Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 010. PERSAHABATAN TERJALIN

Share

Bab 010. PERSAHABATAN TERJALIN

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-16 12:53:59

"Makasih Resti," ucap Bara terharu atas perhatian Resti.

Dulu saat dia masih menjadi security komplek, dia selalu berbagi martabak pemberian Resti pada Didik dan Eko, rekannya sesama security. Kini Bara berniat membaginya dengan rekan satu selnya.

"Mas Bara, Resti sudah membayar kontrakkan Mas untuk 7 tahun. Motor Mas Bara juga sudah di masukkan ke dalamnya. Barang-barang Mas Bara aman di sana," bisik Resti lirih.

Ya, Resti memang pernah beberapa kali mampir di kontrakkan Bara, saat mereka dulu masih menjalin kasih. Resti bahkan tahu alamat ibu Bara di Banyumas, dan Resti memang berniat datang ke sana suatu saat nanti.

Sebenarnya memang cukup dalam Resti mengenal Bara dan sebaliknya. Namun 'tirani' yang di bangun oleh ayah dan ibu Resti memang cukup tinggi, sehingga tertutup kemungkinan bagi Bara untuk berkomunikasi dengan mereka. Bahkan kini sepertinya sudah 'tak mungkin' lagi itu terjadi.

"Resti, aku akan membayar kembali apa yang sudah kaubayarkan," ucap Bara serak, seluruh perhati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 011. SURAT WASIAT DITEMUKAN

    "Baik pak Samuel. Akan saya temukan cara secepatnya untuk menghabisi David," sahut Donny berjanji. "Baik. Cepatlah Donny..! David bagai batu aral selama dia masih hidup di dunia ini!" Klik.! Samuel pun langsung menutup panggilannya pada orang suruhannya itu. "Nah, Marina sayang, mari kita lanjutkan permainan kita," ucap Samuel penuh nafsu. Diremasnya buah dada sekretaris pribadinya itu dengan penuh hasrat, seraya menciumi wajah dan leher jenjangnya. Ya, Samuel memang seorang bandot kawakan! Di usianya yang 48 tahun itu, dia memang masih tampak bugar dan penuh hormon. Beberapa kali dia berganti sekretaris pribadinya dalam 3 tahun terakhir ini. Bagai habis manis sepah dibuang begitulah tabiatnya! Karena jika dia merasa sudah bosan dengan sekretaris pilihannya, maka tak berpikir panjang dia akan memberhentikan dan menggantinya dengan yang baru. Tentunya dengan 'uang tutup mulut' yang sangat cukup bagi sekretaris yang diberhentikannya itu. Begitulah sifat asli si Samuel ini. Ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 012. BARA JENGKEL

    'Surat wasiat ayah..!' seru bathin Marini."Bi ... Bi Diyem! Kesini sebentar Bi," Marini memanggil sosok perempuan paruh baya, yang membantunya melayani pembeli di warung makan sederhana miliknya depan rumah."Iya Bu Mar," sahut bi Diyem, seraya bergegas masuk ke rumah."Bi Diyem, tolong teruskan membereskan kamar Ayah dan menjemur kasur dulu ya. Biar saya yang menjaga warung sambil membaca surat ini dulu," ucap Marini tersenyum."Baik Bu," sahut bi Diyem.Marini beranjak menuju warung makan miliknya, yang dibukanya sejak kepergian Bara merantau 4 tahun yang lalu. Dia memang butuh kesibukan, agar tak terlalu larut dalam kesedihan dan kesepian dalam menjalani hari-harinya.Direkrutnya pula Bi Diyem yang tak lain masih tetangganya itu, untuk membantunya berjualan di warung. Namun memang karena hobi memasak sudah mendarah daging dalam dirinya, maka tak perlu waktu lama warung sederhananya itu cukup ramai oleh pelanggan di jam-jam makan.Orang sedesanya banyak yang memuji masakkannya yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 013. AMANAT SANG PANGLIMA

    "Biadab..! Klaangkh..!!"Dua jeruji besi sel patah terkena hantaman sisi telapak tangan Bara. Dia marah mendengar aturan pertarungan 'biadab' dalam kompetisi antar penguasa blok penjara kota itu."Hahhh..!!" kembali seruan ngeri terdengar kali ini tidak hanya rekan satu selnya saja, bahkan Paul dan empat rekan satu selnya yang melihat ikut pula berseru kaget.Dua buah jeruji berbahan dasar besi baja berdiameter 24 mm patah hanya dengan sekali hantam, hati siapa yang tak jerih.Beruntunglah saat itu tak ada sipir yang berjaga dan masuk ke Gang 5. Paul pun segera ikut masuk ke dalam sel mereka,"Ada apa bos..?" tanyanya pada Bara."Sekarang aku mau tanya! Apa yang di dapatkan pemenang pertarungan itu Jarot, Paul..?!" seru Bara pada Jarot dan Paul, yang di anggapnya paling mengetahui mengenai 'kompetisi gelap' itu."Pemenang di kompetisi antar penguasa gang sel menjadi penguasa blok D mendapatkan sel dengan fasilitas khusus Bos. Kamar mandi dalam dan makanan enak diantar 3 kali sehari, T

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 014. NGEDATE

    Plakk..!"Jangan pernah menangis di depanku 'Tinju Neraka'..!" seru Damarjati tegas."Siap! Panglima..!" seru Tedjo.Panglima Naga Emas berbalik hendak berlalu, meninggalkan kenangan manis dan pahitnya selama menjadi komandan Pasukan Luar Biasa. Surat pengunduran dirinya secara rahasia telah tertulis dan dikirimkan pada atasannya dan telah disetujui. Dan hanya pada bawahan kesayangannya saja dia berpamit, pada Tedjo!Baru dua langkah Damarjati melangkah, saat pelukkan dari belakang datang begitu erat."Selamat jalan Panglimaku! Bawalah rasa hormatku seumur hidupmu," seru Tedjo lirih. Dia merasa sedih sekali, karena dia belum lagi membayar 'hutang nyawanya' pada Damarjati.Damarjati perlahan melepas pelukkan tangan anak buah kepercayaannya itu tanpa menoleh,"Jaga saja keturunanku nanti jika mereka sudah di sini Tedjo," ucap Damarjati, lalu kembali melangkah tegap meninggalkan markas rahasia Pasukan Luar Biasa untuk selamanya. Entah Tedjo mengetahui atau tidak, betapa mata sang Panglim

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 015. KESEPAKATAN

    'Aneh, semoga saja ini pertanda putriku sudah bisa move on dari pemuda brengsek itu', bathin Sofia berharap. "Baguslah kalau begitu Resti sayang," ucap Sofia tersenyum senang. Resti sarapan dengan lahap, seolah ingin menebus sikap susah makannya akhir-akhir ini. Harapan akan kembalinya dia menjalin kasih kembali dengan Bara, membuat semangat hidupnya kembali berdenyut normal. Wajahnya pun berangsur telah kembali cerah ceria, hal yang menambah menguarnya kecantikkan gadis itu. "Resti, syukurlah kau sudah kembali ceria. Semoga kau sudah sadar, tak ada gunanya lagi memikirkan pemuda masa depan suram seperti Bara," ucap sang ayah, yang muncul di meja makan hendak sarapan. 'Degh!' hati Resti tersentil pernya, mendengar ucapan ayahnya.Namun dia menahan dirinya agar tak meledak, karena dia tahu hal itu bisa memperburuk keadaan dan keleluasaannya keluar dari rumah nantinya. Hanya saja ekspresi ketidaksukaan nampak jelas di wajahnya. Resti hanya diam dan mempercepat sarapannya. 'Biarla

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 016. DAVID DALAM TARGET

    "Hai Bang Nero, kemarilah," panggil si pria perlente itu seraya tersenyum ramah.Nero tak merasa kenal dengan pria perlente setengah baya itu, namun dia beranjak mendekatinya dan langsung duduk semeja dengannya."Siapa kau..?" tanya Nero dingin."Aku Donny, Nero. Kau memang tak mengenalku, namun aku sangat mengenalmu dan keluargamu," sahut Donny tersenyum."Nero. Apakah kau tak ingin memberikan kebahagiaan pada putramu yang kini diasuh oleh orangtuamu..?" tanya Donny berbisik."K-kau.. ! Dari mana kau tahu soal anakku?!" seru Nero berbisik mengancam Donny.Ya, pasca perceraiannya dengan istrinya, anaknya memang memilih tinggal bersama kedua orangtuanya. Namun kedua orangtuanya menganggap Nero sudah mati. Mereka bersedia dan senang hati mengurus cucunya itu. Tapi tidak dengan Nero..!Karena kasus Nero adalah 'membunuh' semua keluarga pamannya sendiri yang berjumlah 5 orang, tanpa berkedip dan rasa penyesalan sedikitpun di hatinya. Demi memperoleh bagian dari warisan tanah dan rumah alm

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 017. Kembalinya Sahabat

    "Kau tak apa-apa David..?!" seru Didin yang kebetulan sedang berada di sekitar tempat itu, dia pun sempat melihat duel satu babak antara David dan Nero.Mata Didin terbelalak kaget dan kagum, saat melihat David bisa mengimbangi duel dengan Nero penguasa Gang Kakap.'Ahh..! Gang Teri sepertinya sekarang sudah berubah jadi Gang Hiu..!' seru bathinnya bersorak gembira."Aku tak apa-apa Din, ikut aku ke taman yuk. Bara dan Jarot di sana," sahut David sambil mengajak Didin ikut serta.Akhirnya mereka pun berjalan bersama menuju taman, diiringi pandangan beberapa napi yang kini nampak jerih pada David.Ya, mulai tertanam sudah di benak para napi di Gang Tengah maupun Gang Kakap, bahwa mereka kini sudah 'tak bisa' lagi semena-mena pada para napi dari Gang Teri. Pamor Gang Teri pun mulai menanjak tinggi di mata mereka,'Baru napi biasa saja sudah bisa mengimbangi Nero. Bagaimana dengan penguasa Gang Terinya..? Mengerikkan..!' bathin mereka gentar.Sesampainya mereka di taman, nampak Bara dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 018. PERSIAPAN KOMPETISI

    Tuttt ... tuttt ... tuttt!Klikh!"Pagi Resti." "Kau sudah siap Vina..?" tanya Resti, hatinya sedikit berdebar karena ini adalah hari pergerakkan mereka berdua minggat dari rumah."Ok Resti, aku siap. Siapkan saja semua yang perlu kaubawa Resti.""Beres Vin. Kita akan langsung ke Bank menarik tunai 40% dari limit kartu kredit kita, mengucapkan pesan pada orangtua via chat, lalu langsung reset ponsel dan ganti nomor."Resti mengatakan kembali detail rencana mereka berdua."Ok. Selanjutnya kita akan mengontrak sebuah apartemen di daerah Bintaro saja Resti."Ujar Revina menambahkan."Baik Vina, kita bertemu di Bank satu jam lagi ya.""Ok Resti. Klik."Revina memandang ranselnya yang cukup penuh kali ini. Semua berkas penting, perhiasannya, dan beberapa stel pakaian telah termuat rapih di dalamnya.Mereka sepakat meninggalkan mobil mereka, dan menggunakan grab menuju bank tempat pertemuan mereka. Karena kebetulan kartu kredit precious mereka dari bank yang sama.'Maafkan Vina Mah, Pah. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19

Bab terbaru

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 220. KECOLONGAN DAN KESIANGAN

    "Bagaimana hasil pengamatan kalian terhadap rumah Bara cs, Pandu..?" "Bersih di sana Paman Jendral, tak ada helikopter maupun orang-orang kita yang hilang di sana. Kami juga sudah memberi peringatan pada kediaman Bara, yang dijadikan markas oleh mereka itu paman," sahut Pandu apa adanya. "Hmm. Kau beri peringatan apa pada mereka Pandu..?" tanya sang Jendral penasaran. "Pandu melepaskan pukulan level ke 4 aji 'Singa Langit' pada kediaman mereka paman Jendral, namun Bara berhasil menangkis pukulan Pandu itu di udara. Dan dari situ ada kabar mengejutkan buat kita Paman Jendral," sahut Pandu, berhenti sejenak dari ucapannya. "Katakan cepat kabar itu Pandu..! Jangan sepotong-potong memberikan informasi padaku..!" sentak sang Jendral, yang menjadi gemas dan penasaran dengan penuturan Pandu. "Paman Jendral, dari beradunya pukulan Pandu dan pemuda bernama Bara itu, maka Pandu jadi yakin, jika saat ini Paman Drajat si 'Tapak Es' ada bersama mereka. Karena energi yang dilepaskan Bara te

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 219. SESUATU TERTINGGAL

    Sementara itu, Dimas telah tiba di garasi kediamannya, Dimas bermaksud hendak langsung masuk ke kamarnya, dan menyendiri di sana. Namun saat dia turun dari mobilnya, dan hendak menutup kembali pintu mobil. "Ahh..!" Dimas berseru kaget, saat mendapati sebuah dompet tangan tergeletak di kursi sebelah kemudi. Dan Dimas langsung saja berpikir, jika dompet itu pasti dompet milik Dewi yang tertinggal. 'Biarlah besok saja kuantarkan ke rumahnya sekalian ke rumah Mas Bara', bathinnya. Dia tak hendak membawa dompet itu masuk ke dalam rumah. Maka disimpannya dompet milik Dewi itu di laci mobil. Lalu Dimas pun bergegas keluar dari garasi, menuju ke dalam kamarnya di lantai atas. Ya, hari itu adalah hari paling kelabu di hati Dimas. Di dalam kamar pun, Dimas tak bisa berhenti berpikir tentang Marsha. Hati dan pikirannya seolah terus 'terparkir' pada sosok wanita, yang memang sangat spesial di hatinya itu. Sungguh hal yang sangat 'menguras' energi Dimas. Sulit baginya saat itu, untuk fok

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 218. IPTU DEWINDA PRATIWI

    "Maaf Mas Bara dan semuanya. Sepertinya malam ini aku ingin pulang dulu, sekalian mengantarkan Dewi. Dia baru saja lolos dari aksi kejahatan di jalan. Kebetulan aku ada di dekat situ, usai dari warung bang Madi. Karena tinggalnya di Lenteng Agung, maka aku sekalian akan mengantarkannya pulang," ujar Dimas. Menjelaskan sekaligus menjawab tanda tanya di benak semua sahabatnya, tentang siapa wanita yang bersamanya itu. "Maaf Mas Dimas dan semuanya. Dewi jadi merepotkan dan mengganggu acara kalian," Dewi berkata dengan senyum jengah, dan wajah merasa bersalah. "Tak apa Dewi, namanya juga kejadian tak terduga. Silahkan Mas Dimas, besok main lagi ke sini kan Mas..?" sahut Bara, seraya bertanya pada Dimas. "Semoga Mas Bara, mari semuanya," sahut Dimas tersenyum, seraya beranjak menuju mobilnya. Tinn.. Tiinn..! Dimas membunyikan klakson mobilnya, saat hendak keluar dari rumah Bara. Hal yang disambut lambaian tangan dari para sahabatnya. Akhirnya mobilnya meluncur di atas jalan raya

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 217. PENJAHAT KELAS CORO

    "Itu bukan urusanmu..! Minggirr..!!" sentak orang itu, seraya menepis kasar tangan Dimas yang menahannya. Dagh..! Namun betapa terkejutnya orang itu. Karena saat menepis tangan Dimas, tangannya bagai menghantam besi baja. "Akhs..!" seru kesakitan lelaki sangar itu, dengan wajah meringis. Spontan tangannya terasa sakit dan kesemutan, sedangkan tangan Dimas masih pada posisinya di depan dadanya. "Bangsat..! Kau mau bermain-main dengan kami rupanya..!" seru orang itu emosi. Dan temannya yang sejak tadi hanya diam, dan mengamati di sebelahnya mulai ikut merangsek maju. Seth..! Seth..! Slaakh..!! Bagai dikomando, kedua orang itu secara serentak dan cepat menghunus pisau lipat mereka."Aduhh..! Awas Mas ..!!" teriak si wanita, yang panik dan ketakutan. Tentu saja dia menjadi cemas, melihat kedua orang yang memburu dirinya itu menghunus pisau, untuk mengeroyok pemuda penolongnya. Pisau di kedua tangan orang itu, dimainkan dengan cepat bergerak ke kiri dan ke kanan. Bagai hendak mem

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 216. BROKEN HEART DAN INSIDEN

    Tinn.. Tiinn..! Menjelang senja, mobil yang dikendarai David pun tiba di kediaman Bara. Dimas, Sandi, dan David, turun dari mobil dan langsung hendak menuju teras rumah. Di mana Bara dan Gatot telah menanti mereka. Namun setelah turun, langkah Dimas malah langsung menuju ke warung kopi 24 jam milik bang Madi. Yang berada diseberang rumah Bara. "Kalian duluanlah, aku hendak ngopi sejenak di warung seberang," ucap Dimas, pada David dan Sandi. Lalu Dimas kembali balik badan, meneruskan langkahnya ke warung bang Madi. "Mas ... " Sandi urung meneruskan ucapannya."Ssssttt. Sudahlah Sandi, sepertinya dia baru mengalami pukulan berat," bisik David, seraya menepuk dan menggelengkan kepalanya pada Sandi. Sandi pun akhirnya terdiam dengan wajah bingung, menuruti saran dari David. Sementara Bara yang melihat hal itu dari kejauhan, dia pun langsung menangkap makna dari sikap Dimas. Yang langsung berjalan ke warung seberang, tanpa menoleh padanya dan Gatot. Di tatapnya tubuh Dimas yang n

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 215. SERANGAN DARI ATAS

    Nampak helikopter itu agak oleng, akibat pengaruh getar energi yang dikeluarkan oleh Pandu. Di saat yang sama, Bara dan Gatot telah berada di luar kediaman Bara. Mereka berdua segera memandang ke arah atas rumah, dan sontak mereka terkejut sekaligus bersiap melepaskan pukulan jarak jauh mereka. Karena mereka melihat sebuah helikopter dengan ketinggian hanya sekitar 25 meter di atas kediaman Bara! Nampak di dalam helikopter itu, sesosok pemuda yang tengah bersiap memukul ke arah kediaman Bara. "Hajar saja kediamannya, Pandu..!" teriak Denta. Saat dia juga melihat Bara dan seorang temannya telah bersiap melepas pukulan jarak jauh dari bawah. Denta berspekulasi, tentunya Bara akan melindungi kediamannya lebih dulu, dari terjangan pukulan jarak jauh yang dilepaskan Pandu. "Hiyaahh.!!" Wuursshk..!! Dengan diiringi teriakkan kerasnya, Pandu melontarkan pukulannya tanpa ragu ke arah kediaman Bara. Seberkas cahaya merah keemasan melesat cepat, menuju ke atap rumah Bara. "Gatot kau p

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 214. PATAH DAN PENGINTAIAN

    Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.!"Hahh..! Marsha..?!" seru Dimas terkejut bukan main, saat dilihatnya nomor Marsha tertera di layar ponselnya. Saat itu dia masih berada di halaman vila markas yang baru saja dibelinya. Klik.! "Ya Marsha ...?! " sahut Dimas, penuh rasa rindu dan kecemasan. "Mas Dimas, Marsha saat ini berada di kediaman Leonard di Washington. Marsha baik-baik saja disini Mas Dimas," ucap Marsha serak. Dia tahu Dimas sangat mencemaskan dirinya. "Syukurlah Marsha. Tenanglah, sesegera mungkin aku akan menjemputmu pulang ke Indonesia. Aku sedang mempersiapkan visa untuk ke sana bersama Mas Bara," ucap Dimas, ingin menenangkan Marsha disana. "Maaf Mas Dimas, sepertinya itu tak perlu Mas lakukan. Karena Marsha disini sudah berkomitmen dengan Leonard. Hal ini benar-benar diluar dugaan Marsha Mas Dimas," ucap Marsha penuh rasa sesal. Karena mau tak mau, dia harus mengatakan hal yang pasti menyakitkan hati Dimas. "Apa maksudmu Marsha..?! Komitmen dengan Leonard..?" Dimas ber

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 213. FANTASI DAN RENCANA GILA

    Wajah wanita itu agak oval, dengan bibir penuh merekah dan hidung setengah mancung. Kulitnya pun kuning langsat, dengan bulu mata lentik menaungi kedua bola mata beningnya yang lembut dan hangat.Senyumnya sungguh menawan, dengan dua lesung pipit terbentuk. Namun ada kesan sedikit judes, jika dia menarik bibirnya. Hmm, pria mana yang tahan, untuk melewatkan kesempatan melirik sosok wanita jelita itu..? Jika memang ada pria melewatkannya, maka pastilah pria itu sedang kelilipan cobek, atau sedang diawasi oleh pacar atau istrinya. Dan bagi yang sudah melirik sekali pasti akan keterusan, hingga tak sadar lupa bernafas dengan mata berputar liar. Dan terparah lagi adalah 'ngiler' di tempat. Tak lama kemudian, nampak wanita cantik itu menyudahi senam uniknya. Kini dia menghela nafas panjang dan dalam beberapa kali, lalu menghembuskannya perlahan secara berulang. Hingga akhirnya pernafasan serta tubuhnya kembali relaks. Lalu masuklah dia kembali ke dalam rumahnya, untuk minum air puti

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 212. PENCARIAN DAN SOSOK CANTIK

    "Senang sekali mendengarnya Graito. Namun sayang sekali Graito, banyak sekali janji dan pertemuan yang masih harus kudatangi. Terimakasih atas keramahan anda menyambut saya. Kapan-kapan mainlah juga ke negaraku Graito," Kuzma tersenyum senang dan puas, mendapati layanan Graito dalam menjamunya sebagai tuan rumah. Sebuah vila mewah dan dua kelinci asia cantik telah menemaninya. Selama kunjungannya menemui Graito sejak kemarin. "Baiklah Kuzma, suatu saat saya pasti akan datang pada anda. Terimakasih atas tawarannya, senang bekerjasama dengan anda." Sepeninggal Kuzma, Graito bergegas menuju ke ruang pribadinya, untuk menemui para bawahannya di sana. "Denta..! Ternyata 'gelang khusus' yang dikenakan oleh Bara dan David itu tak meledak, saat kuperintahkan untuk diledakkan semalam. Bagaimana itu bisa terjadi..?!" seru sang Jendral. Sengaja dia bertanya hal itu pada Denta, walau dia sudah mengetahui apa yang terjadi. "Hahh..! Jendral memerintahkan peledakkan pada mereka..?!" seru Dent

DMCA.com Protection Status