Home / Romansa / Salahkah Aku Mencintaimu? / Bab 43 - Rela Berkorban

Share

Bab 43 - Rela Berkorban

Author: Jezlyn
last update Last Updated: 2022-12-20 12:43:37

Ares tahu betul jika jawabannya barusan pasti memancing emosi seorang Budi. Akan tetapi Ares melakukan ini demi kebaikan bersama dan kehidupan ke depannya bersama Anin.

Dalam agama yang dianut Ares pun tidak membolehkan menikahi perempuan yang sedang hamil. Ares akan menunggu Anin melahirkan terlebih dahulu baru ia akan menikahi secara sah agama dan negara.

“Kamu ingin mempermainkan saya?!” seru Budi, menatap nyalang wajah Ares.

“Tidak, Pak. Justru saya ingin bertanggung jawab atas kehidupan Anin.”

“Lalu apa maksud kamu, hah?!”

Ares tersenyum manis. Mencoba menenangkan sekaligus mengendalikan hatinya sendiri agar tidak terpancing emosi. “Di dalam agama tidak boleh menikahi perempuan yang tengah hamil. Saya akan menikahi Anin setelah dia melahirkan.”

“Lalu bagaimana nasib Anin yang hamil tanpa suami, hah! Pikir!” bentak Budi, masih tidak terima.

“Soal itu biar saya yang mengurus dan merawatnya nanti. Bapak dan Ibu tidak usah khawatir.”

Budi mendengkus kesal karena anak-nya—Anidya Kemal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 44 - Dunia Selebar Daun Jambu

    Anin yang berhasil kabur kini telah sampai di pulau Dewata Bali. Anin menyewa rumah di sana untuk kehidupannya ke depan.Di sini Anin akan merasa aman dan nyaman karena tidak akan ada orang yang ingin tahu soal urusannya. Lagipula orang-orang di sini semuanya kebanyakan pendatang dari belahan dunia yang memang sengaja menyewa rumah untuk beberapa bulan kemudian.“Kita akan tinggal di sini. Semoga kamu suka ya, Nak.” Anin mencoba mengusapi perutnya sendiri yang masih rata itu. Mengajak calon anaknya berbicara meski tidak ada jawaban yang didapatkannya. “Kamu pengin makan apa, hm?”Entah kenapa Anin mendadak ingin makan di salah satu restoran yang lokasinya di pinggir pantai. Apa mungkin ini yang dinamakan ngidam? Entahlah.Ketika di saat orang akan bahagia menyambut kehamilan, namun semua itu tidak berlaku bagi Anin. Kehamilannya ini justru seperti sebuah musibah dan aib. Semua yang mengetahui akan merasa ikut malu.Di sini Anin menyadari atas perbuatannya terdahulu. Andai waktu bisa d

    Last Updated : 2022-12-21
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 45 - Mencari Anin Ke Pulau Dewata

    Ketika ponselnya terus bergetar, Ares benar-benar tidak ada minat dan gairah sama sekali untuk mengangkatnya.Yang dilakukan hanya melirik sekilas ke layar ponsel untuk melihat siapa yang menelepon. Ketika tahu Mawar yang menghubungi, Ares sedikit mengabaikan karena saat ini pikirannya sedang tidak karuan.Sampai ketika Mawar mengirimkan pesan chat yang membuat Ares penasaran. Terlebih ada pesan gambar yang dikirimkan juga. Dugaan Ares palingan foto keluarga saat pernikahan kemarin. Tapi dugaannya salah besar! Ternyata yang dikirimkan Mawar adalah foto Anin yang sedang menyantap makanan di sebuah restoran.Tentu saja hal ini membuatnya merasa kaget sekaligus senang. Apalagi saat ini dirinya sedang bingung mencari Anin ke mana. Mendadak Mawar memberikan kabar jika dia bertemu dengan Anin. Apa mungkin ini merupakan jawaban dari doa-nya barusan.Hal yang Ares lakukan tentu saja menghubungi Mawar secepat mungkin untuk menanyakan lokasinya. Akan tetapi panggilan teleponnya justru tidak dia

    Last Updated : 2022-12-22
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 46 - Jodoh Pasti Kembali

    Anin yang awalnya ragu dengan perempuan di depannya kini mulai berangsur-angsur menghilang. Apalagi Mawar menunjukkan potret masa kecil Ares yang membuat Anin justru semakin penasaran dengan kekasihnya itu.Tak bisa dipungkiri jika foto masa kecil Ares sangatlah imut sekaligus menggemaskan. Anin pun tanpa sadar tersenyum tipis dan hal ini bisa dilihat jelas oleh Mawar.“Aku punya lebih banyak lagi foto Mas Ares waktu kecil. Kalau kamu mau lihat nanti bisa mampir ke rumahku di Yogyakarta,” celetuk Mawar, masih duduk di depan Anin dengan perasaan lega.Anin mendongak menatap Mawar yang tampak melempar senyum kepadanya. “Tapi—““Soal Nadia dan Bulik Sekar tidak usah dipikirkan. Lagian Mama aku itu fans berat kamu lho!” goda Mawar, sembari tersenyum lebar. “Dia pengin ketemu banget sama kamu,” lanjutnya sembari menatap Anin penuh harap.Anin semakin tidak bisa mengendalikan perasaan bahagia-nya itu. Apalagi sekarang reputasinya telah hancur. Gosip miring tentangnya sudah beredar luas di

    Last Updated : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 47 - Jangan Menangis, Anindya

    Anin sungguh tidak menyangka jika seorang Antares Sastrowidjojo berada di depan matanya saat ini. Rasanya seperti mimpi. Untuk membuktikan jika penglihatannya ini nyata, Anin mencoba mengusapi pipi hingga dagu milik Ares dengan lembut.“Ya, aku di sini sayang,” jawab Ares, lembut. “Kamu apa kabar, hm?” tanya Ares dengan suara yang terdengar begitu pelan juga serak.Tanpa sadar Anin langsung mengeluarkan air matanya begitu deras. Anin menangis tergugu karena merasa terharu sekaligus bahagia bisa melihat Ares kembali. Anin pikir setelah diabaikan melalui sosial media waktu kemarin membuat Anin berpikiran jika Ares sudah tidak mau menerimanya lagi.“Hei, jangan nangis.” Ares mengusapi pipi putih bersih milik Anin secara bergantian dengan lembut. Ares bahkan memberikan senyuman manis kepada Anin.Anin sendiri masih saja terus menangis karena merasa sangat bahagia bisa melihat Ares di sini. Anin sendiri kini berusaha tenang.Sampai akhirnya Anin mulai bisa tersenyum kecil. “Aku enggak nyan

    Last Updated : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 48 - Mulai Berjuang Bersama

    Anin yang awalnya ragu kini mengangguk pelan sebagai jawaban. Jahat rasanya jika hanya Ares saja yang memperjuangkan dirinya ini. Sedangkan ia justru selalu lari dari semua masalah.Melihat jawaban Anin membuat Ares tersenyum manis. Pria itu bahkan langsung menarik tubuh Anin untuk dipeluknya kembali dengan erat.“Makasih sayang. Kita berjuang sama-sama cari restu Ibu, ya,” gumam Ares, menitikan air matanya sedikit.Anin yang sadar akan perubahan suara milik Ares langsung melepaskan pelukannya itu dan melihat wajah sang kekasih. “Kamu nangis, hm?”Ares justru tersenyum manis ketika Anin tampak mengkhawatirkan dirinya ini. Anin bahkan kini mengusapi bawah mata milik Ares yang terdapat genangan air mata.“Kamu udah makan?” tanya Anin, penuh perhatian.Ares menggelengkan kepala sebagai jawaban. “Belum,” jawabnya dengan suara serak.“Makan dulu gih,” ujar Anin, memaksa.“Sama kamu.”Melihat sikap manja Ares membuat Anin mengulum senyum. Apalagi pria yang kelihatan galak dan tegas itu kini

    Last Updated : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 49 - Kembali Ke Jakarta

    Pagi ini Ares akan membawa Anin kembali ke Jakarta setelah semalam sudah berdiskusi panjang soal hubungannya ke depan.“Mas enggak mau di sini dulu buat liburan berdua?” Mawar merasa sedih karena harus ditinggal Ares—sumber keuangan dirinya jika menginginkan sesuatu.“Mas kudu kembali soalnya harus kerja. Biaya nikah itu soalnya mahal,” balas Ares, sarkas.“Cih! Duitnya banyak juga!” sela Mawar, mendengkus sebal.Melihat perdebatan Ares dengan Mawar membuat Anin hanya tersenyum tipis saja. Entah kenapa interaksi keduanya seperti kakak adik bagi Anin.Bahkan Mawar tidak segan-segan akan bersikap manja kepada Ares di depannya. Contoh saja sekarang ini. Mawar begitu manja meminta dibuatkan sarapan roti kepada Ares. Padahal Mawar sendiri harus melayani suaminya itu.“Nih roti-nya,” kata Ares, memberikan roti tawar yang sudah Ares olesi dengan selai cokelat untuk Mawar.“Makasih banyak, Mas!” balas Mawar, tersenyum riang.Ares bahkan membuatkan roti untuk Anin juga. Sungguh yang menjadi sa

    Last Updated : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 50 - Klarifikasi

    Malam ini tepat pukul tujuh malam baik Ares dan Anin sama-sama sudah siap menghadiri acara jumpa pers di salah satu tempat yang sudah disiapkan oleh Bayu. Malam ini Anin menggunakan dress selutut dengan motif blink-blink hingga jika terkena sinar lampu akan menyala.Sedangkan untuk Ares sendiri menggunakan kemeja putih yang dibalut dengan jas hitam. Penampilan formal setiap harinya yang Ares kenakan jika ingin pergi ke kantor.Melihat suasana sudah ramai, baik Ares dan Anin memilih duduk untuk menjawab apapun pertanyaan yang akan dilontarkan oleh para pemburu berita.“Selamat malam untuk semua yang sudah hadir di sini. Terima kasih atas waktu kalian semua.” Ares mencoba membuka acara ini dengan sedikit sapaan. “Kita langsung saja ke topik utama apa yang mau saya sampaikan malam ini. Yang pertama soal berita di luar itu bohong adanya. Saya tidak atau bukan menjadi selingkuhan dari Anindya. Saya mengenal Anin setelah hubungan dengan Rayyan berakhir. Dan, untuk status hubungan saya denga

    Last Updated : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 51 - Menemui Ibu-nya Ares

    Anin merasakan jika hidungnya mencium aroma masakan yang sangat begitu sedap. Perempuan itu tersenyum manis ketika tahu jika Ares tengah memasak di dapur. Lagipula jika bukan Ares siapa lagi yang melakukan kegiatan memasak.Meski masih merasa lelah dan mengantuk, Anin merasa tidak enak jika harus bangun siang. Terpaksa Anin mulai bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi.Setelah selesai melakukan itu, Anin mencepol rambut panjangnya ke atas hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang putih bersih namun ada beberapa tanda ciuman di sana akibat ulah Ares semalam. Anin pikir kalau Ares itu alim dan tidak akan melakukan hal ini, tapi ternyata Ares sama saja seperti pria pada umumnya. Sangat beringas dan suka mencium.Ketika sudah keluar kamar, Anin mendengar suara obrolan dua pria di dapur. Tampaknya sangat serius jika diperhatikan.“Pokoknya kamu urus semua itu, Bay,” titah Ares, sibuk membolak-balik nasi di atas wajan.“Ta

    Last Updated : 2022-12-31

Latest chapter

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 87 - Hadiah Terindah [TAMAT]

    Hari ini adalah hari yang paling bersejarah di dalam keluarga Sastrowidjojo. Apalagi pagi ini Sekar tengah menanti dengan perasaan harap-harap cemas. Anindya—menantunya tengah berada di dalam kamar mandi untuk menguji kebenaran apa yang dikatakan oleh Ibu Nyai. Apakah benar hamil atau hanya mual-mual biasa karena asam lambung ataupun masuk angin.Semoga saja hasilnya sesuai harapan. Sekar ingin sekali menimang cucu dari Ares. Bukan ingin menuntut, tapi Sekar sadar jika usianya sudah tidaklah lagi muda. Sekar ingin menggendong anak hasil dari Ares agar bisa adil dengan Nadia. Di samping itu mumpung ia masih hidup juga karena usia tiada yang tahu bukan? Untuk itu Sekar selalu berdoa supaya Anin bisa sehat selalu dan mengandung benih dari Ares.Ceklek! “Bagaimana hasilnya?” tanya Sekar, harap-harap cemas.Anin diam saja. Ia justru langsung menyerahkan alat tes kehamilan itu kepada Sekar. “Enggak tahu, Bu. Anin enggak lihat soalnya takut,” jawab

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 86 - Harapan

    Semua orang yang berada di kamar itu tentu saja terkejut dengan ucapan Ibu Nyai. Apalagi hanya dengan memegang perut saja langsung berasumsi seperti itu.“Iya betul ini lagi hamil,” ulang Ibu Nyai.“Itu seriusan Ibu Nyai?” tanya Sekar, masih tidak percaya akan ucapan Ibu Nyai. Tapi memang suka betul ucapan Ibu Nyai ini.“Iya, Ibu Sekar. Coba saja diperiksa ke dokter pasti hasilnya positif.” Ibu Nyai masih terus mengusap-usap perut milik Anin lembut. “Belum datang bulan, ‘kan, Nduk?” tanya Ibu Nyai kepada Anin.Anin tampak terdiam sesaat. Mencoba mengingat kapan terakhir dirinya kedatangan tamu bulanan.Dan, ketika ingat jika terakhir datang bulan saat akan menikah. Sedangkan ini sudah satu bulan lebih dirinya menikah dengan Ares. Sedangkan ia belum datang bulan lagi.“Astagfirullah! Anin belum datang bulan, Bu,” ucap Anin menatap ke arah Sekar dengan ekspresi wajah kebingungan. “Apa benar Anin hamil, ya, Bu?”“Walah Ibu juga tidak tahu, Nin. Kamu ada tespack?” tanya Sekar, jadi penasa

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 85 - Mual-Mual

    Meski tidak enak badan, Anin harus tetap bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mama Rosa. Apalagi kue Mama Rosa mulai banjir orderan dari teman-temannya.Tok! Tok! Tok!“Nin,” panggil Sekar dari luar kamar.“Masuk, Bu. Pintunya enggak dikunci.”Ceklek! Sekar membawa nampan yang berisi wedang jahe juga menu sarapan untuk Anin. Apalagi menantu-nya ini sedang tidak enak badan karena ulah dari Ares, putranya.“Lho, Bu. Tidak perlu repot.”“Kata Ares kamu lagi enggak enak badan.”“Hanya masuk angin aja kok, Bu. Nanti juga sembuh.”“Maafkan anak Ibu, ya. Maaf kalau dia terlalu menggebu-gebu,” kata Sekar, merasa tidak enak sendiri. Padahal yang melakukan perbuatan itu Ares bukan dirinya.Anin hanya menyengir saja karena yang dibahas sudah ke ranah sana. Meski merasa tidak enak dengan Sekar karena diperlakukan sangat baik, Anin tetap menghargai dengan memakan dan meminum wedang jahe itu.“Makasih banyak ya, Bu. Ibu sudah makan?”“Ibu sudah makan tadi setelah A

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 84 - Indahnya Pengantin Baru

    Dari banyaknya tempat perbelanjaan entah kenapa harus bertemu dengan Vivi di mal ini. Anin juga kaget tetapi ia harus tetap sopan serta ramah.“Eh, Anin. Sendirian aja?” tanya Vivi, masih fokus menatap cermin karena sedang memakai bulu mata palsu jadi harus fokus.“Sama Mama dan suami.”“Hah?! Suami? Kamu udah nikah?” Vivi langsung berputar badan menatap Anin yang memang berdiri di belakangnya ini. Ekspresinya benar-benar terkejut luar biasa. “Sama Ares?” lanjut Vivi, sambil menelan ludahnya susah payah.Anin tersenyum manis sambil mengangguk. “Iya, Tante.”“Kapan?” Ada rasa kecewa di dalam hati Vivi karena teringat akan lamarannya yang ditolak. Akan tetapi kali ini Vivi bisa mengendalikan diri karena banyak orang di toilet. Di samping itu juga sudah janji dengan Rayyan untuk bersikap baik kepada Anin. “Kok Tante enggak diundang?”“Baru kemarin, Tante. Kami mengadakan pernikahan sederhana saja. Yang datang juga dari pihak keluarga saja dan memang tidak mengundang orang lain.”Vivi men

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 83 - Keramas Setiap Pagi

    Pagi ini Anin terbangun dengan perasaan yang berbunga-bunga. Apalagi semalam Ares telah menggagahi-nya dengan penuh kelembutan meski sedikit beringas kalau kata Bayu. Mungkin bagi dia mumpung sudah halal hingga sedikit beringas. Tapi semuanya membuat Anin puas juga terngiang-ngiang akan permainan pria itu.Ketika sedang mengeringkan rambut akibat keramas pagi pun membuat Anin tidak kuat menahan untuk tidak tersenyum. Alhasil Anin selalu cengar-cengir di depan cermin tempat ia make-up.Tak lama pintu kamar mandi terbuka yang menampilkan Ares. Anin pun rasanya malu ingin menoleh—melihat tubuh kekar suaminya yang semalam ia kecupi.“Sayang, bisa ambilkan bajuku tidak?”“Kamu mau kerja?”“Enggak lah. Aku cuti seminggu. Ambil baju santai aja. Terserah kamu pilih yang mana. Yang pasti hari ini kita akan jenguk Papa.”Mendengar ingin ‘menjenguk papa’ membuat Anin segera berdiri dari kursi. Sampai akhirnya Anin tidak sengaja melihat tubuh atletis milik Ares. Sontak hal ini membuat Anin segera

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 82 - Malam Pertama

    Anin bergegas turun dari atas ranjang. Ia melihat penampilan dirinya yang begitu acak-acakan. Merasa gerah membuat Anin memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum akhirnya merias wajahnya ulang.Tak lupa Anin meminta bantuan kepada MUA, teman kuliahnya yang Anin undang ke acara pernikahan ini.“Enggak nyangka kalau lo nikah duluan, Nin.”“Hehehe, makasih banyak, Sara.”“Pokoknya doa yang baik buat lo dan suami. Kangen masa-masa kuliah deh. Enggak ada lo kurang rame di kampus.”“Ck! Masa, sih.”“Hm, betul dong. Pokoknya di kampus selalu heboh berita soal lo sama Rayyan. Tapi lo seriusan bakalan pindah kampus dan ngulang dari semester awal lagi?”“Kalau diizinkan sama suami, Sar.”“Kalau dilihat-lihat secara langsung tipikal Ares itu bucin banget tahu. Dih, betapa beruntungnya lo dapatin dia. Mimpi apa deh lo kemarin bisa dinikahi pengusaha kaya raya.”“Hahaha, ada-ada aja lo.”Akhirnya Anin selesai di make-up. Penampilannya kembali cantik bahkan lebih fress dari sebelumnya. Anin bahkan

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 81 - Akhirnya Nikah

    Bayu kini disibukkan dengan dua pekerjaan sekaligus. Soal kantor dan pernikahan sang boss. Bayu harus bolak-balik pergi ke rumah Anin untuk meminta dokumen agar bisa segera didaftarkan ke pihak KUA nanti. Selain itu juga ia harus pergi ke rumah Sekar untuk mengambil dokumen sang boss.“Bay, kira-kira tempat bulan madu yang bagus di mana?” tanya Ares, melamun sambil berkhayal jika sudah sah menikah. “Pengin buat Anin bahagia.”“Boss! Mendingan situ kerja deh. Enggak kasihan apa sama sekretarismu ini yang udah pontang-panting ke sana kemari.”“Ck! Itu tugas lo, Bay,” balas Ares, mendengkus. “Kalau pengin uang harus kerja keras.”“Sialan lo, Boss!” Mode sopan santun seketika lenyap. Bayu yang sudah lelah luar biasa akhirnya tidak terkendali ketika sedang di kantor.Namun, untungnya Ares tidak marah ketika dirinya berbicara informal. Mungkin ini semua efek rasa kasmaran di dalam hati sang boss. Semua hari-harinya begitu indah.Bahkan Ares dengan gampangnya memberikan Bay

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 80 - Tunangan

    Bayu yang mendapat telepon serta amanat dari kanjeng mami alias nyonya besar langsung segera menghampiri bos-nya itu. Bayu yang mendengar telepon Sekar begitu menggebu-gebu langsung tidak memedulikan jika bos-nya akan mengomel jika meeting-nya diganggu.“Boss, ada berita penting,” bisik Bayu, di samping telingaAres.Ares yang masih meeting di sebuah restoran menoleh ke arah Bayu dengan tatapan membunuh. Akan tetapi tampaknya Bayu tidak takut sama sekali.“Ibu Sekar telepon nyuruh pulang cepetan,” lanjut Bayu, berbisik.“Kamu enggak lihat kalau saya lagi meeting!” geram Ares, mencoba tetap terlihat ramah di depan klien-nya. “Pergi sana!” lanjutnya mengusir.“Ini soal Anin, Bos! Kata Ibu Sekar kalau tidak pulang sekarang juga bakalan menyesal!”Ares mendengar nama Anin disebut langsung oleng. Apalagi sekarang Bayu sudah berjalan pergi menuju ke meja-nya kembali.Saking penasaran apa yang diucapkan Bayu itu. Ares akhirnya berbicara kepada klien-nya jika meeting hari ini disudahi saja. Ga

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 79 - Pria Terbaik Pilihanku

    Setelah mantap dengan pilihannya untuk menerima sebuah pinangan. Kini Anin bersiap-siap pergi ke rumah Rayyan sembari membawa tentengan kue untuk Vivi juga Adam. Anin sudah menghubungi Rayyan jika hari ini dirinya akan bertamu memberikan jawaban.Ketika sampai di depan rumah Rayyan, pria itu ternyata sudah menunggu dengan pakaian yang begitu rapi.“Assalamualaikum,” salam Anin, memilih bersalaman dengan Vivi saja dan menautkan kedua tangan di depan dada ketika bersalaman dengan Rayyan juga Adam.“Waalaikumsalam,” jawab Vivi, tersenyum lebar. “Ayo masuk, Nin. Kamu sendirian aja? Mama tidak ikut?”“Mama lagi sibuk buat kue. Kebetulan ini Anin bawa hasilnya buat Tante dan keluarga.”“Whoa! Mama kamu rajin banget.” Vivi menerima tentengan kue dari Anin sambil memuji kerajinan Rosa. “Duduk, Nin.”Anin duduk di depan Vivi juga Adam. Tidak lupa juga di sisi sampingnya ada Rayyan yang tengah mesam-mesem bahagia.“Kedatangan Anin ke sini ingin memberikan jawaban atas lamaran Rayyan kemarin. Ma

DMCA.com Protection Status