Share

Bab 57

Penulis: Queen Tere
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-18 05:06:25

Karina kembali memasuki rumah lalu mengunci pintunya. Ia masuk ke dalam kamar dan menaruh kantong plastik pemberian Elard ke atas meja kerjanya. Ia lalu keluar kamar lagi dan memasuki kamar Kasih.

"Ibu," panggil Karina pelan.

"Eh, sini masuk, Nak!"

Karina berjalan mendekati Kasih lalu duduk di kursi sebelah ranjang Kasih. "Ada apa, Bu?" tanyanya pelan.

"Ibu mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu." Kasih memberi jeda sejenak. "Kata dokter … kanker Ibu sudah masuk stadium empat bahkan sudah sangat parah dan mustahil di sembuhkan. Kata dokter, umur Ibu sudah tidak lama lagi."

Mata Karina berkaca-kaca mendengarnya. "Gak, gak mungkin! Ibu kuat, Ibu pasti bisa bertahan. Jangan dengerin kata dokter itu, Bu. Dokter itu belum tentu benar."

"Benar atau tidaknya itu urusan nanti. Maaf Ibu harus memberitahumu sekarang dan membuatmu sedih. Ibu hanya tidak ingin jika ibu benar-benar tiada lalu kamu akan kaget dan tidak bisa menerima kenyataan," tutur Kasih penuh kelembutan.

Karina menggelengkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Desainer   Bab 58

    Setelah membawakan lima lagu, konser pun selesai. Hiruk pikuk keramaian berangsur pudar. Kini Aurel sedang memakan bakso bersama Andrew si penjual bakso dekat lapangan konser.Mereka makan sambil bercerita banyak hal diselingi candaan. "Kamu ingat pas kita pertama nge-date? Kamu berkali-kali bersin tapi malah diam melamun saat aku nyodorin tisu, terus tiba-tiba kamu bersin keras banget sampai ingus kamu kemana-mana," ceplos Andrew sambil tertawa lepas.Aurel menutup wajahnya malu. Ia dengan gemas memukul tangan Andrew menggunakan sendok dengan kuat hingga Andrew mengaduh. "Jangan di ingat-ingat lagi! Aku ngambek, ah."Andrew berusaha menghentikan tawanya meski susah. Ia menyodorkan susu kotak kepada Aurel. "Jangan ngambek wahai ibu yang punya susi tapi masih suka minum susu," ceplosnya lagi.Aurel segera menoleh dan menatap Andrew tajam. "Selain cerewet, kamu juga nyebelin!""Cerewet gini juga kamu cinta 'kan?" goda Andrew sambil melahap baksonya.Mendadak Aurel terdiam. Ia menunduk d

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18
  • Sang Desainer   Bab 59

    "Tidak, ini palsu, editan! Aku gak mungkin ngelakuin hal kayak gini." Aurel berucap meyakinkan namun di sisi lain ia berbohong tentang ia yang mengaku tidak mungkin melakukan hal seperti itu, padahal kenyataannya ia melakukan hal itu bersama Rey.Agatha menatap Aurel sendu. Entah ia harus percaya atau tidak, ia bingung. Sedangkan Andrew tidak menunjukkan reaksi apa-apa, ia hanya terdiam sambil menatap Aurel datar."Tapi ini jelas banget lho, kayaknya bukan editan," ucap Marta mengomentari sambil berlagak meneliti foto yang ia pegang.Aurel semakin kelabakan, apalagi melihat raut kecewa yang ditunjukkan Agatha."Sumpah demi Tuhan aku tidak melakukan itu. Silahkan kalian cek sendiri iu benar atau tidak. Oh iya, aku punya teman yang ahli komputer. Aku akan memintanya untuk meneliti foto ini," ujar Aurel.Mata dan Veti saling tatap, mereka seolah berkata lewat lirikan mata, "Jangan biarkan itu terjadi!""Buat apa di teliti. Bisa saja 'kan temanmu itu kau bayar untuk bilang bahwa itu adala

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18
  • Sang Desainer   Bab 60

    Mobil yang dikemudikan Elard berhenti di persimpangan jalan. Karina memakai masker lalu turun dari mobil. Di tangannya terdapat paper bag berisi gaun pesanan Melinda.Ya, saat ini Karina ingin menemui Melinda sesuai janji untuk menyerahkan gaun pesanan Melinda. Karina melambaikan tangan kepada Melinda yang berdiri di ujung jalan. Mereka berpelukan sebentar layaknya sudah lama kenal.Ya walaupun mereka selama ini berkenalan dan berinteraksi lewat online. Tapi saat mereka bertemu langsung rasanya mereka seperti teman lama. "You so pretty," puji Melinda sambil menatap manik mata Karina dengan tangan yang memegang pundak Karina."Kamu juga," balas Karina."Aku sungguh penasaran dengan wajahmu yang setengahnya ditutupi masker itu. Hanya dengan melihat matamu saja kamu sudah terlihat sangat cantik," ujar Melinda."Justru seharusnya aku yang bilang seperti itu kepadamu. Kamu juga sangat cantik, Melinda."Melinda hanya tersenyum saat dipuji balik oleh Karina. "Ayo kita duduk-duduk dulu di kaf

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • Sang Desainer   Bab 61

    Aurel dan Andrew pulang dengan raut wajah bahagia. Sampai-sampai orang-orang rumah yang melihatnya kebingungan."Wanita itu kenapa senyum-senyum, sih? Apa dia lupa tentang foto itu? Huh, kenapa juga Tuan Andrew juga terlihat bahagia? Benar-benar membuat mood-ku rusak," batin Marta yang sedang menyajikan teh hangat untuk Agatha.Aurel langsung memeluk Agatha dan menangis di pundak ibunya. "Mi, foto-foto itu beneran palsu. Aku sudah minta temanku untuk membuktikannya. Mami mau lihat? Lebih baik semuanya lihat agar tidak lagi menuduhku sembarangan termasuk kamu, Marta." Aurel menatap Marta dengan tajam disertai senyuman miring.Marta berusaha menampilkan senyum manis. "Ah, tentu saja, Nona. Semoga saja foto-foto itu benar-benar palsu jadi anda bebas dari segala tuduhan.""Ambilkan laptopku di kamar!" titah Aurel.Marta pun mengangguk dan bergegas menuju kamar Aurel. Wajahnya yang sedari tadi menampilkan senyum manis langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Sepanjang jalan ia mendu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • Sang Desainer   Bab 62

    "Acara selanjutnya, yaitu lelang gaun oleh desainer muda bernama Radina. Mari kita sambut, Radinaaa!" MC menyambut Karina diiringi tepuk tangan dan antusias dari para penonton.Karina pun menaiki panggung dengan sangat anggun bahkan sampai mengalahkan para model. Ia memakai topeng mata dengan motif dan warna yang sama dengan gaunnya. Setelah berdiri di depan mic, Karina melambaikan tangan yang disertai senyum manis membuat para penonton kembali bertepuk tangan dengan riuh."Hallo, everyone. Perkenalkan saya adalah Radina, seorang desainer pemula. Saya disini akan mengadakan lelang untuk sebuah gaun rancangan saya. Gaun ini hanya ada satu di dunia dan desainnya murni dari ide saya sendiri di setiap bagiannya yang menjadikan gaun ini sangat spesial. Gaun ini dibuat dari serat kain pilihan yang membuatnya premium dan sangat nyaman digunakan. Saya akan memulai lelang dengan harga lima belas juta.""Tujuh belas juta." Seorang pria menyahut disertai binar bahagia dari pasangannya."Sembilan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Sang Desainer   Bab 63

    Veti segera mengambil sapu lalu membersihkan pecahan piring yang berceceran di lantai. Marta pun ikut masuk ke dapur dan mengernyit ketika melihat pecahan kaca bertebaran di mana-mana. "Apa yang sudah terjadi?" tanyanya pelan."Em, saat aku mencuci piring tanganku terasa sangat licin jadi piring yang ku pegang jatuh dan pecah," jawab Veti gugup sambil sesekali mencuri pandang ke arah Rara berharap gadis itu tidak curiga.Sedangkan Davin terlihat cuek. Ia mengambil dua kaleng soda dari kulkas lalu melangkah pergi meninggalkan dapur. Setelah Davin pergi, Veti mendengus lalu melepaskan sapu dengan kasar. Ia mengusap keringat di dahinya lalu menatap Rara yang membersihkan pecahan piring di wastafel dan lantai."Kamu tidak melihat apa-apa 'kan Rara?* tanya Veti memastikan."Melihat apa maksudmu? Memangnya ada apa?" Rara balik bertanya, pura-pura tidak tahu.Veti mengusap dadanya, merasa lega. "Lupakan saja! Sekarang kamu yang bersihkan dapur dan mencuci piring. Aku lelah, ingin beristiraha

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Sang Desainer   Bab 64

    "Maksudmu apa, Nak?* Vaya bertanya kebingungan."Selama ini aku sudah membohongi Bunda," jawab Langit lemah."Membohongi apa maksudmu?""Semua cerita buruk tentang Karina yang aku ceritakan itu hanyalah kebohonganku saja. Karina tidak mungkin berbuat buruk seperti apa yang aku ceritakan," ungkap Langit sambil menunduk, tak berani menatap wajah ibunya.Vaya terdiam yang membuat ruangan menjadi hening. Vaya menjadi teringat saat ia bertemu Karina di mansion keluarga Adam lalu mempermalukan Karina hingga Karina mengundurkan diri dari pekerjaannya.Flashback onKarina bangkit dengan tangan mengepal. Bibirnya bergetar menahan tangis. Seumur-umur, ini adalah pertama kalinya ia mendapat perlakuan seperti sampah. Ia mencengkram kerah baju langit dan berucap, "Lo mau hancurin hidup gue kayak apa lagi, hah? Lo mau gue sehancur apa? Mau bunuh gue? Ayo bunuh! Lo adalah laki-laki terbangs*t yang pernah gue temui. Lo hancurin segalanya di hidup gue. Lo fitnah gue, lo berkali-kali melecehkan dan ham

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Sang Desainer   Bab 65

    Setelah menyusui Tania sampai tertidur, Aurel pun menidurkannya di box bayi yang ada di sebelah ranjangnya. Setelah mempertimbangkan, akhirnya Aurel dan Andrew setuju untuk meletakkan box bayi di kamar mereka untuk tempat tidur Tania.Hal itu akan membuat mereka lebih mudah mengawasi Tania. Aurel tersenyum menatap Tania yang tertidur pulas. Tangannya terulur untuk mengusap paha Tania yang membiru.Sebulir air mata lolos dadi mata Aurel. "Maaafkan Ibu, Nak… Ibu telah lalai menjagamu."Aurel mendekatkan wajahnya dan mengecup dahi Tania beberapa saat. Aurel menikmatinya, aura keibuannya begitu besar melebur dengan kasih sayang yang seperti tidak ada batasnya. Aurel menjauhkan wajahnya sambil berkata, "Ibu akan berusaha terus berada di sisimu."Andrew yang melihat itu tersenyum tipis namun ia raut wajahnya kembali datar saat Aurel menoleh dan berjalan ke kasur. Saat hendak mendudukkan dirinya di kasur, terdengar ponsel Aurel yang berdering. Saat melihat layar ponselnya, Aurel berdecak mala

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21

Bab terbaru

  • Sang Desainer   Bab 120

    "Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k

  • Sang Desainer   Bab 119

    Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel

  • Sang Desainer   Bab 118

    Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem

  • Sang Desainer   Bab 117

    Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn

  • Sang Desainer   Bab 116

    Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC

  • Sang Desainer   Bab 115

    Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d

  • Sang Desainer   Bab 114

    "Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d

  • Sang Desainer   Bab 113

    Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena

  • Sang Desainer   Bab 112

    Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma

DMCA.com Protection Status