Share

Mpok Lela Bunuh Diri?

Aku bingung dengan sikap Tini, terlihat sekali rasa tidak sukanya. 

"Omongin baju serta acara pernikahan anaknya yang seminggu lagi diadakan. Kenapa memangnya, Tin? Kok, kamu kayak benci gitu sama Mpok Lela?" tanyaku penuh selidik.

"Eeeh, enggak apa-apa, Sum. Bagaimana sudah dapat kabar tentang suamimu?" Tini terasa sekali mengalihkan pembicaraan, tetapi kupikir sudahlah mungkin hanya perasaanku saja.

"Alhamdulillah, sudah. Tadi teman Bang Adi datang, katanya tugas luar kota."

"Tuh, kan! Memang Nyi Retno itu sakti. Omong-omong ramuannya sudah diminum belum, Sum?" Pertanyaan Tini sedikit mengejutkanku, aku saja lupa tentang cairan merah pekat itu. Kalau tidak salah ingat masih tergeletak di lantai pojokan dapur, belum kurapikan.

"Belum, Tin. Lagian baru besok Bang Adi pulangnya," jawabku malu-malu.

"Buruan diminum, Sum. Ya, sudah aku pamit, ada keperluan. Besok aku ke sini lagi. Kebun pamanku panen, nanti aku bawakan pisang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status