Satria perlahan mulai berjalan menuju ke arah Trixi yang memanggilnya. Semua orang di sana terlihat sedang memperhatikan sesuatu yang dipegang oleh Alexa dari bekas hancurnya tubuh Carmilla. Dengan cepat Satria menggunakan skill assassin miliknya agar dalam sekejap mata bisa sampai di tempat mereka berada.
“Ada apa?” tanya Satria yang tiba-tiba sudah ada di dekat Trixi.“Coba lihat ini tuan, ini adalah salah satu item yang muncul setelah ratu vampire itu musnah,” jawab Alexa seraya berdiri dan menyerahkan sebuah buku tebal kepada Satria.Satria dengan raut wajah heran menerima buku tersebut, selama ini dia baru mendengar ada bos monster dungeon yang memiliki item drop berupa buku berwarna hitam. Sampul buku tersebut hanya memiliki gambar berupa bintang dengan sepuluh penjuru, perlahan Satria mulai membuka lembarannya. Warna kertas di dalam buku tersebut juga berwarna hitam dengan tulisan berwarna putih. Saat membacJika lantai 21 serasa seperti di siang hari, maka di lantai 41 ini lebih terasa seperti suasana pagi hari di luar dungeon. Embun-embun yang tebal tampak masih menyelimuti hutan-hutan, kesejukan bisa mereka rasakan. Menurut Satria monster-monster di lantai 41 sampai 50 ini juga hampir sama jenisnya dengan lantai 21, hanya saja mereka memiliki level antara 21 dan 25 jadi lebih kuat di banding monster lantai 21 sampai 30.Melihat sungai yang cukup deras itu Trixi meminta Satria agar mereka diizinkan istirahat dulu untuk mandi dan menikmati makanan. Satria yang sebenarnya buru-buru ingin sampai ke lantai 50 hanya bisa menghela nafas dalam dan mengizinkan mereka untuk beristirahat. Akhirnya pria dan wanita memisahkan diri untuk beristirahat di tempat yang berbeda agar bisa mandi. Sementara itu tiga archangel yang ada ditugaskan untuk menjaga tempat mereka dari monster yang mendekat.“Satria,” tiba-tiba saja tak tak lama kemudian Noir memanggilnya men
Setelah berendam mereka semua kembali berkumpul untuk melanjutkan perjalanan menjelajahi lantai 41. Kebanyakan monster di sana memang sama dengan monster di lantai 21 sampai 30. Dengan adanya tiga archangel yang ikut bersama mereka membuat perjalanan mereka menjadi lebih mudah. Bahkan Satria tidak perlu turun tangan untuk memberikan instruksi apapun kepada mereka.Setelah melakukan perjalanan cukup lama akhirnya mereka berhasil sampai di lantai 49. Mereka kemudian melangkahkan kakinya menuruni tangga menuju lantai 50, di hadapan mereka kini terlihat sungai besar mengalir tanpa henti menuju ke pintu masuk tempat bos lantai 50 berada. Di sebuah batu yang ada di dekat pintu masuk terlihat sesosok lizardman tengah duduk bersila, saat mereka sampai di sana tampak lizardman itu membuka kedua matanya.“Jadi dia penjaga lantai 50 ya,” tutur Alexa.“Lalu bagaimana cara kita masuk ke tempat bos lantai 50 berada? Apakah kita harus berena
“Entahlah, karena itu aku ingin melihatnya di sini,” jawab Satria seraya terus memandang Nekora yang masih bertarung dengan monster lizardman dengan job class fighter.Benturan demi benturan terus terjadi saat Nekora dan lizardman beradu serangan. Walau begitu level Nekora yang terpaut belasan dari lizardman terlihat jauh di bawah tekanan. Beberapa kali Nekora bahkan terkena dampak serangan yang cukup telak hingga berguling-guling di permukaan es, namun saat priest Heptagram hendak menyembuhkannya Satria melarangnya.Trixi sempat memprotesnya karena dia tidak tega melihat Nekora terus terkena serangan monster secara langsung begitu, namun Trixi baru diam saat Satria mengatakan bahwa apapun yang terjadi dia yang akan bertanggung jawab. Nekora sendiri tampak tidak menghiraukan dirinya sedikitpun meskipun dia terus dihantam oleh serangan lizardman yang secara membabi buta menyerangnya tanpa ragu.“Apa ini, kenapa dia masih belum
Mata Satria tiba-tiba kembali terbelalak terbangun dari tidurnya, Satria seketika duduk di tempatnya tertidur tadi. Melihat Satria yang terbangun tampak dua swordman yang kebagian giliran berjaga seketika terkejut. Terlebih saat Satria sendiri belum mengatakan apa-apa dan hanya merenung saja.“Apa tuan baik-baik saja?” tanya seorang swordman.“Aku baik-baik saja, kalian tidak perlu khawatir,” jawab Satria sembari menghela nafas dalam. Kedua swordman itu hanya saling memandang sebab terlihat jelas kalau Satria saat ini tengah memikirkan sesuatu.“Begitu ya, aku memang telah membuat kesalahn besar tadi,” pikir Satria sembari memejamkan kedua matanya sejenak. Setelah dia melihat mimpi yang sama saat dia berhadapan dengan Borox, kini dia mengerti apa yang salah dari perhitungannya tadi hingga menyebabkan Nekora malah terluka.Alih-alih tidur lagi Satria kemudian mulai mengeluarkan buku skill yang dia
“Memang seperti apa skillnya itu?” tanya Noir.“Dia bisa menyerap setiap serangan dari lawannya dan bisa dia kembalikan saat itu juga kepada orang yang menyerangnya tersebut. Baik itu sihir ataupun skill serangan, satu-satunya kelemahan dia adalah dengan serangan fisik atau senjata biasa, tapi melakukannya pasti akan jauh lebih sulit melihat posturnya yang jauh lebih besar dari kita,” jawab Satria.“Jujur saja, aku tidak yakin bisa menghadapinya tanpa skill ultimateku,” tambah Satria dengan pelan, saat itu juga Nekora dan yang lainnya hanya terdiam sejenak mendengar kalimat yang baru Satria ucapkan. Satria yang selama ini selalu percaya diri dengan rencana dan kemampuannya entah mengapa berkata seperti itu saat ini.“Jika terjadi apa-apa kepadaku, gunakanlah item gate of teleportation ini. tapi jika item itu tidak bisa bekerja di dalam dungeon maka aku minta maaf kepada kalian semua. Aku percayakan sisa
Kraken yang melihat kedatangan Alexa dan yang lainnya segera menghancurkan bongkahan-bongkahan es di dekatnya menggunakan dua tangannya yang lain, bongkahan-bongkahan es itu segera dia lemparkan mengarah kepada Alexa serta yang lainnya. Namun, Alexa dengan cepat membelah bongkahan es besar yang mengarah kepadanya, sementara itu anggota Heptagram lainnya segera menghancurkannya dengan skill mereka masing-masing.Hanya Nekora yang memilih untuk melesat menghindari bongkahan es yang menuju kepadanya. Melihat mereka masih bisa menghindari serangannya, Kraken mulai menggerakan dua tangannya yang lain untuk menyerang mereka. Kini Satria hanya menghadapi empat tentakel raksasa Kraken saja.“Berhati-hatilah, sekali saja tentakel itu menempel di tubuh kalian maka tidak akan bisa kalian lepaskan! Kecuali kalian memotongnya!” teriak Satria yang masih sibuk menghadapi serangan empat tentakel Kraken.Mendengar hal itu Alexa serta yang lainnya se
“Sekarang serang dia!” perintah Satria dengan lantang.Trixi, Alexa, sorcerer, archer, swordman dan lancer dari Heptagram segera menggunakan skill terkuat mereka untuk menyerang Kraken. Muncul lima lapis lingkaran sihir di sekitar Trixi dan sorcerer, sementara itu senjata yang lainnya juga mulai memancarkan cahaya gradasi terang saat menggunakan skillnya. Hanya dalam sekejap mata, serangan dari tujuh orang tersebut melesat secara bersamaan kepada tubuh bagian bawah Kraken yang menjadi salah satu kelemahannya.“Inilah saatnya,” batin Satria sambil tersenyum, tatapannya kini tertuju kepada Nekora yang terlihat menengadahkan kepalanya melihat tubuh Kraken yang terhempas tinggi.“Gggrrrroooowlll,” terdengar Kraken mengeluarkan suaranya seakan akan mengatakan sesuatu. Saat itulah Alexa dan Noir tersentak kaget, karena seperti sebelum-sebelumnya jika bos monster sudah mengeluarkan suara seperti itu maka kemungkinan
Mendadak saja semua orang merasa merinding hingga bulu kuduk mereka berdiri, seiring dengan hembusan angin yang menerpa rasanya ada aura mengerikan yang ikut tersampaikan. Tak lama kemudian suara benturan dan dentuman keras terdengar di tengah kegelapan. Permukaan es yang mereka pijak serasa bergetar kuat.Sesekali terlihat sambaran petir, api dan hembusan angin di tengah-tengah kegelapan. Trixi dan sorcerer dari Heptagram seakan ragu-ragu untuk menggunakan sihirnya guna menerangi tempat mereka saat ini. Di sisi lain mereka sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi, namun di sisi lain lagi mereka takut andaikan yang mereka lihat nantinya sangat mengerikan.“Apa yang sedang terjadi di sini?” ujar Noir sembari terus menatap sekelilingnya.“Apakah aku harus menggunakan sihirku untuk menerangi ruangan ini?” batin Trixi seakan ragu-ragu.“Apa yang sebenarnya terjadi?” gumam Alexa yang
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan
Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend
Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert
“Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai