Beranda / Romansa / Salahkah Aku Mencintaimu? / Bab 49 - Kembali Ke Jakarta

Share

Bab 49 - Kembali Ke Jakarta

Penulis: Jezlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-31 12:25:13

Pagi ini Ares akan membawa Anin kembali ke Jakarta setelah semalam sudah berdiskusi panjang soal hubungannya ke depan.

“Mas enggak mau di sini dulu buat liburan berdua?” Mawar merasa sedih karena harus ditinggal Ares—sumber keuangan dirinya jika menginginkan sesuatu.

“Mas kudu kembali soalnya harus kerja. Biaya nikah itu soalnya mahal,” balas Ares, sarkas.

“Cih! Duitnya banyak juga!” sela Mawar, mendengkus sebal.

Melihat perdebatan Ares dengan Mawar membuat Anin hanya tersenyum tipis saja. Entah kenapa interaksi keduanya seperti kakak adik bagi Anin.

Bahkan Mawar tidak segan-segan akan bersikap manja kepada Ares di depannya. Contoh saja sekarang ini. Mawar begitu manja meminta dibuatkan sarapan roti kepada Ares. Padahal Mawar sendiri harus melayani suaminya itu.

“Nih roti-nya,” kata Ares, memberikan roti tawar yang sudah Ares olesi dengan selai cokelat untuk Mawar.

“Makasih banyak, Mas!” balas Mawar, tersenyum riang.

Ares bahkan membuatkan roti untuk Anin juga. Sungguh yang menjadi sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 50 - Klarifikasi

    Malam ini tepat pukul tujuh malam baik Ares dan Anin sama-sama sudah siap menghadiri acara jumpa pers di salah satu tempat yang sudah disiapkan oleh Bayu. Malam ini Anin menggunakan dress selutut dengan motif blink-blink hingga jika terkena sinar lampu akan menyala.Sedangkan untuk Ares sendiri menggunakan kemeja putih yang dibalut dengan jas hitam. Penampilan formal setiap harinya yang Ares kenakan jika ingin pergi ke kantor.Melihat suasana sudah ramai, baik Ares dan Anin memilih duduk untuk menjawab apapun pertanyaan yang akan dilontarkan oleh para pemburu berita.“Selamat malam untuk semua yang sudah hadir di sini. Terima kasih atas waktu kalian semua.” Ares mencoba membuka acara ini dengan sedikit sapaan. “Kita langsung saja ke topik utama apa yang mau saya sampaikan malam ini. Yang pertama soal berita di luar itu bohong adanya. Saya tidak atau bukan menjadi selingkuhan dari Anindya. Saya mengenal Anin setelah hubungan dengan Rayyan berakhir. Dan, untuk status hubungan saya denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 51 - Menemui Ibu-nya Ares

    Anin merasakan jika hidungnya mencium aroma masakan yang sangat begitu sedap. Perempuan itu tersenyum manis ketika tahu jika Ares tengah memasak di dapur. Lagipula jika bukan Ares siapa lagi yang melakukan kegiatan memasak.Meski masih merasa lelah dan mengantuk, Anin merasa tidak enak jika harus bangun siang. Terpaksa Anin mulai bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi.Setelah selesai melakukan itu, Anin mencepol rambut panjangnya ke atas hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang putih bersih namun ada beberapa tanda ciuman di sana akibat ulah Ares semalam. Anin pikir kalau Ares itu alim dan tidak akan melakukan hal ini, tapi ternyata Ares sama saja seperti pria pada umumnya. Sangat beringas dan suka mencium.Ketika sudah keluar kamar, Anin mendengar suara obrolan dua pria di dapur. Tampaknya sangat serius jika diperhatikan.“Pokoknya kamu urus semua itu, Bay,” titah Ares, sibuk membolak-balik nasi di atas wajan.“Ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 52 - Penolakan

    Anin yang merasa lebih muda dan memang berniat ingin meminta restu dari ibu-nya Ares mencoba menyapa terlebih dahulu.“Halo, Tante,” sapa Anin, ramah.“Kamu bawa perempuan murahan ini ke rumah, Res?!” murka Sekar, tidak suka melihat Ares membawa Anin ke rumahnya. “Ibu enggak suka dia ke sini, Res! Gara-gara dia privasi keluarga kita jadi tidak ada!” serunya begitu lantang.“Bu, tenang dulu. Lagipula kedatangan Ares dan Anin ke sini dengan maksud dan itikad baik,” lerai Ares, mencoba menenangkan Sekar yang sudah mencak-mencak karena emosi melihat wajah Anin.“Halah itikad baik apa?! Dia ke sini pasti ingin membawa kesialan saja!” maki Sekar di depan Anin secara langsung. “Saya mohon tinggalkan anak saya! Cari saja pria lain sana! Dasar perempuan murahan!” semprot Sekar begitu pedas.“Bu, Ibu, sudah. Malu sama tetangga kalau sampai mereka dengar ribut-ribut.” Ares mencoba tetap lembut dengan Ibu-nya yang memang keras kepala itu.“Ibu enggak bisa tenang kalau dia masih di sini, Res!” sah

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 53 - Rungsing

    Anin melepaskan genggaman tangan miliknya dengan kasar. Anin menatap Ares dengan pandangan menahan kesal.“Kenapa kamu menarikku keluar dari sana? Aku bahkan belum memulainya, Ares!” geram Anin, merasa selalu dilindungi oleh Ares. Padahal ia ingin membuktikan jika dirinya pantas mendapatkan Ares di depan Sekar.“Kamu lihat sendiri kalau emosi Ibu sedang meledak-ledak, Anindya.”“Tapi justru ini kesempatan aku buat menenangkan Ibu.”“Ibu kalau sudah emosi sulit sekali diredakan. Kita bisa mencobanya lagi nanti lain kali.”Anin masih merasa marah. Apalagi setiap dirinya ingin bertindak selalu dilindungi oleh Ares. Anin kurang leluasa jika seperti ini. Biarlah nanti ia akan menemui Ibu sendirian tanpa adanya Ares.Terlebih tindakan Ares barusan benar-benar di luar ekspetasinya. Ares mengakui jika kehamilan dirinya ini akibat ulahnya. Jika Ibu tahu semua ini hanya kebohongan semata, sudah pasti Ibu akan semakin membenci-nya.“Lain kali jangan terlalu melindungiku, Res,” ucap Anin, masih k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 54 - Ares Vs Rayyan

    Di dalam mobil tentu saja Ares merasa ketar-ketir sendiri karena menunggu Anin yang terlalu lama di dalam sana.Sudah beberapa kali Ares menghela napasnya dengan kasar dan mendecak kesal ketika melihat arlojinya ini.“Mereka sedang apa, sih!” gerutu Ares, kesal sendiri menunggu Anin di dalam mobil. “Awas saja kalau mereka menyakiti Anin-ku!” lanjutnya tidak main-main.Tak bisa tenang membuat Ares mengambil ponsel miliknya yang berada di saku jas. Ares menatap nomor milik Anin. Rasanya ingin menelepon tetapi Anin sudah mewanti-wanti untuk tidak usah menghubungi selama Anin berada di dalam sana.Tidak mau membuat Anin kecewa, Ares terpaksa menuruti keinginannya itu meski di dalam hati sangat gusar.“Huft! Kamu memang paling bisa membuatku kacau Anindya!” geram Ares, mencengkeram setir mobil.Sampai akhirnya selang beberapa menit datang mobil BMW hitam yang masuk ke dalam halaman rumah milik Regas. Hal ini tentu saja menyita perhatian dari Ares yang sedang resah.Dari jarak jauh, Ares me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 55 - Anin Mulai Perhatian Ke Ares

    Saat sudah berada di dalam kamarnya, Anin justru memikirkan soal aset milik Ares. Bagaimana kalau tidak berfungsi ke depannya. Anin yang membayangkan hal ini saja rasanya seperti frustrasi sendiri. Tidak bisa terbayangkan bagaimana sedihnya Ares nanti.Ketika sedang melamun, Anin mendengar pintu lift terbuka. Anin menebak kalau itu Bayu yang datang.Awalnya Anin mencoba bersikap masa bodoh. Akan tetapi hati kecilnya penasaran apa yang akan Bayu lakukan untuk mengobati sakitnya Ares itu..Terpaksa Anin segera pergi keluar kamar untuk memastikan. Ternyata ketika sudah keluar kamar, sepi tidak ada siapa-siapa. Anin melirik ke arah pintu kamar milik Ares yang tertutup rapat.“Aaaahhh! Pelan-pelan!” protes Ares, kesal.Mendengar suara jeritan Ares membuat Anin semakin penasaran apa yang Bayu lakukan sampai-sampai Ares menjerit kesakitan.“Ares pasti normal, ‘kan?” gumam Anin, mulai berpikiran kotor. “Mereka lagi apa, sih!” geramnya mulai emosi.Tidak bisa tenang membuat Anin mencari ide ag

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 56 - Mencoba Mengintimidasi Anin

    Anin langsung menutup pintu kamar milik Ares. Ia tahu betul jika Ares barusan telah melindunginya lagi di depan Nadia. Entah harus senang atau sedih. Di sini lain Ares harus berdebat dengan adiknya. Tapi tidak bisa dipungkiri jika ia juga senang ketika Ares memprioritaskan dirinya dibanding keluarganya sendiri.Ketika sudah berada di depan kamar Ares, Anin terkejut ketika Nadia dan Widi ternyata belum pergi dari dalam apartemen milik Ares. Kedua perempuan itu hanya keluar kamar dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.“Ck! Gimana? Bangga dibela sama Mas Ares?” sindir Nadia, menatap sinis ke arah Anin.Anin yang diintimidasi Nadia mencoba bersikap kooperatif. Tersenyum hangat kepada calon adik iparnya itu. “Ya, aku senang karena Mas Ares begitu membela dan mencintaiku,” jawab Anin, santai bahkan tersenyum manis di depan Nadia juga Widi.Sontak hal ini membuat Nadia dan Widi merasa geram sendiri. Apalagi sikap Anin tampak menunjukkan kemenangan di depannya secara nyata.Memang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 57 - Permintaan Sekar Kepada Anin

    Setelah menerima telepon Anin terkejut dengan kehadiran Ares yang berdiri di belakangnya itu. Anin pun melemparkan senyum manisnya.“Telepon dari siapa?” tanya Ares, menatap lekat wajah Anin.Anin bingung ingin menjawab apa saat ini. Tidak mungkin juga ia mengatakan hal yang sejujurnya kepada Ares. Bisa-bisa dia akan terus mencecar dirinya dengan berbagai banyak pertanyaan.“Bukan dari siapa-siapa. Hanya orang iseng saja,” jawab Anin, meringis.“Orang iseng?” balas Ares tampak tidak percaya. “Baru kali ini ada yang nyasar ke sini. Biasanya jarang ada telepon. Sekali ada telepon juga hanya Bayu atau Ibu,” tambah Ares, terus melanjutkan berjalan menuju sofa ruang tv.“Iyaaaa mungkin dia salah pencet nomor atau gimana. Soalnya tadi dia bilang unitnya Tuan Bret!” sahut Anin, mencoba terus berbohong.“Ohhh! Kamu udah makan belum?” tanya Ares, mengalihkan topik obrolan.“Hehehe, belum.”Ares langsung mendengkus sebal ketika tahu jika Anin belum juga mengisi perutnya itu. Sampai akhirnya Are

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02

Bab terbaru

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 87 - Hadiah Terindah [TAMAT]

    Hari ini adalah hari yang paling bersejarah di dalam keluarga Sastrowidjojo. Apalagi pagi ini Sekar tengah menanti dengan perasaan harap-harap cemas. Anindya—menantunya tengah berada di dalam kamar mandi untuk menguji kebenaran apa yang dikatakan oleh Ibu Nyai. Apakah benar hamil atau hanya mual-mual biasa karena asam lambung ataupun masuk angin.Semoga saja hasilnya sesuai harapan. Sekar ingin sekali menimang cucu dari Ares. Bukan ingin menuntut, tapi Sekar sadar jika usianya sudah tidaklah lagi muda. Sekar ingin menggendong anak hasil dari Ares agar bisa adil dengan Nadia. Di samping itu mumpung ia masih hidup juga karena usia tiada yang tahu bukan? Untuk itu Sekar selalu berdoa supaya Anin bisa sehat selalu dan mengandung benih dari Ares.Ceklek! “Bagaimana hasilnya?” tanya Sekar, harap-harap cemas.Anin diam saja. Ia justru langsung menyerahkan alat tes kehamilan itu kepada Sekar. “Enggak tahu, Bu. Anin enggak lihat soalnya takut,” jawab

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 86 - Harapan

    Semua orang yang berada di kamar itu tentu saja terkejut dengan ucapan Ibu Nyai. Apalagi hanya dengan memegang perut saja langsung berasumsi seperti itu.“Iya betul ini lagi hamil,” ulang Ibu Nyai.“Itu seriusan Ibu Nyai?” tanya Sekar, masih tidak percaya akan ucapan Ibu Nyai. Tapi memang suka betul ucapan Ibu Nyai ini.“Iya, Ibu Sekar. Coba saja diperiksa ke dokter pasti hasilnya positif.” Ibu Nyai masih terus mengusap-usap perut milik Anin lembut. “Belum datang bulan, ‘kan, Nduk?” tanya Ibu Nyai kepada Anin.Anin tampak terdiam sesaat. Mencoba mengingat kapan terakhir dirinya kedatangan tamu bulanan.Dan, ketika ingat jika terakhir datang bulan saat akan menikah. Sedangkan ini sudah satu bulan lebih dirinya menikah dengan Ares. Sedangkan ia belum datang bulan lagi.“Astagfirullah! Anin belum datang bulan, Bu,” ucap Anin menatap ke arah Sekar dengan ekspresi wajah kebingungan. “Apa benar Anin hamil, ya, Bu?”“Walah Ibu juga tidak tahu, Nin. Kamu ada tespack?” tanya Sekar, jadi penasa

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 85 - Mual-Mual

    Meski tidak enak badan, Anin harus tetap bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mama Rosa. Apalagi kue Mama Rosa mulai banjir orderan dari teman-temannya.Tok! Tok! Tok!“Nin,” panggil Sekar dari luar kamar.“Masuk, Bu. Pintunya enggak dikunci.”Ceklek! Sekar membawa nampan yang berisi wedang jahe juga menu sarapan untuk Anin. Apalagi menantu-nya ini sedang tidak enak badan karena ulah dari Ares, putranya.“Lho, Bu. Tidak perlu repot.”“Kata Ares kamu lagi enggak enak badan.”“Hanya masuk angin aja kok, Bu. Nanti juga sembuh.”“Maafkan anak Ibu, ya. Maaf kalau dia terlalu menggebu-gebu,” kata Sekar, merasa tidak enak sendiri. Padahal yang melakukan perbuatan itu Ares bukan dirinya.Anin hanya menyengir saja karena yang dibahas sudah ke ranah sana. Meski merasa tidak enak dengan Sekar karena diperlakukan sangat baik, Anin tetap menghargai dengan memakan dan meminum wedang jahe itu.“Makasih banyak ya, Bu. Ibu sudah makan?”“Ibu sudah makan tadi setelah A

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 84 - Indahnya Pengantin Baru

    Dari banyaknya tempat perbelanjaan entah kenapa harus bertemu dengan Vivi di mal ini. Anin juga kaget tetapi ia harus tetap sopan serta ramah.“Eh, Anin. Sendirian aja?” tanya Vivi, masih fokus menatap cermin karena sedang memakai bulu mata palsu jadi harus fokus.“Sama Mama dan suami.”“Hah?! Suami? Kamu udah nikah?” Vivi langsung berputar badan menatap Anin yang memang berdiri di belakangnya ini. Ekspresinya benar-benar terkejut luar biasa. “Sama Ares?” lanjut Vivi, sambil menelan ludahnya susah payah.Anin tersenyum manis sambil mengangguk. “Iya, Tante.”“Kapan?” Ada rasa kecewa di dalam hati Vivi karena teringat akan lamarannya yang ditolak. Akan tetapi kali ini Vivi bisa mengendalikan diri karena banyak orang di toilet. Di samping itu juga sudah janji dengan Rayyan untuk bersikap baik kepada Anin. “Kok Tante enggak diundang?”“Baru kemarin, Tante. Kami mengadakan pernikahan sederhana saja. Yang datang juga dari pihak keluarga saja dan memang tidak mengundang orang lain.”Vivi men

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 83 - Keramas Setiap Pagi

    Pagi ini Anin terbangun dengan perasaan yang berbunga-bunga. Apalagi semalam Ares telah menggagahi-nya dengan penuh kelembutan meski sedikit beringas kalau kata Bayu. Mungkin bagi dia mumpung sudah halal hingga sedikit beringas. Tapi semuanya membuat Anin puas juga terngiang-ngiang akan permainan pria itu.Ketika sedang mengeringkan rambut akibat keramas pagi pun membuat Anin tidak kuat menahan untuk tidak tersenyum. Alhasil Anin selalu cengar-cengir di depan cermin tempat ia make-up.Tak lama pintu kamar mandi terbuka yang menampilkan Ares. Anin pun rasanya malu ingin menoleh—melihat tubuh kekar suaminya yang semalam ia kecupi.“Sayang, bisa ambilkan bajuku tidak?”“Kamu mau kerja?”“Enggak lah. Aku cuti seminggu. Ambil baju santai aja. Terserah kamu pilih yang mana. Yang pasti hari ini kita akan jenguk Papa.”Mendengar ingin ‘menjenguk papa’ membuat Anin segera berdiri dari kursi. Sampai akhirnya Anin tidak sengaja melihat tubuh atletis milik Ares. Sontak hal ini membuat Anin segera

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 82 - Malam Pertama

    Anin bergegas turun dari atas ranjang. Ia melihat penampilan dirinya yang begitu acak-acakan. Merasa gerah membuat Anin memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum akhirnya merias wajahnya ulang.Tak lupa Anin meminta bantuan kepada MUA, teman kuliahnya yang Anin undang ke acara pernikahan ini.“Enggak nyangka kalau lo nikah duluan, Nin.”“Hehehe, makasih banyak, Sara.”“Pokoknya doa yang baik buat lo dan suami. Kangen masa-masa kuliah deh. Enggak ada lo kurang rame di kampus.”“Ck! Masa, sih.”“Hm, betul dong. Pokoknya di kampus selalu heboh berita soal lo sama Rayyan. Tapi lo seriusan bakalan pindah kampus dan ngulang dari semester awal lagi?”“Kalau diizinkan sama suami, Sar.”“Kalau dilihat-lihat secara langsung tipikal Ares itu bucin banget tahu. Dih, betapa beruntungnya lo dapatin dia. Mimpi apa deh lo kemarin bisa dinikahi pengusaha kaya raya.”“Hahaha, ada-ada aja lo.”Akhirnya Anin selesai di make-up. Penampilannya kembali cantik bahkan lebih fress dari sebelumnya. Anin bahkan

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 81 - Akhirnya Nikah

    Bayu kini disibukkan dengan dua pekerjaan sekaligus. Soal kantor dan pernikahan sang boss. Bayu harus bolak-balik pergi ke rumah Anin untuk meminta dokumen agar bisa segera didaftarkan ke pihak KUA nanti. Selain itu juga ia harus pergi ke rumah Sekar untuk mengambil dokumen sang boss.“Bay, kira-kira tempat bulan madu yang bagus di mana?” tanya Ares, melamun sambil berkhayal jika sudah sah menikah. “Pengin buat Anin bahagia.”“Boss! Mendingan situ kerja deh. Enggak kasihan apa sama sekretarismu ini yang udah pontang-panting ke sana kemari.”“Ck! Itu tugas lo, Bay,” balas Ares, mendengkus. “Kalau pengin uang harus kerja keras.”“Sialan lo, Boss!” Mode sopan santun seketika lenyap. Bayu yang sudah lelah luar biasa akhirnya tidak terkendali ketika sedang di kantor.Namun, untungnya Ares tidak marah ketika dirinya berbicara informal. Mungkin ini semua efek rasa kasmaran di dalam hati sang boss. Semua hari-harinya begitu indah.Bahkan Ares dengan gampangnya memberikan Bay

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 80 - Tunangan

    Bayu yang mendapat telepon serta amanat dari kanjeng mami alias nyonya besar langsung segera menghampiri bos-nya itu. Bayu yang mendengar telepon Sekar begitu menggebu-gebu langsung tidak memedulikan jika bos-nya akan mengomel jika meeting-nya diganggu.“Boss, ada berita penting,” bisik Bayu, di samping telingaAres.Ares yang masih meeting di sebuah restoran menoleh ke arah Bayu dengan tatapan membunuh. Akan tetapi tampaknya Bayu tidak takut sama sekali.“Ibu Sekar telepon nyuruh pulang cepetan,” lanjut Bayu, berbisik.“Kamu enggak lihat kalau saya lagi meeting!” geram Ares, mencoba tetap terlihat ramah di depan klien-nya. “Pergi sana!” lanjutnya mengusir.“Ini soal Anin, Bos! Kata Ibu Sekar kalau tidak pulang sekarang juga bakalan menyesal!”Ares mendengar nama Anin disebut langsung oleng. Apalagi sekarang Bayu sudah berjalan pergi menuju ke meja-nya kembali.Saking penasaran apa yang diucapkan Bayu itu. Ares akhirnya berbicara kepada klien-nya jika meeting hari ini disudahi saja. Ga

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 79 - Pria Terbaik Pilihanku

    Setelah mantap dengan pilihannya untuk menerima sebuah pinangan. Kini Anin bersiap-siap pergi ke rumah Rayyan sembari membawa tentengan kue untuk Vivi juga Adam. Anin sudah menghubungi Rayyan jika hari ini dirinya akan bertamu memberikan jawaban.Ketika sampai di depan rumah Rayyan, pria itu ternyata sudah menunggu dengan pakaian yang begitu rapi.“Assalamualaikum,” salam Anin, memilih bersalaman dengan Vivi saja dan menautkan kedua tangan di depan dada ketika bersalaman dengan Rayyan juga Adam.“Waalaikumsalam,” jawab Vivi, tersenyum lebar. “Ayo masuk, Nin. Kamu sendirian aja? Mama tidak ikut?”“Mama lagi sibuk buat kue. Kebetulan ini Anin bawa hasilnya buat Tante dan keluarga.”“Whoa! Mama kamu rajin banget.” Vivi menerima tentengan kue dari Anin sambil memuji kerajinan Rosa. “Duduk, Nin.”Anin duduk di depan Vivi juga Adam. Tidak lupa juga di sisi sampingnya ada Rayyan yang tengah mesam-mesem bahagia.“Kedatangan Anin ke sini ingin memberikan jawaban atas lamaran Rayyan kemarin. Ma

DMCA.com Protection Status