Bai Lihai terbangun dari tidurnya. Saat ini, ia tengah berada di dalam sebuah goa yang ditutupi oleh air terjun. Tidak ada yang mengetahui tempat ini selain Bai Lihai, sehingga ini tempat yang cukup aman bagi si pemuda untuk bersembunyi.
Bai Lihai menghela napas sejanak. Dia masih tidak habis pikir dengan apa yang terjadi hari kemarin. Tidak ada penjelasan logis yang bisa menjelaskan hal tersebut. Namun, si pemuda merasa ini adalah seseuatu yang diatur oleh pihak tertentu."Apa gadis itu yang mengatur semua ini? Siapa gadis itu sebenarnya?"Seketika, ia melihat pada Cincin Ruang yang melingkar dijarinya. Ini adalah salah satu penyebab Bai Lihai merasa kejadian itu bukan sebuah kebetulan. Bagaimana mungkin cincin itu bisa langsung ada di tanggannya menggantikan Cincin Ruang-nya yang lama.Jika dilihat, Cincin Ruang ini adalah tipe yang digunakan oleh Kultivator. Memang ada perbedaan antara Cincin Ruang untuk Kultivator dengan untuk manusia biasa.Cincin Ruang Kultivator membutuhkan Qi agar bisa digunakan. Sementara, untuk manusia biasa yang tidak bisa mengalirkan Qi, membutuhkan kontrak darah. Dalam arti kata, si pengguna harus meneteskan darah pada Cincin Ruang agar bisa digunakan.Tentu saja, Cincin Ruang untuk Kultivator memiliki kualitas yang lebih baik dari pada Cincin Ruang untuk manusia. Mulai dari kapasitas sampai kualitas penyimpanan Cincin Ruang Kultivator jauh lebih baik.Satu keanehan lagi yang dirasakan Bai Lihai adalah ia bisa menggunakan Cincin Ruang tersebut. Bai Lihai tidak memikirkannya, ini tidak terlalu aneh jika dibandingkan dengan kejadian-kejadian sebelumnya.Si pemuda mulai melihat isi Cincin Ruang tersebut. Semua yang ada di dalamnya sangat berbeda dengan isi Cincin Ruang Bai Lihai sebelumnya. Sudah jelas, ini adalah Cincin Ruang yang berbeda, bukan Cincin Ruang lama yang berubah bentuk."Ini...!"Bai Lihai dibuat terkejut. Banyak barang berharga yang ada di dalamnya. Cincin Ruang ini dipenuhi oleh banyak Manual, Item Sihir dan Tumbuhan Roh. Langsung saja, si pemuda mengeluarkan salah satu diantaranya.Fokus utama Bai Lihai adalah tertuju pada sebuah buku yang di halaman sampulnya tertulis 'Manual Kultivasi Tujuh Langit'."Ini adalah Manual yang hilang ribuan tahun lalu. Kenapa ada di dalam Cincin Ruang ini?" Bai Lihai bergumam sendiri.Sempat terpikirkan oleh Bai Lihai bahwa Manual itu tidak akan berguna baginya, mengingat ia tidak bisa berkultivasi. Namun, setelah dipikirkan lagi, mungkin saja Manual itu memang sengaja diberikan padanya. Kejadian-kejadian aneh hari kemarin memang seperti mengarahkan Bai Lihai pada sesuatu."Apa Manual ini bisa membuatku berkultivasi?"Bai Lihai membuka Manual tersebut. Pada halaman-halaman awal, bisa dipahami oleh Bai Lihai bahwa Manual Kultivasi Tujuh Langit adalah Manual khusus untuk seseorang yang memiliki Elemen berunsur Petir.Setiap manusia terlahir dengan memiliki Unsur Elemen. Ada tujuh jenis Elemen, yaitu Api, Air, Es, Udara, Tanah, Cahaya dan Petir. Bagi manusia biasa, Elemen memang tidak memiliki pengaruh. Namun, bagi Kultivator, ini berguna untuk menentukan teknik Kultivasi apa yang harus digunakan.Jika teknik Kultivasi yang digunakan tidak cocok dengan jenis unsur Elemen yang dimiliki, Kultivasi seorang Kultivator mungkin akan berjalan lambat."Manual ini cocok dengan Elemen-ku, tapi dengan Akar Roh yang kumiliki, apa Manual ini masih bisa membantuku berkultivasi?"Selain Unsur Elemen, Akar Roh juga berperan penting dalam kultivasi. Akar Roh dibagi menjadi lima yang dibedakan berdasarkan warna, yaitu Merah, Kuning, Hijau, Biru dan Ungu.Akar Roh berwarna merah menandakan seseorang tidak bisa berkultivasi. Kebanyakan manusia memiliki Akar Roh berwarna ini.Akar Roh berwarna kuning menandakan bahwa seseorang ada kemungkinan untuk bisa berkultivasi, tapi juga mungkin tidak bisa melakuknnya.Akar Roh berwarna hijau menandakan seseorang bisa berkultivasi. Sementara, jika seseorang memiliki Akar Roh berwarna biru, ia akan memiliki keuntungan dalam Kultivasi. Kultivator dengan Akar Roh berwarna ini bisa menggunakan seluruh teknik kultivasi terlepas apapun jenis Elemen yang ia miliki.Sedangkan, Akar Roh berwarna ungu adalah yang terbaik. Namun, manusia yang terlahir dengan Akar Roh berwarna ini hanya lahir sekali dalam seribu tahun.Bai Lihai sendiri memiliki Akar Roh berwarna kuning. Namun, sayangnya ia tidak bisa berkultivasi.Sadar bahwa Manual Kultivasi Tujuh Langit tidak bisa mengatasinya masalahnya, Bai Lihai mengalihkan perhatiannya pada buku-buku lain. Beberapa buku ia baca, hingga akhirnya si pemuda menemukan apa yang ia cari."Ternyata, ada juga Manual yang bisa mengatasi permasalanku! Siapa pun itu, seperti ia ingin aku menjadi seorang Kultivator. Ini sangat menarik!"Buku ini memberi petunjuk cara untuk mengubah Akar Roh seseorang. Ini membutuhkan ramuan yang terbuat dari berbagai jenis Tanaman Roh yang sangat langka.Ajaibnya, seluruh Tanaman Roh itu ada di dalam Cincin Ruang Bai Lihai. Bahkan, peralatan yang dibutuhkan untuk membuat ramuan ini juga tersedia. Ini semakin membuat si pemuda semakin yakin bahwa ini adalah sesuatu yang telah diatur.Bai Lihai begitu bersemangat. Tanpa pikir panjang, ia mengeluarkan seluruh bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan. Peralatan yang diperlukan tidak banyak, hanya Item Sihir berjenis Tungku Pil.Item Sihir adalah sebuah benda sebuah benda yang memiliki kemampuan melakukan hal-hal ajaib. Item Sihir dapat dibagi menjadi beberapa level, mulai dari D, C, B, A san S. Level-D adalah yang paling rendah dan Level-S yang paling tinggi.Bai Lihai memasukkan seluruh bahan-bahan ke dalam Tungku Pil. Untuk membuat Tungku itu bekerja, Bai Lihai harus mengalirkan Qi ke Tungku tersebut.Beberapa Item Sihir memang memerlukan Qi agar bisa bekerja, sehingga hanya para Kultivator yang bisa menggunakannya.Namun, itu tidak terlalu bermasalah bagi Bai Lihai. Ia bisa menggunakan Item Sihir lain untuk menghidupkan Tungku Pil, yaitu dengan menggunakan Batu Roh.Batu Roh adalah sebuah batu kristal yang di dalamnya terdapat Qi. Benda ini kerap kali dijadikan sebagai energi pengganti, mengingat kemampuannya yang bisa mengalirkan Qi pada benda-benda tertentu.Setidaknya, diperlukan lima Batu Roh Level-C untuk mengaktifkan Tungku Pil. Bukan sebuah masalah bai Bai Lihai, jumlah Batu Roh yang ada di dalam Cincin Ruang-nya sangat banyak, tidak bisa ia hitung.Tungku Pil mulai bekerja. Butuh waktu cukup lama agar ramuan itu siap.Beberapa waktu berlalu, ramuan yang dibuat akhirnya matang. Sebuah Pil berwarna putih muncul dari dalam Tungku Pil. Tanpa membuang waktu, Bai Lihai mengkonsumsi Pil tersebut.Seketika, bola cahaya berwarna kuning keluar dari tubuh Bai Lihai. Itu tidak lain adalah Akar Roh si pemuda.Bola cahaya berganti warna sesuai dengan warna-warna Akar Roh. Jantung Bai Lihai berdegup cepat menanti Akar Roh apa yang akan ia dapat. Ia tidak bisa menentukan sendiri Akar Roh berwarna apa yang akan ia dapat.Bola cahaya sempat berhenti berganti warna saat bola itu berwarna merah. Jantung Bai Lihai dibuat berdetak semakin kencang karena itu justru akan lebih buruk dari Akar Roh sebelumnya.Namun, bola cahaya kembali berganti warna. Hingga pada akhirnya, bola cahaya berhenti berganti warna saat bola itu berwarna ungu. Seketika, bola cahaya itu masuk ke dalam tubuh Bai Lihai."Akar Roh berwarna ungu! Benarkah ini?"Si pemuda hampir tidak bisa mempercayai. Akar Roh berwarna ungu adalah Akar Roh terbaik yang mungkin bisa dimiliki. Ini akan membuat jalan Bai Lihai menjadi seorang Kultivator akan semakin mudah.Semangat Bai Lihai semakin membara. Tanpa buang waktu, ia mulai melakulan praktik Kultivasi.Manual Kultivasi Tujuh Langit adalah salah satu Manual Kultivasi terbaik yang pernah diciptakan. Ratusan tahun lalu, Manual ini hilang entah ke mana. Dan entah kenapa Manual tersebut berada di dalam Cincin Ruang Bai Lihai. Teknik dari Manual ini bisa membuat Qi menjadi lebih murni dari pada teknik lain. Ini akan membuat Kultivasi menjadi lebih baik. Namun, Manual ini juga punya kekurangan. Ini hanya bisa dipelajari oleh Kultivator yang memiliki Elemen berunsur Petir. Sangat beruntung, Bai Lihai cocok dengan Manual ini. Tanpa menunggu lama, Bai Lihai langsung mempraktikkan teknik yang ada dalam Manual tersebut. Energi alam bernama Qi terserap ke dalam tubuh si pemuda melalui Meridian dan terkumpul di dalam Dantian. Di dalam Dantian ini lah, Qi yang masih kasar akan dimurnikan. Proses ini tidak bisa selesai dalam waktu satu hari. Butuh waktu lama agar Bai Lihai hingga bisa menembus tahap pertama. Namun, dengan Akar Roh berwarna ungu yang ia miliki, si pemuda akan bisa menyelesaikann
Pandangan Bai Lihai berkeliling melihat ruangan yang belum pernah ia lihat. Ruang itu begitu gelap dengan sedikit cahaya redup. "Tempat apa ini? Bagaimana aku bisa berada di tempat ini?" Bai Lihai bergumam sendiri. Pandangan si pemuda akhirnya terhenti pada salah satu sudut ruangan. Dapat ia lihat, sebuah patung yang menyerupai makhluk aneh yang ia temui di Puncak Makam Naga.Di depan patung itu, tertancap pedang berwarna ungu gelap dengan gagang memiliki motif seperti kepala makhluk aneh itu. Pedang itu adalah pedang yang sama dengan yang ia temukan saat melarikan diri dari kejaran anggota Sekte Gerbang Naga. "Apa arti ini semua? Apa yang mereka inginkan dariku?"Seketika, pedang itu mengeluarkan cahaya dan sebuah ledakan terjadi di ruang itu. "Hah... hanya mimpi!" Bai Lihai langsung terbangun. Apa yang ia lihat sebelumnya hanyalah mimpi. "Ini bukan mimpi biasa. Makhluk itu seperti ingin menyampaikan sesuatu padaku!" Bai Lihai bergumam sendiri. Saat ini, Bai Lihai berada di teng
"Jangan mengganggu jalanku! Singkirkan pedang kalian dariku!" Ucap Bai Lihai dengan nada yang dingin."Kau tidak dalam posisi bisa memerintah kami! Sebaiknya kau jangan buat ini menjadi sulit! Serahkan saja dirimu!" Salah seorang Kultivator berucap. Bai Lihai menghela napas sesaat. Seketika, si pemuda melayangkan pedang membuat pedang-pedang milik anggota Sekte Gerbang Naga menyingkir dari dirinya. Mereka berenam pun sedikit bergerak mundur karena terkejut dengan ayunan pedang Bai Lihai. "Kalian yang membuat situasi menjadi sulit!" Kembali Bai Lihai berucap dengan nada dingin. Sontak, mereka berenam terkejut karena ayunan pedang Bai Lihai yang cukup kuat. Bahkan, saat pedang bereka beradu, para Kultivator itu dibuat terlempar. Saat itu mereka tersadar bahwa pedang yang digunakan Bai Lihai adalah sebuah Item Sihir yang cukup berkualitas. Pedang itu didapat Bai Lihai dari dalam Cincin Ruang. Ada beberapa senjata yang terdapat di sana. Namun, Bai Lihai baru bisa menggunakan pedang ini
Kota Zhenzhu adalah salah satu kota khusus yang ada di Benua Tengah. Disebut kota khusus karena di kota ini terjadi interaksi antara Kultivator dengan manusia biasa. Pada dasarnya, Kultivator dan manusia memang memisahkan diri. Dan di kota khusus inilah sekat itu menghilang. Saat ini, Bai Lihai sedang berada di Kota Zhenzhu ini. Ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Sengaja ia melakukan itu untuk berjaga-jaga jika ada Kuktivator dari Sekte Gerbang Naga yang berada di tempat ini. Bukan tidak mungkin ia bertemu dengan Kultivator yang lebih kuat dari pada yang ia temui diperjalanan. "Menyingkir...!" Teriak seorang gadis yang tengah menunggangi seekor keledai kecil. Keledai itu bergerak tidak teratur, membuat si gadis kesulitan menungganginya. Semua orang yang berada di sekitar itu menyingkir, agar tidak tertabrak oleh keledai. Bai Lihai terlambat menghindar. Ia pun tertabrak keledai itu. Seketika, Bai Lihai, keledai dan si gadis menjadi terjatuh. "Aduh... tubuhku sakit sekal
"Barang berikutnya yang akan dilelang adalah sebuah Senjata Item Sihir Level-D!" Pemandu Lelang menunjukkan sebuah pedang berwarna biru keperakan. "Apa kau membohongi kami! Sudah jelas itu Level-S, bagaimana mungkin kau mengatakannya Level-D!" Bai Lihai bergumam mengomentari barang yang akan dilelang. Tiap Item Sihir memiliki aura yang bisa dirasakan oleh setiap Kultivator. Tidak jelas apa yang membuat Pemandu Lelang tidak menyebutkan level yang sebenarnya. Rasanya mustahil ia bisa menipu seorang Kultivator dalam hal ini. Tiba-tiba saja, Xiao Qiumei menggoyang-goyang tubuh Bai Lihai. "Itu pedang milikku! Cepat dapatkan pedang itu untukku!""Jauhkan tanganmu dari tubuhku! Untuk apa juga aku mendapatkan pedang itu untukmu," balas Bai Lihai. "Kau masih punya hutang karena membuat kudaku kabur. Aku akan menganggapnya lunas jika kau mendapatkannya untukku!""Keledaimu lepas karena kesalahanmu sendiri, bukan karena aku. Aku tidak memiliki hutang apapun padamu!"Bai Lihai tidak mau menang
Semua peserta lelang mulai meninggalkan Pusat Lelang Sinar Mentari. Mereka yang memenangkan lelang membawa barang yang mereka menangkan. Sementara, mereka yang melelang barang membawa pulang uang dari hasil lelang itu. Tak terkecuali Bai Lihai. Ia mendapat uang dalam jumlah yang besar dari hasil melelang Ginseng Darah dan Inti Roh Laba-laba Racun. Si pemuda pun juga membawa sebuah Item Sihir berbentuk pedang yang ia menangkan. Bai Lihai meninggalkan pusat lelang tersebut. Namun, Xiao Qiumei terus saja mengikutinya. "Cepat berikan pedang itu padaku," ucap Xiao Qiumei sambil menarik pakaian Bai Lihai. Bai Lihai mendengus kesal, tapi ia tidak meladeninya. Ia terus berjalan meski langkahnya sedikit terhambat karena tarikan si gadis. Saat ini, Bai Lihai menyimpan pedang itu di dalam Cincin Ruang karena tidak ingin Xiao Qiumei merebut pedang itu darinya. Hal ini membuat si pemuda belum bisa menyelidiki kenapa orang-orang menganggap pedang itu Level-D, sementara ia merasa itu adalah Leve
"Bisa Tuan Muda perlihatkan pedang itu!" Pinta Liu Jin. Bai Lihai menuruti permintaan Liu Jin dengan mengeluarkan Pedang Purnama dari Cincin Ruang-nya. "Coba Tuan Muda perhatikan pada bagian bilah pedang tersebut," lanjut Liu Jin. Pandangan Bai Lihai terarah pada bilah pedang tersebut. Dapat ia lihat sebuah ukiran yang menghiasi bilah pedang. "Ini kan...?" "Benar! Itu sebuah simbol Prasasti!" Liu Jin meneruskan ucapan Bai Lihai yang tidak selesai. Prasasti adalah sebuah ukiran yang dibuat pada suatu benda, yang mana ukiran tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas benda tersebut. Ini adalah bagian dari ilmu Array dan hanya Kultivator Array yang dapat membuat Prasasti ini. Terjawab sudah, level asli dari Pedang Purnama. Seperti yang dirasakan Bai Lihai, pedang ini pada dasarnya adalah Level-S, tapi Simbol Prasasti menurunkan kualitasnya menjadi Level-D. Meski begitu, ada satu hal yang masih membuat Bai Lihai Bingung. "Bagaimana aku bisa merasakan level asli dari Item
Bai Lihai menghentikan langkah. Lima orang yang mengikuti mereka ini benar-benar membuat Bai Lihai waspada.Si pemuda melihat ke sekeliling, tempat kelima orang ini berada. Meski mereka bersembunyi, nyatanya Mata Kosmik Bai Lihai bisa mendeteksi mereka. Kelima orang ini diselimuti aura gelap yang cukup tinggi untuk ukuran Kultivator yang masih berada di ranah Qi Refining. Sudah jelas tujuannya bukanlah untuk sesuatu yang baik. "Apa yang sebenarnya kau lihat?" Xiao Qiumei merasa penasaran dengan tingkah Bai Lihai yang terus melihat ke sekeliling. "Sebaiknya kau diam!" ucap Bai Lihai dengan nada dingin. "Kau ini memang pria yang aneh! Jadi, cepat kembalikan Pedang Purnama-ku!" Xiao Qiumei menengadahkan tangan sambil tersenyum. Bai Lihai langsung memberi tatapan tajam pada Xiao Qiumei. Gadis itu terus saja membicarakan tentang Pedang Purnama. "Qiumei...!"Tiba-tiba saja, terdengar suara yang memanggil nama si gadis. Keduanya langsung menengok ke arah sumber suara. Terlihat dua orang
"Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me
Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc
Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha
"Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"
Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas
Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se
Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat
Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob