Home / Romansa / Salahkah Aku Mencintaimu? / Bab 40 - Barter Alamat Dengan Tiket Honeymoon

Share

Bab 40 - Barter Alamat Dengan Tiket Honeymoon

Author: Jezlyn
last update Last Updated: 2022-12-09 18:13:15

Ares benar-benar merasa pusing memikirkan soal ini. Yang dilakukannya saat ini hanya mengendalikan diri agar tidak terlalu gampang emosi. Apalagi saat ini tengah ada acara hajatan keluarga besar.

Merasa sudah tenang, Ares akhirnya memutuskan untuk istirahat sebentar di kamar Mawar. Soal Nadia biarlah nanti diperdebatkan jika sudah kembali ke Jakarta.

Beberapa jam kemudian.

Sekar mendatangi kamar Mawar untuk membangunkan Ares. Apalagi anaknya sejak datang belum sempat mengisi perut. Sekar khawatir kalau Ares nanti sakit lambung jika telat makan.

“Res, bangun, Nak,” ujar Sekar, mengusapi kening Ares penuh kelembutan kasih sayang.

Ares merasa ada yang membelai mulai membuka kedua matanya perlahan-lahan. Ares tersenyum tipis ketika melihat wajah sang Ibu.

“Bangun terus makan, Res,” kata Sekar, tersenyum lembut.

Ares buru-buru bangun dan menatap sang Ibu penuh kasih sayang. Bahkan Ares langsung memegang kedua telapak tangan sang Ibu untuk dikecupnya.

Selama mengecu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 41 - Mendatangi Rumah Anin

    Selesai mendapatkan alamat rumah Anin dari Mawar, kini Ares merasa lega sedikit. Setidaknya sekarang ia memiliki pandangan untuk hari esok.Akan tetapi hari ini ia harus tetap tampil ramah tamah di depan para tamu undangan karena merasa tidak enak dengan keluarga Mawar yang sudah baik kepadanya.“Res, lihat itu yang pakai kebaya hitam. Cantik banget toh,” goda Sekar, sang Ibu. “Kayanya cocok kalau nikah sama kamu,” lanjutnya sembari mesam-mesem memandangi tamu undangan yang datang ke pernikahan Mawar ini.“Bu! Jangan malu-maluin ah!” Ares mengeluh soal kelakuan sang Ibu. Sejak para tamu datang, matanya tidak pernah bosan-bosan menatap ke arah pintu masuk untuk menilai para perempuan yang katanya cocok dijadikan mantu.“Malu-maluin gimana toh! Ibu itu lagi usaha buat cariin kamu istri!” dengkus Sekar, kesal.Ares yang sudah paham karakter sang Ibu hanya bisa menghela napas panjang saja dengan kasar. Mau dilawan model apa juga pasti akan selalu ingin menang. Yang dilakukan Ares hanya di

    Last Updated : 2022-12-16
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 42 - Orangtua Egois & Matre!

    Meski kepikiran soal Anin, tapi Ares harus tetap memikirkan kondisi kesehatannya juga agar esok hari bisa kembali lagi ke rumah Anin.Dan, pagi ini tepat pukul enam pagi kalau Ares sudah berada di depan rumah Anin seperti afirmasi dirinya kemarin.“Pagi, Pak,” sapa Ares, ramah dan sopan.“Aduh! Siapa, ya? Lupa lagi!” kata sekuriti itu sembari memegang dahi-nya. Mencoba mengingat sesosok Ares. “A-A—““Ares, Pak,” jawab Ares, cepat.“Oh, iya!” Sekuriti itu tertawa sendiri ketika mengingat nama Ares. “Mau ketemu siapa? Non Anin tidak ada di rumah. Dia kabur kemarin,” tambahnya menjelaskan.“Kabur ke mana, Pak?” tanya Ares, penasaran.“Saya tidak tahu. Yang pasti Tuan sama Nyonya kemarin ribut gara-gara Non Anin kabur dari rumah.”“Boleh saya masuk?” pinta Ares, penuh harap.Sekuriti itu tampak berpikir sejenak. Pria paruh baya itu merasa kasihan kepada Ares tapi ada rasa takut kepada Budi. Apalagi sejak semalam sesosok Budi selalu saja mengamuk hingga membuat para ajudannya sedikit kena

    Last Updated : 2022-12-16
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 43 - Rela Berkorban

    Ares tahu betul jika jawabannya barusan pasti memancing emosi seorang Budi. Akan tetapi Ares melakukan ini demi kebaikan bersama dan kehidupan ke depannya bersama Anin.Dalam agama yang dianut Ares pun tidak membolehkan menikahi perempuan yang sedang hamil. Ares akan menunggu Anin melahirkan terlebih dahulu baru ia akan menikahi secara sah agama dan negara.“Kamu ingin mempermainkan saya?!” seru Budi, menatap nyalang wajah Ares.“Tidak, Pak. Justru saya ingin bertanggung jawab atas kehidupan Anin.”“Lalu apa maksud kamu, hah?!”Ares tersenyum manis. Mencoba menenangkan sekaligus mengendalikan hatinya sendiri agar tidak terpancing emosi. “Di dalam agama tidak boleh menikahi perempuan yang tengah hamil. Saya akan menikahi Anin setelah dia melahirkan.”“Lalu bagaimana nasib Anin yang hamil tanpa suami, hah! Pikir!” bentak Budi, masih tidak terima.“Soal itu biar saya yang mengurus dan merawatnya nanti. Bapak dan Ibu tidak usah khawatir.”Budi mendengkus kesal karena anak-nya—Anidya Kemal

    Last Updated : 2022-12-20
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 44 - Dunia Selebar Daun Jambu

    Anin yang berhasil kabur kini telah sampai di pulau Dewata Bali. Anin menyewa rumah di sana untuk kehidupannya ke depan.Di sini Anin akan merasa aman dan nyaman karena tidak akan ada orang yang ingin tahu soal urusannya. Lagipula orang-orang di sini semuanya kebanyakan pendatang dari belahan dunia yang memang sengaja menyewa rumah untuk beberapa bulan kemudian.“Kita akan tinggal di sini. Semoga kamu suka ya, Nak.” Anin mencoba mengusapi perutnya sendiri yang masih rata itu. Mengajak calon anaknya berbicara meski tidak ada jawaban yang didapatkannya. “Kamu pengin makan apa, hm?”Entah kenapa Anin mendadak ingin makan di salah satu restoran yang lokasinya di pinggir pantai. Apa mungkin ini yang dinamakan ngidam? Entahlah.Ketika di saat orang akan bahagia menyambut kehamilan, namun semua itu tidak berlaku bagi Anin. Kehamilannya ini justru seperti sebuah musibah dan aib. Semua yang mengetahui akan merasa ikut malu.Di sini Anin menyadari atas perbuatannya terdahulu. Andai waktu bisa d

    Last Updated : 2022-12-21
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 45 - Mencari Anin Ke Pulau Dewata

    Ketika ponselnya terus bergetar, Ares benar-benar tidak ada minat dan gairah sama sekali untuk mengangkatnya.Yang dilakukan hanya melirik sekilas ke layar ponsel untuk melihat siapa yang menelepon. Ketika tahu Mawar yang menghubungi, Ares sedikit mengabaikan karena saat ini pikirannya sedang tidak karuan.Sampai ketika Mawar mengirimkan pesan chat yang membuat Ares penasaran. Terlebih ada pesan gambar yang dikirimkan juga. Dugaan Ares palingan foto keluarga saat pernikahan kemarin. Tapi dugaannya salah besar! Ternyata yang dikirimkan Mawar adalah foto Anin yang sedang menyantap makanan di sebuah restoran.Tentu saja hal ini membuatnya merasa kaget sekaligus senang. Apalagi saat ini dirinya sedang bingung mencari Anin ke mana. Mendadak Mawar memberikan kabar jika dia bertemu dengan Anin. Apa mungkin ini merupakan jawaban dari doa-nya barusan.Hal yang Ares lakukan tentu saja menghubungi Mawar secepat mungkin untuk menanyakan lokasinya. Akan tetapi panggilan teleponnya justru tidak dia

    Last Updated : 2022-12-22
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 46 - Jodoh Pasti Kembali

    Anin yang awalnya ragu dengan perempuan di depannya kini mulai berangsur-angsur menghilang. Apalagi Mawar menunjukkan potret masa kecil Ares yang membuat Anin justru semakin penasaran dengan kekasihnya itu.Tak bisa dipungkiri jika foto masa kecil Ares sangatlah imut sekaligus menggemaskan. Anin pun tanpa sadar tersenyum tipis dan hal ini bisa dilihat jelas oleh Mawar.“Aku punya lebih banyak lagi foto Mas Ares waktu kecil. Kalau kamu mau lihat nanti bisa mampir ke rumahku di Yogyakarta,” celetuk Mawar, masih duduk di depan Anin dengan perasaan lega.Anin mendongak menatap Mawar yang tampak melempar senyum kepadanya. “Tapi—““Soal Nadia dan Bulik Sekar tidak usah dipikirkan. Lagian Mama aku itu fans berat kamu lho!” goda Mawar, sembari tersenyum lebar. “Dia pengin ketemu banget sama kamu,” lanjutnya sembari menatap Anin penuh harap.Anin semakin tidak bisa mengendalikan perasaan bahagia-nya itu. Apalagi sekarang reputasinya telah hancur. Gosip miring tentangnya sudah beredar luas di

    Last Updated : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 47 - Jangan Menangis, Anindya

    Anin sungguh tidak menyangka jika seorang Antares Sastrowidjojo berada di depan matanya saat ini. Rasanya seperti mimpi. Untuk membuktikan jika penglihatannya ini nyata, Anin mencoba mengusapi pipi hingga dagu milik Ares dengan lembut.“Ya, aku di sini sayang,” jawab Ares, lembut. “Kamu apa kabar, hm?” tanya Ares dengan suara yang terdengar begitu pelan juga serak.Tanpa sadar Anin langsung mengeluarkan air matanya begitu deras. Anin menangis tergugu karena merasa terharu sekaligus bahagia bisa melihat Ares kembali. Anin pikir setelah diabaikan melalui sosial media waktu kemarin membuat Anin berpikiran jika Ares sudah tidak mau menerimanya lagi.“Hei, jangan nangis.” Ares mengusapi pipi putih bersih milik Anin secara bergantian dengan lembut. Ares bahkan memberikan senyuman manis kepada Anin.Anin sendiri masih saja terus menangis karena merasa sangat bahagia bisa melihat Ares di sini. Anin sendiri kini berusaha tenang.Sampai akhirnya Anin mulai bisa tersenyum kecil. “Aku enggak nyan

    Last Updated : 2022-12-31
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 48 - Mulai Berjuang Bersama

    Anin yang awalnya ragu kini mengangguk pelan sebagai jawaban. Jahat rasanya jika hanya Ares saja yang memperjuangkan dirinya ini. Sedangkan ia justru selalu lari dari semua masalah.Melihat jawaban Anin membuat Ares tersenyum manis. Pria itu bahkan langsung menarik tubuh Anin untuk dipeluknya kembali dengan erat.“Makasih sayang. Kita berjuang sama-sama cari restu Ibu, ya,” gumam Ares, menitikan air matanya sedikit.Anin yang sadar akan perubahan suara milik Ares langsung melepaskan pelukannya itu dan melihat wajah sang kekasih. “Kamu nangis, hm?”Ares justru tersenyum manis ketika Anin tampak mengkhawatirkan dirinya ini. Anin bahkan kini mengusapi bawah mata milik Ares yang terdapat genangan air mata.“Kamu udah makan?” tanya Anin, penuh perhatian.Ares menggelengkan kepala sebagai jawaban. “Belum,” jawabnya dengan suara serak.“Makan dulu gih,” ujar Anin, memaksa.“Sama kamu.”Melihat sikap manja Ares membuat Anin mengulum senyum. Apalagi pria yang kelihatan galak dan tegas itu kini

    Last Updated : 2022-12-31

Latest chapter

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 87 - Hadiah Terindah [TAMAT]

    Hari ini adalah hari yang paling bersejarah di dalam keluarga Sastrowidjojo. Apalagi pagi ini Sekar tengah menanti dengan perasaan harap-harap cemas. Anindya—menantunya tengah berada di dalam kamar mandi untuk menguji kebenaran apa yang dikatakan oleh Ibu Nyai. Apakah benar hamil atau hanya mual-mual biasa karena asam lambung ataupun masuk angin.Semoga saja hasilnya sesuai harapan. Sekar ingin sekali menimang cucu dari Ares. Bukan ingin menuntut, tapi Sekar sadar jika usianya sudah tidaklah lagi muda. Sekar ingin menggendong anak hasil dari Ares agar bisa adil dengan Nadia. Di samping itu mumpung ia masih hidup juga karena usia tiada yang tahu bukan? Untuk itu Sekar selalu berdoa supaya Anin bisa sehat selalu dan mengandung benih dari Ares.Ceklek! “Bagaimana hasilnya?” tanya Sekar, harap-harap cemas.Anin diam saja. Ia justru langsung menyerahkan alat tes kehamilan itu kepada Sekar. “Enggak tahu, Bu. Anin enggak lihat soalnya takut,” jawab

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 86 - Harapan

    Semua orang yang berada di kamar itu tentu saja terkejut dengan ucapan Ibu Nyai. Apalagi hanya dengan memegang perut saja langsung berasumsi seperti itu.“Iya betul ini lagi hamil,” ulang Ibu Nyai.“Itu seriusan Ibu Nyai?” tanya Sekar, masih tidak percaya akan ucapan Ibu Nyai. Tapi memang suka betul ucapan Ibu Nyai ini.“Iya, Ibu Sekar. Coba saja diperiksa ke dokter pasti hasilnya positif.” Ibu Nyai masih terus mengusap-usap perut milik Anin lembut. “Belum datang bulan, ‘kan, Nduk?” tanya Ibu Nyai kepada Anin.Anin tampak terdiam sesaat. Mencoba mengingat kapan terakhir dirinya kedatangan tamu bulanan.Dan, ketika ingat jika terakhir datang bulan saat akan menikah. Sedangkan ini sudah satu bulan lebih dirinya menikah dengan Ares. Sedangkan ia belum datang bulan lagi.“Astagfirullah! Anin belum datang bulan, Bu,” ucap Anin menatap ke arah Sekar dengan ekspresi wajah kebingungan. “Apa benar Anin hamil, ya, Bu?”“Walah Ibu juga tidak tahu, Nin. Kamu ada tespack?” tanya Sekar, jadi penasa

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 85 - Mual-Mual

    Meski tidak enak badan, Anin harus tetap bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mama Rosa. Apalagi kue Mama Rosa mulai banjir orderan dari teman-temannya.Tok! Tok! Tok!“Nin,” panggil Sekar dari luar kamar.“Masuk, Bu. Pintunya enggak dikunci.”Ceklek! Sekar membawa nampan yang berisi wedang jahe juga menu sarapan untuk Anin. Apalagi menantu-nya ini sedang tidak enak badan karena ulah dari Ares, putranya.“Lho, Bu. Tidak perlu repot.”“Kata Ares kamu lagi enggak enak badan.”“Hanya masuk angin aja kok, Bu. Nanti juga sembuh.”“Maafkan anak Ibu, ya. Maaf kalau dia terlalu menggebu-gebu,” kata Sekar, merasa tidak enak sendiri. Padahal yang melakukan perbuatan itu Ares bukan dirinya.Anin hanya menyengir saja karena yang dibahas sudah ke ranah sana. Meski merasa tidak enak dengan Sekar karena diperlakukan sangat baik, Anin tetap menghargai dengan memakan dan meminum wedang jahe itu.“Makasih banyak ya, Bu. Ibu sudah makan?”“Ibu sudah makan tadi setelah A

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 84 - Indahnya Pengantin Baru

    Dari banyaknya tempat perbelanjaan entah kenapa harus bertemu dengan Vivi di mal ini. Anin juga kaget tetapi ia harus tetap sopan serta ramah.“Eh, Anin. Sendirian aja?” tanya Vivi, masih fokus menatap cermin karena sedang memakai bulu mata palsu jadi harus fokus.“Sama Mama dan suami.”“Hah?! Suami? Kamu udah nikah?” Vivi langsung berputar badan menatap Anin yang memang berdiri di belakangnya ini. Ekspresinya benar-benar terkejut luar biasa. “Sama Ares?” lanjut Vivi, sambil menelan ludahnya susah payah.Anin tersenyum manis sambil mengangguk. “Iya, Tante.”“Kapan?” Ada rasa kecewa di dalam hati Vivi karena teringat akan lamarannya yang ditolak. Akan tetapi kali ini Vivi bisa mengendalikan diri karena banyak orang di toilet. Di samping itu juga sudah janji dengan Rayyan untuk bersikap baik kepada Anin. “Kok Tante enggak diundang?”“Baru kemarin, Tante. Kami mengadakan pernikahan sederhana saja. Yang datang juga dari pihak keluarga saja dan memang tidak mengundang orang lain.”Vivi men

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 83 - Keramas Setiap Pagi

    Pagi ini Anin terbangun dengan perasaan yang berbunga-bunga. Apalagi semalam Ares telah menggagahi-nya dengan penuh kelembutan meski sedikit beringas kalau kata Bayu. Mungkin bagi dia mumpung sudah halal hingga sedikit beringas. Tapi semuanya membuat Anin puas juga terngiang-ngiang akan permainan pria itu.Ketika sedang mengeringkan rambut akibat keramas pagi pun membuat Anin tidak kuat menahan untuk tidak tersenyum. Alhasil Anin selalu cengar-cengir di depan cermin tempat ia make-up.Tak lama pintu kamar mandi terbuka yang menampilkan Ares. Anin pun rasanya malu ingin menoleh—melihat tubuh kekar suaminya yang semalam ia kecupi.“Sayang, bisa ambilkan bajuku tidak?”“Kamu mau kerja?”“Enggak lah. Aku cuti seminggu. Ambil baju santai aja. Terserah kamu pilih yang mana. Yang pasti hari ini kita akan jenguk Papa.”Mendengar ingin ‘menjenguk papa’ membuat Anin segera berdiri dari kursi. Sampai akhirnya Anin tidak sengaja melihat tubuh atletis milik Ares. Sontak hal ini membuat Anin segera

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 82 - Malam Pertama

    Anin bergegas turun dari atas ranjang. Ia melihat penampilan dirinya yang begitu acak-acakan. Merasa gerah membuat Anin memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum akhirnya merias wajahnya ulang.Tak lupa Anin meminta bantuan kepada MUA, teman kuliahnya yang Anin undang ke acara pernikahan ini.“Enggak nyangka kalau lo nikah duluan, Nin.”“Hehehe, makasih banyak, Sara.”“Pokoknya doa yang baik buat lo dan suami. Kangen masa-masa kuliah deh. Enggak ada lo kurang rame di kampus.”“Ck! Masa, sih.”“Hm, betul dong. Pokoknya di kampus selalu heboh berita soal lo sama Rayyan. Tapi lo seriusan bakalan pindah kampus dan ngulang dari semester awal lagi?”“Kalau diizinkan sama suami, Sar.”“Kalau dilihat-lihat secara langsung tipikal Ares itu bucin banget tahu. Dih, betapa beruntungnya lo dapatin dia. Mimpi apa deh lo kemarin bisa dinikahi pengusaha kaya raya.”“Hahaha, ada-ada aja lo.”Akhirnya Anin selesai di make-up. Penampilannya kembali cantik bahkan lebih fress dari sebelumnya. Anin bahkan

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 81 - Akhirnya Nikah

    Bayu kini disibukkan dengan dua pekerjaan sekaligus. Soal kantor dan pernikahan sang boss. Bayu harus bolak-balik pergi ke rumah Anin untuk meminta dokumen agar bisa segera didaftarkan ke pihak KUA nanti. Selain itu juga ia harus pergi ke rumah Sekar untuk mengambil dokumen sang boss.“Bay, kira-kira tempat bulan madu yang bagus di mana?” tanya Ares, melamun sambil berkhayal jika sudah sah menikah. “Pengin buat Anin bahagia.”“Boss! Mendingan situ kerja deh. Enggak kasihan apa sama sekretarismu ini yang udah pontang-panting ke sana kemari.”“Ck! Itu tugas lo, Bay,” balas Ares, mendengkus. “Kalau pengin uang harus kerja keras.”“Sialan lo, Boss!” Mode sopan santun seketika lenyap. Bayu yang sudah lelah luar biasa akhirnya tidak terkendali ketika sedang di kantor.Namun, untungnya Ares tidak marah ketika dirinya berbicara informal. Mungkin ini semua efek rasa kasmaran di dalam hati sang boss. Semua hari-harinya begitu indah.Bahkan Ares dengan gampangnya memberikan Bay

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 80 - Tunangan

    Bayu yang mendapat telepon serta amanat dari kanjeng mami alias nyonya besar langsung segera menghampiri bos-nya itu. Bayu yang mendengar telepon Sekar begitu menggebu-gebu langsung tidak memedulikan jika bos-nya akan mengomel jika meeting-nya diganggu.“Boss, ada berita penting,” bisik Bayu, di samping telingaAres.Ares yang masih meeting di sebuah restoran menoleh ke arah Bayu dengan tatapan membunuh. Akan tetapi tampaknya Bayu tidak takut sama sekali.“Ibu Sekar telepon nyuruh pulang cepetan,” lanjut Bayu, berbisik.“Kamu enggak lihat kalau saya lagi meeting!” geram Ares, mencoba tetap terlihat ramah di depan klien-nya. “Pergi sana!” lanjutnya mengusir.“Ini soal Anin, Bos! Kata Ibu Sekar kalau tidak pulang sekarang juga bakalan menyesal!”Ares mendengar nama Anin disebut langsung oleng. Apalagi sekarang Bayu sudah berjalan pergi menuju ke meja-nya kembali.Saking penasaran apa yang diucapkan Bayu itu. Ares akhirnya berbicara kepada klien-nya jika meeting hari ini disudahi saja. Ga

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 79 - Pria Terbaik Pilihanku

    Setelah mantap dengan pilihannya untuk menerima sebuah pinangan. Kini Anin bersiap-siap pergi ke rumah Rayyan sembari membawa tentengan kue untuk Vivi juga Adam. Anin sudah menghubungi Rayyan jika hari ini dirinya akan bertamu memberikan jawaban.Ketika sampai di depan rumah Rayyan, pria itu ternyata sudah menunggu dengan pakaian yang begitu rapi.“Assalamualaikum,” salam Anin, memilih bersalaman dengan Vivi saja dan menautkan kedua tangan di depan dada ketika bersalaman dengan Rayyan juga Adam.“Waalaikumsalam,” jawab Vivi, tersenyum lebar. “Ayo masuk, Nin. Kamu sendirian aja? Mama tidak ikut?”“Mama lagi sibuk buat kue. Kebetulan ini Anin bawa hasilnya buat Tante dan keluarga.”“Whoa! Mama kamu rajin banget.” Vivi menerima tentengan kue dari Anin sambil memuji kerajinan Rosa. “Duduk, Nin.”Anin duduk di depan Vivi juga Adam. Tidak lupa juga di sisi sampingnya ada Rayyan yang tengah mesam-mesem bahagia.“Kedatangan Anin ke sini ingin memberikan jawaban atas lamaran Rayyan kemarin. Ma

DMCA.com Protection Status