Karina kini sedang duduk di meja belajar sekaligus meja kerjanya. Jari jemarinya sibuk memutar-mutar pena yang sebelumnya ia gunakan untuk menggambar rancangan gaun terbarunya. Kegiatan rutinnya itu harus terhenti ketika pikiran Karina dipenuhi oleh sesuatu.Jujur perasaannya tak tenang setelah pulang dari rumah sakit. Entah kenapa ia ingin melihat Langit, bertemu dengannya, dan melihat keadaannya. Bagaimanapun kejadian beberapa hari lalu yang menimpa Langit memberikan dampak yang besar bagi psikis Karina.Kondisi mental Karina sedikit terganggu karena kejadian itu. Ketika Langit berucap terakhir kalinya sebelum melajukan mobilnya dengan kencang, saat terdengar suara benturan yang sangat keras, dan tubuh Langit yang terluka dan berdarah-darah di angkut dari mobilnya yang rusak parah ke mobil ambulans. Karina mencengkram kepalanya dengan air mata yang mengalir, semua itu membuatnya takut dan cemas.Karina seakan memiliki trauma yang mendalam atas kejadian itu. Ia merasa menjadi seorang
Pagi-pagi sekali Elard sudah menyamperi rumah Karina. Ia datang tidak dengan tangan kosong, melainkan membawa beberapa bingkisan untuk Karina dan Kasih. "Kemarin Ayah borong banyak tas dari brand Roy Mason karena kebetulan ada diskon empat puluh persen untuk produk tertentu. Ayah membagi-bagikan kepada semua pekerja di Zai butik. Tentunya untuk Karina dan Ibu," ucap Elard."Karina dan Kasih saling pandang karena Elars memanggil Kasih dengan sebutan "Ibu.""Em, tidak apa-apa 'kan aku memanggil Tante Kasih dengan sebutan Ibu?" Elars terlihat kikuk dan tak enak.Kasih tertawa pelan. "Tentu saja boleh, Nak Elard. Tadi kami hanya kaget saja.""Oh, entah kenapa saya suka memanggil Tante Kasih dengan sebutan Ibu. Aku sudah lama tidak memanggil Ibu. Ah, aku jadi rindu ibuku.""Jangan sedih, Nak Elard. Kamu bisa menganggap saya ibumu.""Terima kasih, Bu. Mulai sekarang aku akan menganggap Ibu sebagai ibuku."Kasih mengangguk dan tersenyum menenangkan. Karina ikut senang melihat momen itu.Sela
Agatha ikut terduduk di sofa. Agatha menghela nafas panjang dan memijat kepalanya untuk mengurangi nyeri."Aku nyesal udah kenal dan menjalin hubungan dengan wanita ular itu. Rasanya aku ingin membunuhnya," celetuk Davin."Hus, kamu gak boleh gitu, Davin. Ayolah, kamu setuju dengan tawaran Pak Prapto, ya? Demi keluarga kita. Kalau Pak Prapto menenarik investasi dan sahamnya, kita bisa bangkrut, Vin. Mami gak mau jatuh miskin. Apa kata dunia nanti?""Mami lebih milih harta dibanding aku anak Mami?" ucap Davin tak percaya."Bukan begitu, Vin. Ini demi kebaikan kamu juga.""Kebaikan apa yang Mami maksud? Menikah dengan wanita ular itu hanya akan mendatangkan sial di hidupku. Sekarang aku sudah benar-benar ilfeel kepadanya. Aku menolak pernikahan ini." Davin lalu bangkit dan beranjak pergi."Davin! Davin! Anak itu sekarang semakin susah diatur." Agatha kembali menghela nafas panjang.Untuk menenangkan emosinya, Davin pergi ke dapur dan membuat es cappucino. Tiba-tiba, ada yang memeluknya d
Saat ini Karina dan Elard sedang berada di rumah Karina. Elard menemani Karina merajut sweater. Mata Elard fokus menatap tangan lentik Karina yang begitu lihainya merajut.Selain ada mereka, di rumah ini juga ada Kasih dan seorang perawat bernama Miran. Kasih tidak lagi dititipkan di rumah Suri. Melainkan kini Karina menyewa perawat untuk Kasih."Kamu belajar merajut dari mana?" tanya Elard."Di ajari Ibu. Ibu dulu sering merajut banyak benda seperti tas, dompet, pakaian, syal, dan yang lainnya lalu dijual. Bertahun-tahun aku menemani dan membantu Ibu merajut," jawab Karina."Wanita hebat seperti Ibu pasti juga melahirkan wanita hebat seperti kamu, aku salut.""Jangan berlebihan. Kamu juga hebat seperti ayahmu."Elard tersenyum dan kembali memperhatikan Karina yang terus merajut. Beberapa menit kemudian, Karina selesai membuat sebuah sweater dan syal rajut. Karina lalu melipatnya dan menaruhnya ke dalam kotak kado. Tak lupa ia juga memasukkan beberapa printilan kecil seperti gelang da
Selama perjalanan suasana di dalam mobil terasa canggung dan hening. Karina jadi merasa tidak enak sendiri melihat raut wajah Vaya yang menampilkan raut wajah ketus dan tidak enak dipandang. Karina pun memilih melihat keluar jendela dan menikmati pemandangan di tepi jalan yang dilewati mobil mereka."Sudah berapa lama kamu pacaran dengan anak saya?" Vaya tiba-tiba bertanya setelah sekian lama mereka terdiam."Dua tahun, Tante.""Lama juga. Udah ngapain aja kamu sama Langit selama dua tahun?"Karina terdiam sejenak. Ia lalu tersenyum tipis dan berkata, "Yang pastinya udah babak belur, Tante."Vaya membeliak kaget. "Apa maksud kamu?"Karina tidak menjawab. Ia malah membuka ponselnya."Kalau orang tua tanya itu dijawab!"Karina mengotak-atik ponselnya lalu menunjukkan deretan video dan foto di galerinya. Ada video CCTV dan video rekaman ponsel. Bertepatan dengan itu, lampu merah menyala yang membuat Vaya menghentikan mobilnya.Vaya pun menerima ponsel Karina dan melihat deretan video itu
"Habis ini kalian ke Zair butik dulu, ya. Hati-hati di jalan," ucap Agatha.Davin hanya mengangguk malas sedangkan Felliska tersenyum bahagia. "Terima kasih, Mami sayang atas bantuannya.""Ah, bukan apa-apa. Sudah-sudah kalian segera ke sana. Keburu sore.""Iya, Mami. Kami pergi dulu.* Felliska dengan semangat meraih tangan Davin dan menggandengnya mesra.Davin sebenarnya sangat risih tapi ia tahan selagi berada di depan Agatha dan Prapto. Ia memaksakan senyumnya saat Agatha dan Prapto menggodanya dan Felliska. Setelah berpamitan, ia pun buru-buru jalan ke mobilnya.Felliska sampai terseok-seok saat menyamakan langkahnya dengan Davin. "Kamu hati-hati dong, sayang. Aku sampai mau jatuh ini."Davin segera menyentak tangan Felliska. "Lepas, gak usah sok romantis. Cepet masuk mobil!" Davin segera memasuki mobil dan menutupnya dengan membantingnya.Felliska pun masuk ke dalam mobil dan menatap Davin yang mulai fokus menyetir. "Cepat atau lambat kamu akan masuk ke pesonaku lagi. Aku tahu kam
Karina pun terperangah ketika melihat Davin dan Felliska. Felliska mengepalkan tangannya, ia benci melihat Karina yang kini tampak bertambah cantik dan lebih bahagia. Namun tiba-tiba ia tersenyum.Felliska memanggil salah satu pekerja dan bertanya, "Wanita itu pekerja baru ya disini? Jadi apa? Cleaning service? Ups, hahaha." Felliska berlagak salah ucap dan menutupi mulutnya dengan centil.Pekerja yang ditanya nampak geram. "Jangan sembarangan. Dia itu desa-"Karina membekap mulut pekerja itu. "Jangan dikasih tahu!"Felliska lalu tertawa kencang. "Aduh, kasihan. Habis jadi baby sitter terus jadi cleaning service. Dasar wanita rendahan.""Felliska, jaga bicaramu!" peringat Davin."Kenapa? Itu fakta kok."Karina hanya memandang mereka dengan tatapan datar dan berlalu pergi. "Kar, tunggu!" Davin hendak mengejar Karina namun segera ditahan Felliska."Kamu apa-apaan, sih? Malah ngejar dia. Aku aduin Papa," sela Felliska.Davin berdecak kesal, ia melepaskan pegangan tangan Felliska. "Gak us
Trisna membetulkan kancing bajunya setelah melakukan kegiatan panas di gudang bersama Toni, temannya."Aku punya satu tugas untukmu," ucap Toni sambil tersenyum miring."Apa?" sahut Trisna."Cari seorang perempuan yang bisa kita culik dan menjualnya kepada Bibi Eveline."Eveline adalah seorang mucikari, sedangkan Toni adalah keponakan Eveline. Kedua orang tua Toni sudah meninggal sejak Toni masih duduk di bangku sekolah dasar. Selama ini Toni selalu membantu Eveline mencari orang untuk dijadikan PSK, salah satunya Trisna.Sejak ibunya Trisna sakit-sakitan, Trisna mulai menjual dirinya kepada Eveline dengan bantuan Toni. Trisna bekerja menjadi PSK setelah jam pulang sekolah karena tidak mungkin ia keluar saat malam hari yang akan menimbulkan kecurigaan dari ibunya dan orang lain misalnya tetangga. Hal itulah yang selalu ia lakukan hingga kini.Trisna mengatakan kepada Aland dan Elard bahwa ia pulang jam tiga sore, padahal sebenarnya ia pulang jam setengah satu siang. Belum lagi jika ia
"Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k
Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem
Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn
Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC
Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d
"Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d
Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena
Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma