Share

7. Hewan Roh

Author: Adnosekai
last update Last Updated: 2023-03-21 13:00:53

Pandangan Bai Lihai berkeliling melihat ruangan yang belum pernah ia lihat. Ruang itu begitu gelap dengan sedikit cahaya redup.

"Tempat apa ini? Bagaimana aku bisa berada di tempat ini?" Bai Lihai bergumam sendiri.

Pandangan si pemuda akhirnya terhenti pada salah satu sudut ruangan. Dapat ia lihat, sebuah patung yang menyerupai makhluk aneh yang ia temui di Puncak Makam Naga.

Di depan patung itu, tertancap pedang berwarna ungu gelap dengan gagang memiliki motif seperti kepala makhluk aneh itu. Pedang itu adalah pedang yang sama dengan yang ia temukan saat melarikan diri dari kejaran anggota Sekte Gerbang Naga.

"Apa arti ini semua? Apa yang mereka inginkan dariku?"

Seketika, pedang itu mengeluarkan cahaya dan sebuah ledakan terjadi di ruang itu.

"Hah... hanya mimpi!" Bai Lihai langsung terbangun. Apa yang ia lihat sebelumnya hanyalah mimpi.

"Ini bukan mimpi biasa. Makhluk itu seperti ingin menyampaikan sesuatu padaku!" Bai Lihai bergumam sendiri.

Saat ini, Bai Lihai berada di tengah hutan. Ia tidak menemukan desa atau kota di dalam perjalanan, sehingga memutuskan tidur di alam terbuka. Si pemuda pun membangkitkan diri untuk melanjutkan kembali perjalanannya.

Namun, tiba-tiba saja Bai Lihai mendengar suara keributan dari tempat tersebut. Seperti terjadi sebuah pertarungan. Si pemuda pun berjalan mendekat ke arah sumber suara.

"Sekte Gerbang Naga! Mereka ada di sini!" Gumam Bai Lihai setelah melihat apa yang terjadi.

Terdapat sekitar enam anggota Sekte Gerbang Naga yang saat ini sedang bertarung dengan sebuah laba-laba berukuran besar.

"Laba-laba Racun! Untuk apa mereka memburu Hewan Roh ini?"

Laba-laba itu bukanlah laba-laba biasa, melainkan sejenis Hewan Roh yang disebut Laba-laba Racun.

Hewan Roh sendiri adalah hewan yang memiliki kemampuan untuk berkultivasi. Ada sedikit perbedaan bentuk antara Hewan Roh dengan hewan aslinya, terutama dalam segi ukuran tubuh.

Dibandingkan dengan Kultivasi manusia, Kultivasi Hewan Roh juga sedikit berbeda. Kultivasi Hewan Roh cenderung akan menonjolkan Elemen yang ia miliki. Sangat berbeda dengan manusia yang butuh teknik khusus untuk menggunakan Elemen.

Selain itu, Elemen milik Hewan Roh juga sedikit berbeda. Ada beberapa jenis Elemen yang tidak dimiliki manuasi, tapi dimiliki oleh Hewan Roh, salah satunya adalah Racun.

"Cepat buat formasi! Kita serang binatang ini dari berbagai arah!" Teriak salah seorang anggota Sekte Gerbang Naga memberi perintah pada teman-temannya.

Keenam Kultivator itu segera membuat formasi untuk melakukan serangan. Serangan dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah pola yang terstruktur.

Laba-laba Racun sama sekali tidak terpengaruh dengan serangan tersebut, yang ada hewan itu justru membalas menyerang. Keenam Kultivator langsung menghindar karena takut terkena racun dari binatang itu. Formasi yang mereka buat seketika menjadi hancur.

"Bodoh! Hewan Roh ini berada di ranah Initial Foundation. Serangan seperti itu tidak akan berpengaruh padanya!" Gumam Bai Lihai yang melihat pertarungan dari persembunyian.

Satu orang Kultivator terlempar karena mendapat serangan dari Laba-laba Racun. Tubuhnya menghantam pohon tempat di mana Bai Lihai melihat pertarungan.

Seketika, Kultivator itu melihat keberadaan Bai Lihai. Ia mengenali wajah pemuda itu.

"Kau...! Bukankah kau si sampah yang telah membuat lumpuh cucu Tetua Agung!"

Bai Lihai menatap sejenak pada Kultivator itu. Tidak ada balasan yang diucapkan si pemuda. Kembali ia mengarahkan pandangan pada pertarungan.

"Hewan Roh dengan Eleman berunsur Racun jarang ditemui. Inti Roh hewan ini sudah pasti memiliki nilai jual yang tinggi." Bai Lihai kembali bergumam.

"Apa yang kau katakan? Setelah sekian lama kau menghilang, akhirnya kau muncul juga. Tidak akan kubiarkan kau lolos kali ini!"

Kultivator itu berusaha menangkap Bai Lihai. Namun, dalam satu pukulan, si pemuda berhasil membuat Kultivator itu tersungkur.

Tidak berselang lama, Bai Lihai mengeluarkan sebuah pedang dari Cincin Ruang-nya dan segera bergerak ke arah Laba-laba Racun.

Si pemuda menjatuhkan diri dan menyusur tanah. Ia melewati bagian bawah Hewan Roh dan menyerang bagian perut hewan itu. Seketika, Laba-laba Racun langsung tumbang.

Meski Bai Lihai masih berada di ranah Qi Refining, tapi ia bisa menumbangkan Hewan Roh yang berada di ranah Initial Foundation dalam satu kali serangan.

Itu dikarenakan Bai Lihai menyerang bagian paling lemah Hewan Roh tersebut dan juga menggunakan senjata yang lebih baik.

Di sisi lain, Kultivator Sekte Gerbang Naga langsung memandangi Bai Lihai yang datang secara tiba-tiba.

"Bukankah itu si sampah yang menjadi buronan sekte!"

"Berani sekali dia muncul dihadapan kita! Apa dia berniat menyerahkan diri!"

"Sepertinya ini hari keberuntungan kita. Kita akan mendapatkan Inti Roh Laba-laba Racun sekaligus menangkap buronan sekte. Tetua Agung pasti akan memberi penghargaan pada kita!"

Bai Lihai sama sekali tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh mereka. Ia lebih sibuk membelah tubuh Hewan Roh itu dan mengambil Inti Roh-nya. Langsung saja, si pemuda memasukkannya ke dalam Cincin Ruang.

Sontak, apa yang dilalukan Bai Lihai itu membuat para anggota Sekte Gerbang Naga terkejut.

"Inti Roh itu milik kami! Kembalikan itu pada kami!" Teriak salah seorang Kultivator.

Bai Lihai memandangi mereka dengan tatapan dingin tanpa ekspresi. "Aku yang membunuh Hewan ini, jadi aku yang berhak memiliki Inti Roh hewan ini!"

Jelas saja para anggota Sekte Gerbang Naga marah dengan perkataan Bai Lihai. Namun, kemarahan itu cepat menghilang setelah menyadari bahwa pemuda yang ada dihadapannya hanyalah seorang sampah. Tidak akan sulit merebut Inti Roh itu kembali.

"Hahaha...! Untuk apa Inti Roh itu bagimu! Sebentar lagi kau akan kami bawa kembali ke Sekte Gerbang Naga." Ucap salah seorang Kultivator.

"Dengan kemampuan yang kalian miliki, aku tidak yakin kalian bisa melakukannya!" Bai Lihai membalas.

Keenam Kultivator saling memandang. Dalam beberapa detik, mereka langsung tertawa terbahak-bahak. Ucapan Bai Lihai terasa bagai lelucon bagi mereka.

"Apa yang dimakan si sampah ini sampai dia berpikir bahwa dia hebat!"

"Dia bukan salah makan, tapi kepalanya tertimpa buah kelapa jatuh. Otaknya jadi rusak dan dia tidak sadar dengan dirinya sendiri!"

Bai Lihai tidak menghiraukan ledekan mereka. Ia segera beranjak pergi meninggalkan mereka yang masih tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa kalian malah tertawa! Dia berniat kabur!" Ucap salah seorang Kultivator.

Langaung saja, keenam Kultivator itu mengejar Bai Lihai yang telah berjalan.

Si pemuda menyadari apa yang dilakukan oleh keenam orang itu. Dengan gerak cepat, ia mengindari setiap upaya yang dilakukan oleh Kultivator Sekte Gerbang Naga dalam menangkapnya.

Salah satu kelebihan seorang Kultivator yang memiliki Elemen berunsur Petir adalah ia bisa bergerak lebih cepat dari pada Kultivator yang setingkat dengannya.

"Bagaimana dia bisa bergerak secepat itu. Kecepatannya setara dengan Kultivator Initial Foundation!"

"Apa isu yang beredar selama ini benar, si sampah itu menyembunyikan kemampuan yang sebenarnya!"

Hanya dalam satu gerakan Bai Lihai sudah bisa membuat keenam orang itu menjadi sedikit lebih waspada pada dirinya. Setidaknya, di sini Bai Lihai sudah memberi penegasan, bahwa ia bukan lagi seorang sampah seperti dahulu.

Bai Lihai melayangkan tatapan tajam pada keenam orang itu. Raut wajahnya datar tanpa ekspresi, tapi menunjukkan sebuah kepercayaan diri yang tinggi.

"Jika aku menyerahkan diri, hukuman apa kira-kira yang akan kudapatkan?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Bai Lihai.

Keenam orang itu membalas dengan sebuah senyum sinis. "Jadi kau ingin tau? Kalau begitu, ikut saja dengan kami. Kau akan tau apa hukumanmu setelah kami membawamu pada Tetua Agung!"

Bai Lihai tersenyum kecil. Ia tidak akan mendapatkan jawaban dari orang-orang itu. Seketika, ia berbalik badan dan melangkah pergi meninggalkan anggota Sekte Gerbang Naga.

"Berhenti! Kau pikir kau bisa pergi begitu saja setelah bertemu kami!" teriak salah satu Kultivator.

Mereka berenam langsung mengejar Bai Lihai. Dalam beberapa langkah, mereka sudah mengepung si pemuda. Masing-masing mereka mengacungkan bilah pedang pada Bai Lihai.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
nehru siregar
senang menjadi peran utama
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Kultivator Terbuang   8. Jubah Siluman dan Pedang Matahari

    "Jangan mengganggu jalanku! Singkirkan pedang kalian dariku!" Ucap Bai Lihai dengan nada yang dingin."Kau tidak dalam posisi bisa memerintah kami! Sebaiknya kau jangan buat ini menjadi sulit! Serahkan saja dirimu!" Salah seorang Kultivator berucap. Bai Lihai menghela napas sesaat. Seketika, si pemuda melayangkan pedang membuat pedang-pedang milik anggota Sekte Gerbang Naga menyingkir dari dirinya. Mereka berenam pun sedikit bergerak mundur karena terkejut dengan ayunan pedang Bai Lihai. "Kalian yang membuat situasi menjadi sulit!" Kembali Bai Lihai berucap dengan nada dingin. Sontak, mereka berenam terkejut karena ayunan pedang Bai Lihai yang cukup kuat. Bahkan, saat pedang bereka beradu, para Kultivator itu dibuat terlempar. Saat itu mereka tersadar bahwa pedang yang digunakan Bai Lihai adalah sebuah Item Sihir yang cukup berkualitas. Pedang itu didapat Bai Lihai dari dalam Cincin Ruang. Ada beberapa senjata yang terdapat di sana. Namun, Bai Lihai baru bisa menggunakan pedang ini

    Last Updated : 2023-03-22
  • Sang Kultivator Terbuang   9. Pusat Lelang Sinar Mentari I

    Kota Zhenzhu adalah salah satu kota khusus yang ada di Benua Tengah. Disebut kota khusus karena di kota ini terjadi interaksi antara Kultivator dengan manusia biasa. Pada dasarnya, Kultivator dan manusia memang memisahkan diri. Dan di kota khusus inilah sekat itu menghilang. Saat ini, Bai Lihai sedang berada di Kota Zhenzhu ini. Ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Sengaja ia melakukan itu untuk berjaga-jaga jika ada Kuktivator dari Sekte Gerbang Naga yang berada di tempat ini. Bukan tidak mungkin ia bertemu dengan Kultivator yang lebih kuat dari pada yang ia temui diperjalanan. "Menyingkir...!" Teriak seorang gadis yang tengah menunggangi seekor keledai kecil. Keledai itu bergerak tidak teratur, membuat si gadis kesulitan menungganginya. Semua orang yang berada di sekitar itu menyingkir, agar tidak tertabrak oleh keledai. Bai Lihai terlambat menghindar. Ia pun tertabrak keledai itu. Seketika, Bai Lihai, keledai dan si gadis menjadi terjatuh. "Aduh... tubuhku sakit sekal

    Last Updated : 2023-03-23
  • Sang Kultivator Terbuang   10. Pusat Lelang Sinar Mentari II

    "Barang berikutnya yang akan dilelang adalah sebuah Senjata Item Sihir Level-D!" Pemandu Lelang menunjukkan sebuah pedang berwarna biru keperakan. "Apa kau membohongi kami! Sudah jelas itu Level-S, bagaimana mungkin kau mengatakannya Level-D!" Bai Lihai bergumam mengomentari barang yang akan dilelang. Tiap Item Sihir memiliki aura yang bisa dirasakan oleh setiap Kultivator. Tidak jelas apa yang membuat Pemandu Lelang tidak menyebutkan level yang sebenarnya. Rasanya mustahil ia bisa menipu seorang Kultivator dalam hal ini. Tiba-tiba saja, Xiao Qiumei menggoyang-goyang tubuh Bai Lihai. "Itu pedang milikku! Cepat dapatkan pedang itu untukku!""Jauhkan tanganmu dari tubuhku! Untuk apa juga aku mendapatkan pedang itu untukmu," balas Bai Lihai. "Kau masih punya hutang karena membuat kudaku kabur. Aku akan menganggapnya lunas jika kau mendapatkannya untukku!""Keledaimu lepas karena kesalahanmu sendiri, bukan karena aku. Aku tidak memiliki hutang apapun padamu!"Bai Lihai tidak mau menang

    Last Updated : 2023-03-23
  • Sang Kultivator Terbuang   11. Mansion Bintang

    Semua peserta lelang mulai meninggalkan Pusat Lelang Sinar Mentari. Mereka yang memenangkan lelang membawa barang yang mereka menangkan. Sementara, mereka yang melelang barang membawa pulang uang dari hasil lelang itu. Tak terkecuali Bai Lihai. Ia mendapat uang dalam jumlah yang besar dari hasil melelang Ginseng Darah dan Inti Roh Laba-laba Racun. Si pemuda pun juga membawa sebuah Item Sihir berbentuk pedang yang ia menangkan. Bai Lihai meninggalkan pusat lelang tersebut. Namun, Xiao Qiumei terus saja mengikutinya. "Cepat berikan pedang itu padaku," ucap Xiao Qiumei sambil menarik pakaian Bai Lihai. Bai Lihai mendengus kesal, tapi ia tidak meladeninya. Ia terus berjalan meski langkahnya sedikit terhambat karena tarikan si gadis. Saat ini, Bai Lihai menyimpan pedang itu di dalam Cincin Ruang karena tidak ingin Xiao Qiumei merebut pedang itu darinya. Hal ini membuat si pemuda belum bisa menyelidiki kenapa orang-orang menganggap pedang itu Level-D, sementara ia merasa itu adalah Leve

    Last Updated : 2023-03-24
  • Sang Kultivator Terbuang   12. Mata Kosmik

    "Bisa Tuan Muda perlihatkan pedang itu!" Pinta Liu Jin. Bai Lihai menuruti permintaan Liu Jin dengan mengeluarkan Pedang Purnama dari Cincin Ruang-nya. "Coba Tuan Muda perhatikan pada bagian bilah pedang tersebut," lanjut Liu Jin. Pandangan Bai Lihai terarah pada bilah pedang tersebut. Dapat ia lihat sebuah ukiran yang menghiasi bilah pedang. "Ini kan...?" "Benar! Itu sebuah simbol Prasasti!" Liu Jin meneruskan ucapan Bai Lihai yang tidak selesai. Prasasti adalah sebuah ukiran yang dibuat pada suatu benda, yang mana ukiran tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas benda tersebut. Ini adalah bagian dari ilmu Array dan hanya Kultivator Array yang dapat membuat Prasasti ini. Terjawab sudah, level asli dari Pedang Purnama. Seperti yang dirasakan Bai Lihai, pedang ini pada dasarnya adalah Level-S, tapi Simbol Prasasti menurunkan kualitasnya menjadi Level-D. Meski begitu, ada satu hal yang masih membuat Bai Lihai Bingung. "Bagaimana aku bisa merasakan level asli dari Item

    Last Updated : 2023-03-25
  • Sang Kultivator Terbuang   13. Teman Xiao Qiumei

    Bai Lihai menghentikan langkah. Lima orang yang mengikuti mereka ini benar-benar membuat Bai Lihai waspada.Si pemuda melihat ke sekeliling, tempat kelima orang ini berada. Meski mereka bersembunyi, nyatanya Mata Kosmik Bai Lihai bisa mendeteksi mereka. Kelima orang ini diselimuti aura gelap yang cukup tinggi untuk ukuran Kultivator yang masih berada di ranah Qi Refining. Sudah jelas tujuannya bukanlah untuk sesuatu yang baik. "Apa yang sebenarnya kau lihat?" Xiao Qiumei merasa penasaran dengan tingkah Bai Lihai yang terus melihat ke sekeliling. "Sebaiknya kau diam!" ucap Bai Lihai dengan nada dingin. "Kau ini memang pria yang aneh! Jadi, cepat kembalikan Pedang Purnama-ku!" Xiao Qiumei menengadahkan tangan sambil tersenyum. Bai Lihai langsung memberi tatapan tajam pada Xiao Qiumei. Gadis itu terus saja membicarakan tentang Pedang Purnama. "Qiumei...!"Tiba-tiba saja, terdengar suara yang memanggil nama si gadis. Keduanya langsung menengok ke arah sumber suara. Terlihat dua orang

    Last Updated : 2023-03-26
  • Sang Kultivator Terbuang   14. Tugas

    "Matahari sebentar lagi akan terbenam. Tidakkah sebaiknya kita menginap dahulu di kota ini untuk satu malam!" ucap Xiao Qiumei. "Tidak Qiumei! Kita harus pergi sore ini juga atau kita akan terlambat sampai ke Sekte Bulan Perak!" Ma Liqian menolak pendapat Xiao Qiumei. Xiao Qiumei garuk-garuk kepala. Ia kebingungan, kenapa teman-temannya ini begitu terburu-buru. Padahal, waktu ujian masuk Sekte Bulan Perak masih cukup lama. Bahkan, jika mereka berangkat dua minggu dari sekarang, mereka tidak akan terlambat sampai ke Sekte Bulan Perak. "Kenapa kita pergi ke arah ini! Gerbang kota ada di sebelah sana!" Xiao Qiumei merasa heran. Seharusnya mereka menuju ke arah gerbang kota, tapi teman-temannya ini justru membawanya ke tempat yang berbeda. "Ada barang yang perlu kami ambil. Ini tidak akan lama," jawab Ma Liqian. Entah kenapa, Xiao Qiumei merasa suasananya begitu mencekam. Ketiga temannya terlihat begitu tegang, tidak seperti mereka biasanya. "Hei... kenapa kalian begitu tegang! Liqi

    Last Updated : 2023-03-27
  • Sang Kultivator Terbuang   15. Kultivator Racun

    Dari sela-sela asap yang muncul akibat sambaran petir, Jiang Fangzhou melakukan sebuah tebasan pada Bai Lihai. Si pemuda berhasil menghindari tebasan tersebut. Meski Bai Lihai menggunakan Jubah Siluman, ia tidak bisa membiarkan dirinya terkana tebasan dari pedang Jiang Fangzhou. Pedang itu adalah sebuah senjata yang disebut Senjata Prasasti. Senjata Prasasti adalah sebuah senjata yang telah diukir dengan sebuah pola Prasasti. Seperti yang pernah dijelaskan, Prasasti adalah sebuah Array yang dapat meningkatkan dan menurunkan kekuatan suatu benda. Prasati yang diukir pada sebuah pedang akan membuat pedang memiliki kekuatan Array. Senjata Prasasti adalah senjata alternatif untuk Senjata Item Sihir yang memang cukup langka. Kekuatan Senjata Prasasti dan Senjata Item Sihir juga bisa dikatakan setara. Kualitas sebuah Senjata Item Sihir diukur dengan satuan Bintang. Ini terdiri dari lima tingkat, dari Bintang 1 hingga Bintang 5.Senjata Prasasti yang digunakan Jiang Fangzhou ini memiliki

    Last Updated : 2023-03-28

Latest chapter

  • Sang Kultivator Terbuang   127. Meyakinkan Jiang Durong

    "Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me

  • Sang Kultivator Terbuang   126. Munuju Sekte Lembah Bambu

    Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc

  • Sang Kultivator Terbuang   125. Mencari Ide

    Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha

  • Sang Kultivator Terbuang   124. Kesepakatan

    "Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"

  • Sang Kultivator Terbuang   123. Mengidentifikasi Racun

    Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d

  • Sang Kultivator Terbuang   122. Mununggu Lu Jiwen

    Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas

  • Sang Kultivator Terbuang   121. Perdebatan Di Restoran

    Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se

  • Sang Kultivator Terbuang   120. Misi Berikutnya

    Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat

  • Sang Kultivator Terbuang   119. Kesembuhan Gao Lin

    Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob

DMCA.com Protection Status