Dua Kultivator itu menyerang Bai Lihai secara bersamaan. Tebasan demi tebasan dilayangkan, tapi tidak satupun yang melukai si pemuda. Meski kali ini menghadapi lawan dengan jumlah yang lebih banyak, tapi bagi Bai Lihai ini lebih mudah dari pada melawan Han Xuelian seorang diri. Dua Kultivator itu sama-sama berada di ranah Initial Foundation 1, lebih rendah satu tingkat dibandingkan si gadis. Kualitas senjata yang mereka gunakan juga jauh di bawah Pedang Api Suci yang digunakan Han Xuelian. Ini membuat Bai Lihai tidak perlu lagi mengalirkan Qi pada Jubah Siluman maupun Pedang Matahari. Selain itu, kemampuan beladiri kedua Kultovator juga tidak terlalu baik, membuat Bai Lihai bisa dengan mudah mendominasi pertarungan. Dua Kultivator itu hanya unggul dalam hal jumlah dan tingkat Kultivasi, itupun perbedaannya hanya satu tingkat. Sementara, Bai Lihai unggul jauh dari sisi teknik beladiri dan senjata. Tidak butuh waktu lama bagi si pemuda menjatuhkan kedua Kultivator. "Kenapa Nona Han h
Elang Es menurunkan Bai Lihai di tempat Xiao Qiumei tengah berada. Si gadis langsung menyambut si pemuda dengan penuh kekhawatiran. "Apa yang terjadi? Kenapa kamu terluka?" tanya Xiao Qiumei. "Jangan banyak tanya, tumbuk daun-daun ini sekarang juga!" Bai Lihai memberikan beberapa jenis dedaunan pada Xiao Qiumei. Setidaknya, ada dua luka yang di dapat oleh Bai Lihai. Satu di lengan dan satu lagi di bagian punggung. Luka di bagian punggung lumayan besar, sehingga butuh segera diobati. Luka-luka seperti ini bisa pulih dengan sendirinya, tapi jelas membutuhkan waktu serta dapat menguras Qi. Untuk itu, ia perlu mengobatinya agar pemulihan berlangsung lebih cepat.Sebenarnya, ada beberapa jenis Pil yang dapat membantu mengobati luka goresan seperti ini dengan cepat. Namun, Bai Lihai tidak memiliki satupun di antaranya. Mau tidak mau ia harus menggunakan pengobatan yang sederhana. Xiao Qiumei membantu mengoleskan daun-daun yang telah ditumbuk pada luka Bai Lihai. Walaupun tumbukan dedaua
Bai Lihai mengalirkan Qi pada Kristal Jiwa. Seketika, Elang Es muncul di hadapan sepasang muda-mudi itu. "Kenapa kau memanggil Elang Es? Apa ada ancaman lagi yang datang?" tanya Xiao Qiumei."Aku tidak bisa membawamu bersamaku, tapi aku juga tidak bisa membiarkanmu sendirian. Elang Es ini akan bersamamu," jawab Bai Lihai. Kening Xiao Qiumei berkerut. Ia tidak mengerti dengan maksud perkataan Bai Lihai. "Bisa kau jelaskan lebih rinci!" Bai Lihai menghela napas. Alasannya jelas karena Bai Lihai tidak mau Xiao Qiumei ikut terlibat dalam masalah yang ia hadapi. Kultivator dari Sekte Gerbang Naga dan Sekte Bulan Perak pasti akan terus mencarinya. Jika mereka menemukan keberadaan Bai Lihai, maka Xiao Qiumei juga akan kena masalah. Oleh karena itu, Bai Lihai meminta bantuan Elang Es untuk membawa si gadis menjauh dari tempat itu. Selain itu, Elang Es juga bisa melindungi sekaligus mengawasi Xiao Qiumei. Biar bagaimanapun, Bai Lihai tidak bisa berpisah begitu saja dengan Xiao Qiumei karen
Hanya beberapa saat sanggup terbang, Han Xuelian kembali menginjakkan kakinya ke tanah. Selama ini, si gadis belum sekalipun berlatih untuk terbang, sehingga ia merasa kesulitan untuk bernapas di udara.Setidaknya, untuk Kultivator yang baru pertama kali mencoba, apa yang dilakukan sangat baik. Ia sanggup terbang setinggi itu dan sanggup mengendalikan tubuh. Biasanya, pemula akan takut terbang tinggi dan sering tidak bisa mengendalikan gerak tubuh, beberapa bahkan sering terjatuh. "Lian'er... kenapa kamu turun?" Wang Lina langsung mempertanyakan alasan Han Xuelian tidak lagi melanjutkan terbangnya. Tidak ada jawaban dari Han Xuelian. Namun, napas gadis itu yang memburu membuat Wang Lina tau alasannya. "Sudah kukatakan, kamu belum siap untuk terbang!" Wang Lina sedikit menasehati Han Xuelian. "Kalau begitu, Lina-jiejie saja yang terbang. Jangan sampai kita kehilangan jejaknya!" Han Xuelian menyerahkan kembali Totem Terbang pada Wang Lina. Wang Lina geleng-geleng kepala menerima Tot
Tempat ini berada di tengah-tengah Tanah Mutiara Putih. Disebutkan bahwa tempat ini merupakan pusat dari Dimensi Saku ini. Tempat yang sangat dikeramatkan dan terlarang untuk dimasuki oleh siapa pun. Namun, Bai Lihai tetap nekat memasukinya. Bai Lihai menatap sekeliling. Tempat ini merupakan sebuah lembah tandus yang sangat mirip dengan padang pasir. Tidak ada satu pun tumbuhan yang hidup di sana, hanya tanah gersang yang dapat dilihat. Lembah gersang ini dikelilingi oleh gunung-gunung yang juga terlihat gersang. Angin cukup kencang berhembus menerbangkan debu-debu, membuat jarak pandang menjadi terbatas. Di bagian tengah lembah, berdiri sebuah piramida yang berukuran tidak terlalu besar, mungkin hanya beberapa orang saja yang bisa ditampung di dalam piramida tersebut. Piramida inilah tempat yang selalu disambar oleh petir yang berasal dari awan hitam di atasnya. Meski tidak mengetahui secara pasti, tapi Bai Lihai yakin Kristal Petir Murni berada di dalam piramida tersebut.Menurut
Bai Lihai tidak menggubris apa yang dikatakan oleh Chen Yulin. Ia lebih memilih masuk lebik jauh dan mendekati piramida. Saat ini, lebih penting baginya untuk segera mendapatkan Kristal Petir Murni dari pada berurusan dengan orang-orang ini. Dengan kecepatan penuh, Bai Lihai berlari menuju ke arah piramida. "Jangan lari kau!" Chen Yulin berlari mengejar Bai Lihai."Tuan Muda Chen, Anda jangan sembarangan menyerangnya!" Han Xuelian ikut berlari untuk menghentikan Chen Yulin menyerang Bai Lihai. Wang Lina juga ikut berlari di belakang Han Xuelian. Dengan praktik Kultivasi yang ia miliki, Chen Yulin berhasil mengejar Bai Lihai. Sebuah tebasan ia berikan ke punggung Bai Lihai, sehingga membuat pemuda itu tersungkur. "Kita tidak perlu melanjutkan ini lebih jauh, jika kau menyerahkan seluruh sumber daya yang kamu milki," ucap Chen Yulin. Di tangan Chen Yulin, terdapat sebuah pedang yang terbuat dari cahaya berwarna biru. Pedang ini merupakan sebuah Senjata Elemental. Berbeda dengan Senj
"Nona Han, aku akan jelaskan semuanya agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara kita. Pencuri itu tidak sengaja menjatuhkan Jamur Pagoda saat menyelinap ke tenda kami. Aku akan dengan senang hati mengembalikan Jamur Pagoda ini pada Sekte Gerbang Naga!" Chen Yulin melemparkan Jamur Pagoda pada Han Xuelian. "Aku harap Nona tidak memperpanjang lagi masalah ini!"Chen Yulin dengan terpaksa menyerahkan Jamur Pagoda pada Han Xuelian. Tanaman Roh itu sebenarnya sangat berharga Bagi Sekte Bulan Perak. Namun, ia juga perlu mempertimbangkan akibat yang akan terjadi jika ia terus memaksa menyimpan barang yang seharusnya menjadi hak Sekte Gerbang Naga itu. Bukan tidak mungkin akan terjadi perselisihan di antara kedua sekte. "Terima kasih atas kebaikan Tuan Muda Chen mengembalikan Jamur Pagoda ini kepada kami! Saya bisa pastikan saya dan anggota Sekte Gerbang Naga lainnya tidak akan memperpanjang masalah ini," balas Han Xuelian. Han Xuelian sebenarnya masih kesal pada Chen Yulin. Jika kejadiann
Chen Yulin mengabaikan Han Xuelian. Ia tidak punya urusan dengan gadis itu. Target sebenarnya adalah Bai Lihai. Ia begitu bernafsu merebut semua barang berharga yang dimiliki pemuda itu.Chen Yulin langsung mengalihkan serangan pada Bai Lihai yang terlihat sudah bangkit. Dengan Senjata Elemental berbentuk pedang, ia siap melakukan tebasan. Bai Lihai terlihat tetap tenang menghadapi situasi seperti itu. Bahkan, senyum tipis terukir di wajahnya. Si pemuda sudah mempersiapkan sesuatu untuk menyambut serangan Chen Yulin. Sepuluh Jimat Cakram, delapan Jimat Api dan lima Jimat Petir telah dipersiapkan. Seluruh Jimat itu langsung menyerang Chen Yulin di saat yang bersamaan. Sebuah ledakan tercipta, membuat sekumpulan asap tebal yang menyelimuti Chen Yulin. Jimat sebanyak itu memang perlu digunakan sekaligus oleh Bai Lihai karena praktik Kultivasi Chen Yulin yang cukup tinggi. Menggunakan sedikit Jimat akan percuma karena ia akan bisa menahannya. Serangan dari sebuah Jimat sangat berbeda d
"Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me
Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc
Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha
"Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"
Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas
Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se
Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat
Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob