Kereta itu tampaknya bukan milik kepala desa.Kereta akhirnya berhenti di antara rumah Shaka dan Arjuna.Apakah ini orang yang datang untuk mencari Shaka?Seharusnya begitu. Mungkin Pahan mengirimkan beberapa barang lagi untuk Shaka."Dengar-dengar, Pak Pahan menyukai Shaka dan ingin menikahkan putrinya dengan Shaka.""Aku juga pernah mendengarnya. Aku juga mendengar dari murid di sekolah bilang, Shaka menulis banyak puisi dalam beberapa hari terakhir. Guru saja memujinya. Dia bilang, musim semi berikutnya, Shaka pasti akan lulus ujian dan mungkin mendapat peringkat tertinggi.""Kalau memang begitu, aku pun ingin menikahkan putriku dengannya seandainya aku adalah Pahan."Di bawah tatapan iri orang-orang, Shaka berjalan menuju kereta.Dia berdiri di depan kereta, membungkuk sedikit, menyambut turunnya orang di dalam kereta.Tirai kereta dibuka dari dalam.Banyak orang berdiri berjinjit untuk melihat hadiah apa yang akan diberikan Pahan kepada Shaka kali ini. Atau selain Pahan, siapa lag
Dia adalah pemilik kereta itu. Dia tidak memperhatikan jalan saat mengemudi dan menabrak batu sehingga menyebabkan rokoknya jatuh ke jalan.Setelah kereta berhenti, dia mengatakan sesuatu kepada Arjuna, kemudian pergi mencarinya.Setelah kembali dari mencari rokok, dia melihat sekelompok orang mengepungi keretanya."Minggir, kami akan menangkap pencuri kereta!" Raditya ingin mendorong pria paruh baya itu agar menjauh dari kereta."Apa?"Pria paruh baya itu berdiri di samping. Karena sering menarik kereta, tubuhnya jadi kekar.Dia mendorong Raditya hingga terjatuh."Pencuri kereta apa? Di mana dia?""Kak, tolong tenang." Shaka berkata dengan lembut. "Pencurinya adalah pria yang ada di dalam kereta. Kami semua tahu situasinya. Dia tidak mampu menyewa kereta seperti itu.""Oh." Pria paruh baya itu mengangguk. "Kereta ini memang tak disewa anak ini.""Aish!" Mendengar ucapan pria paruh baya itu, Shaka langsung menghela napas dan berkata dengan sedih. "Kami sangat menyesali munculnya anak p
Dengan pemikiran modernnya, Arjuna menggendong Daisha yang cacat keluar dari kereta.Saat dia hendak menurunkan Daisha, dia mendapati wajah Daisha terkubur dalam pelukannya. Tubuh mungil Daisha bergetar, separuh wajahnya yang terekspos begitu merah.Uh ....Arjuna tidak bisa menahan senyumnya.Untuk sesaat dia lupa bahwa ini adalah zaman kuno.Daisha mungkin tak bisa berjalan pulang sendiri.Lantas ....Arjuna langsung menggendong Daisha berlari ke rumah."Tuan, sudah bisakah kamu menurunkanku?"Arjuna menundukkan kepalanya, menatap Daisha yang meringkuk dalam pelukannya seperti anak kucing.Dia terkekeh, kemudian menurunkan Daisha.Begitu kaki Daisha menyentuh tanah, dia segera berlari ke dalam rumah untuk bersembunyi.Pada saat ini, sekalipun ada guntur di dalam rumah, dia kemungkinan tidak akan keluar.Biarkan saja dia.Arjuna masih harus keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi di luar.Di luar, Shaka dan Oki telah diam-diam menyelinap kembali ke rumah ketika Arjuna menggendong D
Mengenai apakah Arjuna dapat membawa mereka menghasilkan uang, mereka sebenarnya sudah tidak berharap lagi.Ketenangan semalam serta ejekan Raditya dan yang lainnya menyadarkan mereka.Tidak mudah untuk menghasilkan uang, apalagi pada musim dingin."Kak Arjuna, apakah kamu mengatakan yang sebenarnya?" Bibir Ravin bergetar saking gembiranya."Benar," kata Arjuna sambil tersenyum. "Aku tidak bisa mengatakan kalau aku bisa membantumu menghasilkan banyak uang, tapi aku bisa memastikan istri dan anakmu bisa dihidupi pada musim dingin ini.""Kak Magano, aku tidak tahu berapa banyak uang yang dihabiskan untuk obat ibumu, tapi aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membantumu menghasilkan lebih banyak uang."Alasan Arjuna berjanji kemarin adalah karena Magano dan Ravin.Magano adalah seorang pria yang tinggi dan kuat, biasanya dia terlihat galak.Dalam ingatannya, Magano dan Arjuna yang dulu tidak akur. Akan tetapi demi ibunya, dia mengesampingkan dendam masa lalu dan memohon dengan rendah hati
"Raditya, kenapa mulutmu begitu jahat!" Disa benar-benar kesal ketika orang lain berkata buruk tentang Arjuna.Arjuna menarik tangan Disa. "Tahu mulutnya jahat, untuk apa kamu meladeninya? Ayo pulang."Semua orang bubar, sisa keluarga Arkana di depan pintu rumah Arjuna."Paman, kamu tidak terlihat panik sama sekali. Apakah kamu tidak takut kamu tidak akan kembali?"Arkana tersenyum lalu bertanya, "Kenapa aku harus panik? Kamu memberi kami uang dan daging selama beberapa hari terakhir. Kalau bukan tulus pada kami, apa yang kamu incar?""Tapi ...." Arkana berhenti tersenyum. "Kalian pulang begitu malam hari ini, kami benar-benar khawatir, khawatir terjadi sesuatu pada kalian di luar.""Aish ... sudahlah, yang penting kalian kembali." Arkana kemudian menoleh ke arah istrinya, Melati."Arjuna dan yang lainnya baru saja kembali. Mereka pasti lelah dan lapar. Cepat bawa Vian masuk, masak untuk mereka.""Oke."Melati mengangguk, kemudian membawa Vian ke dapur rumah Arjuna.Dia menenteng keran
Aish ....Keluarga ini ....Arjuna merasa tidak berdaya sekaligus terharu."Naya, sini, bantu Kak Arjuna makan telur." Arjuna menaruh telur goreng ke dalam piring Naya."Kak Arjuna ...."Naya menatap orang tuanya, tidak berani menyentuh telur goreng yang ada di dalam piringnya."Paman, Tante, aku tahu maksud kalian, tapi Naya masih dalam masa pertumbuhan. Dia butuh makan telur." Lagi pula, bukankah tadi Tante bilang kita ini keluarga? Bagaimana bisa sebuah keluarga terpecah belah?"Usai mendengar ucapan Arjuna, Melati langsung berkata, "Naya, itu dari Kak Arjuna, makanlah."Melati dan Arkana tidak memiliki putra, tidak memiliki kekayaan, pernikahan putri sulung mereka juga gagal.Keluarganya tidak akan bisa bangkit seumur hidup ini.Ketika penduduk desa memiliki keuntungan, mereka tidak akan pernah memikirkan mereka. Siapa pun yang ingin memberi keuntungan bagi Keluarga Kusumo akan lari ke rumah Shaka.Namun, Arjuna yang telah menghasilkan uang, tidak pergi ke rumah Shaka, juga tidak m
"Ayah!" Vian mengangkat sembilan jarinya. "Kak Arjuna akan memberi kita sembilan tael perak setiap bulan.""Sem ... sembilan tael?!"Mata Arkana dan Melati membelalak bersamaan.Sembilan tael perak merupakan angka yang sangat besar bagi Arkana dan Melati.Mereka berdua tidak menghasilkan uang sebanyak itu bahkan selama sepuluh tahun pernikahan mereka.Arjuna, ini terlalu banyak, terlalu banyak. Aku tidak sanggup menahannya, aku tidak sanggup menahannya!"Benar, Arjuna." Melati menimpali ucapan Arkana. "Meskipun kami kekurangan uang, kami tidak bisa meminta uang kepadamu seperti ini.""Paman, Tante." Arjuna menyingkirkan senyumnya, lalu berkata dengan serius. "Uang ini sungguh tidak seberapa. Aku memberi kalian uang ini karena aku sangat membutuhkan kalian. Pekerjaan yang kalian lakukan sepadan dengan uang ini."Setelah Arjuna selesai berbicara, ruangan menjadi sangat sunyi.Keluarga Arkana tidak bisa menolak, tetapi juga sulit menerimanya."Aish ... baguslah punya banyak uang. Kelak Vi
Hari ini mereka menerima 208 tael untuk mengajarkan keterampilan memasak ikan, 201 sen untuk menjual 67 ekor ikan bakar. Ditambah sisa 400 sen dari sebelumnya, seharusnya mereka memperoleh 208 tael 601 sen hari ini.Dia membayar keluarga Arkana 50 sen untuk memancing, menghabiskan 30 tael untuk membeli kereta, serta menghabiskan 3 tael untuk membeli gandum, daging, minyak dan kebutuhan sehari-hari lainnya.Saldo di rekening mereka sekarang adalah 175 tael 551 sen."Hm."Arjuna mengangguk puas. "Kita punya cukup uang untuk memperbaiki lima rumah.""Ya!" Daisha juga sangat senang. "Nanti aku dan Kak Disa bisa tidur di kamar lain.""Hm?"Arjuna tiba-tiba membuka matanya.Ada yang salah!"Kenapa? Kalian tidak mau tidur sekamar denganku?"Kalau begitu untuk apa dia merenovasi begitu banyak kamar?Dia harus merenovasi tiga kamar seperti yang direncanakan semula. Satu kamar tidur, satu ruang utilitas dan satu dapur sudah cukup."Bukan, bukan!" Daisha menggelengkan kepalanya berulang kali, kem
Saat mendengarkan, Arjuna merasa ada yang janggal."Tante, dari mana kamu mendapatkan uang untuk membeli begitu banyak barang kemarin?"Kemarin Arjuna juga mendengar penduduk desa mengatakan bahwa barang yang dibawa oleh Bulan kali ini adalah yang terbanyak dalam beberapa tahun terakhir."Aku ...." Bulan memainkan kedua tangannya.Dia sedikit canggung serta gugup.Pada saat ini, Arjuna menyadari tidak ada satu pun perhiasan di kepala Bulan.Bagaimana mungkin seorang istri dari keluarga kaya tidak mengenakan perhiasan apa pun di kepalanya?"Tante ...."Arjuna mencoba memperlambat suaranya. "Apakah kamu menggadaikan semua perhiasanmu?""Ti ... tidak. Aku tidak memakai perhiasan karena ....""Tante." Arjuna memegang tangan Bulan sambil berkata dengan tulus. "Aku ini Arjuna yang dulu paling kamu sayangi. Beri tahu aku situasi yang kamu hadapi sekarang. Aku akan menyelesaikannya bersamamu."Membantu Bulan juga supaya Arjuna tidak merasa bersalah terhadap tubuhnya ini."Arjuna." Mata Bulan b
"Tapi Tante benar-benar tak punya jalan lain, Arjuna."Bulan membuka matanya, kemudian menangis dengan pilu.Alsava bersaudari yang berada di luar kamar mendengar suara dan ingin masuk, tetapi dihentikan oleh Arjuna.Pada saat ini, hal terbaik adalah membiarkan Bulan menangis sepuasnya dan mengeluarkan semua emosi yang terpendam dalam hatinya.Setelah Bulan berhenti, Arjuna tidak menanyakan apa pun padanya. Dia hanya membawa sup ikan ke depan Bulan seolah tidak terjadi apa-apa."Tante, ayo minum sup ikan ini dulu. Aku membuatnya untuk pertama kali, entah enak atau tidak. Setelah Tante minum, beri aku kritik."Arjuna memang membuat sup tahu kepala ikan untuk pertama kali di zaman ini.Bulan berhenti minum setelah menyesap beberapa teguk."Kenapa?" Arjuna sedikit gugup. "Apakah tidak enak?""Bukan ...."Bulan tiba-tiba menangis lagi, tetapi kali ini dia menangis sambil tersenyum. "Kak, kamu dan kakak ipar bisa tenang. Sekarang Arjuna benar-benar menjadi anak baik.""Hei, Tante membuatku
"Oh."Dinda berjalan ke luar dengan murung."Aish!" Daisha menggelengkan kepalanya. "Anak itu makin nakal saja. Semua karenamu, Tuan.""Adakah?""Kenapa tidak ....""Daisha, apakah kamu ingin belajar cara membuat sup tahu kepala ikan yang baru saja aku buat? Aku akan mengajarimu besok.""Tuan, kamu mengalihkan topik lagi.""Jadi, apakah kamu ingin belajar? Aku akan berhitung sampai tiga, kalau kamu tidak mau belajar, ya sudah.""Satu, dua, ....""Mau, tentu saja aku mau belajar!""Kalau begitu, berhentilah mengomeliku.""Tuan ...." Daisha cemberut sambil mengerutkan kening.Daisha tampak sangat lucu dan menawan sehingga Arjuna ingin menciumnya.Namun, hari ini bukan waktu yang tepat. Dia memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan.Arjuna memasak beberapa hidangan lagi.Dia mengambil semangkuk sup ikan, lalu menaruhnya di atas nampan."Kalian makan dulu saja, tidak perlu menungguku."Arjuna membawa sup ikan yang ada di atas nampan ke kamar samping.Setelah meletakkan sup ikan di at
Bulan yang berbaring di atas tungku masih belum sadar.Arjuna membungkuk untuk mengamati Bulan.Denyut nadi Bulan kuat, napasnya teratur, jadi seharusnya tidak ada masalah. Beberapa saat kemudian, Bulan akan bangun dengan sendirinya."Disa, Daisha, kalian berdua temani Tante tidur di kamar ini malam ini."Arjuna takut Bulan akan mencoba bunuh diri lagi bila dia tersadar pada tengah malam.Disa pandai bertarung sehingga dia dapat menghentikan Bulan dari melakukan hal-hal bodoh.Namun, Disa memiliki kepribadian pemarah dan terus terang, mudah impulsif, tidak dapat menghibur atau membujuk orang lain.Jika Bulan bersikeras melakukan hal bodoh, mengingat kepribadian Disa, dia akan membuat Bulan pingsan lagi.Dia tidak terlatih sehingga tak bisa mengendalikan kekuatannya.Daisha berbeda. Dia memiliki kepribadian yang lembut, teliti, suara yang lembut dan menyenangkan. Dia adalah orang yang paling cocok untuk menghibur Bulan."Aku juga mau menemani Tante."Sebelum Arjuna menyetujuinya, Dinda
"Tuan, kamu mau pergi ke mana?"Daisha mengejar Arjuna."Tuan." Disa yang sedang memotong kayu di halaman, menghentikan Arjuna."Oh ya!"Arjuna menggunakan kesempatan itu untuk menarik Disa. "Disa, ikut aku.""Ke mana?""Gunung belakang.""Untuk apa ke sana?""Aku juga tidak tahu, kamu ikut saja." Arjuna berharap firasatnya salah.Setelah beberapa saat kemudian, Arjuna dan Disa tiba di persimpangan jalan."Sekarang kita mau ke arah mana, Tuan?"Arjuna mengangkat pandangannya, melihat ke depan.Ada dua arah jalan, keduanya mengarah ke gunung belakang desa. Satu di sebelah timur, satu lagi di sebelah barat."Di arah mana aku terjatuh ke jurang? Cepat bawa aku ke sana.""Kenapa kita pergi ke sana, Tuan?""Jangan tanya, cepat bawa aku ke sana!"Bahkan Arjuna sendiri tidak tahu mengapa dia ingin pergi ke sana.Hanya firasat."Tuan, apakah kamu baik-baik saja?" Disa tiba-tiba berhenti melangkah. Dia menatap Arjuna dengan bingung.Kenapa Arjuna mau pergi ke tempat itu?Apakah dia ingin jatuh
Ketika Arjuna sadar kembali, dia mendapati wajahnya basah.Dia menangis.Arjuna yang dulu mulai merusak dirinya sendiri setelah Bulan menikah.Sebelum jatuh ke jurang, Arjuna yang dulu selalu menghindari Bulan setiap kali Bulan pulang ke rumah orang tuanya.Dia tahu bahwa perilakunya tidak baik dan takut Bulan akan kecewa padanya.Karena Arjuna selalu menghindari Bulan sebelumnya.Ketika Bulan pulang kali ini, Oki hanya memanggil Keluarga Arkana, tidak memanggil Arjuna untuk kumpul bersama.Anak perempuan yang sudah menikah tidak boleh bermalam di rumah orang tuanya.Setelah makan di rumah Shaka, Bulan akan kembali ke rumah suaminya.Kali ini, Bulan bertindak sedikit tidak biasa. Dia membawa sebuah kantong besar menuju rumah Arjuna tanpa menghiraukan larangan Oki dan Shaka.Bulan berdiri di depan rumah Arjuna, melihat rumah yang baru saja direnovasi. Dia begitu gembira hingga menangis sambil bergumam sendiri."Benar, mereka tidak membohongiku. Arjuna benar-benar sudah menjadi baik. Dia
Hari kedua sekolah diliburkan.Setelah berlatih kaligrafi selama setengah hari, Arjuna merasa punggung dan pinggangnya sedikit pegal. Dia meletakkan kuas di tangannya, kemudian berjalan ke halaman untuk meregangkan otot-ototnya.Tidak lama setelah tiba di halaman, Arjuna mendengar suara berisik dari sebelah.Pasti ada orang yang mengirim sesuatu untuk keluarga Shaka lagi.Berita bahwa syair Shaka sangat dipuji oleh Cakra, bersama dengan berita syair Arjuna, menyebar ke beberapa desa terdekat.Sementara semua orang mengolok-olok Arjuna, mereka juga memuji Shaka dan makin yakin bahwa Shaka akan diterima di sekolah menengah atas kelas.Orang-orang datang memberikan hadiah kepada Shaka sangat banyak seperti sebelumnya."Tante pulang! Tante pulang!"Suara putra sulung Shaka, Zafa, terdengar dan berhasil menghentikan Arjuna untuk masuk ke rumah.Tante?Tante Zafa berarti tante Arjuna juga.Bayangan seorang wanita bertubuh tinggi, berpakaian rapi dan anggun, serta bertatapan ramah muncul di b
Setiap Festival Musim Semi, sebagian keluarga gembira, sementara sebagian lainnya murung.Karena tidak semua orang akan memperoleh hasil yang baik setelah bekerja keras selama setahun.Begitulah adanya. Saat orang masih kecil, mereka sangat menantikan Festival Musim Semi. Namun makin dewasa, mereka makin tak menyukai festival ini.Karena Festival Musim Semi itu memusingkan.Di awal musim, mereka menetapkan resolusi untuk menabung sejumlah uang, serta menyelesaikan hal-hal penting dalam tahap kehidupan tertentu.Hanya saja mayoritas orang melebih-lebihkan kemampuan mereka dan meremehkan kejamnya waktu.Waktu tidak akan berhenti untukmu hanya karena kamu miskin.Tidak peduli seberapa pagi kamu bangun dan seberapa larut kamu tidur, seberapa keras kamu bekerja setiap hari, hidupmu tetap tidak membaik dan kamu masih terus berjuang.Setelah setahun bekerja keras, kamu menoleh ke belakang, lalu menemukan bahwa kamu masih belum punya apa-apa.Namun, pemandangan di Desa Embun tahun ini sangat b
Sekolah Pelita menerbitkan kisi-kisi setiap tahun. Soal dalam kisi-kisi sering kali memprediksi soal ujian tahun berikutnya. Meskipun tidak persis, jenis soalnya sangat mirip.Dapat dikatakan bahwa siswa yang mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita seperti mendapat bantuan tambahan.Para pelajar dari sepenjuru Kerajaan Bratajaya berlomba-lomba mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita. Akan tetapi, sekolah tersebut biasanya hanya memberikannya kepada pelajar di sekolah sendiri.Sekolah itu hanya menerima dua puluh siswa setiap tahun. Selain itu, mereka hanya menerima orang yang berjodoh.Sekalipun orang itu berkuasa, jika kepala sekolahnya merasa bahwa dia tidak berjodoh, maka dia akan ditolak."Benar, tapi kakakmu bilang itu bukan yang asli, hanya salinan.""Salinan juga tidak apa-apa. Ayah, cepat minta Kakak untuk mengantarnya kemari. Tidak!" Shaka segera menggelengkan kepala."Ayah, besok suruh seseorang untuk menyampaikannya kepada Kakak. Katakan bahwa aku menginginkannya besok.