Share

81. Berjuanglah!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-20 07:33:41
Riley terdiam. Diam yang diartikan oleh Greg Sehel bahwa pemuda itu tak bisa menjawab pertanyaannya.

"Kalau kau memang tidak mau melawan teman-temanmu, kau bisa mengundurkan dari pencalonan prajurit baru ini," kata Greg dengan berkacak pinggang, menatap Riley dari jarak yang tentu saja agak jauh.

Riley masih saja diam, sehingga Greg menambahkan, "Kalau kau masih memiliki hati yang lemah, tak seharusnya kau mencalonkan dirimu sebagai seorang prajurit."

Riley yang semula menundukkan kepala itu mengangkat kepalanya lagi hanya untuk mendengarkan perkataan Greg lagi.

"Bagaimana bisa kau akan melawan musuhmu jika kau bahkan tidak bisa menang dari temanmu sendiri? Padahal ini bukan perkara hidup dan mati. Hanya soal kau mengalahkan temanmu dalam sebuah kompetisi," lanjut Greg.

Secara perlahan Riley mengepalkan tangan. Hatinya berkecamuk. Apa yang dikatakan oleh Greg memang benar.

Hanya saja dia masih sulit menerima. Dia telah berjuang satu malam bersama dengan teman-teman satu kelompokn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    82. Aku Tahu Kau Siapa

    Riley tak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan Warren lagi, sehingga dia memutuskan untuk diam saja. Alen sendiri berulang kali menghela napas hingga salah seorang anggota kelompoknya berkata, "Lawanmu kan si Bennedict. Tak akan terlalu susah."Pria muda yang cukup dekat dengan Riley itu pun membalas, "Apanya yang tidak akan susah? Kulihat, Bennedict bahkan salah satu orang yang menyumbang dalam misi ketiga.""Hei, dia hanya mendapatkan satu pin," sahut Adam, pria muda dengan mata abu-abu."Tetap saja dia ikut mengumpulkannya. Aku ... jika bukan karena bantuan Riley, mana bisa aku ikut menyumbang pin untuk kelompok kita?" balas Alen yang terlihat muram.Tapi dia segera menambahkan, "Tapi setidaknya aku sangat beruntung karena tidak melawan Riley. Kalau dia lawanku, aku hanya akan diam dan menunggu pengumuman jika aku kalah."Adam menanggapi dengan senyuman yang juga menampilkan gigi putih bersihnya, "Oh, kalau aku menghadapi Riley, aku akan langsung mundur tanpa mau pergi ke arena

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • Sang Dewa Perang Terkuat    83. Cara Bertahan Hidup

    Rowena mengibaskan rambut dan mencoba untuk terlihat lebih santai, "Oh, Komandan Sehel.""Yang Mulia ... Anda ... Wood, apa yang baru saja kau lakukan? Tuan Putri Rowena ...." Greg tidak sanggup melanjutkan ucapannya, sementara Riley yang tidak ingin terjadi kesalahpahaman pun berujar, "Komandan, ini tidak seperti yang Anda lihat. Saya hanya-""Oh, ayolah. Riley, kau tak perlu menutupi hal ini lagi," sela Rowena.Gadis muda itu menghela napas dan berkacak pinggang sembari menatap Riley yang bingung, "Aku rasa tidak masalah jika Komandan Sehel tahu.""Ta-tahu soal apa, Yang Mulia?" ucap Riley, terlihat panik.Rowena menggelengkan kepala dan memutar badan, menghadap Greg Sehel yang masih terlihat begitu syok itu. "Komandan Sehel," panggil Rowena."I-iya, Yang Mulia," sahut Greg dengan terbata-bata.Rowena melirik sekilas ke arah Riley lagi dan berkata, "Kau pernah menjadi anak muda dan aku yakin kau tahu apa yang sedang terjadi tanpa aku memberitahumu."Wajah Greg seketika memerah, se

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    84. Aku Merinding!

    "Tidak masalah dengan cabang latihannya. Apapun itu aku ...." Warren menaikkan alisnya, menunggu Riley menyelesaikan ucapannya. Saat dia menatapnya dalam-dalam, dia pun mendengar Riley kembali berkata, "Aku benci harus bertarung melawan anggota kelompoku sendiri, tapi aku tak punya pilihan." Warren tiba-tiba terkesan. Terlebih lagi Riley kemudian menambahkan, "Berusahalah, Warren. Pergunakan seluruh kemampuanmu, kalah atau menang dalam sebuah pertandingan itu adalah hal yang biasa. Namun, ketika kau sudah merasa pesimis sejak awal maka hal itu justru akan mempengaruhi prosesnya." Pemuda itu bahkan tersenyum, "Tolong, jangan biarkan aku menang dengan mudah!" Semula dia sungguh akan langsung membenci Riley. Tapi setelah apa yang dikatakan oleh Riley barusan, Warren tidak mungkin bisa membencinya. Pria itu malah menjadi lebih menyukai Riley. "Tentu saja, aku tidak akan mudah menyerah. Kau akan lihat kalau aku adalah lawan yang tangguh," balas Warren yang kemudian dia akhiri dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Sang Dewa Perang Terkuat    85. 100 Persen

    "Iya, Yang Mulia. Saya bahkan sudah berbicara empat mata dengan anak laki-laki itu dan ... tak menemukan kemiripan bocah itu sedikit pun dengan Jenderal Mackenzie selain kemampuannya yang sangat mengagumkan," jelas Andrew penuh kejujuran.Keannu menghela napas kecewa, "Oh, sayang sekali! Andai dia adalah putra Jenderal Mackenzie, aku bisa melihat jika namanya akan jauh lebih bersinar ketika dia resmi diangkat menjadi prajurit di masa depan."Greg menggeleng kuat-kuat."Ada apa dengan reaksi itu? Kau tidak percaya apa yang aku katakan, Greg?" tanya Keannu dengan ekspresi wajah yang terlihat tersinggung.Greg menelan ludah sebelum berkata dengan sangat hati-hati, "Yang Mulia, saya percaya apa yang Anda katakan mengenai kehebatan bocah itu. Hanya saja ... saya bisa yakinkan Anda bila bocah itu benar-benar bukan putra Jenderal Mackenzie."Andrew seketika melirik temannya dengan tajam, alis tebalnya pun juga ikut terangkat karena jelas tidak setuju dengan perkataan Greg. Greg yang sadar d

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    86. Kenapa Tidak?

    "Dia tidak bodoh, Yang Mulia," kata Andrew, yang di mata Greg terlihat jelas sekali sudah terbius dengan kehebatan yang dimiliki oleh pemuda yang beberapa jam yang lalu dia lihat telah mencium seorang putri raja.Andrew bahkan menambahkan, "Justru dia sangat cerdas. Tidak banyak orang yang mengajari lawannya dan aku sangat yakin di masa depan dia bisa menjadi seorang pemimpin yang hebat."Mendengar kata-kata Andrew itu, Keannu sontak tidak sabar bertanya pada sang jenderal perang yang saat ini masih menjabat itu, "Andrew, apa kau berniat menggunakan hak pilihmu untuk ... memilih dia?"Greg terkejut mendengar pertanyaan itu, tapi dia juga sangat tertarik. "Maksud Anda, hak jenderal perang yang memilih kandidat jenderal perang selanjutnya, Yang Mulia?""Iya." Keannu menjawab sambil mengangguk.Telah diketahui bahwa pada akhir seleksi, Andrew Reece akan segera mengundurkan diri dari jabatannya sehingga Kerajaan Ans De Lou membutuhkan pimpinan pasukan baru sebagai jenderal perang.Dikaren

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Sang Dewa Perang Terkuat    87. Hasil

    Keannu malah tertawa renyah dan mengibaskan tangannya seakan menganggap remeh ucapan Greg. "Mana mungkin dia bisa melakukannya? Dia bukan Jenderal Mackenzie yang bisa melatih para anak buahnya dalam waktu yang singkat dan hasilnya pun bisa dilihat dengan cepat. Dia ini hanya bocah ingusan yang bahkan belum genap berusia 21 tahun, astaga!" kata Keannu dengan nada meremehkan.Meskipun pria yang baru saja berbicara itu adalah raja, Andrew yang mendengarkan setiap kata yang terucap dari bibir Keannu membuatnya sedikit jengkel.Sehingga Andrew pun akhirnya memutuskan untuk menanggapi, "Yang Mulia, dia memang bukan Jenderal Mackenzie. Tapi, percayalah ... dia bahkan bisa berteman dengan putra dari seorang pengkhianat itu. Bukankah itu artinya dia memang sangat spesial?"Untuk hal ini, Greg harus setuju dengan Andrew, "Itu benar, Yang Mulia. James Gardner menolak untuk berteman dengan siapapun, kecuali Riley Wood."Keannu mendecak tidak sabar, "Itu karena tak ada yang mau berteman dengan an

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Sang Dewa Perang Terkuat    88. Aku Memaksa!

    "Kenapa kau terlihat terkejut begitu, Greg?" Keannu malah balik bertanya.Andrew Reece yang melihat dua orang yang tengah bersitegang itu tidak mencoba menyela. Dia hanya mendengarkan dengan teliti, membiarkan mereka berdua beradu argumen.Dengan tatapan mata penuh ketidakpercayaan Greg menjawab, "Anda meminta saya untuk mencurangi James Gardner. Bagaimana mungkin saya tidak terkejut?"Keannu mendesah dan segera berbicara dengan ekspresi tidak sabar, "Yang kau curangi itu James Gardner, putra dari seorang pengkhianat. Kau tak perlu berpikir dua kali untuk melakukannya."Greg tetap tidak setuju, "James Gardner sangat jauh berbeda dari Jody Gardner, Yang Mulia. Sejauh ini anak itu tak membuat onar. Bahkan, kemampuannya juga bagus. Dia hanya kalah dari Riley Wood."Keannu menggigit giginya karena kesal, "Greg, dulu Jody Gardner juga terlihat baik saat dia masih muda. Dan dia bahkan menjadi salah satu anak buah Jenderal Mackenzie yang terbilang sangat patuh. Tapi ... siapa yang menyangka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Sang Dewa Perang Terkuat    89. Itu Terlalu Aneh!

    Tetapi, James Gardner yang memasang wajah datar itu kemudian lebih memikirkan hal lain. Dahinya bahkan membentuk sebuah kerutan, menandakan dirinya sedang merasa aneh akan sesuatu.Ketika sang putri sulung raja itu berjalan menjauh dari meja mereka, tanpa menunggu jawaban Riley, James segera bertanya, "Kenapa dia ingin berbicara denganmu? Dan kenapa sepertinya kalian ....""Jangan coba-coba berasumsi apapun, James!" Riley memperingatkan dirinya dengan nada tegas."Kenapa aku tidak boleh melakukannya?" dua alis tebal milik James menyatu karena keheranan.Riley tidak menjawab dan malah menghabiskan air mineralnya. Kesal karena diacuhkan James berkata lagi, "Siapa yang tidak heran kalau putri raja yang bahkan sangat jarang terlihat di acara-acara umum, sekarang malah datang ke sini untuk menemuimu.""Menemui seorang calon prajurit. Itu terlalu aneh!" tambah James.Dia masih menatap dengan penuh selidik ke arah Riley, berharap mendapatkan jawaban yang memuaskan.Akan tetapi, dengan santa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    34. Perdana Menteri

    Philip Crawford terbatuk-batuk begitu mendengar perkataan James Gardner.James menaikkan alis kanan, tampak menanti penjelasan Philip.Philip pun berdeham kecil dan membalas tanpa berani melihat ke arah James, “Bukan saya yang menuduh Anda, Jenderal Gardner. Hanya saja … seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou membicarakan hal ini. Anggap saja saya hanya menyampaikan apa yang sedang dipikirkan oleh mereka.”James tertawa pelan, membuat Philip seketika menoleh ke arah dirinya. Begitu juga dengan Monica dan kedua anaknya yang tampak terkejut melihat reaksi sang jenderal perang.“A-apa yang lucu dari perkataan saya sampai Anda tertawa, Jenderal Gardner?” Philip berkata dengan nada tersinggung.James menghentikan tawanya dan mendesah pelan sebelum berkata, “Tidak ada yang lucu. Hanya saja aku merasa kau sangat pengecut sekali, Perdana Menteri.”“Pe-pengecut? Apa maksudmu, Jenderal?” Philip membelalakkan mata, jelas semakin tersinggung.“Benar. Tentu saja kau hanyalah seorang pengecut. Kau m

  • Sang Dewa Perang Terkuat    33. Penyebab

    “Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba

  • Sang Dewa Perang Terkuat    32. Bukankah Kami Berhak?

    Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun dend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    31. Perisai

    Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it

  • Sang Dewa Perang Terkuat    30. Kau Bisa Membantuku?

    “Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i

  • Sang Dewa Perang Terkuat    29. Keresahan

    “Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    28. Kegagalan?

    Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji

  • Sang Dewa Perang Terkuat    27. Apa yang Harus Aku Lakukan?

    Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing

  • Sang Dewa Perang Terkuat    26. Prasangka Buruk

    Sang prajurit sontak mendadak takut.Apalagi, sorot mata James Gardner tiba-tiba berubah tajam seolah sedang menusuk dirinya.Oh, dia sungguh hanya bermaksud untuk mengungkapkan apa yang sedang dia pikirkan. Dia tidak bermaksud menyinggung jenderal perang itu.Dia tentu saja tidak berani melawan James Gardner. Nyalinya pun seketika semakin menciut kala dia mendengar James berbicara kembali, “Ayo! Katakan padaku! Apa kau bermaksud mengatakan kalau Riley tidak mau bertemu denganku?”Prajurit bernama Joseph Zow itu dengan segera menggelengkan kepala kuat-kuat. “Tidak, Jenderal Gardner. Bukan itu maksud saya. Saya hanya-”“Lalu, apa? Bagaimana bisa kau berpikir Riley tidak ingin keluar dari tempat persembunyiannya?” kini nada suara James semakin terdengar frustasi.Tidak mau suasana di sana semakin tidak terkendali, Reiner segera mendekati sahabatnya itu dan berkata, “James, hentikan!&r

DMCA.com Protection Status