Agatha menggelengkan kepalanya pelan. "Tik…? Kamu gak benar-benar ngambil perhiasanku 'kan?""Tentu saja tidak, Nyonya. Mana mungkin saya mengambil perhiasan Nyonya. Kalau tidak percaya silahkan geledah semua barang-barang saya. Saya berani sumpah bahwa saya tidak mengambil perhiasan Nyonya," tutur Tika.Veti dan Marta saling menyunggingkan senyum sinis. Veti berbisik, "Malah dia sendiri yang masuk ke perangkap tanpa perlu kita pancing.""Bodoh, sih," timpal Marta."Aku tidak pernah menyangka kalau Tika yang mencuri perhiasan Mami. Tapi mungkin saja itu penjahat yang menyamar menjadi Tika. Jadi lebih baik kita geledah saja kamar dan barang-barang Tika," ujar Aurel yang diangguki Agatha.Mereka semua pun melangkah pergi meninggalkan ruang CCTV. Semuanya berjalan ke arah kamar Tika. Entah kenapa perasaan Tika menjadi tidak enak setelah menatap Veti yang malah menyunggingkan senyum."Apa semua ini adalah rencana busuk Veti?" tanyanya dalam hati."Biar saya yang menggeledah lacinya, Nyony
Davin berdiri di depan cermin setinggi lebih dari dua puluh senti meter dari tinggi tubuhnya. Kedua tangannya mengangkat barbel secara bergantin. Ia menoleh saat tiba-tiba pintu ruangan gym di ketuk."Permisi, Tuan Davin. Ini aku Veti.""Masuk!"Veti membuka pintu ruangan lalu masuk ke dalam dengan nampan yang terdapat jus alpukat dan salad. Veti meletakkannya di meja lalu ia duduk di kursi memandangi Davin yang sedang berolahraga. Veti tidak bisa menyembunyikan tatapan laparnya saat melihat six pack di tubuh Davin.Davin yang menyadarinya pun tersenyum kepada Veti lewat pantulan cermin. "Aku tahu badanku gagah dan banyak six pack-nya. Selain Felliska, hanya kamu yang terlihat begitu lapar melihat tubuhku," celetuknya."Felliska hanya bisa melihatnya saja. Sedangkan aku sudah pernah menyentuh semuanya," balas Veti."Kau yakin? Aku pernah menghabiskan satu malam di hotel bersama Felliska," ujar Davin."Itu artinya kalian sudah melakukan 'itu'?""Tentu saja."Raut Veti langsung berubah
"Pak Aland?" Tika baru menyadari bahwa ia kenal dengan Aland."Kamu cleaning service yang dulu bekerja di kantor tempatku bekerja dulu 'kan. Puji Tuhan, kita kembali bertemu setelah sekian lama.""Iya, Pak. Saya dipecat dari pekerjaan saya karena dituduh mencuri. Padahal demi Tuhan saya tidak pernah melakukannya," ucap Tika dengan raut wajah yang kembali sedih."Ya Tuhan … saya ikut prihatin dengan aoa yang menimpa kamu. Semoga kamu diber kesabaran dalam menghadapi ujian ini.""Maka dari itulah kami membawanya ke sini, siapa tahu Ayah mau memberi pekerjaan kepadanya," cetus Karina."Pekerjaan yang ada hanyalah pembantu dan cleaning service di kantor. Kamu ingin melamar pekerjaan yang mana?""Jadi pembantu aja, Pak.""Oke. Mulai detik ini kamu diterima bekerja di sini. Silahkan bersihkan dan taruh barang-barangmu di kamar bagian belakang. Ada dua kamar yang tidak terpakai, terserah kamu mau memilih kamar yang mana."Raut wajah Tika berbinar-binar. "Terima kasih banyak atas kebaikan anda
"Eh, Andrew?" ucap Aurel kaget."Bukannya kamu sempat pesan baju dari Zair butik?" tanya Andrew sambil memilah-milah pakaian."Iya, tapi itu baru dicuci untuk mensterilkannya," jawab Aurel.Mata Andrew memindai beberapa gaun lalu ia mengambil sebuah gaun berwarna sage green dan menilainya secara keseluruhan. "Ini cantik dan cocok di tubuh kamu," ucapnya.Gaun itu berbentuk long sleeve dress dengan beberapa hiasan bunga di pinggangnya yang membuat gaun itu terlihat anggun dan berkelas. Aurel mengangguk setuju lalu menerima gaun tersebut. "Sekarang kamu keluar dulu, aku mau ganti pakaian," pinta Aurel kepada Andrew."Aku 'kan suami kamu," ucap Andrew."Andrew, aku mohon…."Andrew tersenyum lalu mengangguk. "Baiklah." Andrew pun keluar dari walk in closet.Ia lalu masuk ke walk in closet miliknya dan memilih sebuah kemeja dan celana kain dan memakainya. Ia menatap pantulannya di cermin dan memuji dirinya sendiri yang terlihat maskulin. Setelah selesai, ia pun keluar dari walk in closet be
Karina kembali memasuki rumah lalu mengunci pintunya. Ia masuk ke dalam kamar dan menaruh kantong plastik pemberian Elard ke atas meja kerjanya. Ia lalu keluar kamar lagi dan memasuki kamar Kasih."Ibu," panggil Karina pelan."Eh, sini masuk, Nak!"Karina berjalan mendekati Kasih lalu duduk di kursi sebelah ranjang Kasih. "Ada apa, Bu?" tanyanya pelan."Ibu mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu." Kasih memberi jeda sejenak. "Kata dokter … kanker Ibu sudah masuk stadium empat bahkan sudah sangat parah dan mustahil di sembuhkan. Kata dokter, umur Ibu sudah tidak lama lagi."Mata Karina berkaca-kaca mendengarnya. "Gak, gak mungkin! Ibu kuat, Ibu pasti bisa bertahan. Jangan dengerin kata dokter itu, Bu. Dokter itu belum tentu benar.""Benar atau tidaknya itu urusan nanti. Maaf Ibu harus memberitahumu sekarang dan membuatmu sedih. Ibu hanya tidak ingin jika ibu benar-benar tiada lalu kamu akan kaget dan tidak bisa menerima kenyataan," tutur Kasih penuh kelembutan.Karina menggelengkan
Setelah membawakan lima lagu, konser pun selesai. Hiruk pikuk keramaian berangsur pudar. Kini Aurel sedang memakan bakso bersama Andrew si penjual bakso dekat lapangan konser.Mereka makan sambil bercerita banyak hal diselingi candaan. "Kamu ingat pas kita pertama nge-date? Kamu berkali-kali bersin tapi malah diam melamun saat aku nyodorin tisu, terus tiba-tiba kamu bersin keras banget sampai ingus kamu kemana-mana," ceplos Andrew sambil tertawa lepas.Aurel menutup wajahnya malu. Ia dengan gemas memukul tangan Andrew menggunakan sendok dengan kuat hingga Andrew mengaduh. "Jangan di ingat-ingat lagi! Aku ngambek, ah."Andrew berusaha menghentikan tawanya meski susah. Ia menyodorkan susu kotak kepada Aurel. "Jangan ngambek wahai ibu yang punya susi tapi masih suka minum susu," ceplosnya lagi.Aurel segera menoleh dan menatap Andrew tajam. "Selain cerewet, kamu juga nyebelin!""Cerewet gini juga kamu cinta 'kan?" goda Andrew sambil melahap baksonya.Mendadak Aurel terdiam. Ia menunduk d
"Tidak, ini palsu, editan! Aku gak mungkin ngelakuin hal kayak gini." Aurel berucap meyakinkan namun di sisi lain ia berbohong tentang ia yang mengaku tidak mungkin melakukan hal seperti itu, padahal kenyataannya ia melakukan hal itu bersama Rey.Agatha menatap Aurel sendu. Entah ia harus percaya atau tidak, ia bingung. Sedangkan Andrew tidak menunjukkan reaksi apa-apa, ia hanya terdiam sambil menatap Aurel datar."Tapi ini jelas banget lho, kayaknya bukan editan," ucap Marta mengomentari sambil berlagak meneliti foto yang ia pegang.Aurel semakin kelabakan, apalagi melihat raut kecewa yang ditunjukkan Agatha."Sumpah demi Tuhan aku tidak melakukan itu. Silahkan kalian cek sendiri iu benar atau tidak. Oh iya, aku punya teman yang ahli komputer. Aku akan memintanya untuk meneliti foto ini," ujar Aurel.Mata dan Veti saling tatap, mereka seolah berkata lewat lirikan mata, "Jangan biarkan itu terjadi!""Buat apa di teliti. Bisa saja 'kan temanmu itu kau bayar untuk bilang bahwa itu adala
Mobil yang dikemudikan Elard berhenti di persimpangan jalan. Karina memakai masker lalu turun dari mobil. Di tangannya terdapat paper bag berisi gaun pesanan Melinda.Ya, saat ini Karina ingin menemui Melinda sesuai janji untuk menyerahkan gaun pesanan Melinda. Karina melambaikan tangan kepada Melinda yang berdiri di ujung jalan. Mereka berpelukan sebentar layaknya sudah lama kenal.Ya walaupun mereka selama ini berkenalan dan berinteraksi lewat online. Tapi saat mereka bertemu langsung rasanya mereka seperti teman lama. "You so pretty," puji Melinda sambil menatap manik mata Karina dengan tangan yang memegang pundak Karina."Kamu juga," balas Karina."Aku sungguh penasaran dengan wajahmu yang setengahnya ditutupi masker itu. Hanya dengan melihat matamu saja kamu sudah terlihat sangat cantik," ujar Melinda."Justru seharusnya aku yang bilang seperti itu kepadamu. Kamu juga sangat cantik, Melinda."Melinda hanya tersenyum saat dipuji balik oleh Karina. "Ayo kita duduk-duduk dulu di kaf
"Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k
Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem
Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn
Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC
Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d
"Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d
Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena
Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma