Share

Bab 255

Author: Abimana
Manusia memang seperti itu, akan tersesat di tengah sanjungan.

Membaca puisi tak lagi mampu memuaskan rasa percaya diri para pelajar yang tengah meledak-ledak.

Seseorang mengusulkan untuk membuat puisi di paviliun ini. Jika kelak ada yang lulus ujian, paviliun ini akan menjadi tempat yang dapat dikunjungi oleh siswa di masa mendatang.

Ada sebuah adat istiadat di Dinasti Bratajaya, yaitu tempat yang pernah disinggahi oleh juara tiga besar pada ujian tahun ini, akan dikunjungi oleh peserta ujian tahun berikutnya. Mereka akan berdoa di tempat-tempat tersebut. Dengan harapan dapat memperoleh keberuntungan seperti kakak senior mereka, dapat lulus ujian.

Ketika para pelajar itu merasa bahwa mereka mungkin akan menjadi objek pemujaan para siswa tahun berikutnya, kepala mereka pun mendidih dengan kegembiraan. Mereka pun bergegas menyiapkan posisi lalu mulai menulis.

Puisi demi puisi ditulis oleh para pelajar ini.

Sama seperti membaca puisi tadi. Ketika sebuah puisi selesai ditulis pasti ada ya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 256

    Arjuna hanya melihat sekilas dengan datar pelajar yang berdiri di depannya.Mereka pikir mereka siapa? Kenapa dia harus membuat puisi untuk mereka?"Tolong mempersulit keponakan. Dia baru saja menghafal Kitab Tiga Aksara, bagaimana mungkin dia bisa membuat puisi?"Shaka berpura-pura baik, sekaligus menunjukkan sisinya yang penuh cinta kasih dan lapang dada."Hei, sebagai seorang paman, bagaimana boleh kamu mengatai keponakan sendiri seperti itu?"Ketika orang-orang itu mendengar Shaka mengatakan bahwa Arjuna baru menghafal Kitab Tiga Aksara, tidak bisa membuat puisi, mereka makin bersemangat."Kak, kamu pasti pernah mendengar tentang Juna dari Kabupaten Sentosa. Dia juga mengikuti ujian tak lama setelah mempelajari Kitab Tiga Aksara. Tapi tahun lalu, dia lulus dan menjadi siswa unggul. Nama kalian mirip, dia bisa maka kamu juga bisa. Ayo buatkan satu puisi. Aku tak sabar untuk belajar darimu."Arti sebenarnya dari kalimat tersebut adalah: Cepat tulis, aku tidak sabar untuk menertawakan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 257

    Namun bagi orang yang mengendarai kereta kuda ke kota seperti Arjuna biayanya tiga sen.Setelah membayar serta menjelaskan apa yang akan mereka lakukan, mereka pun diizinkan masuk. Disa sudah sering pergi ke kota untuk berjualan dan mengantar ikan sebelumnya, jadi dia cukup familier dengan proses tersebut.Akan tetapi, hari ini dia menjelaskan bahwa Arjuna datang ke kota untuk mengikuti ujian. Prajurit yang menjaga kota mengembalikan tiga sen kepadanya, juga memperlakukannya jauh lebih baik dari sebelumnya.Begitu bertanya, Disa baru tahu bahwa pelajar yang datang untuk mengikuti ujian boleh masuk ke kota secara gratis.Di belakang Arjuna dan Disa ada beberapa pelajar yang memasuki kota untuk mengikuti ujian. Ketika mereka melewati gerbang kota, para prajurit yang menjaga gerbang tidak memungut biaya apa pun dan bersikap sangat hormat.Setelah para pelajar yang mengikuti ujian lewat, para prajurit yang menjaga gerbang kembali bersikap arogan seperti biasa. Mereka berteriak kepada orang

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 258

    "Dupa jenis apa yang dibakar di tungku dupa ini? Aromanya harum sekali.""Dari sini bisa melihat gunung buatan dan air terjun di halaman. Indah sekali.""Alangkah baiknya kalau kita bisa tinggal di rumah seperti ini setiap hari kelak."Arjuna melihat Disa yang berlarian dengan gembira di dalam kamar. Dia pun ikut tersenyum. "Kita akan tinggal di rumah seperti ini."Ucapan tersebut bukan prospek, melainkan penegasan.Sebenarnya jika dia tidak dipaksa ikut serta dalam ujian ini, Arjuna akan memperluas bisnisnya ke bidang lain.Disa yang telungkup di jendela, menoleh, lalu tersenyum cerah ke arah Arjuna."Hm, aku percaya pada Tuan."Cahaya matahari terbenam menyinari tubuh Daisha, memantulkan lingkaran cahaya keemasan yang lembut.Cantik dan seksi.Kecantikan Disa benar-benar berbeda dengan Daisha.Daisha membuat orang merasa lembut.Disa membuat darah orang berdesir."Tuan?"Wajah cantik Disa tiba-tiba muncul di hadapan Arjuna dengan ukuran besar.Arjuna terkejut. "Disa, kenapa kamu ada

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 259

    Arjuna memeluk diri sendiri, tubuhnya sedikit gemetar. "Dingin sekali, tiba-tiba aku merasa sangat kedinginan.""Hah? Masih kedinginan?" Disa mencondongkan tubuhnya, kemudian menatap Arjuna dengan panik."Hm." Arjuna mengangguk dengan sedikit memelas.Ya ampun, sungguh memalukan, bisa-bisanya dia bertingkah memelas.Namun jika dia tidak berpura-pura, dia tidak bisa "memakan" gadis bodoh yang ada di depannya itu."Kalau begitu aku akan menyelimutimu lagi dengan selimut lain." Disa buru-buru menggelar selimut lain untuk Arjuna."Selimut tidak ada gunanya." Arjuna yang berbaring di kasur masih tampak memelas.Selimut ini memang tidak ada gunanya.Berat sekali dan panas."Apa yang harus aku lakukan?" Disa panik. "Bagaimana kalau aku panggil tabib?""Tidak perlu!" Tangan Arjuna dengan cepat terulur dari bawah selimut, kemudian menarik Disa yang hendak berlari keluar untuk meminta bantuan."Kamu cukup naik ke atas kasur dan hangatkan aku.""Apakah begitu saja sudah bisa?""Ya."Anak domba su

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 260

    Begitu Disa selesai berbicara, dia mengambil dua selimut dari ranjang. Gerakannya begitu cepat hingga Arjuna tak sempat bereaksi.Disa mengambil selimut dari tempat tidur, lalu membentangkannya di lantai depan kasur."Kamu ...." Arjuna hendak bertanya."Tuan, kamu tidur di kasur, aku tidur di lantai," sela Disa."Hm? Kenapa kamu tidur di lantai? 'Kan ada ranjang."Arjuna mengangkat alisnya. Jangan-jangan tadi gadis ini berpura-pura? Sebenarnya dia sudah tahu apa yang akan Arjuna lakukan."Oh." Disa bahkan tidak mengangkat kepalanya. Dia terus merapikan selimut di lantai. "Sebelum aku pergi, Nenek mengirim seseorang untuk memberitahuku agar tidak tidur satu ranjang denganmu selama ini.""Kenapa? Bukankah kita tidur di atas tungku yang sama di rumah?""Nenek bilang itu beda. Tungku lebih besar, kasur terlalu kecil, jadi terlalu dekat denganmu. Nenek juga bilang, tidak boleh membuat Tuan menghabiskan energi sebelum ujian. Jadi beliau berpesan padaku untuk tidak tidur sekasur denganmu.""N

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 261

    Kenapa bisa begini?Keluarga Tamael adalah keluarga yang besar dan berkuasa di Kabupaten Damai, jadi Tamael tidak perlu turun tangan melakukan banyak hal."Olahraga" hanya candaan Arjuna.Selama beberapa bulan terakhir kerja sama, Arjuna menemukan bahwa meskipun Tamael adalah pemilik Rumah Bordil Prianka dan dikelilingi oleh wanita cantik setiap hari. Tamael memiliki pikiran yang jernih dan sangat terkendali dalam tindakan dan perilakunya. Dia bukanlah tipe anak orang kaya yang bodoh dan hanya tahu bersenang-senang.Tamael pasti mengalami masalah.Selain itu, masalahnya kemungkinan agak merepotkan.Hal seperti apa yang bisa menyulitkan seorang Tamael?Aish!Arjuna menggelengkan kepalanya sambil tersenyum meremehkan diri sendiri.Tamael adalah penduduk Kabupaten Damai, sedangkan Arjuna hanya penduduk Desa Embun. Kenapa dia harus mengkhawatirkan Tamael?Sejak kemarin, kamar-kamar di penginapan telah terisi penuh. Sebagian besar adalah pelajar yang sedang mempersiapkan diri menghadapi uji

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 262

    "Kakak-kakak dan teman-teman sekalian." Seseorang turun dari lantai dua, kemudian berjalan ke depan para pelajar dengan cepat.Orang ini adalah Shaka.Hari ini, dia mengenakan jubah brokat dan tampak sangat anggun. Dia menangkupkan tangan kepada para pelajar."Aku Shaka dari Desa Embun. Arjuna dan istri muda ini adalah keponakan dan keponakan menantuku.""Di sini." Shaka menangkupkan tangan kepada para pelajar lagi. "Aku minta maaf kepada semuanya. Keponakanku dan istrinya biasa menjual ikan. Kalian semua adalah murid Pak Cakra, tentu saja berbeda dengan keponakanku dan istrinya. Semoga kalian jangan perhitungan dengan mereka."Maksud Shaka adalah, Arjuna dan Disa hanyalah penjual ikan yang bodoh, sedangkan para pelajar menguasai kitab suci. Bagaimana mungkin Arjuna dapat dibandingkan dengan mereka?Inilah jahatnya Shaka.Dia tidak hanya menemukan jalan keluar bagi para pelajar, tetapi juga menginjak-injak Arjuna. Namun, Arjuna tidak bisa memarahinya, malah harus berterima kasih padany

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 263

    Merinding.Mati rasa.Dorongan yang tidak dapat dijelaskan.Dia ingin ....Disa terkejut oleh pikirannya sendiri.Bisa-bisanya dia ingin memeluk Arjuna.Bisa-bisanya dia ingin memeluk Arjuna di depan umum.Gila! Dia benar-benar gila!|"Tuan, aku ....""Kenapa?" tanya Arjuna dengan perhatian. Suaranya rendah, mengandung godaan yang mematikan."Tidak ... tidak apa-apa, a ... aku akan kembali ke kamar dulu."Disa berlari seperti kelinci, dia menghilang dalam sekejap mata.Melihat koridor tempat Disa menghilang, Arjuna tersenyum.Dia melakukannya dengan sengaja. Tujuannya adalah untuk melihat reaksi gadis itu.Arjuna sangat puas dengan reaksi Disa.Siapa tahu dia benar-benar bisa "makan daging" dalam sebulan ini.Arjuna menyentuh perutnya yang rata. Dia benar-benar lapar."Sungguh menghina!""Tidak bermoral!""Abaikan dia. Dia tidak memenuhi standar.""Dia mengikuti ujian musim semi hanya untuk mempermalukan diri."Di tengah makian dan ejekan, Arjuna berjalan melewati lobi menuju dapur res

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 460

    "Gadis-gadis, berhenti menggali!" teriak Arjuna.Jaraknya masih kurang sedikit, tetapi dengan kekuatan lengan gadis-gadis itu, tidak masalah.Sejak memasuki terowongan, Arjuna terus mengawasi pergerakan di Kampung Seruni.Ketika suara tawa dari atas berhenti, dia tahu bahwa yang keluar pasti Sang Ahli Strategi Berwajah Anggun.Dia muncul berarti Kampung Seruni akan menyerang mereka.Sekarang arah angin telah berubah, sangat tidak menguntungkan mereka. Terowongan ini dapat menahan lemparan batu dan anak panah, tetapi tidak dapat menahan api."Saudara-saudara, cepat lengkapi gadis-gadis itu dengan senjata!""Siap!"Dipimpin oleh Magano dan Ravin, belasan pemuda dengan cepat memindahkan semua kotak kayu ke bawah kaki gadis-gadis itu."Gadis-gadis, siap-siap untuk menyerang!""Plak!""Plak, plak!"Gadis-gadis itu membuka kotak kayu yang ada di bawah kaki mereka.Para prajurit yang berdiri di samping menjulurkan leher, sangat penasaran dengan senjata misterius yang ada di dalam kotak-kotak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 459

    Mereka penasaran sekali dengan wanita-wanita itu.Banyak bandit diam-diam mengintip lagi.Galih menatap para bandit yang tak kuasa menahan diri untuk menjulurkan kepala lagi. Kemudian dia mengangkat kepalanya, menatap anak panah di udara yang berkurang hampir setengahnya.Tampaknya yang tidak fokus bukan hanya mereka, para perwira dan prajurit yang ada di bawah benteng juga sama.Ekspresi Galih menjadi muram. Jangan-jangan ini konspirasi Arjuna?Berpikir demikian, Galih bergegas mendekat untuk melihat.Di bawah benteng, tidak ada manusia yang terlihat, hanya lumpur yang beterbangan dari koridor.Sesekali ada satu atau dua kepala yang muncul, mereka dapat diidentifikasi sebagai wanita. Omongan bahwa beberapa di antara mereka memiliki tubuh yang bagus hanyalah tebakan para bandit yang tergila-gila pada wanita.Lumpur yang beterbangan di koridor bawah desa pegunungan makin dekat ke arah mereka. Galih memperkirakan bahwa wanita-wanita itu berjarak sekitar dua puluh lima meter dari Kampung

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 458

    Ketika para prajurit menemukan para wanita, ekspresi mereka bahkan lebih berlebihan daripada ekspresi prajurit terluka yang tadi turun gunung.Semua orang tercengang.Syok, bingung.Wanita?Apa yang mereka lakukan di sini?Membantu mereka menggali jalur pemisah?Mereka begitu banyak pria mana membutuhkan bantuan wanita?Ketika para prajurit mendengar bahwa gadis-gadis itu bukan datang untuk membantu, melainkan untuk menyerang markas bandit, mereka makin tercengang. Banyak pemanah bahkan lupa menembakkan anak panah mereka.Para bandit di Kampung Seruni juga menemukan ada yang tidak beres.Tiba-tiba, jumlah anak panah di udara berkurang.Prajurit pejabat berhenti menyerang?Banyak bandit menjulurkan kepala untuk melihat ke bawah.Di koridor yang tak jauh dari gerbang desa, banyak tanah berlubang."Apa yang sedang dilakukan para prajurit itu? Mereka tampak seperti sedang menggali terowongan.""Apakah mereka menggali terowongan untuk naik menyerang kita?""Haha!" Rajo tertawa. "Kalau begit

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 457

    Saat gadis-gadis itu melewati para prajurit terluka yang sedang menuruni gunung, para prajurit menyeka mata mereka.Mata mereka pasti sudah rusak akibat asap.Kenapa wanita muncul di tempat seperti ini, di saat seperti ini?Ketika mereka mengetahui bahwa gadis-gadis itu akan menyerang Kampung Seruni, ekspresi mereka menjadi makin heran.Asap api tidak hanya merusak mata mereka, tetapi juga telinga mereka?Di bawah perlindungan sejumlah besar kembang api dan tentara yang bertarung dengan para bandit, Disa memimpin gadis-gadis itu dengan tenang ke medan perang.Gadis-gadis itu terus melangkah maju hingga mereka berada sekitar lima puluh meter dari Kampung Seruni barulah berhenti.Setelah berhenti, mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya fokus menggali terowongan.Pengawal Danis dan Andi berlari ke atas gunung satu demi satu.Mereka semua diperintahkan untuk mencari tahu apa yang dilakukan gadis-gadis itu."Menggali terowongan?"Danis dan Andi bertanya dengan serempak ketika mereka mendeng

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 456

    Andi tidak melarang Firhan. Dia ingin Danis mendengarnya. Betapa konyolnya Danis menggunakan Arjuna.Danis berdiri dengan tenang tanpa ekspresi, dia tidak senang maupun marah. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana suasana hatinya saat ini.Akan tetapi, bohong jika mengatakan bahwa dia tidak khawatir."Yang Mulia, suruh para prajurit mundur ke depan perkemahan pemanah, bagi mereka menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama gunakan perisai untuk melindungi para pemanah, suruh para pemanah terus menembak. Kelompok kedua gunakan pedang untuk menggali zona isolasi di tempat.""Zona isolasi yang aku tandai di meja pasir. Lebarnya sekitar dua setengah meter."Arjuna memberi isyarat dengan tangannya. Dia tidak menandai lebarnya di atas meja pasir karena dia tidak menyangka Firhan akan datang membawa pasukan."Kelompok terakhir, bawa orang yang terluka turun dengan tertib."Mendengar suara Arjuna yang mendesak, tetapi tenang, ekspresi Danis yang awalnya tidak menunjukkan emosi pun, menunjukkan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 455

    Danis melambaikan tangannya. "Bercanda atau bukan, aku bisa tentukan sendiri."Ketika Danis melihat Arjuna memimpin sekelompok wanita, dia juga merasa gelisah.Namun, jangan mempekerjakan orang yang kamu ragukan, jangan meragukan orang yang kamu pekerjakan. Itu adalah prinsipnya.Arjuna mengangkat tangannya.Melihat gerakan Arjuna, Disa yang memimpin tim pun berteriak, "Semuanya, berhenti!"Gadis-gadis itu segera berhenti bergerak maju, mereka berdiri tegak dalam lima baris.Meskipun mereka semua perempuan, Eshan merasa jauh lebih nyaman melihat mereka daripada tiga ribu prajurit pria yang dipimpin oleh Firhan.Selama beberapa hari terakhir, Arjuna meminta gadis-gadis itu untuk melakukan tiga hal: menggali lubang, berbaris, serta melempar karung pasir.Danis juga merasa sangat tertarik.Memimpin sekelompok wanita saja sudah cukup aneh, perintah formasinya juga aneh.Namun biarpun anehnya, formasi dan perintahnya membuat seluruh tim terlihat sangat energik.Jika wanita saja bisa begitu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 454

    "Oke." Danis menyerahkan lencananya kepada Arjuna. "Mulai sekarang, prajurit penjaga Kota Perai berada di bawah komandomu!"Mata Andi dan Firhan membelalak. Melihat lencana itu bagaikan melihat Danis sendiri.Dengan adanya lencana tersebut, Arjuna tidak hanya dapat memimpin prajurit penjaga Kota Perai, tetapi juga Pasukan Serigala yang melindungi Bratajaya."Yang Mulia, aku tidak membutuhkan lencanamu. Tidak butuh prajurit penjaga Kota Perai untuk menyerang bandit."Arjuna berkata sambil berlari menuruni gunung. "Disa!"Setelah Andi menyerahkan tugas menumpas bandit kepada Firhan, Arjuna meminta Disa untuk membawa seratusan gadis tersebut untuk beristirahat di kaki gunung."Arjuna!"Melihat Arjuna yang berlari menjauh, Eshan begitu cemas hingga ingin menghentakkan kakinya.Anak bodoh, lencana Marsekal Agung adalah benda yang agung. Biarpun lain kali harus dikembalikan, setidaknya Arjuna pernah memegang lencana Marsekal Agung dan memimpin tiga ribu prajurit penjaga Kota Perai. Dia bisa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 453

    "Arjuna? Dia hanya seorang pelajar, bagaimana mungkin dia punya ide? Apa idenya? Menggunakan kendi-kendi anggurnya?"Firhan berlidah tajam. Jangankan ketika dia tidak percaya bahwa Arjuna punya ide, seandainya Arjuna benar-benar bisa menangani situasi ini, Firhan tidak mungkin membiarkan Arjuna melakukannya.Dia, seorang kapten yang membawa tiga ribu prajurit, membiarkan seorang pelajar membantunya. Bukankah hal itu akan menjadi lelucon?Selain itu ....Firhan merasa sedikit gelisah.Walaupun Arjuna tidak mungkin bisa menangani situasi ini, anak itu sangat licik.Firhan sudah menyaksikannya sendiri ketika dia dan Fauzi pergi ke Desa Embun untuk menangkap Arjuna.Arjuna jelas-jelas baru belajar selama dua bulan, tetapi dia menduduki peringkat teratas. Arjuna jelas-jelas masih muda, tetapi dia telah membaca lebih banyak buku daripada Bima. Arjuna jelas-jelas seorang pelajar yang lemah, tetapi dia dapat menghindari penangkapan para polisi.Bila hal ajaib terjadi pada anak itu lagi. Bila A

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 452

    Ratusan prajurit yang sekujur tubuhnya terbakar berguling-guling, berlarian kesakitan. Sedangkan prajurit yang tidak terbakar berlarian kembali.Di tengah kekacauan, banyak prajurit yang berlarian terjatuh sehingga terinjak.Mayoritas orang bukan mati terbakar atau tertembak panah dari bandit, tetapi mati terinjak oleh rekannya sendiri."Saudara-saudara yang tidak terluka, cepat berdiri, bunuh bajingan-bajingan itu!"Di Kampung Seruni, Naga Bermata Satu berteriak dengan keras."Bunuh bajingan-bajingan itu.""Lepaskan anak panah!"Anak panah yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan dari benteng gunung."Dorong batu!"Satu demi satu batu besar berguling turun dari kampung.Anak panah yang tadi ditembakkan oleh para prajurit kini menjadi sumber anak panah bagi para bandit.Batu-batu tembok kampung yang runtuh berubah menjadi batu-batu yang tak habis digunakan."Saudara-saudara, ikut aku!" teriak Rajo, lalu mendorong kereta bola api untuk mendobrak gerbang desa yang telah terbakar hingga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status