BAB : 63Kembali Merajut Cinta.***Tak terasa sudah seminggu Salma berada di rumah sakit ini. Dan sore ini Dokter sudah mengizinkan Salma pulang. Selama seminggu ini aku menjaga Salma, dan kadang bergantian dengan Mama. Paman dan Fera sudah balik ke Bandung, karena pekerjaan yang tak bisa ditinggal lama. Aku sudah mengikrarkan untuk rujuk kembali dengan Salma, dan disaksikan oleh kerabat terdekat kami. Dan mulai saat ini aku akan menjaganya dengan sepenuh hatiku."Yee … Mama sama Papa udah pulang." Sania terlihat senang sekali melihat kedatangan kami. Ya, Papa yang menjemput kami di rumah sakit sedangkan Mama dan Sania menunggu dirumah. Salma turun dari mobil dengan dituntun oleh Mama, luka di punggungnya sudah lumayan kering tapi harus rutin minum obat sampai benar-benar pulih."Kamu istirahat ya, Sayang! Jangan banyak bergerak dulu, Mas mau pulang ke kontrakan," ucapku setelah mengantarkan Salma untuk istirahat. "Kok, aku mau ditinggal lagi, Mas?" ucapnya sembari bersiap ingin m
Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik IbukuSEASON 2BAB : 64Daffa Biantara dan bayang-bayang masa lalunya. ***Dalam keheningan malam serta kelap kelip lampu yang mewarnai kota, tampak seorang lelaki yang merenung di tengah kesunyian. Dia adalah Daffa Biantara, seseorang yang pernah merasakan sakit hati dua tahun yang lalu. Seseorang yang pernah membawa luka serta cintanya di negeri yang jauh dari kekasihnya. seseorang yang kini masih membawa cinta pada perempuan yang jelas tidak akan menjadi miliknya. Daffa pergi membawa luka sebab kesalahpahaman yang merajai. kendati begitu ia sadar bahwa cinta memang tak harus memiliki. Dua tahun telah berlalu Daffa masih setia dengan kesendiriannya. Bandung adalah kediamannya saat ini setelah ia menghabiskan waktu selama satu tahun di Singapura. Berkali-kali pengacara muda nan handal itu menghela nafas menentramkan hatinya yang gundah. Namun sesak masih merajai dikala mengingat satu nama yang membuatnya luka. Salma Dewantari. Nama itulah yang sampa
BAB : 65Kembalinya Daffa.***"Daffa, Daffa, bangun sayang! Daffa anak Mama beneran pulang ternyata."Sayup-sayup terdengar suara sang Mama membuat mata Daffa mengerjap. Matanya mendadak silau karena hordeng yang berada di kamarnya ditarik oleh sang Mama. Ya, tidur dini hari membuat Daffa terserang kantuk luar biasa. Setelah melakukan kewajiban dua rakaat, Daffa melanjutkan kembali mimpi di ranjangnya."Mama kenapa semalam bohongi, Daffa?" setelah mengumpulkan nyawa dan menguasai keadaan, Daffa bertanya pada Mamanya."Maaf, Daffa, habisnya Mama kangen sama kamu. Kamu kalau nggak digituin pasti nggak pulang, iya 'kan?" "Iya tapi kan nggak gitu juga, Ma." "Udah, nggak usah pake tapi. Sekarang kamu dah di rumah nggak boleh pergi-pergi lagi. Mandi, habis itu turun, Mama sama Papa tunggu di bawah!"Belum dijawab oleh Daffa, sang Mama lantas pergi meninggalkan anak laki-lakinya yang masih terlihat lesu. Zeanna, adalah pemilik nama sang Mama yang menolak tua tersebut. Energik, serta gesit
BAB : 66Kasus yang tengah diperbincangkan.***Zeanna tampak kaget dengan kehadiran sang anak yang ia rindukan, dan kini berada di hadapannya. Sang anak yang sangat ia dambakan agar segera menikah. Mata Zeanna pun tak luput dari penampilan anaknya yang terlihat gagah, dengan mengenakan baju berbahan kaos dilapisi oleh jas hitam yang menempel di badannya, serta celana cargo yang menambah badan kekarnya terlihat semakin keren. Begitulah pemikiran Zeanna melihat Daffa Biantara, anaknya laki-lakinya kali ini."Eh, Daffa ngagetin aja. Duduk dulu, Sayang!" titah Zeanna kikuk. Zeanna terlihat salah tingkah ketika anak lelakinya memergoki sedang bermesraan. Walaupun Daffa sendiri sudah terbiasa melihat orang tuanya seperti itu. Pun sang Papa, terus menggaruk rambutnya yang mendadak gatal. Mungkin."Tadi Mama sama Papa katanya ingin bicara, ada apa? Tumben sesiang ini Papa ada di rumah, nggak ke kantor?" tanya Daffa setelah duduk di hadapan orang tuanya."Nanti siangan ajalah, Daff, nggak ad
BAB : 67Tentang Koswara Herlambang.***"Hei, dah dari tadi?" tanya Daffa ketika sudah berada di tujuan. "Sorry gue telat." "Hei, belum lama, baru satu jam yang lalu. Hahaha …." Kelakar Restu dengan menepuk pelan pundak sahabatnya."Oh ya, kapan lo balik? Masih betah menjomblo?" tanya Restu setelah mereka merebahkan pantatnya di kursi. Ia ingin mengulik sedikit kisah Daffa sebelum ke arah pembahasan yang lebih serius."Baru semalam, itu pun karena tipu daya Mama. Biasa," Sejenak mereka bercengkrama setelah menikmati cappucino yang baru saja dipesan. Cafe ternama dengan ruangan yang sedikit tertutup itulah kini mereka berada. Karena yang akan dibahas pun berita penting dan tentang pekerjaan penting mereka tentunya. Namun mereka terbiasa saling bertanya kabar terlebih dahulu. Seperti saat ini, Restu justru fokus pada pribadi Daffa yang seperti anti perempuan. Dingin sama perempuan, begitulah Restu menilainya."Parah lo, menghindari perjodohan sampai kabur begitu. Emang lo nggak penge
BAB : 68Ketika Dipaksa Cinta.Daffa memutar bola mata setelah tahu siapa yang menelponnya. Ia tak lantas mengangkatnya, justru malah menghela nafas panjang. "Siapa? Kenapa nggak lo angkat?" tanya Restu menyelidik. Ia penasaran dengan ekspresi Daffa yang terlihat tak bersemangat."Mama, nelpon. Bentar, aku angkat dulu." Daffa mengangkat telpon yang sejak tadi melambai meminta sang empunya nomor untuk mengangkatnya. Ia lantas menekan tombol agar segera terhubung dengan Mamanya yang sejak tadi menelponnya."Assalamualaikum, iya Mah, gimana?" tanya Daffa."Waalaikumsalam, Daffa, kamu dimana? Ini Papa dan Mama udah jalan, kamu gimana sih? Kan sekarang kita ada janji mau makan siang bareng." gerutu sang Mama terdengar dari telepon.Daffa menghela nafas berat. Sejenak, Daffa mendengar repetan sang Mama yang semakin membuatnya pusing. "Kita janjian di tempat biasa. Kamu tahu kan? Nggak ada acara telat atau Mama menunggu lama!"Tit.Setelah mendengar ceramah panjang lebar dari sang Mama, t
BAB : 69 Bertemunya Dua Keluarga. *** "Kinara sekarang kegiatannya apa?" tanya Zeanna pada gadis bergaun salem tersebut. Namanya cantik, tentulah secantik orangnya. Rambutnya yang sedikit curly dengan tergerai indah, membuat penampilannya terlihat sempurna. "Kerja, Tante. Bantuin Ayah di kantor," jawabnya Kinara singkat. "Setelah lulus kuliah, Kinara memang membantu Ayahnya, Jeng. Tapi ya gitu, saya sendiri sebagai Ibu was-was juga dengan Kinara yang masih sendiri. Padahal umurnya sudah hampir kepala tiga. Pusing saya, Jeng!" Mama Kinara mengeluh. Kinara menyenggol lengan Mamanya. "Mama, ih!" tegurnya kesal. "Malu tau!" gumamnya lirih. Kinara pun juga dapat paksaan dari orang tuanya untuk mengikuti ajakan mereka. Hanya kenalan saja, selanjutnya terserah kamu. Begitulah ucapan kedua orang tuanya sebelum berangkat tadi. Namun ia tak menemukan sosok yang akan diperkenalkan dengannya. Mengetahui Kinara mulai gelisah, Zeanna melirik arloji yang berada di pergelangan tangannya. S
BAB : 70Wanita yang diam-diam mengagumi Daffa.***"Saya permisi ke belakang dulu, ya, Mah!" ucap Daffa karena ada yang mendesak menuntut untuk segera dikeluarkan.Kinara memperhatikan Daffa yang pergi meninggalkan ruangan. Ia terus memandang punggung Daffa hingga tak terlihat, sedangkan Mama Papa serta yang lainnya, sibuk memulai makan siang yang kesiangan tersebut."Mah, Pah, Kinara mau ke kamar mandi dulu, sebentar."Setelah berpamitan Kinara lantas pergi ke belakang berharap bisa bertemu dengan laki-laki yang membuatnya penasaran. Kinara penasaran dengan sosok Daffa yang terlihat cuek dengannya. Kinara bahkan sudah tampil maksimal namun sepertinya tak bisa menggetarkan hati Daffa. Kinara Andalena, adalah wanita energik juga cantik yang kini tengah disibukkan dengan banyak kegiatan. Anak satu-satunya yang terpaksa untuk membantu mengurus perusahaan sang Ayah. Terpaksa, karena Kinara merasa anak satu-satunya dan tak terlalu tertarik untuk terjun ke dunia bisnis, seperti Papanya. N