Share

Bab 58

"Mana nomor teleponnya?" tanya Hendra sembari mengulurkan tangan.

"Ada." Laila mencari di saku gamis, seingatnya tadi dia letakkan di sana.

"Mas nggak perlu minta tanggung jawab, lagian aku juga salah kurang hati-hati."

"Nggak, cuma mau lihat aja nomornya," ujar Hendra memberi alasan.

Sebenarnya ada sedikit rasa cemburu di hati. Dia minta kertas itu untuk di buang, bukan untuk minta pertanggung jawaban. Jika sekadar membawa Laila ke rumah sakit Hendra sangat mampu, tidak perlu bantuan orang lain. Hanya saja sedikit kekhawatiran melihat begitu antusiasnya Laila bercerita tentang laki-laki lain yang baru saja di temui. Takut jika sang istri kembali berhianat. Namun, pikiran itu segera di tepisnya.

Sumber masalah berawal dari pikiran yang tidak positif. Tubuh akan mensugesti diri untuk melakukan apa yang dipikirkan. Begitu pun Hendra sebisa mungkin berpikir positif. Jangan sampai rasa curiga itu menimbulkan masalah dan menjadi kenyataan.

"Kok, nggak ada ya, Mas." Laila berpikir sejenak.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status