebih 2 pendekar yang sedang berada di tengah sungai.“A-a—apa yang terjadi? Di-di mana gadis itu?” salah satu pendekar di tengah sungai terbata.“A-a—aku juga tidak tahu, bu-bukankan tadi dia tepat di depan kita?” ujar pendekar lain ikut terbata.“Bangsat! Ada yang ingin ikut campur pada urusan kita,” maki sang pemimpin mengepalkan tangan. Dia menengadah jauh ke atas langit memastikan siapa yang berani lancang mencampuri urusannya.Bagi orang lain mungkin akan sulit melihat pergerakan sosok bayangan hitam. Tapi bagi sang pemimpin, dia bisa melihat dengan jelas bagaimana rupa yang membawa putri Widuri.Sang pemimpin sangat yakin bahwa pendekar tersebut pasti merupakan pendekar tingkat ruh atau pendekar tingkat awan tahap awal.Tidak banya

  • Sang Penakluk Dewa   Serangan Tidak Terduga

    Mentari pagi begitu tenang di cakrawala. Sementara di atas daratan, keadaan sedikit agak kacau akibat adanya Lintang.Bagaimana tidak, selepas melanjutkan perjalanan. Lintang kembali berbuat ulah dengan mendekati Kitri, Yamuna, dan Gendis.Bocah biru itu menghasut ketiganya agar tidak menyerah dalam merayu Balada, dia mengatakan bahwa Balada sejatinya adalah pemuda kesepian yang sangat membutuhkan teman.Namun karena terlalu kaku, Balada kerap menyembunyikan keinginannya tersebut dengan cara bersikap dingin.“Kakakku adalah orang yang lembut dan penyayang,” tutur Lintang membuat ketiga gadis yang bersamanya berbinar.“Benarkah? Benarkah?” tanya Gendis bersemangat.“Hmmm,” angguk Lintang sembari menyembunyikan senyum jahilnya.Setelah mendengar itu, Kitri, Yamuna dan Gendis pun sangat bahagia seakan menemukan harapan baru.Sehingga tanpa bertanya lagi, kegitanya langsung berlesatan menghampiri Balada membuat pemuda itu seketika menjadi kikuk.Waktu itu Balada sedang menjadi kusir keret

  • Sang Penakluk Dewa   Kematian Zull

    Selepas mendapatkan apa yang dirinya inginkan, Lintang pun seketika menghentikan serulingnya, membuat semua siluman anjing tiba-tiba menjerit kesakitan sebelum kemudian terkulai meregang nyawa.Mereka tidak sadar entah siapa yang membunuhnya, yang jelas para siluman tersebut tahu bahwa inti energi mereka telah ada yang mencurinya.Zull dan para penyamun lain hanya dapat mematung tanpa mampu berbuata apa-apa. Mereka tidak sanggup menghentikan Lintang karena terlalu ketakutan akan kesaktian seruling-nya.Bagaimana tidak, 300 siluman kuat yang seharusnya mampu membunuh prajurit satu kadipaten saja tidak berkutik oleh seruling itu. Lantas apalagi dengan mereka yang jumlahnya hanya tinggal beberapa puluh orang lagi.Lutut Zull bergetar hebat seakan tidak mampu lagi menopang berat tubuhnya, sementara para penyamun sudah berlutut sedari tadi.Zull memegang gada dengan tangan gemetaran, sedangkan wajahnya pucat dipenuhi keringat dingin.“Hari ini aku sedang tidak enak hati, jadi kalianlah pel

  • Sang Penakluk Dewa   Kekuatan Seruling

    Uhuk! Lintang kembali memuntahkan darah, tapi kali ini darahnya berwarna hitam pertanda serangan lawan mengandung racun yang amat kuat.“Hahahaha, bocah ingusan! Kau telah membunuh ribuan anak buahku, maka tidak ada lagi kesempatan hidup buatmu,” Zull tertawa terbahak-bahak.Dia sangat geram karena mendapati banyak dari anak buahnya telah binasa. Tapi Zull juga senang di mana musuh yang menyerang markasnya akan segera mati.“Sial! Aku terlalu terbawa perasaan,” umpat Lintang memegangi dadanya.Beruntung tadi masih ada seruling Surga yang melindunginya. Andai tidak, maka tubuh Lintang pasti telah hancur menjadi serpihan daging.Lintang berlutut di atas permukaan tanah, dia ingin bangkit tapi tubuhnya terlalu lemas akibat serangan racun dan benturan energi.“Siapa kau sialan? Apa masalahmu hingga berani mengusik markasku?” Zull berteriak menanyakan identitas Lintang.Dia bisa saja membunuh Lintang waktu itu, namun Zull tidak melakukannya.Pemuda berbadan biru tersebut telah membunuh ri

DMCA.com Protection Status