Wanita itu tidak peduli dengan perkataan tuan rumah dia terus berteriak memanggil Kevin, karena tidak menemukan yang dia cari kemudian dia menuju kearah Bu Tias,
" Dimana Kevin, ma " tanyanya dengan lembut
" Mau apa kau mencari anakku, Kevin sudah tidak menginginkanmu lagi " dengan tegas Bu Tias berucap.
" Kevin sangat mencintaiku, mana mungkin dia tidak membutuhkanku " ucapnya penuh percaya diri.
" Keluar kamu dari rumahku, dan jangan sekali-kali berani datang kesini lagi " usir Tias pada Eliza mantan tunangan Kevin.
" Calon mama mertua, jangan lupa aku masih tunangan Kevin, ingat itu " dengan pongahnya dia berkata.
" Itu dulu sebelum kamu meninggalkanya demi mengejar pria yang sudah beristri, dan ingat juga aku tak Sudi jika Kevin harus kembali dengan perempuan sepertimu, jangan kamu pikir aku tak tau kelakuanmu diluar, Eliza " wajah Eliza mendadak jadi pucat,
" Itu semua tidak benar, i-itu fitnah " Belanya.
" Jangan kau kira bisa menipuku, aku punya banyak bukti, aku tak rela anakku bersanding dengan perempuan kotor sepertimu " balas Bu Tias yang membuat Eliza semakin tersudut dan kemudian pergi tanpa pamit pada pemilik ruma.
.
.
.
Eliza merasa sangat kesal atas perlakuan Tias padanya, dia keluar dari rumah Kevin dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
" Awas kau perempuan tua, akan ku buat perhitungan denganmu, Ah ... kurang ajar, sial dasar perempuan tua sialan " teriaknya dengan kesal.
Eliza menuju kampus tempat Kevin mengajar, dia ingin bertemu langsung dengan Kevin, dia berharap hubungan mereka akan seperti dulu sebelum dirinya memutuskan untuk mengejar pria lain yang lebih mapan daripada Kevin dengan angan-angan akan hidup mewah, tapi sayang ternyata pria itu sudah mempunyai istri dan lebih parahnya lagi harta yang dimiliki pria yang menjadi selingkuhanya itu adalah milik istrinya, setelah pria selingkuhanya itu berpisah dengan istrinya dia tidak mendapat sepeserpun dari harta istrinya, sungguh akhir yang sangat tidak diharapkan oleh Eliza.
Rencana Eliza untuk sekarang adalah mendekati kembali Kevin, karena dia baru tahu bahwa orang tua Kevin adalah pemilik perusahaan yang cukup besar, tapi dia heran kenapa Kevin mau repot-repot untuk menjadi seorang dosen, padahal dia bisa hidup enak tanpa bekerja, tak habis pikir mengapa masih ada orang yang mau merepotkan dirinya sendiri.
Tak lama Eliza sampai dikampus tempat Kevin mengajar, dia menghubungi nomer Kevin.
" Halo sayang " ucap Eliza.
" Maaf ini siapa " balas Kevin disebrang telfon.
" Apakah kamu sudah melupakan suaraku?kamu tidak merindukanku sayang ? " Ucap Eliza
" Eliza, mau apa lagi kamu menghubungiku lagi " ucap kevin dengan nada tidak suka.
" Bisa sekarang kamu menemuiku dicafe seberang kampus? "
" Aku sudah tidak mau berurusan denganmu lagi "
" Atau aku yang akan kekampus menemuimu "
" Tunggu disana, aku segera datang " ucap kevin, yang kemudian berjalan menuju cafe denga jalan kaki.
Tak lama kemudian Kevin sampai di cafe yang dimaksud Eliza, dia menuju tempat duduk wanita yang dulu pernah mengisi hatinya, dari mejanya Eliza memperhatikan Kevin yang menuju kearahnya
" Masih tampan seperti dulu " gumamnya.
Kevin langsung duduk di kursi seberang kursi Eliza, dulu dia sangat mencintai perempuan itu, tapi sekarang dihatinya sudah tidak ada lagi nama perempuan yang berada dihadapannya itu, karna sebenarnya hati Kevin sudah dicuri oleh seseorang yang beberapa hari ini mengisi harinya.
" Bagaimana kabarmu? " Tanya Eliza
" Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja , ada perlu apa ? "
" Apa kamu tidak merindukanku? " Eliza memandang Kevin, dia tahu rasa cinta Kevin padanya sudah hilang, tapi dia tidak punya pilihan.
" Sepertinya sudah tidak ada yang perlu dibicarakan, karena kamu mungkin sudah tahu jawabanku, bagiku kita sudah berakhir sejak kamu pergi untuk mengejar pria lain " ucapan Kevin membua Eliza kaget, bagaimana Kevin tau tentang hubungannya dengan Danil, pria yang Eliza kejar hingga rela meninggalkan Kevin yang saat itu sudah menjadi tunangannya.
" Bukan seperti itu, kamu salah paham, aku dijebak " dustanya untuk mendapatkan hati Kevin.
" Aku sudah tidak peduli, karena dihatiku sudah tidak ada lagi namamu " ucap Kevin dan berlalu pergi tanpa memperdulikan Eliza yang memanggilnya.
" Sial.." umpat Eliza lirih.
Eliza harus memikirkan cara bagaimana dia bisa menikah dengan Kevin untuk menutupi kehamilannya sebelum terlihat, sebenarnya Eliza tidak menginginkan anak yang dikandungnya, tapi dia terlalu takut jika harus aborsi, karena menurutnya itu terlalu beresiko untuk keselamatannya.
Hingga dia merencanakan sesuatu untuk menjebak Kevin.
" Baiklah jika cara baik-baik tidak bisa terpaksa aku akan melakukan seuatu untuk mendapatkanmu" lirihnya.
.
.
.
Sore hari Kevin sudah berada di rumah ibunya, untuk menjemput Fiona.
" Mau kuantar sekarang" tanya Kevin, gadis itu hanya diam dan menundukkan kepalanya.
" Biarkan dia disini menemaniku, karena kamu lebih sering berada di rumahmu sendiri " ucap Bu Tias yang disambut binar bahagia Fiona, memang Kevin sudah memiliki rumah sendiri yang dekat dengan kampus tempatnya mengajar.
" Bagaimana Fiona? " Tanya Kevin pada gadis itu.
" Kamu disini bisa sambil merawatku, biar nanti aku gajih tenagamu untuk menemaniku dan kamupun masih bisa kuliah " ucap Tias yang disambut anggukan oleh Fiona.
" Saya mau Bu " ucap Fiona dengan tatapan penuh arti.
" Tugas tambahanmu Kevin, kamu harus menjemput Fiona saat dia ada kuliah " titah Bu Tias.
" Ok siap mah, malam ini Kevin menginap disini ya mah "
" Terserah kamu, ini juga rumahmu " ucap ibunya.
Kevin sangat senang karena dia bisa dengan sering bertemu Fiona, gadis itupun merasakan hal yang sama.
.
.
.
" Apa rencana mau kedepan ?" Tanya Kevin pada Fiona yang sedang bersamanya duduk di teras
" Aku belum tahu, yang jelas aku masih takut untuk kembali kerumah itu, kalau kamu merasa aku merepotkan nanti aku bisa mencari tempat tinggal " ucap Fiona yang merasa tidak enak karena beberapa hari ini dia merasa menjadi seorang yang merepotkan Kevin.
" Tidak, aku tidak merasa direpotkan, apa kamu tidak nyaman disini ? Fiona menggelengkan kepalanya, " kalau aku merasa direpotkan untuk apa aku menemanimu dirumah sakit " ucap Kevin.
" Besok aku akan kembali kekampus, karena sudah beberapa hari sudah bolos " ucap Fiona.
" Ok, kalau begitu kamu istirahat dulu, aku juga sudah ngantuk ingin istirahat " ucap Kevin.
" Kalau begitu selamat beristirahat " ucap Fiona yang dijawab anggukan dan senyum mempesona Kevin.
Hari ini merupakan hari pertama fiona kembali kekampus, setelah sebelumnya dia tidak masuk selama lebih dari satu Minggu, dia merindukan kedua temannya Diana dan Anita.Dia berangkat menuju kampus bersama dengan Kevin mengendarai mobil mewahnya, Fiona berfikir lebih baik jika dia turun sebelum kampus." Nanti aku turun di depan pom bensin sebelum kampus " ucap Fiona yang membuat kevin mengernyitkan dahi." Kenapa tidak langsung sampai kampus saja " ucap Kevin." Aku sudah janjian dengan Anita dan Diana disana " ucap Fiona" Ok kalau begitu "Tak lama kemudian Kevin menepikan mobilnya ditempat yang dimaksud Fiona." Terimakasih sudah mengantarkan ku " ucap Fiona yang dijawab anggukan oleh Kevin.Tak berselang lama setelah Fiona turun mobil Kevin berlalu dari hadapan nya, Fiona memastikan bahwa mobil Kevin sudah tak terlihat lagi, lalu dia berjalan menuju kampus yang lumayan masih jauh dari tempatnya turun, sekitar li
Ya Tuhan apa yang aku lakukan, apa aku harus pura-pura tidak mendengarnya, kenapa dia disini, apa yang akan dia lakukan." Fiona, kemana saja kamu ? Kami semu dirumah merindukanmu " Diandra dengan mesra memegang pundak kakaknya, dia pura-pura baik didepan orang lain, tapi dengan kejam dan tanpa ampun akan menyiksanya." Mari kita pulang, kami semua khawatir dengan keadaanmu, kenapa kamu melarikan diri dari rumah " dengan wajah yang dibuat seolah-olah cemas Diandra berkata didepan teman Fiona."A-aku masih ada kelas " ucap Fiona, dia berbohong demi menghindari Diandra, dia tidak mau kembali pada orang-orang yang telah dengan kejam menyiksanya hingga hampir mati.Anita yang melihat ketakutan Dimata Fiona lantas menarik tangan sahabatnya ." Ayo Fiona, nanti kita terlambat " ucap Anita, dengan tidak suka Diandra memandang Anita." Maaf Diandra sayang, kami masih ada kelas, dan kamu tidak perlu mencemaskan kakak
" Apa jadinya tadi jika gadis gila itu berhasil menemukan tempat tinggalku Sekarang, aku tak habis pikir kenapa adik yang dulu sangat manis menjadi semengerikan itu " helaan nafas panjang karena pikiran-pikiran yang memenuhi otakku, kepala terasa berdenyut sakit rasanya.Sebuah keluarga yang berusaha menyingkirkan salah satu anggota keluarganya yang lain, mungkin banyak yang tidak menyangka jika hal seperti ini terjadi, hanya orang-orang terdekatku yang paham akan hal yang terjadi padaku, karena didepan orang lain sikap mereka sangat manis padaku, sungguh keluarga yang penuh manipulasi.Kadang aku berpikir, benarkah aku bagian dari keluarga itu, mengapa sikap mereka berbeda sekali antara memperlakukanku dan Diandra, mereka sangat pilih kasih, apa mereka pikir hanya Diandra yang butuh kasih sayang, gadis yang dulu sangat manis itu Sekarang tumbuh menjadi seorang yang kejam penuh ambisius, berbeda sekali dengan dirinya dulu.
"Jika nanti dia membuat masalah lebih baik kita langsung lenyapkan saja dia, dan kita bisa menukar identitas antara dia dan Diandra " usul Leo yang terdengar sangat kejam." Aku setuju, karena aku sudah muak melihatnya, sudah terlalu lama kita merawatnya semenjak kecelakaan yang merenggut kedua orangtuanya" tambah Clara." Tapi kita juga harus pikirkan bagaimana cara membuat pengacara yang memegang surat wasiat itu mau mengubahnya, aku tidak mau berlama-lama seperti ini "Dengan pura-pura terpejam Fiona mendengarkan percakapan dua iblis yang selama ini dia anggap sebagai keluarganya, perih sebenarnya mendengarkan hal ini, tapi dirinya harus tahu kebenaran yang sela ini disembunyikan darinya, dia juga tidak boleh gegabah dalam menghadapi dua orang yang gila harta ini, tak hanya menyiksanya bahkan mereka berencana melenyapkanya, entah siapa mereka sebenarnya kedua manusia ini, kenapa dirinya bisa ada hubungan
Pintu yang tertutup terlihat rapuh karena tak terawat dan termakan usia, dinding yang ditumbuhi lumut karena udara yang lembab dan pengap." Fiona, dimana kamu...!! " Teriaknya, mencari keberadaan gadis cantik itu.Kevin mencari sampai semua sudut bangunan itu, tapi tak juga ketemu apa yang dicarinya.Hingga tanpa dia sadari sebuah pukulan tepat mengenai leher belakangnya, membuat dirinya ambruk tak sadarkan diri, pelaku menyeret Kevin dan membawanya kesebuah ruangan yang sangat semut, disana dia tidak sendiri, gadis yang dicarinya kini berada disamping tubuhnya." Kita bakar saja bangunan ini untuk menghilangkan jejak, biar saja orang mengira mereka mati karena terbakar " ucap seseorang yang suaranya tak asing untuk Fiona yang berlahan-lahan mendapatkan kesadarannya." Apa kita perlu membunuh mereka terlebih dahulu ? " Ucap salah satunya" Tidak perlu, aku y
Kring...kring....kring....suara jam weker membangunkan ku dari mimpi indahku, ya aku memasang alarm pagi ini karena memang ada kelas pagi, pertama kali bangun setelah mematikan alarm adalah mengambil handphone untuk melihat ada atau tidak pesan masuk." Ya ampun...kenapa jamnya beda " aku terbelalak saat melihat penunjuk waktu di handphone, mengapa bisa selisih satu jam.Aku bergegas turun dari tempat tidur dan langsung ke kamar mandi, ada kuliah pagi dengan dosen ganteng tapi super killer.Setelah beberapa saat Fiona telah selesai mandi dan berganti baju, makup tipispun sudah menghiasi wajahnya yang memang sudah cantik alami." Pagi " sapa Fiona kepada keluarganya yang sudah duduk dimeja makan untuk menikmati sarapan pagi." Fiona, kamu ikut papa kekampusnya, aku ada keperluan ttidak bisa berangkat bareng" ujar Diandra saat sedang sarapan." Lho, nggak
Kring...kring....kring....suara jam weker membangunkan ku dari mimpi indahku, ya aku memasang alarm pagi ini karena memang ada kelas pagi, pertama kali bangun setelah mematikan alarm adalah mengambil handphone untuk melihat ada atau tidak pesan masuk." Ya ampun...kenapa jamnya beda " aku terbelalak saat melihat penunjuk waktu di handphone, mengapa bisa selisih satu jam.Aku bergegas turun dari tempat tidur dan langsung ke kamar mandi, ada kuliah pagi dengan dosen ganteng tapi super killer.Setelah beberapa saat Fiona telah selesai mandi dan berganti baju, makup tipispun sudah menghiasi wajahnya yang memang sudah cantik alami." Pagi " sapa Fiona kepada keluarganya yang sudah duduk dimeja makan untuk menikmati sarapan pagi." Fiona, kamu ikut papa kekampusnya, aku ada keperluan ttidak bisa berangkat bareng" ujar Diandra saat sedang sarapan." Lho, nggak
" Mau makan apa? " Tanyanya pada fiona masih dengan sikap cueknya. " Terserah " jawab Fiona. Dia beralih memandang fiona sambil mengerutkan alisnya. " Disini tidak ada menu terserah " jawabnya yang menurut Fiona lucu, tapi dia mengucapkannya tanpa ekspresi, benar-benar lelaki yang dingin, " kalau tidak makan nanti kau akan kelaparan dan saya tidak tanggung jawab, karena nanti ada pekerjaan menguras tenaga untukmu sebagai hukuman " imbuhnya, masih dengan ekspresi sedingin kutup. Ya Tuhan, apalagi ini....hukuman apa yang akan dia berikan padaku, aku hanya bisa pasrah, dan memilih menu asal kata Fiona dalam hati. " Ini saja " kata fiona dengan nada pasrah. " Ok " katanya setelah itu melambai ke pelayan untuk memesan menu yang kami pilih. Selama makan siang berlangsung kami hanya diam, dan tiba-tiba dari arah belakang fiona mendengar suara seseorang yang baru datang, Fiona sangat kenal sekali suara itu, tapi bagaimana mungkin
Pintu yang tertutup terlihat rapuh karena tak terawat dan termakan usia, dinding yang ditumbuhi lumut karena udara yang lembab dan pengap." Fiona, dimana kamu...!! " Teriaknya, mencari keberadaan gadis cantik itu.Kevin mencari sampai semua sudut bangunan itu, tapi tak juga ketemu apa yang dicarinya.Hingga tanpa dia sadari sebuah pukulan tepat mengenai leher belakangnya, membuat dirinya ambruk tak sadarkan diri, pelaku menyeret Kevin dan membawanya kesebuah ruangan yang sangat semut, disana dia tidak sendiri, gadis yang dicarinya kini berada disamping tubuhnya." Kita bakar saja bangunan ini untuk menghilangkan jejak, biar saja orang mengira mereka mati karena terbakar " ucap seseorang yang suaranya tak asing untuk Fiona yang berlahan-lahan mendapatkan kesadarannya." Apa kita perlu membunuh mereka terlebih dahulu ? " Ucap salah satunya" Tidak perlu, aku y
"Jika nanti dia membuat masalah lebih baik kita langsung lenyapkan saja dia, dan kita bisa menukar identitas antara dia dan Diandra " usul Leo yang terdengar sangat kejam." Aku setuju, karena aku sudah muak melihatnya, sudah terlalu lama kita merawatnya semenjak kecelakaan yang merenggut kedua orangtuanya" tambah Clara." Tapi kita juga harus pikirkan bagaimana cara membuat pengacara yang memegang surat wasiat itu mau mengubahnya, aku tidak mau berlama-lama seperti ini "Dengan pura-pura terpejam Fiona mendengarkan percakapan dua iblis yang selama ini dia anggap sebagai keluarganya, perih sebenarnya mendengarkan hal ini, tapi dirinya harus tahu kebenaran yang sela ini disembunyikan darinya, dia juga tidak boleh gegabah dalam menghadapi dua orang yang gila harta ini, tak hanya menyiksanya bahkan mereka berencana melenyapkanya, entah siapa mereka sebenarnya kedua manusia ini, kenapa dirinya bisa ada hubungan
" Apa jadinya tadi jika gadis gila itu berhasil menemukan tempat tinggalku Sekarang, aku tak habis pikir kenapa adik yang dulu sangat manis menjadi semengerikan itu " helaan nafas panjang karena pikiran-pikiran yang memenuhi otakku, kepala terasa berdenyut sakit rasanya.Sebuah keluarga yang berusaha menyingkirkan salah satu anggota keluarganya yang lain, mungkin banyak yang tidak menyangka jika hal seperti ini terjadi, hanya orang-orang terdekatku yang paham akan hal yang terjadi padaku, karena didepan orang lain sikap mereka sangat manis padaku, sungguh keluarga yang penuh manipulasi.Kadang aku berpikir, benarkah aku bagian dari keluarga itu, mengapa sikap mereka berbeda sekali antara memperlakukanku dan Diandra, mereka sangat pilih kasih, apa mereka pikir hanya Diandra yang butuh kasih sayang, gadis yang dulu sangat manis itu Sekarang tumbuh menjadi seorang yang kejam penuh ambisius, berbeda sekali dengan dirinya dulu.
Ya Tuhan apa yang aku lakukan, apa aku harus pura-pura tidak mendengarnya, kenapa dia disini, apa yang akan dia lakukan." Fiona, kemana saja kamu ? Kami semu dirumah merindukanmu " Diandra dengan mesra memegang pundak kakaknya, dia pura-pura baik didepan orang lain, tapi dengan kejam dan tanpa ampun akan menyiksanya." Mari kita pulang, kami semua khawatir dengan keadaanmu, kenapa kamu melarikan diri dari rumah " dengan wajah yang dibuat seolah-olah cemas Diandra berkata didepan teman Fiona."A-aku masih ada kelas " ucap Fiona, dia berbohong demi menghindari Diandra, dia tidak mau kembali pada orang-orang yang telah dengan kejam menyiksanya hingga hampir mati.Anita yang melihat ketakutan Dimata Fiona lantas menarik tangan sahabatnya ." Ayo Fiona, nanti kita terlambat " ucap Anita, dengan tidak suka Diandra memandang Anita." Maaf Diandra sayang, kami masih ada kelas, dan kamu tidak perlu mencemaskan kakak
Hari ini merupakan hari pertama fiona kembali kekampus, setelah sebelumnya dia tidak masuk selama lebih dari satu Minggu, dia merindukan kedua temannya Diana dan Anita.Dia berangkat menuju kampus bersama dengan Kevin mengendarai mobil mewahnya, Fiona berfikir lebih baik jika dia turun sebelum kampus." Nanti aku turun di depan pom bensin sebelum kampus " ucap Fiona yang membuat kevin mengernyitkan dahi." Kenapa tidak langsung sampai kampus saja " ucap Kevin." Aku sudah janjian dengan Anita dan Diana disana " ucap Fiona" Ok kalau begitu "Tak lama kemudian Kevin menepikan mobilnya ditempat yang dimaksud Fiona." Terimakasih sudah mengantarkan ku " ucap Fiona yang dijawab anggukan oleh Kevin.Tak berselang lama setelah Fiona turun mobil Kevin berlalu dari hadapan nya, Fiona memastikan bahwa mobil Kevin sudah tak terlihat lagi, lalu dia berjalan menuju kampus yang lumayan masih jauh dari tempatnya turun, sekitar li
Wanita itu tidak peduli dengan perkataan tuan rumah dia terus berteriak memanggil Kevin, karena tidak menemukan yang dia cari kemudian dia menuju kearah Bu Tias," Dimana Kevin, ma " tanyanya dengan lembut" Mau apa kau mencari anakku, Kevin sudah tidak menginginkanmu lagi " dengan tegas Bu Tias berucap." Kevin sangat mencintaiku, mana mungkin dia tidak membutuhkanku " ucapnya penuh percaya diri." Keluar kamu dari rumahku, dan jangan sekali-kali berani datang kesini lagi " usir Tias pada Eliza mantan tunangan Kevin." Calon mama mertua, jangan lupa aku masih tunangan Kevin, ingat itu " dengan pongahnya dia berkata." Itu dulu sebelum kamu meninggalkanya demi mengejar pria yang sudah beristri, dan ingat juga aku tak Sudi jika Kevin harus kembali dengan perempuan sepertimu, jangan kamu pikir aku tak tau kelakuanmu diluar, Eliza " wajah Eliza mendadak jadi pucat," Itu semua tidak benar, i-itu fitnah " Belanya
Siang ini fiona sudah diizinkan pulang oleh dokter yang merawatnya, tapi dia bingung harus tinggal dimana setelah ini, tidak mungkin dia pulang kerumahnya karena masih belum siap menghadapi keluarganya yang mengerikan yang setiap saat bisa saja mencelakainya. " Ya Tuhan, aku harus kemana setelah ini " lirihnya. Hari sudah menjelang siang, Fiona sudah membereskan semua barang miliknya yang tidak seberapa, karena beberapa hari dirumah sakit Kevin membelikannya beberapa baju untuknya berganti baju. Kevin belum juga menjemputnya, padahal sebentar lagi dia harus keluar dari rumah sakit, fiona merasa khawatir karena dia tidak mempunyai uang sepeserpun untuk membayar biaya rumah sakit, dia hanya Mengharapkan bantuan dari Kevin, karena untuk sekarang ini hanya dialah yang bisa diharapkan untuk membantu permasalahannya. " Kevin dimana kamu, kenapa belum juga kesini " gumamnya dalam hati. . . . " Pak Kevin tunggu "
Andrian menatap wajah Diandra yang terlelap disampingnya, dia menyesal telah mengkhianati gadis sebaik Fiona demi seorang Diandra. " Sial " lirihnya sambil mengusap kasar wajahnya. Sebenarnya Andrian tidak ingin semuanya menjadi berantakan seperti ini andai saja Fiona tidak menolak keinginannya, karena penolakan itu Andrian yang sudah lama mengetahui bahwa Diandra sangat menyukainya memanfaatkan Diandra untuk memenuhi kebutuhan nafsunya tanpa harus melepas Fiona, tapi sialnya Fiona memergokinya saat dia bersama Diandra. Siapa orang yang bersama Fiona saat itu? Mungkinkah Fiona junga berhianat? Gumamnya dalam hati, jika benar maka tidak ada bedanya Fiona dengan gadis murahan disebelah ku, dasar wanita sok suci tapi ternyata sama saja butuh pelampiasan. " Kau tidak tidur " tiba-tiba Diandra bangun dan bertanya pada Andrian. Andrian turun dari tempat tidurnya dan kemudian pergi keluar, karena merasa muak dengan Diandra dan kecewa dengan Fiona yan
Karena pergerakan tangan Fiona membuat Kevin terbangu, dia mengucek matanya dan menatap kearah fiona yang masih menatapnya denga senyum." Kau sudah bangun " suara Kevin menyadarkan Fiona, dia merasa malu karena ketahuan memandangi kevin." I- iya...." Jawabnya gugup." Mau minum " tawar Kevin pada Fiona yang dibalas anggukan.Saat Kevin ingin beranjak dia baru sadar bahwa tanganya masih menggenggam tangan Fiona." Maaf " ucap Kevin dengan perasaan yang entah karena merasa malu, tapi dia masih bersikap dingin.Kevin mengambilkan air dan kembali membawakan air untuk Fiona." Ini " Kevin menyerahkan air pada Fiona."Terimakasih " ucap Fiona.Mereka berdua merasa kikuk dan salah tingkah. Fiona masih merasa malu karena ketahuan memandangi wajah Kevin, begitupun Kevin yang juga merasa malu karena masih menggenggam tangan Fiona pada saat tertidur." Maaf telah merepotkan pak Kevin " ucap Fiona yang memecahkan kesu