Share

Bab 235

Author: Abimana
"Sebenarnya, kamu tidak perlu menjadi bawahanku. Kalau kamu tidak mengikuti ujian karena aku, maka dinasti kita akan kehilangan seorang kader yang sangat berbakat. Aku akan merasa bersalah kepada kaisar dan dinasti kita."

Bagus, dia bahkan berakting memelas.

Bukan hanya sang pria tua yang bisa berakting memelas, Arjuna juga bisa.

"Aish ... aku sangat menghargai kebaikan Tuan. Sebenarnya aku mengatakan hal-hal itu karena merasa bersalah. Tuan, aku akan memberitahumu yang sebenarnya. Aku hanya seorang penjual ikan. Aku bahkan tak bisa menulis, bagaimana mungkin aku lulus ujian kekaisaran?"

"Nak, kamu memang pandai bercanda. Kamu bisa membuat puisi yang begitu indah, bagaimana mungkin kamu tidak bisa menulis?"

"Beberapa puisi itu benar-benar bukan karyaku. Aku tak sengaja melihatnya dari sebuah buku. Aku hanya memiliki ingatan yang bagus sehingga mengingatnya setelah membacanya."

"Aku tidak percaya."

"Kalau kamu tidak percaya, aku akan menulis untuk kamu lihat."

"Ini."

Pria tua itu menyer
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 236

    "Baik.""Hia!" Pelayan itu mencambuk kudanya, kereta itu pun segera melaju menuju Kabupaten Damai.Ketika melewati persimpangan jalan yang dilalui Arjuna, pelayan itu tersenyum.Rubah kecil, kamu masih belum bisa mengalahkan rubah tua yang ada di dalam kereta ini.'Namun, dia senang melihat hasil ini.Kelak pertarungan antara rubah kecil dan rubah tua pasti sangat seru....Setelah kembali dari Desa Kenari, Arjuna menjalani kehidupannya seperti sebelumnya.Sederhana, tetapi bahagia.Sesekali, dia mendengar makian dari rumah sebelah.Makian terhadap Bulan.Katanya Bulan mendapat suami yang baik. Setelah mereka membesarkannya, dia malah melupakan budi jasa keluarganya. Sungguh merupakan gadis jahat yang tak tahu diri.Karena tidak peduli berapa kali Oki menyuruh orang untuk memberi tahu Bulan, Bulan tidak juga pulang.Bahkan ketika Oki sendiri yang pergi ke Desa Kenari, dia tidak mendapatkan benda yang diinginkan Shaka.Mungkin karena omongan Oki di Desa Kenari terlalu kasar, Bulan langs

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 237

    "Sebagus apa pun potongan tempelan hiasan dindingku, itu tak sebanding dengan puisi yang Tuan tulis. Puisi ini melambangkan perubahanmu. Selama Tuan mau berusaha maju, walaupun hanya sedikit setiap harinya, aku bersedia menemani Tuan. Aku akan mendukungmu di belakang selamanya."Arjuna berdiri di samping Daisha, menatapnya sambil mendengarkan cerocosan Daisha.Ternyata tidak semua omelan istri itu menyebalkan, ada juga yang menyenangkan.Tidak lama setelah puisi-puisi itu ditempel, Arkana dan keluarganya pun tiba.Hari ini, kedua keluarga itu makan malam dan begadang bersama. Suasana sangat ramai, perayaannya juga sangat meriah.Arkana dan istrinya bertanggung jawab untuk mengolah ayam, bebek dan ikan.Daisha dan Vian membuat pangsit dengan dua anak kecil di samping mereka.Ketika Arjuna kembali dari Desa Kenari, dia melewati seorang peternak kambing, jadi dia membeli seekor kambing.Dia dan Disa bertanggung jawab membuat kambing panggang.Selain Arjuna, yang lain tidak pernah melihat

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 238

    Melati melambaikan tangannya dengan gembira ke arah Dinda. "Dinda, paman dan tante juga punya amplop untukmu."Dinda memandang Melati, malu untuk mendekat."Tante mau beri untukmu, terimalah."Begitu Arjuna angkat bicara, Dinda pun berlari mendekat."Terima kasih, Tante. Semoga Paman dan Tante selalu sehat, sukses dan banyak rezeki!""Ibu, kenapa Ibu hanya memberi Kak Dinda? Apakah aku tidak ada?" Naya cemberut dengan tidak senang."Bagaimana mungkin kamu tidak ada?" Melati mengeluarkan dua amplop lagi dari sakunya. "Nah, ini dari Ayah dan Ibu ...."Sebelum Melati menyelesaikan perkataannya, amplop di tangannya telah diambil oleh Naya. "Terima kasih, Ayah. Terima kasih, Ibu!""Vian, kamu juga ada.""Terima kasih, Ayah. Terima kasih, Ibu." Vian tampak malu-malu."Jangan hanya berterima kasih kepada kami, kalian berdua seharusnya berterima kasih kepada Kak Arjuna. Kalau bukan karena Kak Arjuna, kami tidak akan punya uang untuk diberikan kepada kalian.""Arjuna, terima kasih." Arkana, yan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 239

    Hari ini sangat berangin dan dingin.Arjuna mengangkat tangannya untuk menyingkirkan rambut yang berserakan di wajah Disa.Wajah merah Disa pun muncul di depan Arjuna.Bukan tersipu, dia murni kedinginan.Arjuna merasa sangat sedih melihat ini. Dia melepas topinya, lalu memberikannya kepada Disa.Sambil memakaikan topi pada Disa, dia berpesan, "Hari ini sangat dingin. Jangan tunggu di sini, pulang dulu. Nanti setelah aku selesai kelas, kalian baru datang lagi.""Hm, aku tahu, Tuan."Disa yang biasanya bersuara keras, kini berbicara dengan lembut.Meskipun dia biasanya tampak riang, dia sebenarnya lebih pemalu daripada Daisha dalam hal hubungan antara pria dan wanita.Ada banyak istri pelajar di sekitar, mereka semua melihatnya sekarang."Bajingan yang bersekolah tetap saja bajingan. Dia sama sekali tidak bisa melihat situasi.""Bermesraan di muka umum adalah hal yang tidak tahu malu.""Dasar tak tahu malu! Dia pikir dirinya cantik? Sama sekali tak bisa melihat situasi.""Benar. Apakah

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 240

    Arjuna berbalik, kemudian mendapati bahwa itu adalah Marvin."Jangan ambil hati kata-kata tadi.""Tenang saja, Kak Marvin. Aku tidak ambil hati. Mulut punya mereka, aku tak mungkin menutup mulut mereka satu per satu.""Baguslah kalau kamu bisa berpikir seperti itu."Saat Marvin berbicara, dia mengeluarkan kuas baru dari tas bambunya, kemudian menyerahkannya kepada Arjuna. "Ini hadiah untukmu."Arjuna buru-buru mendorong tangan Marvin. "Kak Marvin, beberapa hari yang lalu kamu sudah memberi kami begitu banyak hadiah, aku tidak bisa menerima lagi.""Beberapa hari yang lalu itu ayahku yang siapkan, sekarang ini dariku.""Kak Ma ....""Ambillah, Pak Guru sudah datang."Begitu Cakra tiba, kelas yang awalnya ramai tiba-tiba menjadi sunyi.Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada hari pertama sekolah, semua orang berlutut untuk memberi hormat kepada orang suci.Setelah memberi penghormatan kepada orang suci, Cakra segera mengumumkan sesuatu.Kepala daerah baru saja mengeluarkan perintah bahwa sem

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 241

    Hari ini, Shaka mengenakan jubah brokat baru. Dia terlihat sangat murah hati dan elegan.Dia menghampiri Arjuna, kemudian menunjukkan kebaikan dan kemurahan hatinya sebagai paman."Arjuna, kalau kamu memiliki pertanyaan atau tak tahu huruf tertentu, kamu boleh datang ke rumahku untuk bertanya. Aku akan memberitahumu semua yang aku ketahui. Lagi pula, kamu ujian di tahun pertama belajar, wajar kalau kamu tidak lulus. Kamu baru sekolah tak lama, wajar kalau menduduki peringkat terakhir. Jadi, jangan terlalu tertekan."Ujiannya bahkan belum dimulai, tetapi Shaka sudah mengucapkan penghiburan seperti itu.Dia sudah yakin bahwa Arjuna tidak akan lulus, bahkan menduduki peringkat terakhir."Arjuna."Marvin juga berjalan mendekati Arjuna, "Jangan takut. Banyak orang di sekolah ini sama sepertimu, baru pertama kali mengikuti ujian. Bahkan pamanmu, Shaka, juga baru pertama kali mengikuti ujian."Shaka mengibaskan lengan bajunya, berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya, lalu berkata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 242

    "Aduh!"Penduduk desa itu bertepuk tangan dan menghentakkan kakinya dengan cemas. "Aku sudah berlari ke depan kalian. Tentu saja istri kalian yang bertengkar.""Apa? Istriku sedang bertengkar? Bung, matamu tidak bermasalah, 'kan? Apakah kamu salah melihat?"Damar, yang berbicara, adalah orang yang sama munafiknya dengan Shaka.Di hadapan orang luar, dia selalu sopan dan saleh. Namun, dia sangat menuntut istrinya.Istrinya tidak boleh merusak citranya. Jika dia merasa istrinya merusak citranya, dia akan segera menceraikan istrinya.Karena alasan ini, dia telah menceraikan lima istri dalam tiga tahun terakhir.Setelah bercerai, dia langsung pergi ke kantor pemerintah untuk mendapatkan yang baru.Sebenarnya, dia sengaja melakukannya, karena dengan begitu dia bisa terus pergi ke kantor pemerintah untuk mendapatkan istri baru.Istri yang Damar bawa hari ini adalah istri yang dia dapatkan dari kantor pemerintah pada akhir tahun lalu. Damar baru menikahinya selama kurang dari tiga bulan."Ben

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 243

    Arjuna menjambak rambutnya sendiri sambil menjelaskan, "Kata-kata mereka terlalu kasar. Mereka menyebut Disa dan Dinda sebagai wanita jalang dan menyebutku sebagai bajingan.""Kalau begitu kenapa kamu tidak memberitahuku? Kamu seharusnya meminta Dinda pulang untuk memberitahuku." Suara Daisha seketika menjadi keras."Kalau kami memberitahumu, mereka tak mungkin bertarung lagi," jelas Arjuna."Siapa bilang? Kalau aku diberitahu, aku juga akan datang untuk bertarung!" Daisha mengepalkan tangannya, kelembutannya biasa telah menghilang."???""Ayo!" Daisha menarik tangan Arjuna sambil bergumam pada dirinya sendiri."Bisa-bisanya mengatakan tuanku bajingan, mereka memang pantas dipukul."Tadi saat mendengar Disa dan Dinda disebut wanita jalang, Daisha tidak terlalu marah. Namun, ketika mendengar Arjuna disebut bajingan, mata Daisha tiba-tiba berkobar.Alsava bersaudari sangat melindungi suami mereka."Ah! Kamu menggigitku?""Ya, kenapa? Mentang-mentang wajahmu sedikit cantik, kamu suka berl

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 460

    "Gadis-gadis, berhenti menggali!" teriak Arjuna.Jaraknya masih kurang sedikit, tetapi dengan kekuatan lengan gadis-gadis itu, tidak masalah.Sejak memasuki terowongan, Arjuna terus mengawasi pergerakan di Kampung Seruni.Ketika suara tawa dari atas berhenti, dia tahu bahwa yang keluar pasti Sang Ahli Strategi Berwajah Anggun.Dia muncul berarti Kampung Seruni akan menyerang mereka.Sekarang arah angin telah berubah, sangat tidak menguntungkan mereka. Terowongan ini dapat menahan lemparan batu dan anak panah, tetapi tidak dapat menahan api."Saudara-saudara, cepat lengkapi gadis-gadis itu dengan senjata!""Siap!"Dipimpin oleh Magano dan Ravin, belasan pemuda dengan cepat memindahkan semua kotak kayu ke bawah kaki gadis-gadis itu."Gadis-gadis, siap-siap untuk menyerang!""Plak!""Plak, plak!"Gadis-gadis itu membuka kotak kayu yang ada di bawah kaki mereka.Para prajurit yang berdiri di samping menjulurkan leher, sangat penasaran dengan senjata misterius yang ada di dalam kotak-kotak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 459

    Mereka penasaran sekali dengan wanita-wanita itu.Banyak bandit diam-diam mengintip lagi.Galih menatap para bandit yang tak kuasa menahan diri untuk menjulurkan kepala lagi. Kemudian dia mengangkat kepalanya, menatap anak panah di udara yang berkurang hampir setengahnya.Tampaknya yang tidak fokus bukan hanya mereka, para perwira dan prajurit yang ada di bawah benteng juga sama.Ekspresi Galih menjadi muram. Jangan-jangan ini konspirasi Arjuna?Berpikir demikian, Galih bergegas mendekat untuk melihat.Di bawah benteng, tidak ada manusia yang terlihat, hanya lumpur yang beterbangan dari koridor.Sesekali ada satu atau dua kepala yang muncul, mereka dapat diidentifikasi sebagai wanita. Omongan bahwa beberapa di antara mereka memiliki tubuh yang bagus hanyalah tebakan para bandit yang tergila-gila pada wanita.Lumpur yang beterbangan di koridor bawah desa pegunungan makin dekat ke arah mereka. Galih memperkirakan bahwa wanita-wanita itu berjarak sekitar dua puluh lima meter dari Kampung

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 458

    Ketika para prajurit menemukan para wanita, ekspresi mereka bahkan lebih berlebihan daripada ekspresi prajurit terluka yang tadi turun gunung.Semua orang tercengang.Syok, bingung.Wanita?Apa yang mereka lakukan di sini?Membantu mereka menggali jalur pemisah?Mereka begitu banyak pria mana membutuhkan bantuan wanita?Ketika para prajurit mendengar bahwa gadis-gadis itu bukan datang untuk membantu, melainkan untuk menyerang markas bandit, mereka makin tercengang. Banyak pemanah bahkan lupa menembakkan anak panah mereka.Para bandit di Kampung Seruni juga menemukan ada yang tidak beres.Tiba-tiba, jumlah anak panah di udara berkurang.Prajurit pejabat berhenti menyerang?Banyak bandit menjulurkan kepala untuk melihat ke bawah.Di koridor yang tak jauh dari gerbang desa, banyak tanah berlubang."Apa yang sedang dilakukan para prajurit itu? Mereka tampak seperti sedang menggali terowongan.""Apakah mereka menggali terowongan untuk naik menyerang kita?""Haha!" Rajo tertawa. "Kalau begit

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 457

    Saat gadis-gadis itu melewati para prajurit terluka yang sedang menuruni gunung, para prajurit menyeka mata mereka.Mata mereka pasti sudah rusak akibat asap.Kenapa wanita muncul di tempat seperti ini, di saat seperti ini?Ketika mereka mengetahui bahwa gadis-gadis itu akan menyerang Kampung Seruni, ekspresi mereka menjadi makin heran.Asap api tidak hanya merusak mata mereka, tetapi juga telinga mereka?Di bawah perlindungan sejumlah besar kembang api dan tentara yang bertarung dengan para bandit, Disa memimpin gadis-gadis itu dengan tenang ke medan perang.Gadis-gadis itu terus melangkah maju hingga mereka berada sekitar lima puluh meter dari Kampung Seruni barulah berhenti.Setelah berhenti, mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya fokus menggali terowongan.Pengawal Danis dan Andi berlari ke atas gunung satu demi satu.Mereka semua diperintahkan untuk mencari tahu apa yang dilakukan gadis-gadis itu."Menggali terowongan?"Danis dan Andi bertanya dengan serempak ketika mereka mendeng

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 456

    Andi tidak melarang Firhan. Dia ingin Danis mendengarnya. Betapa konyolnya Danis menggunakan Arjuna.Danis berdiri dengan tenang tanpa ekspresi, dia tidak senang maupun marah. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana suasana hatinya saat ini.Akan tetapi, bohong jika mengatakan bahwa dia tidak khawatir."Yang Mulia, suruh para prajurit mundur ke depan perkemahan pemanah, bagi mereka menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama gunakan perisai untuk melindungi para pemanah, suruh para pemanah terus menembak. Kelompok kedua gunakan pedang untuk menggali zona isolasi di tempat.""Zona isolasi yang aku tandai di meja pasir. Lebarnya sekitar dua setengah meter."Arjuna memberi isyarat dengan tangannya. Dia tidak menandai lebarnya di atas meja pasir karena dia tidak menyangka Firhan akan datang membawa pasukan."Kelompok terakhir, bawa orang yang terluka turun dengan tertib."Mendengar suara Arjuna yang mendesak, tetapi tenang, ekspresi Danis yang awalnya tidak menunjukkan emosi pun, menunjukkan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 455

    Danis melambaikan tangannya. "Bercanda atau bukan, aku bisa tentukan sendiri."Ketika Danis melihat Arjuna memimpin sekelompok wanita, dia juga merasa gelisah.Namun, jangan mempekerjakan orang yang kamu ragukan, jangan meragukan orang yang kamu pekerjakan. Itu adalah prinsipnya.Arjuna mengangkat tangannya.Melihat gerakan Arjuna, Disa yang memimpin tim pun berteriak, "Semuanya, berhenti!"Gadis-gadis itu segera berhenti bergerak maju, mereka berdiri tegak dalam lima baris.Meskipun mereka semua perempuan, Eshan merasa jauh lebih nyaman melihat mereka daripada tiga ribu prajurit pria yang dipimpin oleh Firhan.Selama beberapa hari terakhir, Arjuna meminta gadis-gadis itu untuk melakukan tiga hal: menggali lubang, berbaris, serta melempar karung pasir.Danis juga merasa sangat tertarik.Memimpin sekelompok wanita saja sudah cukup aneh, perintah formasinya juga aneh.Namun biarpun anehnya, formasi dan perintahnya membuat seluruh tim terlihat sangat energik.Jika wanita saja bisa begitu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 454

    "Oke." Danis menyerahkan lencananya kepada Arjuna. "Mulai sekarang, prajurit penjaga Kota Perai berada di bawah komandomu!"Mata Andi dan Firhan membelalak. Melihat lencana itu bagaikan melihat Danis sendiri.Dengan adanya lencana tersebut, Arjuna tidak hanya dapat memimpin prajurit penjaga Kota Perai, tetapi juga Pasukan Serigala yang melindungi Bratajaya."Yang Mulia, aku tidak membutuhkan lencanamu. Tidak butuh prajurit penjaga Kota Perai untuk menyerang bandit."Arjuna berkata sambil berlari menuruni gunung. "Disa!"Setelah Andi menyerahkan tugas menumpas bandit kepada Firhan, Arjuna meminta Disa untuk membawa seratusan gadis tersebut untuk beristirahat di kaki gunung."Arjuna!"Melihat Arjuna yang berlari menjauh, Eshan begitu cemas hingga ingin menghentakkan kakinya.Anak bodoh, lencana Marsekal Agung adalah benda yang agung. Biarpun lain kali harus dikembalikan, setidaknya Arjuna pernah memegang lencana Marsekal Agung dan memimpin tiga ribu prajurit penjaga Kota Perai. Dia bisa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 453

    "Arjuna? Dia hanya seorang pelajar, bagaimana mungkin dia punya ide? Apa idenya? Menggunakan kendi-kendi anggurnya?"Firhan berlidah tajam. Jangankan ketika dia tidak percaya bahwa Arjuna punya ide, seandainya Arjuna benar-benar bisa menangani situasi ini, Firhan tidak mungkin membiarkan Arjuna melakukannya.Dia, seorang kapten yang membawa tiga ribu prajurit, membiarkan seorang pelajar membantunya. Bukankah hal itu akan menjadi lelucon?Selain itu ....Firhan merasa sedikit gelisah.Walaupun Arjuna tidak mungkin bisa menangani situasi ini, anak itu sangat licik.Firhan sudah menyaksikannya sendiri ketika dia dan Fauzi pergi ke Desa Embun untuk menangkap Arjuna.Arjuna jelas-jelas baru belajar selama dua bulan, tetapi dia menduduki peringkat teratas. Arjuna jelas-jelas masih muda, tetapi dia telah membaca lebih banyak buku daripada Bima. Arjuna jelas-jelas seorang pelajar yang lemah, tetapi dia dapat menghindari penangkapan para polisi.Bila hal ajaib terjadi pada anak itu lagi. Bila A

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 452

    Ratusan prajurit yang sekujur tubuhnya terbakar berguling-guling, berlarian kesakitan. Sedangkan prajurit yang tidak terbakar berlarian kembali.Di tengah kekacauan, banyak prajurit yang berlarian terjatuh sehingga terinjak.Mayoritas orang bukan mati terbakar atau tertembak panah dari bandit, tetapi mati terinjak oleh rekannya sendiri."Saudara-saudara yang tidak terluka, cepat berdiri, bunuh bajingan-bajingan itu!"Di Kampung Seruni, Naga Bermata Satu berteriak dengan keras."Bunuh bajingan-bajingan itu.""Lepaskan anak panah!"Anak panah yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan dari benteng gunung."Dorong batu!"Satu demi satu batu besar berguling turun dari kampung.Anak panah yang tadi ditembakkan oleh para prajurit kini menjadi sumber anak panah bagi para bandit.Batu-batu tembok kampung yang runtuh berubah menjadi batu-batu yang tak habis digunakan."Saudara-saudara, ikut aku!" teriak Rajo, lalu mendorong kereta bola api untuk mendobrak gerbang desa yang telah terbakar hingga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status