Share

Bab 48: Sang Putri Jenggala

Di Karpala, Jaka Lelana sendiri sedang duduk di tepi sungai. Rindang pohon asam Jawa menghujaninya dengan bunga-bunga yang berguguran, sementara pemandangan air terjun tersaji indah dari kejauhan. Airnya begitu jernih, mengalir hingga menghasilkan suara gemercik yang seolah-seolah menyatu dengan alunan irama seruling dalam genggaman tangan sang Pangeran.

Sejenak Jaka Lelana menghentikan tiupan. Lantas seraya menatap hampa air yang melompat-lompat, dia menurunkan bambu kuning berlubang tujuh di tangan. Ingatannya kembali pada hari di mana dia menggigit ibu jari serta mengoleskan darah ke luka di bagian pundak Larasati, bahkah wajah cantik sang pujaan hatinya tersebut masih melekat dalam memori, walau perlahan lenyap ketika Jaka Lelana mengedipkan mata dan menyadari bagaimana menyakitkannya hubungan yang telah mereka berdua jalin selama ini.

Seandainya kita dari ras yang sama, mungkin aku akan memilikimu seutuhnya. Tapi kita ditakdirkan berbeda, aku tak mungkin menentang langit.

Jika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status