Home / Fantasi / Sang Kultivator Terbuang / 1. Puncak Makam Naga

Share

Sang Kultivator Terbuang
Sang Kultivator Terbuang
Author: Adnosekai

1. Puncak Makam Naga

Author: Adnosekai
last update Last Updated: 2023-02-14 11:26:02

"Apa-apan ini! Kenapa portal ini tidak bisa dibuka!"

Seorang pemuda terlihat sedang memukul-mukul pintu cahaya berwarna ungu gelap. Ia ingin segera keluar dari tempat itu. Ada bahaya yang sedang datang kepadanya.

Bai Lihai, begitulah nama pemuda ini. Di tengah situasi yang mengancam dirinya, wajah si pemuda masih terlihat tenang. Ini berbanding terbalik dengan jiwanya yang dilanda ketakutan. Nyatanya, ia memang seorang pemuda yang jarang menunjukkan ekspresi.

"Sial! Dia masih berniat menyerang ku!"

Tidak jauh dari tempat Bai Lihai berada, seekor makhluk mengerikan tengah berjalan mendekat padanya. Tubuh makhluk ini seperti manusia, memiliki dua kaki dan dua tangan. Kulitnya berwarna gelap dan di beberapa bagian tubuh terdapat kristal yang muncul dari dalam tubuh.

Makhluk ini memiliki empat mata berbentuk lingkaran seperti mata laba-laba. Mulutnya seperti mulut kelelawar serta memiliki tanduk di bagian atas kepala.

"Rooaaarrr...!"

Raungan makhluk itu begitu keras, hingga memekakkan telinga Bai Lihai.

Di saat itu juga, monster yang berukuran lima kali tubuh Bai Lihai menggenggam tubuh si pemuda. Seketika, makhluk tersebut melemparkan Bai Lihai hingga ia menyusur tanah.

Tidak sampai di situ, makhluk itu kembali berjalan mendekat ke arah Bai Lihai. Tanpa pikir panjang, si pemuda mencoba lari untuk menghindari si makhluk aneh.

Hanya saja, tidak banyak tempat ia bisa lari. Tempat di mana ia berada sekarang bernama Puncak Makam Naga. Jika diperhatikan, tempat ini berbentuk tanah datar yang di kelilingi oleh jurang yang berkabut.

Ini adalah sebuah Dimensi Saku tempat dimana anggota Sekte Gerbang Naga dimakamkan. Tujuan si pemuda ke tempat ini adalah untuk mengunjungi makam ibunya. Namun, ia justru bertemu makhluk aneh ini.

"Ikut aku!"

Tiba-tiba saja, seseorang menarik tangan Bai Lihai. Itu adalah seorang wanita berpakaian putih dengan sebuah cadar di wajahnya. Meski wajahnya tidak bisa dilihat, tapi dari sorot matanya Bai Lihai tau, ia adalah gadis yang sangat cantik.

"Siapa kau?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Bai Lihai.

"Jangan banyak bicara! Lebih baik kita selamatkan diri dulu makhluk ini!" Si gadis membalas.

Mereka berdua bergerak pada sebuah tangga yang mengarah ke bawah jurang. Sontak, Bai Lihai menghentikan langkah dan melepaskan dirinya dari tarikan si gadis.

"Apa kau gila? Kita tidak akan selamat jika pergi ke bawah!"

Wajar saja Bai Lihai menolak untuk turun ke bawah. Dari apa yang ia ketahui, tidak ada seorang pun yang selamat ketika ia menuruni jurang.

Jurang ini memang sangat misterius. Sejak Sekte Gerbang Naga memiliki Dimensi Saku ini, tidak ada seorang pun yang tau apa yang ada di bawah jurang. Beberapa dari mereka yang merasa penasaran, pernah menuruni jurang, tapi tidak seorang pun pernah kembali.

"Aku tidak akan membawamu sampai ke dasar! Ah... kau akan tau nanti, cepat kita pergi dari sini!" Si gadis kembali menari tangan Bai Lihai dan. menuruni tangga.

Tidak terlalu jauh mereka turun, mereka menemukan sebuah goa. Langsung saja mereka memasuki goa tersebut. Jika dilihat dari ukurannya, makhluk itu tidak akan bisa memasuki goa ini. Untuk sementara, mereka selamat.

Pandangan Bai Lihai kembali menatap pada si gadis. Ia tidak tau siapa dia dan dari mana ia muncul.

"Siapa kau sebenarnya!" Bai Lihai kembali menanyakan hal tersebut.

"Margaku Zhu! Aku hanya akan memberitahumu sampai di situ!" Si gadis menjawab.

"Zhu...!"

Bai Lihai langsung berpikir keras mendengar nama marga si gadis. Marganya sama dengan nama marga ibu si pemuda.

Ini sangat membingungkan Bai Lihai. Sejauh yang ia tau, ibunya adalah anggota keluarga Zhu yang terakhir. Mengingat ibunya sudah mati, itu artinya marga ini sudah punah sepenuhnya. Namun, bagaimana mungkin gadis itu menyebutnya demikian.

"Jangan membohongiku! Cepat katakan siapa kau sebenarnya? Dari mana kau berasal? Dan bagaimana kau bisa berada di Puncak Makam Naga?" Lebih banyak pertanyaan yang diajukan Bai Lihai.

"Apa kau tidak bisa berkata lebih lembut pada seorang wanita! Biar bagaimanapun, aku telah menyelamatkanmu dari makhluk itu!" Si gadis merasa kesal nada bicara Bai Lihai yang sedikit kasar.

Mendengar perkataan si gadis, Bai Lihai tidak lagi banyak bertanya. Ia lebih memilih diam sambil menyandarkan diri di dinding goa.

Kedatangannya ke Puncak Makam Naga ini tidak lain adalah berziarah ke makam ibunya, tapi semuanya berantakan karena makhluk itu. Padahal, ini akan jadi ziarah terakhirnya.

Esok hari, Bai Lihai akan tepat berusia 16 tahun. Sesuai peraturan Sekte Gerbang Naga, anak yang tidak bisa berkultivasi hanya diizinkan tinggal sampai usia 16 tahun. Itu artinya si pemuda harus meninggalkan sekte pada hari itu.

Memang, begitulah kenyataan yang dialami oleh Bai Lihai. Terlahir di dunia Kultivator, tapi ia tidak bisa berkultivasi. Sudah barang tentu ia dianggap sampah oleh anggota sekte lainnya, tak terkecuali ayah dan saudara-saudaranya sendiri.

Tidak ada satupun yang mau berteman dengan Bai Lihai, membuat ia lebih banyak menghabiskan waktu sendirian. Tidak ada yang peduli dengannya, membuat ia menumbuhkan rasa tidak peduli juga terhadap orang lain.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Si gadis mengajukan pertanyaan setelah melihat Bai Lihai yang termenung.

Si pemuda tidak menjawab. Ia membalas si gadis yang sebelumnya juga menolak menjawab pertanyaannya.

Si gadis mendengus kesal melihat reaksi Bai Lihai. Ia pun memilih untuk tidak mempedulikan si pemuda dan lebih memilih untuk duduk sambil memeluk lutut di samping si pemuda.

Cukup lama keduanya diam, sebelum akhirnya Bai Lihai mengeluarkan suara. "Apa makhluk itu telah pergi? Aku tidak bisa terus berada di sini."

"Makhluk itu tidak akan pergi sebelum ia menangkapmu!" Si gadis mengomentari perkataan Bai Lihai.

"Kau tidak perlu mengatakan apapun! Aku tidak peduli dengan gadis misterius sepertimu!"

Si gadis menatap pada Bai Lihai. Sebuah senyum terukir dari balik cadarnya.

Bai Lihai menyadari tatapan si gadis. Awalnya ia tidak peduli. Namun, gadis itu terus menatapnya dalam waktu lama, membuat si pemuda menjadi salah tingkah.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Sebenarnya, aku ke sini untuk memberikan ini padamu!" Si gadis menunjukkan sebuah Pil berwarna ungu gelap. "Jika kau mengkonsumsi Pil ini, makhluk itu akan mengikuti semua. perkataanmu!" Si gadis melanjutkan.

Bai Lihai juga ikut menatap si gadis. Entah apa yang ia katakan bisa dipercaya atau tidak. Namun, jika gadis itu berkata benar, kenapa harus menunggu selama ini untuk mengatakannya.

Si gadis sadar, Bai Lihai kurang percaya padanya. "Terserah kau, mau percaya atau tidak! Yang jelas, jika pun kau tetap di sini, makhluk itu akan tetap bisa menangkapmu!"

Si gadis meletakkan Pil tersebut di telapak tangan Bai Lihai. Ia pun segera pergi ke luar dari goa. Tanpa diduga, si gadis melompat ke dalam jurang.

Bai Lihai menelan ludah melihat apa yang dilakukan si gadis. Ia pun ikut keluar goa dan melihat ke bawah ke dalam jurang yang berkabut itu.

Rasa penasaran yang teramat besar ia rasakan. Siapa sebenarnya gadis itu? Dan apa yang sebenarnya berada di dasar jurang? Jika si gadis berasal dari dasar jurang, itu artinya ada sebuah kehidupan di tempat itu!

Kini pandangan Bai Lihai mengarah ke Pil yang diberikan si gadis. "Apa benar yang dikatakan gadis itu!"

Bai Lihai. memberanikan diri mengkonsumsi Pil tersebut. Ia ingin membuktikan perkataan si gadis. Tanpa membuang waktu, ia segera menaiki tangga setelah mengkonsumsi Pil tersebut. Dapat ia lihat, makhluk itu sedang menunggunya. Bai Lihai berjalan mendekat padanga.

"Menyingkir dariku!" Si pemuda memberi perintah.

Makhluk itu meraung dengan keras. Ia berlari ke arah Bai Lihai dan dalam satu jangkauan, Bai Lihai sudah berada di dalam genggaman makhluk itu.

Tulang-tulang si pemuda terasa seperti akan remuk akibat genggaman si makhluk yang begitu kuat. Ditambah lagi, makhluk ini meraung tepat di wajah Bai Lihai.

Suaranya yang menyakitkan telinga, ditambah dengan bau napas yang menyengat, Bai Lihai langsung terkulai lemas di genggaman makhluk itu.

Tidak sampai di situ, si makhluk melempar Bai Lihai hingga ia terhempas dan menyusur tanah. Si pemuda terbatuk karena debu yang berterbangan terhirup olehnya. Tepi bibirnya mengeluarkan darah. Tubuh terasa begitu sakit.

"Sial! Gadis itu membohongiku!" Bai Lihai menggerutu karena ucapan si gadis tidak sesuai dengan kenyataan.

Tidak berselang lama, makhluk itu kembali melakukan hal yang sama. Namun, kali ini ia tidak melemparkan Bai Lihai ke tanah, melainkan ke portal yang menghubungkan Puncak Makam Naga dengan Sekte Gerbang Naga.

Bai Lihai menembus portal tersebut. Tubuhnya jatuh di depan sebuah bangunan berbentuk makam yang terletak di bagian belakang Sekte Gerbang Naga.

Bai Lihai menelentangkan tubuh menatap langit di Sekte Gerbang Naga yang berwarna biru.

"Makhluk apa itu tadi? Dan siapa gadis itu sebenarnya?" Bai Lihai bergumam sendiri.

Pandangan Bai Lihai pada langit cerah terganggu oleh wajah seorang pria tiba-tiba muncul di bola matanya.

"Aku belum menghajarmu, tapi kau sudah babak-belur!" Si pria ini berucap.

'Apa lagi ini! Baru saja keluar dari satu masalah, muncul masalah berikutnya!' Bai Lihai membatin di dalam hati.

Comments (11)
goodnovel comment avatar
nehru siregar
ceritanya bagus
goodnovel comment avatar
Sham Sham
tdk suka nama hero. nyata sgt crita dri tanah besar.
goodnovel comment avatar
Raka Raj
Salam buat Pak SUGENG
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Kultivator Terbuang   2. Gelang

    Pemuda yang terlihat di mata Bai Lihai bernama Gao Lin. Dia adalah cucu dari Tetua Agung Sekte Gerbang Naga. Dengan status seperti itu, jelas pemuda ini adalah orang yang perlu dihindari untuk bermasalah. Bai Lihai sudah sebisa mungkin untuk tidak terlibat masalah dengan orang ini. Namun, entah apa yang terjadi membuat Gao Lin seperti memiliki masalah dengan dirinya. "Apa maumu?" Bai Lihai berucap sambil berusaha bangun. Rasa sakitnya sudah mulai sedikit berkurang, sehingga ia bisa berdiri walau masih terlihat kepayahan. "Apa Xuelian memberimu sesuatu?" tanya Gao Lin. Bai Lihai melirikkan mata pada sebuah gelang yang melingkar di tangan kirinya. Benda itu tidak lain adalah sesuatu yang dimaksud oleh Gao Lin.Gelang itu adalah pemberian dari seorang gadis bernama Han Xuelian. Ini adalah hadiah perpisahan karena Bai Lihai akan segera meninggalkan Sekte Gerbang Naga. Namun, sepertinya gelang ini membuat Bai Lihai berada dalam masalah. Sejak kecil, Gao Lin dan Han Xuelian sudah dijodo

    Last Updated : 2023-02-14
  • Sang Kultivator Terbuang   3. Melarikan Diri

    Bai Lihai adalah tipe orang yang selalu bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan. Namun, entah kenapa kali ini hatinya terdorong kuat untuk melarikan diri.Tidak lama lagi, akan ada orang yang datang ke tempat itu. Suara teriakan Gao Lin begitu keras, bisa menarik perhatian orang lain. Gelang pemberian Han Xuelian kembali ia ambil dan segera setelah itu Bai Lihai melarikan diri. Kali ini, bukan tubuhnya yang tidak bisa dikendalikan, melainkan hatinya. Hati dan pikiran Bai Lihai terlibat pertentangan. Di saat pikirannya mengatakan bahwa ia harus bertanggung jawab, hatinya malah berkata lari. Pikiran si pemuda tidak bisa berbuat banyak, tubuhnya lebih mengikuti kata hatinya. Bai Lihai berlari di tengah pikiran yang kacau. Hari ini terasa tidak biasa. Banyak keanehan yang terjadi pada dirinya. Mulai dari bertemu makhluk aneh, tubuhnya yang bergerak tanpa bisa ia kendalikan hingga hatinya yang bergerak berbeda dari biasanya.Lebih dari tiga jam Bai Lihai berlari. Kini, ia sampai

    Last Updated : 2023-02-14
  • Sang Kultivator Terbuang   4. Tanggung Jawab

    Malam ini, di aula Sekte Gerbang Naga terjadi sebuah ketegangan. Ruang yang luas itu hanya diisi oleh tiga orang, tapi suasananya begitu panas seolah-olah tempat itu dipenuhi oleh banyak orang. Kejadian siang ini memang membuat gempar seluruh penghuni Sekte Gerbang Naga. Cucu Tetua Agung, Gao Lin mengalami kelumpuhan karena serangan seorang pemuda yang tidak bisa berkultivasi. Hal itu membuat tiga orang penting Sekte Gerbang Naga mengadakan pertemuan. Ketiga orang itu adalah Tetua Agung Gao Huo, Tetua Bai Jian dan Tetua Han Xun. "Tetua Bai... bagaimana anda bertanggung jawab atas semua ini? Anakmu telah membuat cucuku lumpuh!" Orang yang berbicara adalah Tetua Agung Gao Huo. Dari penampilannya, ia terlihat seperti berusia sekitar 60-an, tapi usia yang sebenarnya sudah lebih dari 200 tahun. "Mohon maaf, Tetua Agung! Tapi, tidak ada orang lain yang melihat kejadian itu. Rasanya terburu-buru menuduh putra saja yang melakukannya."Bai Jiang seolah-olah membela si anak. Namun, sesungguh

    Last Updated : 2023-02-14
  • Sang Kultivator Terbuang   5. Akar Roh

    Bai Lihai terbangun dari tidurnya. Saat ini, ia tengah berada di dalam sebuah goa yang ditutupi oleh air terjun. Tidak ada yang mengetahui tempat ini selain Bai Lihai, sehingga ini tempat yang cukup aman bagi si pemuda untuk bersembunyi. Bai Lihai menghela napas sejanak. Dia masih tidak habis pikir dengan apa yang terjadi hari kemarin. Tidak ada penjelasan logis yang bisa menjelaskan hal tersebut. Namun, si pemuda merasa ini adalah seseuatu yang diatur oleh pihak tertentu. "Apa gadis itu yang mengatur semua ini? Siapa gadis itu sebenarnya?"Seketika, ia melihat pada Cincin Ruang yang melingkar dijarinya. Ini adalah salah satu penyebab Bai Lihai merasa kejadian itu bukan sebuah kebetulan. Bagaimana mungkin cincin itu bisa langsung ada di tanggannya menggantikan Cincin Ruang-nya yang lama. Jika dilihat, Cincin Ruang ini adalah tipe yang digunakan oleh Kultivator. Memang ada perbedaan antara Cincin Ruang untuk Kultivator dengan untuk manusia biasa. Cincin Ruang Kultivator membutuhkan

    Last Updated : 2023-03-13
  • Sang Kultivator Terbuang   6. Kultivasi

    Manual Kultivasi Tujuh Langit adalah salah satu Manual Kultivasi terbaik yang pernah diciptakan. Ratusan tahun lalu, Manual ini hilang entah ke mana. Dan entah kenapa Manual tersebut berada di dalam Cincin Ruang Bai Lihai. Teknik dari Manual ini bisa membuat Qi menjadi lebih murni dari pada teknik lain. Ini akan membuat Kultivasi menjadi lebih baik. Namun, Manual ini juga punya kekurangan. Ini hanya bisa dipelajari oleh Kultivator yang memiliki Elemen berunsur Petir. Sangat beruntung, Bai Lihai cocok dengan Manual ini. Tanpa menunggu lama, Bai Lihai langsung mempraktikkan teknik yang ada dalam Manual tersebut. Energi alam bernama Qi terserap ke dalam tubuh si pemuda melalui Meridian dan terkumpul di dalam Dantian. Di dalam Dantian ini lah, Qi yang masih kasar akan dimurnikan. Proses ini tidak bisa selesai dalam waktu satu hari. Butuh waktu lama agar Bai Lihai hingga bisa menembus tahap pertama. Namun, dengan Akar Roh berwarna ungu yang ia miliki, si pemuda akan bisa menyelesaikann

    Last Updated : 2023-03-20
  • Sang Kultivator Terbuang   7. Hewan Roh

    Pandangan Bai Lihai berkeliling melihat ruangan yang belum pernah ia lihat. Ruang itu begitu gelap dengan sedikit cahaya redup. "Tempat apa ini? Bagaimana aku bisa berada di tempat ini?" Bai Lihai bergumam sendiri. Pandangan si pemuda akhirnya terhenti pada salah satu sudut ruangan. Dapat ia lihat, sebuah patung yang menyerupai makhluk aneh yang ia temui di Puncak Makam Naga.Di depan patung itu, tertancap pedang berwarna ungu gelap dengan gagang memiliki motif seperti kepala makhluk aneh itu. Pedang itu adalah pedang yang sama dengan yang ia temukan saat melarikan diri dari kejaran anggota Sekte Gerbang Naga. "Apa arti ini semua? Apa yang mereka inginkan dariku?"Seketika, pedang itu mengeluarkan cahaya dan sebuah ledakan terjadi di ruang itu. "Hah... hanya mimpi!" Bai Lihai langsung terbangun. Apa yang ia lihat sebelumnya hanyalah mimpi. "Ini bukan mimpi biasa. Makhluk itu seperti ingin menyampaikan sesuatu padaku!" Bai Lihai bergumam sendiri. Saat ini, Bai Lihai berada di teng

    Last Updated : 2023-03-21
  • Sang Kultivator Terbuang   8. Jubah Siluman dan Pedang Matahari

    "Jangan mengganggu jalanku! Singkirkan pedang kalian dariku!" Ucap Bai Lihai dengan nada yang dingin."Kau tidak dalam posisi bisa memerintah kami! Sebaiknya kau jangan buat ini menjadi sulit! Serahkan saja dirimu!" Salah seorang Kultivator berucap. Bai Lihai menghela napas sesaat. Seketika, si pemuda melayangkan pedang membuat pedang-pedang milik anggota Sekte Gerbang Naga menyingkir dari dirinya. Mereka berenam pun sedikit bergerak mundur karena terkejut dengan ayunan pedang Bai Lihai. "Kalian yang membuat situasi menjadi sulit!" Kembali Bai Lihai berucap dengan nada dingin. Sontak, mereka berenam terkejut karena ayunan pedang Bai Lihai yang cukup kuat. Bahkan, saat pedang bereka beradu, para Kultivator itu dibuat terlempar. Saat itu mereka tersadar bahwa pedang yang digunakan Bai Lihai adalah sebuah Item Sihir yang cukup berkualitas. Pedang itu didapat Bai Lihai dari dalam Cincin Ruang. Ada beberapa senjata yang terdapat di sana. Namun, Bai Lihai baru bisa menggunakan pedang ini

    Last Updated : 2023-03-22
  • Sang Kultivator Terbuang   9. Pusat Lelang Sinar Mentari I

    Kota Zhenzhu adalah salah satu kota khusus yang ada di Benua Tengah. Disebut kota khusus karena di kota ini terjadi interaksi antara Kultivator dengan manusia biasa. Pada dasarnya, Kultivator dan manusia memang memisahkan diri. Dan di kota khusus inilah sekat itu menghilang. Saat ini, Bai Lihai sedang berada di Kota Zhenzhu ini. Ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Sengaja ia melakukan itu untuk berjaga-jaga jika ada Kuktivator dari Sekte Gerbang Naga yang berada di tempat ini. Bukan tidak mungkin ia bertemu dengan Kultivator yang lebih kuat dari pada yang ia temui diperjalanan. "Menyingkir...!" Teriak seorang gadis yang tengah menunggangi seekor keledai kecil. Keledai itu bergerak tidak teratur, membuat si gadis kesulitan menungganginya. Semua orang yang berada di sekitar itu menyingkir, agar tidak tertabrak oleh keledai. Bai Lihai terlambat menghindar. Ia pun tertabrak keledai itu. Seketika, Bai Lihai, keledai dan si gadis menjadi terjatuh. "Aduh... tubuhku sakit sekal

    Last Updated : 2023-03-23

Latest chapter

  • Sang Kultivator Terbuang   127. Meyakinkan Jiang Durong

    "Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me

  • Sang Kultivator Terbuang   126. Munuju Sekte Lembah Bambu

    Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc

  • Sang Kultivator Terbuang   125. Mencari Ide

    Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha

  • Sang Kultivator Terbuang   124. Kesepakatan

    "Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"

  • Sang Kultivator Terbuang   123. Mengidentifikasi Racun

    Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d

  • Sang Kultivator Terbuang   122. Mununggu Lu Jiwen

    Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas

  • Sang Kultivator Terbuang   121. Perdebatan Di Restoran

    Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se

  • Sang Kultivator Terbuang   120. Misi Berikutnya

    Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat

  • Sang Kultivator Terbuang   119. Kesembuhan Gao Lin

    Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status