Malam ini, di aula Sekte Gerbang Naga terjadi sebuah ketegangan. Ruang yang luas itu hanya diisi oleh tiga orang, tapi suasananya begitu panas seolah-olah tempat itu dipenuhi oleh banyak orang.
Kejadian siang ini memang membuat gempar seluruh penghuni Sekte Gerbang Naga. Cucu Tetua Agung, Gao Lin mengalami kelumpuhan karena serangan seorang pemuda yang tidak bisa berkultivasi. Hal itu membuat tiga orang penting Sekte Gerbang Naga mengadakan pertemuan.Ketiga orang itu adalah Tetua Agung Gao Huo, Tetua Bai Jian dan Tetua Han Xun."Tetua Bai... bagaimana anda bertanggung jawab atas semua ini? Anakmu telah membuat cucuku lumpuh!" Orang yang berbicara adalah Tetua Agung Gao Huo. Dari penampilannya, ia terlihat seperti berusia sekitar 60-an, tapi usia yang sebenarnya sudah lebih dari 200 tahun."Mohon maaf, Tetua Agung! Tapi, tidak ada orang lain yang melihat kejadian itu. Rasanya terburu-buru menuduh putra saja yang melakukannya."Bai Jiang seolah-olah membela si anak. Namun, sesungguhnya ia tengah berusaha membersihkan namanya sendiri. Biar bagimanapun, tindakan Bai Lihai akan berpengaruh pada reputasinya sendiri.Bai Jiang adalah ayah dari Bai Lihai. Ia adalah Tetua termuda di Sekte Gerbang Naga. Usianya belum mencapai seratus tahun, bahkan 50 tahun pun belum ia lewati."Apa kau pikir cucuku berbohong!" Gao Huo tidak terima dengan pembelaan Bai Jiang yang terkesan menuduh si cucu berkata yang tidak benar.Nyatanya, memang tidak ada orang lain yang menyaksikan kejadian itu. Informasi tentang Bai Lihai menyerang Gao Lin hanya berasal dari cucu Tetua Agung tersebut."Begini Tetua Agung! Tidakkah Tetua Agung memikirkan, bagaimana mungkin pemuda yang tidak bisa bekultivasi bisa membuat lumpuh Kultivator yang telah berada di ranah Qi Refining 8." Bai Jiang kembali melakukan pembelaan.Gao Huo berpikir sejenak. Ada benarnya juga apa yang dikatakan Bai Jiang. Dengan kemampuan yang dimiliki Bai Lihai, rasanya mustahil ia bisa melakukan tindakan seperti itu. Namun, ia juga merasa Gao Lin tidak mungkin berbohong."Jangan membelanya, Tetua Bai! Jika putramu tidak bersalah, kenapa dia harus lari? Hah... kita juga belum dapat kabar dari empat Kultivator yang kita kirim mengejar si sampah itu!"Bai Jiang sedikit panas mendengar perkataan Gao Huo yang menyebut putranya sebagai sampah. Meskipun merasa malu memiliki anak yang tidak bisa berkultivasi, meskipun memperlakukan Bai Lihai tidak seperti anaknya sendiri, nyatanya Bai Jiang masih memiliki sedikit rasa cinta pada sang putra. Namun, rasa malunya tetap lebih besar dari pada rasa cinta itu."Tetua Agung tenang saja! Keluarga Bai akan menangkap anak itu agar bisa diadili. Tapi, Tetua Agung juga perlu meminta pertanggung jawaban pada Tetua Han!"Han Xun tersentil oleh ucapan Bai jian. Dari tadi, ia hanya diam sambil menggerak-gerakkan bibir menjadi berbagai bentuk, seolah-olah meremehkan pembicaraan antara Gao Huo dan Bai Jiang."Kenapa Tetua Bai membawa saya dalam masalah ini?""Tetua Han... bukankah anda yang mengajari putra saya Teknik Sembilan Naga? Dia menggunakan teknik itu untuk menyerang cucu Tetua Agung!""Ya, saya yang mengajarkannya, tapi dengan kemampuannya, tidak mungkin ia bisa melumpuhkan Gao Lin. Atau jangan-jangan... Tetua Bai menyembunyikan kekuatan anak itu yang sebenarnya!""Tetua Han jangan mengada-ada! Semua orang di Sekte Gerbang Naga juga tau dia tidak bisa berkultivasi."Perdebatan terjadi antar Bai Jiang dan Han Xun. Bai Jiang ingin Han Xun juga bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh Bai Lihai, tapi Han Xun merasa itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.Kenyataannya, memang Han Xun mengajari Bai Lihai Teknik Sembilan Naga. Awalnya, pria yang telah berusia lebih dari seratus tahun itu mengajari si pemuda untuk bekal baginya hidup di luar Sekte Gerbang Naga. Namun, seiring berjalannya waktu, Han Xun merasa ada yang aneh dari pemuda itu.Keanehan itu tidak bisa dijelaskan, tapi Han Xun merasa si pemuda memiliki potensi kekuatan yang sangat besar. Pria tua itu sempat merasa bahwa keluarga Bai telah menyembunyikan kekuatan Bai Lihai yang sebenarnya. Namun, setelah ia selidiki, mereka pun tidak tau apa-apa.Apa yang dilakukan Bai Lihai hari ini semakin menjelaskan kecurigaan Han Xun. Teknik Sembilan Naga memang sangat kuat, tapi tetap saja tidak akan membuat pemuda yang tidak bisa berkultivasi bisa mengalahkan orang seperti Gao Lin.Apalagi, teknik yang digunakan oleh Bai Lihai ini adalah sebuah pola khusus yang sangat sulit dikuasai. Bahkan, Han Xun sendiri tidak menguasai pola ini."Apa yang kalian perdebatkan?" Gao Huo menengahkan perdebatan Bai Jiang dan Han Xun. "Kalian berdua harus bertanggung jawab. Karena putramu yang membuat cucuku lumpuh, Tetua Bai bertanggung jawab menangkap anak itu!"Untuk Tetua Han... mengingat Tetua Han yang paling mengerti Teknik Sembilan Naga, seharusnya Tetua Han tau cara mengobatinya. Tetua Han bertanggung jawab mengobati cucuku." lanjut Gao Huo.Di dalam hatinya, Han Xun mendengus kesal, kenapa dia harus terseret masalah ini. Terlebih lagi, tidak mudah menyembuhkan kelumpuhan Gao Lin. Obatnya terbuat dari tanaman yang sangat sulit untuk ditemukan."Sebaiknya pembicaraan ini sampai di sini saja. Aku harus melihat kondisi cucuku dulu!" Gao Huo meninggalkan ruang aula meninggalkan Bai Jiang berdua dengan Han Xun.***"Anak itu benar-benar telah mencoreng wajahku di hadapan Tetua Agung!" Maki Bai Jiang pada Bai Lihai yang tidak berada di tempat itu.Suara Bai Jiang begitu keras, sehingga mengundang seseorang datang kepadanya. "Ayah... ada apa? Apa yang dikatakan Tetua Agung?"Seseorang itu adalah pemuda belasan tahun bernama Bai Liwei. Dia tidak lain adalah anak Bai Jiang yang lain."Saudaramu telah membuat keluarga kita malu!" ucap Bai Jiang."Kenapa Ayah menyebut dia saudaraku? Bukankah Ayah tidak lagi menganggapnya anak? Itu artinya dia tidak punya hubungan lagi dengan kekuarga kita."Bai Lihai dan Bai Liwei memiliki ayah yang sama, tapi terlahir dari dua wanita berbeda. Meski masih saudara, nyatanya kedua pemuda itu tidak pernah saling bicara sepanjang hidup mereka.Bai Liwei sering memandang rendah Bai Lihai. Tidak perlu dijelaskan lagi alasannya. Bagi Bai Liwei, Bai Lihai tidak pantas menjadi saudaranya.Bai Liwei adalah salah satu jenius kultivasi di generasi muda. Dia bisa disejajarkan dengan Gao Lin dan Han Xuelian yang juga masuk dalam kategori tersebut. Jelas tidak bisa dibandingkan dengan Bai Lihai."Kita memang sudah tidak menganggapnya sebagi keluarga, tapi Tetua Agung masih menganggapnya keluarga kita. Sekarang, Ayah di tugaskan untuk membawa anak itu kembali ke Sekte Gerbang Naga.""Ayah tenang saja! Biarkan Liwei ini yang membawa dia kembali. Liwei akan melakukan tugas dengan baik!""Jangan meremehkannya Liwei! Gao Lin saja bisa dia buat lumpuh, sedangkan kamu tidak lebih baik dari cucu Tetua Agung itu.""Itu terjadi karena Senior Gao lengah! Liwei tidak akan mekakukan kesalahan yang sama."Bai Lihai terbangun dari tidurnya. Saat ini, ia tengah berada di dalam sebuah goa yang ditutupi oleh air terjun. Tidak ada yang mengetahui tempat ini selain Bai Lihai, sehingga ini tempat yang cukup aman bagi si pemuda untuk bersembunyi. Bai Lihai menghela napas sejanak. Dia masih tidak habis pikir dengan apa yang terjadi hari kemarin. Tidak ada penjelasan logis yang bisa menjelaskan hal tersebut. Namun, si pemuda merasa ini adalah seseuatu yang diatur oleh pihak tertentu. "Apa gadis itu yang mengatur semua ini? Siapa gadis itu sebenarnya?"Seketika, ia melihat pada Cincin Ruang yang melingkar dijarinya. Ini adalah salah satu penyebab Bai Lihai merasa kejadian itu bukan sebuah kebetulan. Bagaimana mungkin cincin itu bisa langsung ada di tanggannya menggantikan Cincin Ruang-nya yang lama. Jika dilihat, Cincin Ruang ini adalah tipe yang digunakan oleh Kultivator. Memang ada perbedaan antara Cincin Ruang untuk Kultivator dengan untuk manusia biasa. Cincin Ruang Kultivator membutuhkan
Manual Kultivasi Tujuh Langit adalah salah satu Manual Kultivasi terbaik yang pernah diciptakan. Ratusan tahun lalu, Manual ini hilang entah ke mana. Dan entah kenapa Manual tersebut berada di dalam Cincin Ruang Bai Lihai. Teknik dari Manual ini bisa membuat Qi menjadi lebih murni dari pada teknik lain. Ini akan membuat Kultivasi menjadi lebih baik. Namun, Manual ini juga punya kekurangan. Ini hanya bisa dipelajari oleh Kultivator yang memiliki Elemen berunsur Petir. Sangat beruntung, Bai Lihai cocok dengan Manual ini. Tanpa menunggu lama, Bai Lihai langsung mempraktikkan teknik yang ada dalam Manual tersebut. Energi alam bernama Qi terserap ke dalam tubuh si pemuda melalui Meridian dan terkumpul di dalam Dantian. Di dalam Dantian ini lah, Qi yang masih kasar akan dimurnikan. Proses ini tidak bisa selesai dalam waktu satu hari. Butuh waktu lama agar Bai Lihai hingga bisa menembus tahap pertama. Namun, dengan Akar Roh berwarna ungu yang ia miliki, si pemuda akan bisa menyelesaikann
Pandangan Bai Lihai berkeliling melihat ruangan yang belum pernah ia lihat. Ruang itu begitu gelap dengan sedikit cahaya redup. "Tempat apa ini? Bagaimana aku bisa berada di tempat ini?" Bai Lihai bergumam sendiri. Pandangan si pemuda akhirnya terhenti pada salah satu sudut ruangan. Dapat ia lihat, sebuah patung yang menyerupai makhluk aneh yang ia temui di Puncak Makam Naga.Di depan patung itu, tertancap pedang berwarna ungu gelap dengan gagang memiliki motif seperti kepala makhluk aneh itu. Pedang itu adalah pedang yang sama dengan yang ia temukan saat melarikan diri dari kejaran anggota Sekte Gerbang Naga. "Apa arti ini semua? Apa yang mereka inginkan dariku?"Seketika, pedang itu mengeluarkan cahaya dan sebuah ledakan terjadi di ruang itu. "Hah... hanya mimpi!" Bai Lihai langsung terbangun. Apa yang ia lihat sebelumnya hanyalah mimpi. "Ini bukan mimpi biasa. Makhluk itu seperti ingin menyampaikan sesuatu padaku!" Bai Lihai bergumam sendiri. Saat ini, Bai Lihai berada di teng
"Jangan mengganggu jalanku! Singkirkan pedang kalian dariku!" Ucap Bai Lihai dengan nada yang dingin."Kau tidak dalam posisi bisa memerintah kami! Sebaiknya kau jangan buat ini menjadi sulit! Serahkan saja dirimu!" Salah seorang Kultivator berucap. Bai Lihai menghela napas sesaat. Seketika, si pemuda melayangkan pedang membuat pedang-pedang milik anggota Sekte Gerbang Naga menyingkir dari dirinya. Mereka berenam pun sedikit bergerak mundur karena terkejut dengan ayunan pedang Bai Lihai. "Kalian yang membuat situasi menjadi sulit!" Kembali Bai Lihai berucap dengan nada dingin. Sontak, mereka berenam terkejut karena ayunan pedang Bai Lihai yang cukup kuat. Bahkan, saat pedang bereka beradu, para Kultivator itu dibuat terlempar. Saat itu mereka tersadar bahwa pedang yang digunakan Bai Lihai adalah sebuah Item Sihir yang cukup berkualitas. Pedang itu didapat Bai Lihai dari dalam Cincin Ruang. Ada beberapa senjata yang terdapat di sana. Namun, Bai Lihai baru bisa menggunakan pedang ini
Kota Zhenzhu adalah salah satu kota khusus yang ada di Benua Tengah. Disebut kota khusus karena di kota ini terjadi interaksi antara Kultivator dengan manusia biasa. Pada dasarnya, Kultivator dan manusia memang memisahkan diri. Dan di kota khusus inilah sekat itu menghilang. Saat ini, Bai Lihai sedang berada di Kota Zhenzhu ini. Ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Sengaja ia melakukan itu untuk berjaga-jaga jika ada Kuktivator dari Sekte Gerbang Naga yang berada di tempat ini. Bukan tidak mungkin ia bertemu dengan Kultivator yang lebih kuat dari pada yang ia temui diperjalanan. "Menyingkir...!" Teriak seorang gadis yang tengah menunggangi seekor keledai kecil. Keledai itu bergerak tidak teratur, membuat si gadis kesulitan menungganginya. Semua orang yang berada di sekitar itu menyingkir, agar tidak tertabrak oleh keledai. Bai Lihai terlambat menghindar. Ia pun tertabrak keledai itu. Seketika, Bai Lihai, keledai dan si gadis menjadi terjatuh. "Aduh... tubuhku sakit sekal
"Barang berikutnya yang akan dilelang adalah sebuah Senjata Item Sihir Level-D!" Pemandu Lelang menunjukkan sebuah pedang berwarna biru keperakan. "Apa kau membohongi kami! Sudah jelas itu Level-S, bagaimana mungkin kau mengatakannya Level-D!" Bai Lihai bergumam mengomentari barang yang akan dilelang. Tiap Item Sihir memiliki aura yang bisa dirasakan oleh setiap Kultivator. Tidak jelas apa yang membuat Pemandu Lelang tidak menyebutkan level yang sebenarnya. Rasanya mustahil ia bisa menipu seorang Kultivator dalam hal ini. Tiba-tiba saja, Xiao Qiumei menggoyang-goyang tubuh Bai Lihai. "Itu pedang milikku! Cepat dapatkan pedang itu untukku!""Jauhkan tanganmu dari tubuhku! Untuk apa juga aku mendapatkan pedang itu untukmu," balas Bai Lihai. "Kau masih punya hutang karena membuat kudaku kabur. Aku akan menganggapnya lunas jika kau mendapatkannya untukku!""Keledaimu lepas karena kesalahanmu sendiri, bukan karena aku. Aku tidak memiliki hutang apapun padamu!"Bai Lihai tidak mau menang
Semua peserta lelang mulai meninggalkan Pusat Lelang Sinar Mentari. Mereka yang memenangkan lelang membawa barang yang mereka menangkan. Sementara, mereka yang melelang barang membawa pulang uang dari hasil lelang itu. Tak terkecuali Bai Lihai. Ia mendapat uang dalam jumlah yang besar dari hasil melelang Ginseng Darah dan Inti Roh Laba-laba Racun. Si pemuda pun juga membawa sebuah Item Sihir berbentuk pedang yang ia menangkan. Bai Lihai meninggalkan pusat lelang tersebut. Namun, Xiao Qiumei terus saja mengikutinya. "Cepat berikan pedang itu padaku," ucap Xiao Qiumei sambil menarik pakaian Bai Lihai. Bai Lihai mendengus kesal, tapi ia tidak meladeninya. Ia terus berjalan meski langkahnya sedikit terhambat karena tarikan si gadis. Saat ini, Bai Lihai menyimpan pedang itu di dalam Cincin Ruang karena tidak ingin Xiao Qiumei merebut pedang itu darinya. Hal ini membuat si pemuda belum bisa menyelidiki kenapa orang-orang menganggap pedang itu Level-D, sementara ia merasa itu adalah Leve
"Bisa Tuan Muda perlihatkan pedang itu!" Pinta Liu Jin. Bai Lihai menuruti permintaan Liu Jin dengan mengeluarkan Pedang Purnama dari Cincin Ruang-nya. "Coba Tuan Muda perhatikan pada bagian bilah pedang tersebut," lanjut Liu Jin. Pandangan Bai Lihai terarah pada bilah pedang tersebut. Dapat ia lihat sebuah ukiran yang menghiasi bilah pedang. "Ini kan...?" "Benar! Itu sebuah simbol Prasasti!" Liu Jin meneruskan ucapan Bai Lihai yang tidak selesai. Prasasti adalah sebuah ukiran yang dibuat pada suatu benda, yang mana ukiran tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas benda tersebut. Ini adalah bagian dari ilmu Array dan hanya Kultivator Array yang dapat membuat Prasasti ini. Terjawab sudah, level asli dari Pedang Purnama. Seperti yang dirasakan Bai Lihai, pedang ini pada dasarnya adalah Level-S, tapi Simbol Prasasti menurunkan kualitasnya menjadi Level-D. Meski begitu, ada satu hal yang masih membuat Bai Lihai Bingung. "Bagaimana aku bisa merasakan level asli dari Item
"Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me
Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc
Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha
"Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"
Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas
Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se
Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat
Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob