Veti segera mengambil sapu lalu membersihkan pecahan piring yang berceceran di lantai. Marta pun ikut masuk ke dapur dan mengernyit ketika melihat pecahan kaca bertebaran di mana-mana. "Apa yang sudah terjadi?" tanyanya pelan."Em, saat aku mencuci piring tanganku terasa sangat licin jadi piring yang ku pegang jatuh dan pecah," jawab Veti gugup sambil sesekali mencuri pandang ke arah Rara berharap gadis itu tidak curiga.Sedangkan Davin terlihat cuek. Ia mengambil dua kaleng soda dari kulkas lalu melangkah pergi meninggalkan dapur. Setelah Davin pergi, Veti mendengus lalu melepaskan sapu dengan kasar. Ia mengusap keringat di dahinya lalu menatap Rara yang membersihkan pecahan piring di wastafel dan lantai."Kamu tidak melihat apa-apa 'kan Rara?* tanya Veti memastikan."Melihat apa maksudmu? Memangnya ada apa?" Rara balik bertanya, pura-pura tidak tahu.Veti mengusap dadanya, merasa lega. "Lupakan saja! Sekarang kamu yang bersihkan dapur dan mencuci piring. Aku lelah, ingin beristiraha
"Maksudmu apa, Nak?* Vaya bertanya kebingungan."Selama ini aku sudah membohongi Bunda," jawab Langit lemah."Membohongi apa maksudmu?""Semua cerita buruk tentang Karina yang aku ceritakan itu hanyalah kebohonganku saja. Karina tidak mungkin berbuat buruk seperti apa yang aku ceritakan," ungkap Langit sambil menunduk, tak berani menatap wajah ibunya.Vaya terdiam yang membuat ruangan menjadi hening. Vaya menjadi teringat saat ia bertemu Karina di mansion keluarga Adam lalu mempermalukan Karina hingga Karina mengundurkan diri dari pekerjaannya.Flashback onKarina bangkit dengan tangan mengepal. Bibirnya bergetar menahan tangis. Seumur-umur, ini adalah pertama kalinya ia mendapat perlakuan seperti sampah. Ia mencengkram kerah baju langit dan berucap, "Lo mau hancurin hidup gue kayak apa lagi, hah? Lo mau gue sehancur apa? Mau bunuh gue? Ayo bunuh! Lo adalah laki-laki terbangs*t yang pernah gue temui. Lo hancurin segalanya di hidup gue. Lo fitnah gue, lo berkali-kali melecehkan dan ham
Setelah menyusui Tania sampai tertidur, Aurel pun menidurkannya di box bayi yang ada di sebelah ranjangnya. Setelah mempertimbangkan, akhirnya Aurel dan Andrew setuju untuk meletakkan box bayi di kamar mereka untuk tempat tidur Tania.Hal itu akan membuat mereka lebih mudah mengawasi Tania. Aurel tersenyum menatap Tania yang tertidur pulas. Tangannya terulur untuk mengusap paha Tania yang membiru.Sebulir air mata lolos dadi mata Aurel. "Maaafkan Ibu, Nak… Ibu telah lalai menjagamu."Aurel mendekatkan wajahnya dan mengecup dahi Tania beberapa saat. Aurel menikmatinya, aura keibuannya begitu besar melebur dengan kasih sayang yang seperti tidak ada batasnya. Aurel menjauhkan wajahnya sambil berkata, "Ibu akan berusaha terus berada di sisimu."Andrew yang melihat itu tersenyum tipis namun ia raut wajahnya kembali datar saat Aurel menoleh dan berjalan ke kasur. Saat hendak mendudukkan dirinya di kasur, terdengar ponsel Aurel yang berdering. Saat melihat layar ponselnya, Aurel berdecak mala
Karina bergeming, sorot matanya kian datar saat perkataan Langit memicu munculnya kenangan-kenangan yang susah payah Karina pendam dan lupakan. Langit menghela nafas lelah, ia sadar kesalahannya sefatal itu. Vaya mengusap punggung Langit yang membuat Langit mendongak dan menatap wajah Vaya.Vaya mengangguk seolah memberi dukungan kepada Langit. Langit kembali menarik nafas lalu berkata, "Aku tahu pasti sulit untukmu memaafkan segala kesalahanku. Maaf karena sudah menorehkan luka, maaf karena sudah merusak mentalmu, maaf karena telah menuduh dan memfitnahmu, maaf karena mengancurkan hidupmu, maaf-""Stop!" Karina mengangkat tangannya. "Aku memaafkanmu." Ia berucap tanpa melihat Langit sama sekali.Binar bahagia tercetak jelas dari sorot mata Langit yang berkaca-kaca. "Kamu serius?"Karina mengangguk masih dengan tatapan yang tidak menatap Langit. Dua bulir air mata turun membasahi pipi Langit. Ia menatap Vaya yang dibalas senyuman oleh Vaya.Tatapan Vaya lalu beralih kepada Karina. "Ka
Hari spesial yang ditunggu-tunggu Felliska pun tiba. Hari ini, ia akan mengucap janji suci dengan Davin lalu bersanding di pelaminan. Pukul empat pagi, Felliska sudah bangun dan mandi.Ia luluran dan memakai serangkaian body care. Ia lalu dirias oleh perias pengantin. Make up yang agak tebal pun membubuhi wajah cantiknya.Selanjutnya, ia memakai gaun panjang yang membentuk lekuk tubuhnya jika dipakai. "Akhirnya hari-hari yang ku tunggu tiba. Sebentar lagi, aku akan menjadi nyonya muda Adam." Felliska tersenyum menang.Di lain tempat, Davin bersiap-siap dengan malas-malasan. Ia baru saja keluar dari kamar mandi setelah mandi. Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk."Tuan Davin, saya baru saja mensterilkan dan menyetrika pakaian anda untuk acara pernikahan nanti." Terdengar suara Veti."Masuk!" sahut Davin.Veti pun membuka kamar Davin yang tidak dikunci. Saat masuk ke dalam, ia langsung disambut dengan senyuman menggoda dari Davin. Veti hanya membalasnya dengan tatapan datar.Veti masih tid
Di atas panggung, sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan akad pernikahan tampak menyalami para tamu dengan senyum bahagia. Karina, Alard, dan Aland berjalan depan belakang dengan posisi Aland di depan dan Elard di belakang. Kini Vai sedang digendong Karina atas permintaannya sendiri.Masing-masing dari mereka membawa kado untuk Felliska. Saat Aland menyerahkan sekotak kado berukuran lumayan besar, Felliska langsung menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih banyak, Pak Aland. Semoga segera mendapatkan menantu," ujar Felliska."Terima kasih doanya," balas Aland singkat.Senyuman ramah Felliska berganti senyuman dan tatapan sinis ketika melihat Karina yang baru saja menyalami Davin. Davin tampak terpesona dengan kecantikan Karina hingga menatapnya beberapa saat. Bahkan pundaknya harus ditepuk oleh Elard untuk menyadarkannya dari lamunannya.Karina tersenyum ramah dan menyerahkan sebuah kado kepada Felliska. Felliska menerima kado tersebut lalu mengamatinya sebentar. Dengan s
Sekarang Felliska dan Davin membelakangi semua orang."1… 2… 3…." Semuanya berhitung sampai tiga lalu Felliska melemparkan buket bunganya ke belakang.Terdengar riuh orang-orang yang berseru sambil berusaha menangkap buket bunga itu. Hingga tanpa diduga sebuah tangan lentik dan cantik menangkap bunga itu dengan posisi yang lebih tinggi dari yang lainnya. Wanita itu adalah Karina, ia berhasil menangkap buket bunga tersebut dengan cara digendong oleh Elard.Para tamu bersorak riang dan bersiul. Felliska memperlihatkan raut kecewanya. "Karina lagi, Karina lagi. Kenapa dia seolah menjadi ratu di acara pernikahanku?" Felliska berucap kesal dalam hati.Sama dengan Felliska, Davin pun menunjukkan raut wajah yang kecewa tapi bercampur dengan perasaan tidak suka. Bukan dengan alasan yang sama dengan Felliska, tapi ia masih tidak rela Karina berdekatan bahkan menjalin hubungan dengan pria lain. Davin memang egois dan serakah, ia tidak akan berhenti mengejar sesuatu sebelum mendapatkannya."Aku
"Davin, ayo kita lakukan sekarang!" desak Felliska."Hm, bentar.""Sekarang atau tidak." Felliska berucap dengan nada mengancam.Davin menarik nafas lelah lalu berdiri. Felliska pun tersenyum senang semakin bergelayut manja di lengan Davin. Dari kejauhan, Veti tersenyum senang melihatnya."Silahkan kalian bermesraan dulu. Tapi nanti kalian akan menjerit saat terpeleset dan tertusuk duri mawar," ucap Veti pelan.Sesampainya di kamar pengantin yang telah disiapkan untuk mereka, Davin pun menguncir pintu. Setelah itu, ia segera mencium Felliska dengan agresif. Felliska pun dengan senang hati menerima dan membalas ciuman tersebut.Bagi Felliska, ini adalah permulaan yang baik. Mereka terus berjalan ke arah kasur dengan posisi masih berciuman. Namun naasnya, Felliska terpeleset dan pantatnya terbentur lantai dengan sangat keras. "Aw," pekik Felliska.Davin yang kaget pun segera membantu Felliska berdiri. Felliska meraba-raba pantatnya untuk menghilangkan rasa sakit. Namun yang ia dapati ma
"Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k
Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem
Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn
Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC
Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d
"Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d
Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena
Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma