Share

Bab 306

Author: Abimana
"Arjuna, sekarang masih terlalu awal untuk makan. Para siswa di sini menantikanmu untuk berbagi cara belajarmu dengan mereka."

Sebenarnya Rafi tidak ingin Arjuna banyak bicara, tetapi dia sendiri yang ingin banyak bicara.

Rafi tidak ingin acara makan-makan dimulai begitu cepat, karena dia merasa belum mengatakan apa pun. Dalam situasi seperti ini, sebagai seorang lurah, dia harus banyak bicara.

Orang biasa pasti akan menuruti keinginan Rafi, tetapi orang yang berdiri di depan Rafi bukan orang lain, melainkan Arjuna.

"Yang Mulia."

Arjuna menggaruk kepalanya dengan canggung. "Kemarin aku sibuk belajar sampai hampir subuh. Aku menghabiskan banyak energi, jadi sekarang ...."

Arjuna memegang perutnya dengan malu.

Banyu mengangguk tanpa suara. Ketika Arjuna mengusulkan untuk memulai jamuan makan lebih awal, dia sudah merasa cemas.

Anak ini cerdas, tetapi dia kurang memiliki kecerdasan sosial.

Dia sekarang memang berada di peringkat teratas dan merupakan seorang siswa unggul, tetapi orang yan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 307

    "Apa sebenarnya yang sedang kamu bicarakan?"Oki dengan bingung menatap Shaka tersenyum sinis.Jangan-jangan otak Shaka bermasalah setelah tidak lulus ujian?Setiap tahun setelah ujian musim semi, beberapa siswa yang tidak lulus bisa menjadi gila."Shaka, meskipun kamu gagal tahun ini, peringkat tiga teratas dalam ujian daerah juga tidak buruk. Jangan menyerah. Berusahalah lebih keras tahun depan, kamu pasti akan lulus."Shaka tidak lulus ujian memang membuat Oki sangat kecewa, tetapi Oki juga tidak ingin melihat Shaka menjadi gila.Selain itu ....Oki masih yakin bahwa calon bangsawan Keluarga Kusumo yang dikatakan oleh begawan dari Kuil Yamuna adalah Shaka, bukan Arjuna.Karena begawan dari Kuil Yamuna juga mengatakan bahwa bangsawan Keluarga Kusumo ini memiliki banyak anak dan rezeki.Shaka memiliki anak laki-laki, sedangkan Arjuna tidak.Saat ini, melahirkan seorang putra lebih sulit daripada lulus ujian.Alsava bersaudari sudah menikah setahun lebih, tetapi perut mereka masih saja

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 308

    "Ibu benar. Hari ini adalah hari yang bagus. Kamu salah karena mengungkit hal-hal yang tidak menyenangkan, Naura.""Benar sekali. Soal hamil, ada yang cepat, ada yang lambat. Ada orang yang telat hamil, tapi tetap bisa melahirkan anak laki-laki. Lihatlah istrinya Pak Agus. Dia sudah menikah selama sepuluh tahun, bulan lalu akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki."Beberapa tante tua dari Keluarga Kusumo pun menyalahkan Naura.Setelah Naura melahirkan anak laki-laki, dia menjadi sombong dan mendominasi. Setiap kali ada acara kumpul keluarga seperti itu, Naura sengaja menyindir para istri muda yang belum melahirkan anak laki-laki.Bukan hanya para istri muda yang tak senang, tante-tante tua ini juga sudah lama memendam kekesalan. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk memberi pelajaran kepada Naura.Karena mereka sudah terlalu lama tidak senang terhadap Naura, para tante tua itu makin bicara, makin kasar."Jangan pikir kamu melahirkan anak laki-laki, lalu boleh bicara seenaknya.""Ti

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 309

    Melihat banyaknya orang dan kuda, orang-orang pun tercengang.Bahkan seorang tuan yang sudah banyak makan garam pun belum pernah melihat kejadian seperti itu di perjamuan.Para prajurit berbaju besi berbaris di kedua sisi."Tak, tak, tak!"Seekor kuda resmi yang gemuk dan kuat berjalan dari belakang para prajurit.Pemuda yang ada di atas kuda pejabat itu berusia awal dua puluhan. Dia mengenakan seragam biru dan topi tinggi. Latar belakangnya jelas tidak biasa.Dari seragam pejabat biru yang dia kenakan dan topi di kepalanya, orang-orang bisa tahu bahwa pangkatnya jauh lebih tinggi daripada kepala daerah.Ketika Arjuna menatap pemuda itu, kebetulan pemuda itu juga menatapnya.Ketika tatapan mereka bertemu, pemuda yang ada di atas kuda itu bereaksi terlebih dahulu. Ekspresinya kaku sejenak.Seorang warga biasa menatapnya tanpa rasa panik, takut atau bingung.Ini adalah pertama kalinya dia mengalami hal semacam ini sejak menjabat.Semua orang bertanya-tanya, siapakah orang yang datang ini

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 310

    Arjuna teringat akan "Kronik Dinasti Bratajaya" yang baru selesai dia baca beberapa hari yang lalu.Sederhananya, "Kronik Dinasti Bratajaya" adalah kombinasi buku geografi dan sejarah di sekolah menengah zaman modern.Buku tersebut memperkenalkan kaisar-kaisar di Dinasti Bratajaya, serta kondisi dasar berbagai tempat di Dinasti Bratajaya.Dinasti Bratajaya memiliki total sepuluh kota dan satu ibu kota.Kota mereka mirip dengan provinsi bila di zaman modern.Pejabat tertinggi di kota disebut gubernur.Di bawah gubernur terdapat pejabat seperti wali kota, asisten wali kota, kepala pengadilan tinggi.Wali kota yang menunggang kuda itu adalah pejabat berpangkat tertinggi di Kota Perai setelah gubernur.Di usianya yang masih sangat muda, bila dia meraih kesuksesannya dengan usaha sendiri tanpa mengandalkan koneksi, maka dia pasti memiliki kemampuan yang luar biasa."Eshan!"Wali kota itu melirik kepala daerah Kabupaten Damai, Eshan, dengan dingin. Dia mengangkat tangannya untuk menunjuk Arj

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 311

    "!!!""???"Semua orang yang datang ke perjamuan itu, termasuk Eshan, memperlihatkan ekspresi terkejut.Tentu saja, Shaka adalah pengecualian. Dia berlutut di tanah dengan sudut bibir melengkung lebar. Matanya dipenuhi dengan kepuasan dan ketajaman saat dia menatap Arjuna.Akhirnya momen ini tiba.Ingin menjadi bangsawan Keluarga Kusumo? Sungguh angan-angan belaka dan tidak tahu diri."Tuan." Naura yang menggendong anak diam-diam bergerak ke sisi Shaka. Dia begitu gembira. "Bagaimana Tuan tahu kalau Arjuna akan mendapat masalah?"Ketiga Alsava bersaudari ingin melampauinya?Bermimpilah! Mereka ditakdirkan untuk merangkak di bawah kakinya selamanya.Huh!" Shaka menunjukkan ekspresi mengejek. "Mungkinkah orang yang mengandalkan jalan samping tidak celaka?""Tapi ...." Shaka berpura-pura serius. Dia terdiam sejenak sebelum lanjut berkata, "Arjuna mungkin tidak akan menyangka siapa yang mengkhianatinya.""Mengkhianati?" Wajah Naura penuh dengan kebingungan. "Maksud Tuan, Arjuna mengalami m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 312

    "Marvin, biarpun Arjuna pernah menyelamatkan putramu, kamu tidak boleh membohongi diri sendiri seperti ini."Marvin tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Situasinya memang agak serius.Tampaknya Arjuna akan melawan para prajurit.Wajah Marvin penuh dengan kecemasan. "Arjuna, Arjuna, cepat berhenti. Kita bersikap koorperatif saja. Kamu tidak melakukan kesalahan, jadi pasti bisa ...."Kata-kata Marvin sudah terlambat, Arjuna dan para prajurit sudah sangat dekat.Bukan hanya Marvin dan orang-orang di sekitar yang tercengang, bahkan sekelompok prajurit yang ingin menangkap Arjuna pun tercengang dan tidak bisa berkata-kata.Sedangkan Arjuna ....Dia menggendong Daisha dari lantai."Tuan ....""Kenapa kamu begitu panik? Apakah kamu tidak tahu kalau tubuhmu lemah? Tidak akan terjadi apa-apa pada kita. Apakah kamu tidak percaya padaku?"Arjuna menundukkan kepalanya, kemudian mulai menceramahi Daisha dengan cepat. Dia benar-benar marah.Melihat para prajurit hendak menangkapnya, Daisha sangat cem

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 313

    Mereka tidak sengaja membiarkan Arjuna melewati mereka.Sampai sekarang, mereka masih tidak tahu bagaimana Arjuna bisa melewati mereka.Gerakan Arjuna sangat unik dan sangat cepat. Dalam sekejap mata, Arjuna telah melampaui mereka."Siu!"Sebuah toples anggur tiba-tiba melayang ke arah para prajurit yang bergegas menuju Arjuna. Para prajurit secara naluriah mengangkat pedang mereka untuk menghancurkan toples tersebut.Akan tetapi ....Mereka segera menyadari bahwa mereka salah memperkirakan tinggi toples anggur.Toples anggur itu melayang melewati atas kepala mereka menuju ...."Lindungi Yang Mulia! Lindungi Yang Mulia!"Di tengah kepanikan, para prajurit tiba-tiba berbalik, lalu bergegas kembali ke sisi Fauzi.Pada saat ini, Arjuna sedang duduk dengan tenang sambil minum.Melihat sekelompok orang yang panik, Arjuna sedikit mengernyit.Apa yang dia lihat mungkin hanya yang lebih buruk. Para prajurit Bratajaya seharusnya tidak separah ini.Jika begitu, maka dia masih bisa bertarung deng

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 314

    "Kalau aku tidak salah ingat, klausul pertama Pasal 6 Undang-Undang Bratajaya dengan jelas menyatakan: 'Pengkhianatan dapat ditangkap secara langsung tanpa surat perintah. Kejahatan lainnya dapat ditangkap setelah ada surat perintah.'"Maksudnya, selain kasus pengkhianatan, untuk kejahatan lain butuh dijelaskan alasan penangkapan.Seperti di zaman modern, kalau polisi datang menangkap, mereka akan mengatakan tindakan pidana yang kamu lakukan, baru mulai menangkap orang."Yang Mulia Wali Kota lulus ujian pada usia tujuh belas tahun. Kurasa aku tidak perlu mengingatkan Yang Mulia tentang hukum ini, 'kan?""Aku hanya rakyat biasa dari Desa Embun, Kabupaten Damai. Seharusnya aku tidak melanggar hukum seperti mengkhianati negara, 'kan?""Tidak mungkin, tidak mungkin."Eshan terus tersenyum, ada sedikit kepuasan dalam tatapannya.Fauzi terkenal dan mencapai pangkat empat setengah di usia yang begitu muda. Dalam beberapa tahun terakhir, dia mulai menjadi sombong. Ketika menghadapi para pejaba

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 476

    "Astaga." Danis begitu panik. "Arjuna, kenapa kamu tidak mau memadamkan api? Jangan menyerah, kita pasti bisa menyelamatkan beberapa buku."Arjuna menatap api yang berkobar di ruang kerja sejenak, lalu menoleh untuk menatap Danis sambil tersenyum tipis. "Bukankah Marsekal sangat jelas apakah kita bisa menyelamatkannya atau tidak?""Ba ... bagaimana mungkin aku tahu? Aku sedang tidur, kemudian menyadari bahwa ruang kerjamu kebakaran."Aneh sekali.Danis merasa bingung. Mengapa dia bisa merasa tidak tenang karena takut ketahuan?Sekalipun dia yang menyebabkan kebakaran, mengingat kepribadiannya seperti apa, bagaimana mungkin dia merasa takut? Sekarang begitu bertemu Arjuna ....Anak ini tidak hanya genius dalam menggunakan pasukan, tetapi auranya juga sangat mengintimidasi hingga menakutkan.Sebuah tatapan Arjuna dapat membuat orang lain merasa terbaca isi hatinya."Kalaupun aku membakar ruang belajar itu, lalu kenapa?"Karena tidak bisa menyembunyikannya, Danis pun mengakuinya."Kamu ya

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 475

    "Jelas tidak boleh membiarkannya pergi. Sungguh disayangkan kalau orang berbakat seperti dia menjadi pegawai negeri. Coba aku pikir ...."Kamar yang ditempati Danis berada di seberang ruang belajar Arjuna.Tata letak kamar ini tidak bagus. Dia awalnya tidak tinggal di kamar ini, tetapi dia bersikeras pindah hari ini.Dia menggunakan alasan bahwa letak kamar ini sepi. Sebenarnya dia ingin mengawasi Arjuna, takut Arjuna pergi diam-diam ke Kota Perai.Selain Danis yang mengawasi secara langsung, dia juga memerintahkan batalion pengawalnya untuk berjaga di sekitar rumah Arjuna. Singkatnya, jika Arjuna ingin melarikan diri secara diam-diam, itu mustahil.Sore harinya, Tamael datang.Jika Arjuna tidak keluar tepat waktu, Tamael tidak akan bisa masuk.Karena Tamael datang artinya Arjuna telah menemukan penginapan di Kota Perai. Danis tidak akan mengizinkannya masuk."Ma ... Marsekal."Keluar dari ruang kerja Arjuna, Tamael begitu ketakutan hingga rohnya hampir keluar.Pada saat ini, Danis ber

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 474

    Daisha adalah orang yang bijaksana dan cerdas. Sejak hari pertama Danis pindah ke rumahnya, dia sudah mengerti tujuan Danis.Arjuna meletakkan kuas, kemudian menarik Daisha mendekat, membelai rambutnya sembari bertanya, "Bagaimana menurutmu? Apakah aku harus tetap mengikuti ujian kekaisaran atau pergi ke Pasukan Serigala bersama Marsekal?"Daisha menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu. Ke mana pun Tuan pergi, aku akan ikut."Arjuna dengan lembut mencubit dagu Daisha. Dagunya lembut dan tirus, terasa sangat enak dipegang. "Kalau aku benar-benar bergabung dengan Pasukan Serigala, kondisi di barak tidak lebih baik daripada di rumah. Apa kamu tidak takut susah?"Daisha membenamkan kepalanya di dada Arjuna, lalu dia berkata dengan lembut. "Tidak. Selama ada Tuan, aku tidak merasa susah."Daisha yang ada dalam pelukan Arjuna harum sekali. Tatapannya menawan, bibirnya merah, cantik sekali.Sulit untuk tidak tergoda saat memeluk wanita secantik ini.Arjuna mengangkat dagu Daisha. "Aku

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 473

    "Arjuna." Danis berkata dengan tatapan serius. "Ini sama sekali bukan ocehan, aku melakukan ini sepenuhnya untuk kebaikanmu ....""Disa!" Arjuna berteriak ke luar pintu. "Kemasi barang-barang Marsekal ....""Jangan, jangan! Aku akan berhenti bicara, aku akan berhenti bicara." Ekspresi Danis yang awalnya serius berubah menjadi senyuman menyanjung.Arjuna memelototi Danis, kemudian menundukkan kepalanya, hendak mengambil kuas lagi."Wah!" Danis mengambil kuas Arjuna lebih dulu. "Arjuna, kuasmu ini sangat bagus!""Baru kali ini aku melihat kuas sebagus ini. Di mana kamu membelinya?" Danis mulai bermain dengan kuas Arjuna.Arjuna tidak menjawab pertanyaan Danis, tetapi hanya mengulurkan tangannya. "Berikan padaku.""Hei, Arjuna, kamu pelit sekali. Aku lihat saja tidak boleh," keluh Danis sambil ...."Krek!""Aduh!"Danis menatap kuas yang patah sambil berseru, kemudian dia berkata dengan nada meremehkan. "Kuas ini memang bagus, tapi kualitasnya terlalu buruk. Aku hanya memegang dengan pela

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 472

    "Sedangkan Kabupaten Damai yang paling ingin dia aneksasi tidak digabungkan dengan Kabupaten Sentosa. Kabupaten Sentosa justru harus membantu Kabupaten Damai membayar pajak selama tiga tahun, serta memenuhi jumlah personel dinas militer.Setelah kembali dari Kabupaten Damai, Sugi merasa khawatir akan masalah ini. Membantu sebuah kabupaten membayar pajak bukanlah hal yang dapat dilakukan oleh beberapa usaha. Penduduk seluruh kabupaten akan dikenakan kenaikan pajak.Pajak naik, penduduk hanya bisa memaki di belakang.Namun, jumlah anggota dinas militer ditingkatkan ....Dalam tiga tahun berikutnya, dimaki sebagai pejabat berengsek sudah merupakan hukuman yang paling ringan.Setelah meningkatkan pajak dan jumlah dinas militer selama tiga tahun, status Kabupaten Sentosa sebagai kabupaten terkaya di Kota Perai pasti akan hilang. Rencana Sugi untuk mencaplok Kabupaten Damai dan menjadi prefek pada dasarnya sudah tidak ada harapan.Arjuna, Arjuna!'Sugi menggertakkan giginya saat menyebut nam

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 471

    Ya, dia seorang bupati Kota Perai, takut pada Arjuna yang hanya merupakan seorang pelajar.Pertama, trik Arjuna terlalu mengerikan.Kedua, Arjuna naik kereta kudanya hari ini, sedangkan dia sendiri berjalan kaki.Salah satu dari kedua alasan itu membuatnya merasa was-was.Danis menoleh, kemudian bertanya pada Arjuna, "Arjuna, apakah kamu akan mengikuti ujian perguruan tinggi?""Ya!"Sebelum Arjuna sempat menjawab, Andi sudah berseru, "Marsekal, Anda mungkin tidak tahu, Arjuna mendapat peringkat pertama dalam ujian nasional Kabupaten Damai pada tahun pertamanya mengikuti ujian kekaisaran."Andi memuji Arjuna.Selama Arjuna mengikuti ujian kekaisaran, dia tidak akan bisa menjadi komandan.Skala ujian perguruan tinggi jauh lebih besar daripada ujian daerah dan ujian nasional. Semua siswa yang lulus ujian nasional dari sepuluh kabupaten di Kota Perai yang datang untuk berpartisipasi adalah kaum unggulan.Kabupaten Damai merupakan kabupaten termiskin dan terkecil di Kota Perai. Arjuna mendu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 470

    "Marsekal, Anda masih suka bercanda seperti dulu ....""Hormat kepada Yang Mulia Komandan! Selamat, Yang Mulia!"Sebelum Eshan selesai berbicara, Mois yang ada di sampingnya segera berlutut, kemudian mengucapkan selamat kepadanya dengan suara keras."Sekretaris Daerah, apa yang kamu selamatkan? Bodoh. Marsekal masih di sini." Eshan menundukkan kepalanya sambil memarahi Mois.Danis menepuk kepala Eshan pelan sambil berkata, "Kurasa kamu yang paling bodoh. Sudah bertahun-tahun berlalu, kamu sudah bertambah tua, tapi otakmu tidak bertambah besar.""Hormat kepada Yang Mulia Komandan!"Begitu Danis selesai berbicara, para prajurit yang menjaga Kota Perai berlutut. Suara mereka dalam memberi penghormatan kepada sang komandan sekeras dan sekuat guntur."Marsekal, maksudmu Eshan adalah komandan baru yang kamu tunjuk?"Kata-kata bodoh seperti itu akan membuatnya terlihat bodoh dan menyinggung Danis, tetapi Andi tetap bertanya.Karena dia benar-benar tidak dapat memercayainya. Dia benar-benar ti

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 469

    Arjuna mengangkat tirai, lalu melihat keluar.Danis duduk di jok kusir, sementara Andi dan Firhan berdiri dengan hormat di samping kereta."Marsekal, Kabupaten Damai miskin. Makanan serta akomodasi tidak memadai. Kalau Anda tinggal di sini, itu akan menderita bagi Marsekal," kata Firhan.Kabupaten Damai merupakan titik hitam dalam hidupnya. Firhan tidak akan tinggal sekejap pun lebih lama.Ekspresi Danis menjadi muram. "Sebagai seorang prajurit yang bertugas, aku tidak bisa menderita sedikit?""Bukan." Andi menjadi pucat karena ketakutan, dia berulang kali memberi peringatan kepada Firhan dengan tatapannya.Danis adalah seorang prajurit. Jika seorang prajurit mengeluh tentang makanan dan akomodasi yang buruk, bukankah itu berarti dia takut mati?Sial, dia hampir saja terseret oleh Firhan."Marsekal, tentu saja Anda adalah orang yang paling tahan menderita di Dinasti Bratajaya. Kalau tidak, bagaimana Anda bisa memimpin Pasukan Serigala dan melindungi wilayah Bratajaya?"Setelah mendenga

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 468

    "Arjuna, jangan salah paham. Meskipun aku tidak punya anak laki-laki, aku punya delapan belas anak perempuan. Aku pria normal. Kalau kamu tidak percaya padaku ...."Danis mengangkat tangannya, kemudian bersumpah atas nama putri-putrinya. "Kalau aku berbohong, tidak seorang pun putriku dapat menikah. Putri yang sudah menikah tidak akan melahirkan anak laki-laki."Pada saat ini, Arjuna merasa kasihan pada putri-putri Danis. Mana ada ayah seperti itu?"Kalau begitu kamu tidak masalah, kenapa kamu tiba-tiba melamun?""Apakah aku melamun? Arjuna, bukankah kamu seorang pelajar? Bagaimana kamu bisa tahu banyak tentang militer? Rasanya seperti kamu telah berperang sepanjang waktu."Danis tidak hanya tidak menjawab pertanyaan Arjuna, dia juga mengalihkan topik pembicaraan, mempertanyakan identitas Arjuna.Arjuna menatap Danis dengan tenang.Dasar pria tua licik.Tidak masalah, ini bukan pertama kalinya dia bertemu dengan pria tua yang licik."Bukankah kamu bilang aku seorang pelajar? Aku membac

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status