Share

Bab 005. THE NEXT LEADER

"Hahhh..! Punya kemampuan juga kau rupanya..!" seru kaget Paul, yang menyaksikan gerakan kilat Bara dari sel seberang.

"Bangsat..! Kita hajar dia..!" teriak Jarot yang masih kesakitan.

Dalam emosinya Jarot tak bisa melihat betapa Bara jelas-jelas memiliki kemampuan jauh di atas dirinya dan dua rekannya.

Dia malah memberi aba-aba untuk kembali menyerang Bara, yang tampak tersenyum dingin melihat kedegilan tiga cecunguk rekan satu selnya ini.

Mendengar aba-aba dari pimpinan selnya, si kurus dan si gempal langsung mengikuti jejak Jarot. Mereka kembali sama menyerang Bara dengan tendangan ke tubuh Bara.

"Hiyahh..!" Wukkh..! Wush..! Wukk..!

Tiga buah tendangan melesat ke arah dada dan lengan Bara, namun kali ini Bara hanya diam saja menerima semua serangan mereka.

Diam-diam Bara mengerahkan Aji 'Perisai Baja'nya, yang merupakan tingkatan dasar dari aji 'Sisik Naga Emas' warisan sang kakek.

Seketika tubuhnya bagai terselimuti lapisan energi tenaga dalamnya, sosok Bara menjadi sangat keras sekeras baja.

Daghh..! Kreegk..!

"Arrghkss..! Awhhhsssshh...! Aduhh Makkk...!" terdengar teriakkan 'trio nada' setinggi 9 oktav, yang cukup menggegerkan seisi Gang Teri di penghujung senja itu. Teriakkan kesakitan dari Jarot, si Kurus, dan si Gempal.

Sementara Bara melangkah tenang kembai ke arah sudut sel dan membereskan ranselnya kembali. Seolah tak pernah terjadi apa pun di situ. Cool..!

"Gilaa...!!" seru Paul dan 4 rekan satu selnya, yang menyaksikan jelas peristiwa luar biasa itu.

'Aku menyerah', bathin Paul menatap jerih pada Bara. Sekuat-kuatnya dia, tak mungkin dia sanggup menghadapi tiga serangan dengan cara yang di praktekkan Bara barusan.

Hatinya 'ciut' seketika melihat hal itu, hanya orang-orang khusus saja yang memiliki kemampuan seperti itu. Seperti si Nero, penguasa di Gang Kakap, pikir Paul.

'Sepertinya Gang Teri akan memiliki penguasa baru', bathin keempat rekan satu sel Paul.

Tangg.! Tangg!

"Hei kenapa kalian berteriak-teriak mengganggu ketenangan..?!" sentak sang sipir berkumis melintang, sambil memukul-mukul jeruji sel dengan tongkat kayunya.

"Tidak ada apa-apa Pak Barjo. Mereka hanya sedang latihan vokal untuk menyambut tahun baru besok," sahut Paul, yang langsung menjawab dan mengedipkan matanya pada Jarot cs.

"Iya Pak Barjo. Maaf suara kami mengagetkan," sahut Jarot dan kedua rekannya yang langsung tanggap atas kode dari Paul.

Mereka bersikap tenang sambil 'tersenyum jelek', karena sebenarnya mereka bertiga sedang menahan rasa sakit yang teramat sangat.

"Ya sudah..! Sekali lagi kalian membuat keributan, akan saya masukkan kalian semua ke sel khusus..!" ancam pak Barjo sambil memilin kumis kesayangannya. Dia pun kembali menuju poskonya.

Ada 4 blok area di dalam penjara kota itu.

Blok A, adalah area sel tahanan yang berisikan para napi dalam kasus-kasus ringan seperti pencurian, pemerkosaan, penipuan, dan pencemaran nama baik atau pelecehan.

Blok B, adalah area sel tahanan yang berisi para tahanan kasus Narkoba, baik ringan maupun pada tingkat yang menunggu eksekusi mati.

Blok C, adalah area sel tahanan yang berisi para tahanan korupsi dan politik.

Dan terakhir adalah blok D, area tahanan yang berisi para tahanan dengan kasus pembunuhan, baik ringan hingga berat terencana yang menunggu eksekusi mati.

Di antara keempat blok itu, blok C lah yang memiliki 'jagoan' terkuat dan merajai wilayah penjara kota itu.

Lho kok bisa..?! Ya, tentu saja bisa.

Karena dengan kekuatan dan kekuasaan uang para tahanan di blok itu. Para tahanan di sel itu sepakat serta mampu mendatangkan 'orang yang memiliki kemampuan diluar nalar'.

Dan ada sebuah pergelaran pertarungan 'penguasa antar blok', yang di adakan setiap 6 bulan sekali secara 'sangat rahasia' di penjara kota itu.

Sebuah pertarungan sampai salah seorang lawan mati di arena pertarungan itu..!

Pertarungan antar penguasa blok ini bahkan di jadikan ajang pertaruhan besar-besaran, oleh para pelanggan rahasia yang bersedia membayar mahal, untuk menyaksikan pertarungan maut itu secara live.

Ya, panitia kompetisi ilegal itu rupanya memiliki channel siaran khusus, yang bisa disaksikan oleh para pelanggan khusus mereka baik di TV maupun ponsel.

Tentu saja ada oknum dalam di penjara kota, yang ikut menjadi 'penyelenggara' pertarungan rahasia ini. Dan sudah pasti pula dia menangguk laba yang fantastis dalam hal ini.

Begitulah fakta di balik adanya julukkan 'penguasa blok' di penjara kota itu, semuanya terselenggara begitu rapih, begitu senyap, namun begitu gemerlap bagi para pelanggan rahasia mereka.

Para pelanggan rahasia ini bisa ikut bertaruh atau sekedar menonton saja pertarungan rahasia sampai mati ini. Bahkan tak sedikit pula di antara para pelanggan rahasia itu yang merupakan orang-orang dari luar negeri.

Dan dengan 'jenius'nya pelanggan luar negeri ini juga menangguk keuntungan tak sedikit, dengan turut merelay siaran live tersebut dan merekrut 'pelanggan-pelanggan rahasia' mereka sendiri di negerinya.

Dan tentu saja pemenang dari pertarungan hidup mati ini akan mendapatkan nilai uang yang 'menggiurkan' pula. Kisaran perolehan mereka mencapai ratusan juta rupiah, dan mendapat fasilitas 'wah' di sel khusus, yang akan menjadi hadiah bagi pemenang pertarungan.

Sungguh sebuah kompetisi penuh darah dengan nilai putar uang yang fantastis..!

***

Keesokkan paginya, semua pintu sel dan pintu utama blok telah di buka lebar.

Sebuah rutinitas harian yang memberi kesempatan para napi, untuk menghirup udara segar di halaman dan taman blok D.

Namun rutinitas ini tidak hanya di blok D saja, semua blok memberlakukan aturan yang sama di penjara kota itu. Mereka bisa menghirup udara bebas, membuang hajat, mencuci pakaian, dan mandi di tempat yang sudah di sediakan khusus bagi para napi di halaman blok itu.

Tentu saja semuanya dilakukan secara bergiliran atau antri. Dan bagi yang ingin mengambil jatah sarapannya, mereka tinggal masuk ke sebuah aula di tengah taman yang sudah menyediakan 'jatah sarapan' mereka.

Sarapan dengan 'menu dan rasa' ala prodeo alias apa adanya, karena pola makan di sini bermotto kuantitas mengalahkan kualitas. Hehe.

Tapi jangan kira di penjara tak ada pedagang, bahkan ada beberapa tahanan yang membuka warung kecil di dalam selnya. Ada yang menjual rokok, mie telor, kopi, bahkan juga ada yang menjual pakaian dan bantal.

Pedagang tahanan itu mendapat pasokkan dari keluarga atau relasi yang biasa datang pada waktu besuk/menengok mereka, sambil mengantarkan barang dagangan untuk mereka.

Karenanya tak semua tahanan mengambil 'jatah makan ala prodeo' saat waktunya makan. Mereka yang memiliki uang tentunya lebih memilih makan di warung-warung alakadar itu, yang dijual oleh rekan sesama napi di sana.

Bara akhirnya ikut antri mandi di kamar mandi halaman blok itu. Tertatih-tatih Jarot, si Kurus, dan si Gempal, yang belakangan di ketahui Bara bernama Didin dan Amir itu mengikuti di belakang dirinya.

Ya, kini ketiganya sudah 'waras' dan berpikir Bara adalah the next penguasa di Gang Teri. Oleh karenanya mereka memaksakan kaki mereka, yang rata-rata masih bengkak membiru itu berjalan tertatih mengiringi Bara. Bahkan si Didin mengalami retak tulang di telapak kakinya.

"Bos. Biar kami sediakan kamar mandinya," ucap Jarot pada Bara.

"Hahh..?!"

Tentu saja Bara melengak kaget mendengar dirinya di panggil bos oleh Jarot, yang kemarin sore baru di bikin teler olehnya itu.

Namun Bara hanya melihat saja, saat Jarot berjalan mendahuluinya menuju pintu kamar mandi.

Dokk..! Dokk..! Dokk..!

"Cepat..! Bos kami mau mandi tahu..!!" seru Jarot seraya menggedor pintu kamar mandi itu.

"Jangan Jarot..! Jangan begitu..!" sentak geram Bara, setelah tahu apa yang dilakukan Jarot. Karena dia lebih suka masuk kamar mandi sesuai antrian.

"Ya..!" Klakh! Terdengar sahutan dari dalam kamar mandi, dan keluarlah orang yang berada di dalamnya dalam keadaan masih berbusa rambutnya.

Rupanya orang itu belum selesai keramas, wajahnya terlihat pucat karena mengenali suara Jarot yang berteriak di depan kamar mandi tadi.

"Kamu masuklah lagi. Selesaikan mandimu dulu," ucap Bara tegas.

Orang yang masih berbusa rambutnya itu menjadi bingung, dia menatap ke arah Jarot seolah meminta kejelasan.

"Tunggu apa lagi.! Cepat selesaikan mandimu..! Masuk lagi sana..!" sentak Jarot sambil melotot ke arah orang berbusa itu.

Orang dengan busa di rambutnya itu pun kembali masuk dan buru-buru menyelesaikan mandinya.

"Jarot..!..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status